BAB III
LINGKUP KEGIATAN, METODE DAN
HASIL PELAKSANAAN KLHS
10) Pencemaran Udara dan Perubahan Iklim: pencemaran udara akibat industri,
transporasi dan domestic yang menimbulkanemisi gas rumah kaca
berpotensi terhadap pemanasan global dan perubahan iklim. Perubahan
iklim tersebut menyebabkan perubahan waktu musim hujan dan musim
kemarau serta intensitas curah hujan
Tema Issue
Pembangunan Sumber Daya Hutan dan Lahan
Berkelanjutan
Gambaran Kawasan Ekoregion
Singkat a. Kawasan Ekologi Cidurian Citarum: mempunyai luas 10.770,73 km2,
dan terdapat areal yang ditetapkan sebagai hutan konservasi dan hutan
lindung terutama di puncak gunung dan daerah pantai. Sekitar seperempat
luas kawasan (2.606,00 km2) tergolong rawan longsor menengah sampai
tinggi
b. Kawasan Ekologi Cilamaya - Cipanasmempunyai luas 5.213,53 km2,
dan terdapat lima areal hutan yang telah ditetapkan sebagai hutan
konservasi dan hutan lindung, dengan total luas 18.157,6 Ha.Sekitar 724,15
km2 daerah hulu tergolong mempunyai daya resap air tinggi sampai sedang
dan sekitar 409,51 km2 tergolong mempunyai daya resap kecil sampai
kedap air. Sedangkan sekitar 593,47 km2 daerah hulu tergolong rawan
longsor menengah sampai tinggi
c. Kawasan Ekologi Cimanuk - Cisanggarung, mempunyai luas6.424,42
km2. Sekitar separuh kawasan (3.488,45 km2) tergolong mempunyai daya
resap air tinggi sampai sedang dan sekitar seperenam luas kawasan
(1.102,89 km2) tergolong mempunyai daya resap kecil sampai kedap air.
Sekitar seperempat luas kawasan(1.533,64 km2) tergolong rawan longsor
menengah sampai tinggi, lokasinya tersebar dipegunungan patahan dan
rangkaian gunung api.
d. Kawasan Ekologi Citanduy Cimandiri mempunyai luas 14.800,10 km2,
terdapat areal yang ditetapkan sebagai hutan konservasi dan hutan lindung,
terutama di pegunungan dan daerah pantai.Lebih dari separuh kawasan
(8.608,30 km2) tergolong mempunyai daya resap kecili sampai kedapair
dan hampir seluruh kawasan (14.047,52 km2) tergolong rawan longsor dan
peka erosi.
Luas Hutan
a. Jumlah luas hutan negara pada tahun 2010 adalah 522.444 Ha yang
tersebar di kabupaten-kabupaten di Jawa Barat, yang sebagian besar
berada di kabupaten Tasikmalaya, Garut, Sukabumi dan Cianjur
b. Jumlah luas hutan rakyat pada tahun 2012 adalah 271.803 Ha dengan
produksi kayu 2.642.498 m3. Daerah yang luasnya besar adalah Kabupaten
Sukabumi, Tasikmalaya, Garut dan Ciamis
Tujuan Target Program Pengelolaan Kawasan Lindung dengan target capaian fungsi kawasan
dan Indikator lindung terhadap luas wilayah 45 %
Program Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Hidup menetapkan target sebagai berikut:
a. Tingkat rehabilitasi lahan kritis diluar kawasan hutan Negara 100 %
b. Tingkat rehabilitasi lahan kritis di dalam kawasan hutan negara 100 %
Program Pengelolaan ekosistem pesisir dan laut dengan target tingkat
rehabilitasi hutan mangrove 36 % dari luas yang rusak 15.000 Ha.
Tema Issue
Pembangunan Sumber Daya Hutan dan Lahan
Berkelanjutan
Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan, dengan target berikut:
a. Meningkatnya produksi kayu 40 %
b. Unit hutan rakyat bersertifikasi 6 unit
c. Jumlah indutri kehutanan yang tertib perijinannya 25 unit
d. Jumlah industri primer kehutanan 10 unit
e. Peningkatan produksi kayu olahan dari 1.186.018 m3 menambah 50 %
f. Tertib penatausahaan hasil hutan dari 26 unit menaambah 135 unit
g. Peningkatan penerimaan retribusi Tahura Ir. H. Djuanda yang saat ini Rp.
1,6 Milyar bertambah 50 %
h. Peningkatan produksi aneka usaha kehutanan yang saat ini 5.000 ton
menambah 50 %
i. Jumlah obyek wisata alam hutan yang produktif yang saat ini 6 lokasi
menambah 10 lokasi
j. Jumlah kelompok kerja penunjang imbal jasa lingkungan yang saat ini 5
kelompok menambah 10 kelompok
k. Tingkat partisipasi Masyarakat Desa Sekitar Hutan dalam pengelolaan
hutan 100 %
Issue penting Kerusakan lahan akibat erosi dan longsoran yang disebabkan penggundulah
hutan dan pengolahan lahan yang salah, menyebakan sedimentasi sungai dan
waduk dan menambah dampak genangan banjir karena menurunkan daya
dukung badan air
Program kegiatan konservasi
Data baseline a. Jumlah luas lahan kritis 608.813 Ha, sebagian besar berada pada lahan
hutan rakyat yang kritis 450,539 Ha, sisanya berada di hutan negara
b. Luas kawasan hutan mangrove 33.300 Ha, sebagian besar rusak, hanya
menyisakan luas tumbuhan mangrove hanya 1.470 Ha, sehingga
memerlukan rehabilitasi 31.829 Ha.
Pemangku a. Dinas Kehutanan
kepentingan b. Distan Tanaman Pangan
c. Dinas Kelautan dan Perikanan
Tema Issue
Pembangunan Sumber Daya Pesisir
Berkelanjutan
Gambaran Buku Pengumpulan Data Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Dinas
Singkat Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat, 2010 menunjukkan luas hutan
33.298,14 Ha, yang berstatus baik hanya 3.025,26 Ha.
Statistik Perikanan tahun 2011, Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa
Barat, 2013 menunjukkan luas lahan tambak 65.070 Ha, yang meliputi luas
perairannya 54.022 Ha.
Produksi ikan tambak adalah 194.164,58 ton/tahun senilai Rp 3.408,80
milyar/tahun
Tujuan Target Program Pengelolaan ekosistem pesisir dan laut dengan target tingkat
dan Indikator rehabilitasi hutan mangrove 36 % atau sekitar 5.000 Ha dari luas yang rusak
15.000 Ha.
Issue penting Kerusakan hutan mangrove menyebabkan hilangnya fungsi ekosistem hutan
pantai terhadap habitat satwa teretrial pesisir dan biota perairan pantai
Kehilangan perlindungan alami abrasi pantai oleh gelombang laut yang
menyebabkan kehilangan lahan pesisir dan kerusakan sarana permukiman dan
jalan di pesisir
Data baseline Hasil interpretasi citra satelit menunjukkan luas kawasan hutan mangrove di
Pantura Jawa Barat adalah 33.300 Ha, sebagian besar rusak berat , hanya
menyisakan luas tumbuhan mangrove 1.470 Ha, sehingga memerlukan
rehabilitasi 31.829 Ha.
Kerusakan garis pantai karena abrasi dan tidak ada perlindungan alami dari
hutan mangrove adalah sepanjang 158 km
Pemangku Dinas Kehutanan
kepentingan Dinas Kelautan dan Perikanan
Tema Issue
Pembangunan Pertanian Peternakan dan Perikanan
Berkelanjutan
Gambaran Pertanian
Luas lahan pertanian di Jawa Barat sebesar 2.468.848 hektar dengan perincian
lahan sawah seluas 942.974 hektar atau 38 % dari luasan lahan pertanian dan
lahan non sawah seluas 1.526.834 hektar atau 62% dari luasan lahan pertanian,
Sedangkan produksi padi adalah 11,27 juta ton/tahun.
Peternakan
Peternakan kebanyakan menyebar sebagai ternak penduduk di daerah
pedesaan, dan sebagian berada pada kawasan usaha peternakan. Limbah
peternakan merupakan sumber beban pencemaran air yang besar, dan juga
sumber emisi gas rumah kaca. Hanya sebagian kecil peternakan yang
dilengkapi dengan sarana IPAL dan biogas.
Perikanan
Sumber daya perikanan diperoleh dari perikanan budi daya dan perikanan
tangkap.Produksi perikanan budidaya dan perikanan tangkap sebesar
909.633,00 ton/tahun , terdiri dari budidaya air tawar sebesar 508.765,11
ton/tahun ,budi daya tambak 195.875,29 ton/tahun dan tangkap laut sebesar
185.822,56 ton/tahun. Produksi Budidaya Laut dan tangkap adalah 8.001,74
ton/tahun dan 11.168,30 ton/tahun
Perikanan budidaya air tawar sebagian besar adalah keramba jaring apung
(KJA), sedangakan budi daya air payau dari tambak di Pantura Jawa Barat.
Namun jumlah KJA sudah melebihi daya dukung badan air waduk.
Tujuan Target Program Permberdayaan Sumber Daya Pertanian, yaitu penambahan lahan
dan Indikator sawah baru seluas 100.000Ha.
Program Peningkatan Produksi Pertanian, dengan target
a. peningkatan produksi padi 15 % dari jumlah 11,27 juta ton pada th 2013
b. peningkatan produksi palawija sebesar 10-25 %
c. peningkatan produksi daging, telur dan susu
Program Pengembangan Budidaya Perikanan dengan target peningkatan
produksi sebesar 25 %
Program Pengembangan Perikanan Tangkap dengan target peningkatan
produksi sebesar 25 %.
Issue penting a. Luas lahan pertanian menyusut karena konversi untuk permukiman dan
kawasan industri. Sebagian lahan pertanian mengalami kekeringan di musim
kemarau karena air irigasi tidak mencukupi.
b. Jumlah produksi peternakan masih belum memenuhi kebutuhan.Namun
limbah peternakan yang ada belum dikelola dengan baik sehingga
menyebabkan pencemaran air
c. Budi daya perikanan KJA menyebabkan pencemaran air waduk Saguling,
Cirata dan Jatiluhur karena jumlahnya melebihi daya dukung badan air
waduk, sehingga limbah pakan ikan menyebabkan pencemaran air yang
berpotensi juga merusak sarana bangunan air
Tema Issue
Pembangunan Pertanian Peternakan dan Perikanan
Berkelanjutan
Data baseline Laju alih fungsi lahan pertanian di Pulau Jawa termasuk Jawa Barat, lebih dari 5
%/tahun
Beban pencemaran DAS Citarum hulu yang terbesar berasal dari limbah
penduduk, industri, peternakan dan pertanian sehingga berstatus cemar sedang
sampai berat
Produksi perikanan budidaya air tawar tahun 2012 adalah 508.765 ton/tahun,
sedangkan yang bersumber dari budi daya KJA di waduk-waduk Saguling,
Cirata dan Jatiluhur kurang lebih 40 %, Daya dukung tiga waduk tersebut jauh
lebih rendah, sehingga status pencemaran airnya adalah eutrofik.
Pemangku Distan TP
kepentingan Disnak
Disbun
Diskanlut
Tema Issue
Pembangunan Sumber Daya Air
Berkelanjutan
Gambaran Ketersediaan Air
Singkat Berdasarkan analis ketersediaan air dengan debit andalan (Q 80%)
pada musim hujan sungai se- Jawa Barat yang terbagi dalam 5 (lima )
BalaiBPSDA Wilayah Sungai yaitu :
1. Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane ( 8,001.32 juta m3/tahun )
2. Wilayah Sungai Cisadea - Cimandiri ( 5,789.65 juta m3/tahun )
3. Wilayah Sungai Citarum ( 7,606.45 juta m3/tahun )
4. Wilayah Sungai Cimanuk - Cisanggarung ( 5,854.20 juta m3/tahun )
5. Wilayah Sungai Citanduy - Ciwulan ( 7,894.32 juta m3/tahun )
Sehingga total potensi normal air permukaan se- Jawa Barat sebesar
35,155.94juta m3/tahun (pada sungai kewenangan Provinsi), potensi minimum
sebesar3,013.40 juta m3/tahun dan potensi maksimum sebesar 44,712.91 juta
m3/tahun,yang baru termanfaatkan sebesar 14,391.65 juta m3/tahun ( 40.94 %
)
Beberapa daerah mengalami genangan banjir di musim hujan, namun ada yang
mengalami kekeringan di musim kemarau sehingga banyak areal sawah gagal
panen.
Pemanfaatan air
Volume air baku berdasarkan Kategori pengguna yaitu PDAMsebesar
276.373,86,non PDAM sebesar 32.677,23, Industri sebesar 154.785,82, Niaga
sebesar 9.938,11 ,Non Niaga sebesar 129,73, Pertanian sebesar 856,88 dan
listrik sebesar 3.505.281,88 m3/tahun
Luas sawah 943.014 Ha, irigasi teknis 40,1 %, irigasi setengah teknis 14,1 %,
irigasi desa 10,7 %, tadah hujan 18,8 %. Sisanya sumber air lain.
Tema Issue
Pembangunan Sumber Daya Air
Berkelanjutan
Tujuan Target Program Pembinaan, Pengembangan Sumber Daya Mineral, Geologi dan Air
dan Indikator Tanah dengan target tingkat pemutakhiran kondisi CAT (Cekungan Air Tanah)
dengan target 50 % dari jumlah CAT
Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan
Sumber Daya Air lainnya dengan target penanganan sumber air berupa, 260
situ/ waduk, 150 mata air dan 300 titik sungai
Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan
Pengairan lainnya dengan target tingkat kondisi baik jaringan irigasi Propinsi
sebesar 86-90 %
Program Pengendalian Banjir dan Kekeringan serta Pengamanan Pantai dengan
target tingkat penanganan darurat infrastruktur SDA dan irigasi yang terkena
bencana alam sebesar 100 %
Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan
Sumber Daya Air lainnya, yaitu pembangunan 13 Waduk Strategis
Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan
Pengairan lainnya yaitu pembangunan saluran irigasi dengan target
terbangunnya Daerah Irigasi Strategis (DIS) Caringin Kabupaten Sukabumi;
DIS Rengrang di Kab. Sumedang dan DIS lainnya: 100 % selesai terbangun
Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, yaitu
pencapaian status mutu sungai dan waduk dengan tingkat cemar sedang
sebanyak 50 %.
Issue penting Kurangnya ketersediaan air baku di musim kemarau dan bencana banjir di
musim hujan karena DAS yang rusak tidak mampu menyimpan air secara alami
Pencemaran air akibat air limbah penduduk, industri dan pertambangan,
peternakan dan perikanan
Menurunnya muka air tanah karena penyedotan air tanah berlebihan sehingga
berdampak juga penurunan muka air tanah.
Data baseline Pada bulan Februari tahun 2007, terjadi banjir yang
mengakibatkantenggelamnya kawasan permukiman di Cekungan Bandung
terutamaKecamatan Dayeuh Kolot, Kecamatan Majalaya, Kecamatan
Banjaran,Kecamatan Pameungpeuk, dan Kecamatan Bale Endah.
Banjir di Pantura menggenangi sekitar 34.405 ha meliputi empat kabupaten,
yaitu Bekasi, Karawang, Indramayu dan Kabupaten Subang.
Sumber pencemaran air berasal dari limbah penduduk, limbah industri, limbah
pertambangan, limbah pertanian dan peternakan. Beberapa sungai tercemar
sedang sampai berat, antara lain yaitu Citarum, Bekasi, Ciliwung dan Cisadane.
Terjadi sedimentasi pada beberapa sungai dan waduk pada DAS Cimanuk, DAS
Citanduy, DAS Citarum dan DAS Ciliwung
Pemangku Dinas. PSDA
kepentingan Dinas ESDM
Tema Issue
Pembangunan Sumber daya energi
Berkelanjutan
Gambaran Jumlah pelanggan listrik di Jawa Barat pada tahun 2011 adalah 8.699.814
Singkat dengan penggunaan listrik 34.053.591.476 KWH.
Jumlah pelanggan terbesar adalah rumah tangga yaitu 8.204.882, akan
tetapi jumlah konsumsi listrik terbesar adalah industri yaitu 17.050.460.110
KWH.
Sumber energi listrik pada saat ini adalah PLTU dengan bahan bakar BBM
dan batubara, dan PLTA, serta pembangkit listrik panas bumi.
Sisa cadangan minyak bumi pada tahun 2012 adalah 159.716,42 ribu
barrel, sedangkan sisa cadangan gas bumi masih tinggi yaitu
1.077.950.378,89 mmbtu. Semuanya berada di Pantura Jawa Barat.
Tujuan Target Program Pembinaan, Pengembangan Ketenagalistrikan dan Pemanfaatan
dan Indikator Energi dengan target tingkat pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT)
sebanyak 6 jenis Air, yaitu Surya, Biomass, Biofuel, Angin, dan
Gelombang Lautl
Program Pengembangan Panas Bumi dan Migas dengan target tingkat
eksplorasi potensi panas bumi 70 %
Issue penting Penggunaan bahan bakar minyak dan gas bumi menimbulkan pencemaran
udara dan emisi gas rumah kaca
Penggunaan bahan bakar batubara menimbulkan limbah padat dan emisi
debu. Limbah tersebut berpotensi mengandung B3.
Penggunaan enersi panas bumi relative ramah lingkungan, akan tetapi
perlu dilakukan pemantauan potensi limbah B3 dari dalam bumi yang
terkandung dalam uap air.
Data baseline Potensi energi panas bumi sebesar 6.101 MW, yang sebagian besar
berada di kabupaten- kabupaten Bogor, Bandung, dan Garut
Saat ini sudah berstatus terbukti sebesar 1.442 MW, yang sudah
berproduksi 1.075 MW di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut.
Pencemaran lingkungan yang bersumber dari bahan bakar terdapat di
kawasan industri dan sepanjang jalur transportasi yang padat dengan lalu
lintas kendaraan.
Pemangku Din ESDM
kepentingan
Tema Issue
Pembangunan Lingkungan Permukiman
Berkelanjutan
Gambaran Kependudukan
Singkat Pada tahun 2011 jumlah penduduk di Kabupaten/Kota Jawa Barat adalah
43,83 jyuta jiwa, yang terbanyak berada di Kabupaten Bogor, yaitu sebesar 4,
9 juta jiwa dan diikuti oleh Kabupaten Bandung 3,2 juta jiwa.
Kepadatan Penduduk di Jawa Barat padatahun 2011 adalah 1181 orang/km2,
dengan luas wilayah sebesar 37.116,54 km2. Diantara Kabupaten/kota se
Jawa Barat kepadatan penduduk tertinggi adalah Kota Bandungyaitu sebesar
14491 orang/km2, disusul olehKota Cimahi 13371 orang/km2 dan terendah di
kabupaten Ciamis 569 orang/km2.
Penyediaan air bersih dan sarana sanitasi
Kebutuhan air bersih untuk rumah tangga sebagian belum terpenuhi dan
belum merata, terutama di daerah pedesaan.
Sarana sanitasi lingkungan belum banyak terpenuhi oleh IPAL, sedangkan
tingkat kepemilikan septic tank juga masih rendah. Demikian juga limbah
sampah sebagian besar belum dapat terangkut ke TPS dan TPA. Banyak
sampah yang dibuang ke saluran air dan sungai.
Tujuan Target Program Pengembangan Lingkungan Sehat dengan target sebagai berikut:
dan Indikator Cakupan umah tangga yang menggunakan jamban sehat 80 %.
Jumlah Desa/Kelurahan yang melaksanakan STBM 75 %
Program Pengembangan Perumahan dengan cakupan rumah layak huni
mencapai 100 % dari 100.000 unit.
Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman dengan
target sebagai berikut:
a. Cakupan layanan air minum 74-76 %
b. Cakupan pelayanan air limbah penduduk 68-69 %
c. Cakupan layanan persampahan perkotaan 70-71 %
d. Peningkatan kinerja drainase permukiman
e. Tingkat sanitasi kawasan kumuh 70-71 %
Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
(Persampahan Regional). Cakupan layanan persampahan perkotaan 70-71 %
Issue penting .Jumlah dan kepadatan penduduk yang tinggi merupakan sumber beban
pencemran air yang besar, yang disebabkan kurangnya sarana sanitasi
lingkungan untuk limbah cair dan limbah padat (samph).
Lahan permukiman berkembang terus yang menyebabkan alih fungsi lahan
pertanian.
Data baseline a. Penyediaan air minum penduduk PDAM sebesar 276.373,86 dan non
PDAM sebesar 32.677,23 m3/tahun
b. Sarana IPAL komunal bagi penduduk masih kurang
c. Sarana pelayanan dan pengolahan sampah masih kurang
Pemangku Dinkes
kepentingan Diskimrum
Tema Issue
Pembangunan Perindustrian
Berkelanjutan
Gambaran Statistik Jawa Barat tahun 2012 menunjukkan data berdasarkan hasil
sensus BPS, IndustriBesar/Sedang di Jawa Barat tahun 2009sebanyak 6
204 yang menyerap tenaga kerjasebanyak 1 012 386 orang. Sementara
ituuntuk Pengeluaran Tenaga Kerja di sektor ini
mencapai 19 023 029 juta rupiah. Nilai Outputindustri besar sedang tahun
2009 adalah 586893 276 juta rupiah, Biaya input sebesar 330349 267
sedangkan Nilai Tambah mencapai236 583 096 juta rupiah.
Jumlah unit industry kecil, menengah dan besar di Jawa Barat pada tahun
2011 adalah 203.312 unit usaha yang menyerap tenaga kerja 4.221.285
orang dengan investasi Rp 212.529 milyar
Tujuan Target Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah dengan target
dan Indikator jumlah UKM 265.425 unit
a. jumlah wirausaha UKM 10.623 unit
b. jumlah tenaga kerja UKM 2.625.000 orang
Penataan Struktur dan Peningkatan Kemampuan Teknologi
IndustriPemahaman Idengan target ndustri Ramah Lingkungan 90 %
Issue penting Pencemaran lingkungan akibat limbah industri
Alih fungsi lahan pertanian untuk kawasan industri sehingga mengurangi
produksi pertanian
Alih fungsi saluran irigasi menjadi saluran penampung air limbah industri
sehingga persawahan di sekitarnya gagal panen
Data baseline Pencemaeran lingkungan berada pada daerah indusri dan kawasan
industri di Jawa Barat pada DAS Citarum, DAS Bekasi, DAS Ciliwung dan
DAS Cisada
Pemangku Dnas KUKM
kepentingan Disperindag
Tema Issue
Pembangunan Sarana Perhubungan
Berkelanjutan
Gambaran Transportasi darat
Panjang jalan di Jawa Barat pada akhirtahun 2011 adalah 21 761 km. Jika
dirincimenurut jenis permukaan jalan maka sepanjang18 275.3 km atau
sebesar 83,98 persen sudahberaspal, 2 552,0 km atau 11,73 persen
berkerikil, sisanya sepanjang 933.7 km atausebesar 4,29 persen masih tanah
dan tidakdirinci.
Transportasi udara
Jumlah penumpang domestik yangberangkat melalui Bandara
HuseinSastranegara, dari bulan Januari sampai denganDesember 2011
tercatat sebanyak 472 147orang dan yang datang sebanyak 476
325orang.Banyaknya bagasi yang dibongkar diBandara Husein Sastranegara
Bandung, 3 284739 kg sementara barang yang dibongkarsebesar 126 841 kg.
Tujuan Target Program Pembangunan Jalan dan Jembatan dengan target tingkat
dan Indikator aksesibilitas jalan 0,99248 %
Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan dengan target:
a. Tingkat ketersediaan prasarana transportasi udara 0,51 %
b. Tingkat ketersediaan transportasi laut, sungai, danau, dan angkutan
perairan lainnya 89-100 %
Issue penting Pembangunan jalan, bandara dan pelabuhan menyebabkan alih fungsi lahan
pertanian sehingga mengurangi produksi pangan
Sarana jalan yang kurang dilengkapi dengan sarana drainase yang baik
menyebabkan genangan banjir di musim hujan karena terhambatnya aliran air
Pencemaran udara akibat peningkatan transportasi mengganggu kesehatan
penduduk sepanjang jalur jalan
Data baseline Genangan banjir sering terjadi sekitar jalan tol yang melintas dan memotong
aliran air hujan (surface run off), karena kurangnya sarana atau kurangnya
pemeliharaan saluran drainase
Pencemaran udara dari lalu lintas kendaraan meningkatkan kandungan gas
rumah kaca
Pemangku Dis. Binamarga
kepentingan Dishub
Tema Issue
Pembangunan Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
Berkelanjutan
Gambaran Udara yang mengandung limbah metan dan karbon dioksid selain
Singkat mengganggu kesehatan juga akan berakumulasi di atmosfer dan
menimbulkan efek rumah kaca, sehingga disebut gas rumah kaca
(GRK). GRK menyebabkan efek panas cahaya matahari berada
dalam atmosfer bumi sehingga menimbulan penguapan air laut dan
danau serta waduk. Sebagian akan turun lagi ke bumi dalam bentuk
curah hujan. Namu GRK tersebut menyebabkan juga perubahan pola
iklim global dan lokal.
Indusri yang menggunakan bahan bakar BBM dan batubara akan
menimbulkan emisi GRK gas karbon dioksida Demikian juga rumah
tangga dan kendaraan yang menggunakan BBM.
Sampah dan limbah ternak akan mengeluarkan GRK gas metan dan
sedikit karbon dioksid. Demikian juga jerami sisa panen di sawah
Tujuan Target Program Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim memiliki target
dan Indikator penurunan tingkat penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar
5%
Issue penting Pencemaran udara akibat penggunaan bahan bakar untuk industri,
transporasi dan rumaah tangga menimbulkan emisi gas rumah kaca
berpotensi terhadap pemanasan global dan perubahan iklim.
Perubahan iklim tersebut menyebabkan perubahan waktu musim
hujan dan musim kemarau serta intensitas curah hujan
Data baseline Sumber emisi gas rumah kaca adalah sebagai berikut:
a. Indusri yang menggunakan bahan bakar
b. Transportas
c. Rumah tangga,yang berasal dari bahan bakar dan limbah
sampah
d. Limbah peternakan
e. Limbah jerami sisa panen hasil sawah
Pemangku Dinas ESDM
kepentingan Dinas Perhubungan
Dinas Perindustrian
Dinas Pertanian
Dinas Peternakan
3.3. Pelingkupan
Pelingkupan issue pembangunan dan issue lingkungan hidup digunakan
untuk mengkaji program pembangunan di Provinsi Jawa Barat sebagai berikut:
1) Penataan ruang: pemanfaatan ruang
2) Sumber daya hutan dan lahan:
3) Sumber daya pesisir
4) Sumber daya pangan
5) Sumber daya air
6) Sumber daya energi
7) Lingkungan permukiman
8) Lingkungan industr
9) Perhubungan:
10) Pencemaran Udara dan Perubahan Iklim:
E.Sarana Transportasi
1) Program Pembangunan Jalan dan Jembatan.
2) Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan yaitu
pembangunan bandara udara di Kabupaten Majalengka dan pelabuhan
laut di Cilamaya.
Kawasan
Luas Kawasan Lindung (Ha)
Budi Daya
Luas Wilayah
No. Kabupaten/ Kota Non
(Ha) Jumlah
Hutan (Ha) Hutan Jumlah
Luas (Ha)
(Ha)
1 Kabupaten Bogor 298.015,40 43.478,12 67.967,89 111.446,01 39.685,95
2 Kabupaten Sukabumi 417.701,30 50.062,31 227.682,21 277.744,52 57.302
3 Kabupaten Cianjur 358.684,80 51.238,93 163.984,46 215.223,39 41.841,56
4 Kabupaten Bandung 176.565,27 52.843,86 53.373,68 106.217,54 2.201,33
5 Kabupaten Garut 309.001,30 93.270,69 153.202,38 246.473,07 11.949,95
6 Kabupaten Tasikmalaya 267.522,40 17.138,76 156.351,64 173.490,40 31.165,40
7 Kabupaten Ciamis 281.412,60 5.725,67 112.487,05 118.212,72 30.738,66
8 Kabupaten Kuningan 122.289,30 9.572,31 51.970,98 61.543,29 25.241,90
9 Kabupaten Cirebon 105.604,20 7,17 1.412,53 1.419,70 4.388,81
10 Kabupaten Majalengka 131.904,80 10.144,55 35.266,04 45.410,59 17.957,04
11 Kabupaten Sumedang 156.061,70 18.528,39 71.782,72 90.311,11 28.205,67
12 Kabupaten Indramayu 207.182,30 5.595,04 644,26 6.239,30 30.895,88
13 Kabupaten Subang 215.644,30 12.644,13 35.986,51 48.630,64 13.654,09
14 Kabupaten Purwakarta 96.845,12 2.561,36 37.148,54 39.709,90 18.296,13
15 Kabupaten Karawang 191.209,30 8.601,42 15.217,16 23.818,58 13.435,27
16 Kabupaten Bekasi 128.127,40 11.449,87 3.548,65 14.998,52 -
Kabupaten Bandung
17 Barat 130.617,28 21.705 42.690 64.395,10 15.469,00
18 Kota Bogor 10.981,58 - 234,50 234,50 -
19 Kota Sukabumi 5.301,05 - 1.236,70 1.236,70 445,55
20 Kota Bandung 16.440,12 0,98 164,04 165,02 -
21 Kota Bekasi 20.159,01 - - - -
22 Kota Depok 18.973,00 7,00 - 7,00 -
23 Kota Cimahi 4.468,39 - - - -
24 Kota Tasikmalaya 21.101,42 1188,38 6581,29 7.769,67 261,05
25 Kota Banjar 9.793,34 - - - 1.153,79
26 Kota Cirebon 3.329,72 - - - -
Jumlah 3.704.936,40 415.763,94 1.238.933,23 1.654.697,27 384.289,03
Persentase % 100 11,22 33,44 44,66 10,37
Budidaya Budidaya
No Kabupaten / Kota
Air Tawar Tambak
1 Kab Bogor 56.486,81 0
2 Kab Sukabumi 2.166,37 553,90
3 Kab Cianjur 80.483,39 192,00
4 Kab Bandung 8.363,41 0
5 Kab Garut 39.978,28 147,43
6 Kab Tasikmalaya 37.053,89 101,88
7 Kab Ciamis 22.915,44 715,50
8 Kab Kuningan 9.919,43 0
9 Kab Cirebon 1.992,34 15.821,03
10 Kab Majalengka 6.071,50 0
11 Kab Sumedang 5.366,13 0
12 Kab Indaramayu 51.214,61 101.454,95
13 Kota Subang 19.232,70 14.563,04
14 Kota Purwakarta 110.660,25 0
15 Kota Karawang 3.242,50 35.459,30
16 Kota Bekasi 1.588,75 26.738,84
17 Kab Bandung Barat 30.393,28 0
18 Kota Bogor 3.639,24 0
19 Kota Sukabumi 1.591,72 0
20 Kota Bandung 2.517,95 0
21 Kota Cirebon 127,61 127,42
22 Kota Bekasi 1.086,90 0
23 Kota Depok 1.712,00 0
24 Kota Cimahi 160,00 0
25 Kota Tasikmalaya 8.407,87 0
26 Kota Banjar 2.392,74 0
Jumlah 508.765,11 195.875,29
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat, tahun 2012
Gambar 3.3. Peta Budidaya Perikanan Keramba Jaring Apung Waduk Cirata
dan minapadi. Selain itu produksi budidaya tambak dapat ditingkatkan dengan
program semi intensif tanpa memperluas lahan tambak.
masih memerlukan kajian dan revisi berkaitan dengan daya dukung lingkungan
dan sinkronisasi dengan RTRW kabupaten dan kota di Jawa Barat.
ditetapkan menjadi 60-80 % dari luas wilayahnya, yaitu Bogor, Sukabumi, Cianjur,
Bandung, Garut dan Tasikmalaya.
Peraturan RTRW Provinsi Jawa Barat danPeraturan RTRW wilayah
kabupaten dan kota perlu disinkronkan dan direvisi . sebagai contoh, RTRW pada
PERDA Kabupaten Bandung No.3 Tahun 2008 menetapkan luas Kawasan
Lindung terdiri dari Hutan Lindung 30.277,47 Ha dan Hutan Konservasi9.657,42
Ha, lebih rendah dari pada PERDA Provinsi Jawa Barat No. 22 Tahun 2010 yang
mengatur hutan pada Kawasan Lindung di Kabupaten Bandung 52.843,86Ha.
dengan klasifikasi besar (Bencana banjir 3+). Namun demikian program ini
memerlukan prioritas penajaman penentuan lokasi yang sering dilandan
genangan banjir.
No Dearah Waduk
1 Kabupaten Waduk Jatigede
Sumedang Waduk Cipanas
Waduk Cipasang
Waduk Kadumanik
Waduk Cipanas Saat
2 Kabupaten Bogor Waduk Ciawi
Waduk Narogong
Waduk Genteng
Waduk Sodong
Waduk Tanjung
Waduk Parung Badak
Waduk Cijurai
Waduk Cidurian
3 Kota Depok Waduk Limo
4 Kabupaten Ciamis; Waduk Matenggeng
Waduk Sukahurip
Waduk Cikembang
Waduk Leuwikeris
5 Kabupaten Waduk Citepus
Sukabumi Waduk Cileutuh
6 Kabupaten Cianjur Waduk Cibuni
7 Kabupaten Bandung Waduk Sukawarna
Waduk Santosa
Waduk Patrol
Waduk Ciwidey
Waduk Cimeta
Waduk Cikapundung
Waduk Citarik
Waduk Tegalluar
8 Kabupaten Garut Waduk Cibatarua
Kabupaten Subang Waduk Sadawarna
waduk Cilame
Waduk Talagaherang
Waduk Cipunagara
Waduk Kandung
Waduk Bodas
9 Kabupaten Waduk Kuningan
Kuningan Waduk Cinunjang
10 Kabupaten Situ Malingping
Tasikmalaya Situ Cibeureum
Evaluasi Dampak
No Program Pembangunan Indikator Kinerja Program 2014-2018
Lingkungan
1 Program Pengembangan Rumah tangga yang menggunakan SDM: 3+, Sanitasi 3+
Lingkungan Sehat jamban sehat (80 %)
Desa/Kelurahan yang melaksanakan SDM: 3+, Sanitasi 3+
STBM (75 %)
2 Program Pengembangan Cakupan rumah layak huni mencapai Sanitasi 3+, SDM: 3+
Perumahan 100.000 unit (100 %)
3 Program Permberdayaan Jumlah luas lahan sawah baru Sosek 3+, Pangan 3+
Sumber Daya Pertanian (100.000Ha)
4 Program Peningkatan Produksi padi (15 %) Sosek 3+, Pangan 3+
Produksi Pertanian 11,27 juta ton th 2013
Produksi palawija (10-25 %) Sosek 3+, Pangan 3+
Produksi daging, telur dan susu ton/Ha Sosek 3+, Pangan 3+
5 Program Pengembangan Peningkatan produksi (25 %) Sosek 2+ Pangan 2+,
Budidaya Perikanan Pencemaran Air 3-
6 ProgramPengembangan Peningkatan produksi (25 %) Sosek 3+, Pangan 3+
Perikanan Tangkap
7 Program Pemanfaatan Potensi Meningkatnya produksi kayu (50 %) Sosek 3+,
Unit hutan rakyat bersertifikasi (6 unit)
Sumber Daya Hutan Hutan 3+
Jumlah indutri kehutanan yang tertib SDM 3+
perijinannya (25 unit)
Jumlah industri primer kehutanan (10)
Peningkatan produksi kayu olahan
( 50 %)
Tertib penatausahaan hasil hutan (27
kab/kota)
Peningkatan penerimaan retribusi Tahura
Ir. H. Djuanda (50 %)
Peningkatan produksi aneka usaha
kehutanan (50 %)
Jumlah obyek wisata alam hutan yang
produktif 10 lokasi
Jumlah kelompok kerja penunjang imbal
jasa lingkungan (10 kelompok)
Tingkat partisipasi masyarakat desa sekitar
hutan dalam pengelolaan hutan (100 %)
7 Program Pengembangan Jumlah UKM (265.425 unit) SDM 3+, SOSEK 3+,
Industri Kecil dan Menengah Jumlah wirausaha UKM Sanitasi 2-
(10.623 unit)
Jumlah tenaga kerja UKM
(2.625.000 Orang)
8 Penataan Struktur dan Pemahaman Industri Ramah Sosek 2+, SDM 2+,
Peningkatan Kemampuan Lingkungan (90 %) Lingkungan industri 1+
Teknologi Industri
9 Program Penataan Ruang Tingkat ketersediaan Dokumen RDTR Tata ruang/zonasi 2+
Kab./Kota (100 %)
Tingkat Penanganan Raperda KSP
Kaw. Strategis Provinsi
(100%)
Tingkat penyediaan RTH Publik
Perkotaan min 20%
Evaluasi Dampak
No Program Pembangunan Indikator Kinerja Program 2014-2018
Lingkungan
10 Program Pengendalian status mutu sungai dan waduk dengan Pencemaran air 3+
Pencemaran dan Kerusakan tingkat cemar sedang (50 %) Ketersediaan air 3+
Lingkungan Hidup
11 Mitigasi dan Adaptasi Tingkat penurunan emisi Gas Rumah Udara dan atmosfer 2+
Perubahan Iklim Kaca (GRK) 7 %
12 Program Pengelolaan Capaian fungsi kawasan lindung Hutan 3+
Kawasan Lindung terhadap luas wilayah 45 % Ketersediaan air 2+
Bencana 2+
13 Program Rehabilitasi dan Tingkat rehabilitasi lahan kritis diluar Hutan 3+, Air 2+
Konservasi Sumber Daya kawasan hutan Negara 100 % Pengendalian Bencana
Alam dan Lingkungan Hidup Tingkat rehabilitasi lahan kritis di 2+
dalam kawasan hutan negara 100 %
14 Pengelolaan ekosistem Tingkat rehabilitasi mangrove (rusak Pesisir 2+, Pangan 2+
pesisir dan laut 15.000 Ha): 36 %
15 Program Pembinaan, Tingkat Pemanfaatan Energi Baru Energi 3+
Pengembangan Terbarukan (EBT): 6 jenis Air, Surya,
Ketenagalistrikan dan Biomass, Biofuel, Angin, Gelombang
Pemanfaatan Energi Lautl
16 Program Pengembangan Tingkat eksplorasi potensi panas bumi Sosek 3+, Energi 3+,
Panas Bumi dan Migas 70 % Hutan 3-,
17 Program Pembinaan, Tingkat pemutakhiran kondisi CAT Ketersediaan air 1+
Pengembangan Sumber (Cekungan Air Tanah); 50 %
Daya Mineral, Geologi dan
Air Tanah
18 Program Pengembangan, Penanganan sumber air berupa, 260 Sosek 3+
Pengelolaan dan Konservasi situ/ waduk , Ketersediaan air 3+
Sungai, Danau dan Sumber 150 mata air , 300 titik sungai Pangan 2+
Daya Air lainnya;
19 Program Pengembangan Tingkat kondisi baik jaringan irigasi Sosek 3+
dan Pengelolaan Jaringan Propinsi 86-90 % Ketersediaan air 3+
Irigasi, Rawa dan Jaringan Pangan 2+
Pengairan lainnya
20 Program Pengendalian Tingkat penanganan darurat Bencana banjir 3+
Banjir dan Kekeringan serta infrastruktur SDA dan irigasi yang
Pengamanan Pantai terkena bencana alam 100 %
Evaluasi Dampak
No Program Pembangunan Indikator Kinerja Program 2014-2018
Lingkungan
21 Program Pembinaan dan Cakupan layanan air minum 74-76 % Air bersih 3+,
Pengembangan Infrastruktur SDM 3+
Permukiman Sanitasi 3+
Pencemaran air 3+