Anda di halaman 1dari 11

MODUL

PRAKTIKUM PROSES

Esterifikasi

JURUSAN TEKNIK KIMIA


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI FATAHILLAH
SERANG-BANTEN
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester dari asam karboksilat dan
alkohol. Contohnya reaksi antara asam asetat dengan etanol. Produk reaksi berupa ester
dan air. Persamaan umum reaksi ini dapat ditentukan sebagai berikut: R-COOH + HO-
R* ↔ R-COOR* + H2O
Reaksi ini bersifat bolak balik (reversibel) dan umumnya sangat lambat sehingga
memerlukan katalis agar diperoleh ester yang maksimal maka perlu dipelajari faktor-
faktor yang mempengaruhi proses esterifikasi. Salah satu faktor yang akan dibahas pada
percobaan kali ini adalah jenis katalis.
Senyawa ester secara komersial telah banyak diproduksi oleh industri karena
memiliki banyak kegunaan di industri. Salah satunya diantaranya yaitu etil asetat yang
sangat baik digunakan sebagai pelarut pada polyurethane coating system. Selain itu,
pada industri makanan dan minuman, etil asetat banyak digunakan untuk memberi rasa
pada makanan atau minuman (flavouring). Oleh karena itu, seorang sarjana teknik kimia
harus dapat memahami reaksi esterifikasi, karena produk dari proses esterifikasi banyak
digunakan di dalam industri.

1.2 Tujuan Percobaan


1. Mengetahui pengaruh jenis katalis reaksi terhadap konversi pada proses esterifikasi.
2. Mengetahui pengaruh jenis katalis terhadap konstanta keseimbangan pada
proses esterifikasi.
3. Mengetahui pengaruh jenis katalis terhadap konstanta reaksi pada proses esterifikasi.
4. Mengetahui pengaruh waktu reaksi terhadap konversi pada proses esterifikasi.

1.3 Manfaat Percobaan


1. Dapat memahami pengaruh jenis katalis terhadap konversi ester yang terbentuk.
2. Dapat mempelajari cara menghitung konstanta keseimbangan dan laju reaksi (k).
3. Dapat melakukan kajian numerik dari percobaan yang telah dilakukan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kinetika Reaksi


Esterifikasi atau pembuatan ester merupakan reaksi antara asam karboksilat dan
alkohol dengan hasil reaksi ester dan air. Contohnya yaitu reaksi antara asam asetat dengan
etanol. Reaksi esterifikasi antara lain sebagai berikut :
CH3COOH + C2H5OH ↔ CH3COOC2H5 + H2O
A + B C + D
Persamaan kecepatan reasi kimia:

Keterangan :
rc = kecepatan reaksi pembentukan ester
[A] = konsentrasi asam asetat [CH3COOH]
[B] = konsentrasi etanol [C2H5OH]
[C] = konsentrasi etil asetat [CH3COOC2H5]
[D] = konsentrasi air [H2O]
k1 = konstanta kecepatan reaksi ke kanan (arah produk)
k2 = konstanta kecepatan reaksi ke kiri (arah reaktan)
t = waktu reaksi

Ditinjau dari kinetika reaksi, kecepatan reaksi pembentukan ester akan makin besar
dengan kenaikan suhu, adanya pengadukan dan ditambahakan katalis. Hal ini dapat
dijelaskan oleh persamaan Arrhenius yaitu

Dengan:
k = kontanta laju reaksi
A = Faktor frekuensi tumbukan
T = Suhu
EA = Energi Aktivasi
R = konstanta gas ideal

Berdasarkan persamaaan Arrhenius dapat dilihat bahwa konstanta laju reaksi


dipengaruhi oleh nilai A, EA, dan T. Semakin besar faktor tumbukan (A) maka konstanta laju
reaksinya semakin besar. Nilai energi aktivasi (EA) dipengaruhi oleh penggunaan katalis,
adanya katalis akan menurunkan energi aktivasi sehingga nilai k semakin besar. Semakin
tinggi suhu (T) maka nilai k juga semakin besar.
2.2 Tinjauan Thermodinamika
Berdasarkan tinjauan thermodinamika kita dapat mengetahui apakah reaksi
tersebut searah atau bolak-balik dengan meninjau melalui perubahan energi gibbs (ΔG°).
Reaksi esterifikasi antara asam asetat dan etanol terjadi menurut reaksi berikut :
CH3COOH + C2H5OH  CH3COOC2H5 + H2O
ΔG°f reaksi = ΔG°f produk - ΔG°f reaktan
Diketahui data Gof standar (Smith, 2010) :
Gof 298 CH3COOH = -389900 J/mol
Gof 298 C2H5OH = -174780 J/mol
Gof 298 CH3COOC2H5 = -327600 J/mol
Gof 298 H2O = -237129 J/mol
Maka :
Gof 298 = ( Gof 298 CH3COOC2H5 + Gof 298 H2O) – (Gof 298 CH3COOH + Gof 298 C2H5OH)
= (-327600 – 237129) – (-389900 – 174780)
= -49 J/mol

Dari persamaan van’t Hoff :


−∆𝐺 𝑜
ln 𝐾 = ………………………………………………. (1)
𝑅𝑇
𝐽
−(−49 )
ln 𝐾 = 𝑚𝑜𝑙
𝐽
(8,314 ) . 298,15 𝐾
𝑚𝑜𝑙 . 𝐾
K = 1,01997

Dari perhitungan energi gibbs (ΔGo) didapat nilai k ± 1 maka dapat di simpulkan reaksi
esterifikasi asam asetat dengan etanol merupakan reaksi reversible. Selanjutnya menghitung
nilai ΔHo untuk menentukan reaksi berjalan endotermis atau eksotermis. Pada reaksi:
CH3COOH + C2H5OH  CH3COOC2H5 + H2O
Hof reaksi = Hof produk - Hof reaktan
Diketahui Hof standar :
Hof 298 CH3COOH = -484500 J/mol
Hof 298 C2H5OH = -277690 J/mol
Hof 298 CH3COOC2H5 = -446900 J/mol
Hof 298 H2O = -285830 J/mol
Maka :
Ho 298 = ( Hof 298 CH3COOC2H5 + Hof 298 H2O) – (Hof 298 CH3COOH + Hof 298 C2H5OH)
= (-446900 – 285830) – (-484500 – 277690)
= 29460 J/mol

Dari perhitungan perubahan entalpy ΔHo298 bernilai positif yang menandakan bahwa
reaksi esterifikasi asam astetat dengan etanol bersifat endotermis.
Karena temperatur keadaan standar adalah temperatur campuran keseimbangan, maka
perubahan property standar dari reaksi, seperti ΔGo dan ΔHo, bervariasi dengan temperatur
keseimbangan. Ketergantungan pada T dinyatakan dengan persamaan berikut :
∆𝐺𝑜
𝑑( 𝑅𝑇 ) −∆𝐻 𝑜
= …………………………..……….(2)
𝑑𝑡 𝑅𝑇 2
Jika persamaan (1) dideferensialkan, maka :
−∆𝐺 𝑜
𝑑(ln 𝐾) = 𝑑 ( ) ………………………….(3)
𝑅𝑇

Jika persamaan (2) disubstitusikan ke persamaan (3) menjadi :


𝑑(ln 𝐾) −∆𝐻 𝑜
= …………………………………….(4)
𝑑𝑡 𝑅𝑇 2

Persamaan (4) menyatakan pengaruh temperatur terhadap konstanta keseimbangan, dan


juga konversi keseimbangan. Apabila kondisi reaksinya endotermis, maka K naik ketika T naik.
Jika ∆Ho dianggap tidak tergantung terhadap T, intergrasi persamaan (4) dari temperatur T’ ke
T akan menghasilkan :
𝐾 ∆𝐻 𝑜 1 1
𝑙𝑛 =− ( − ′ ) ……………………….(5)
𝐾′ 𝑅 𝑇 𝑇
Dengan persamaan (5) maka harga K pada suhu 60oC (333,15K) dapat dihitung :
𝐾 ∆𝐻 𝑜 1 1
𝑙𝑛 =− ( − ′)
𝐾′ 𝑅 𝑇 𝑇
1,01997 29460 1 1
𝑙𝑛 = − ( − )
𝐾′ 𝐽 298,15 333,15
8,314 𝑚𝑜𝑙⁄𝐾
K’ = 3,55499
Konversi maksimum asam asetat dan etanol secara teoritis, dilambangkan dengan Xe
atau Ɛ yaitu :
CH3COOH + C2H5OH → CH3COOC2H5 + H2O
v =  vi = 1+1-1-1 = 0
mol asam asetat : mol etanol = 1 : 2
basis 1 mol asam asetat mula-mula
no = nio = 1+ 2 = 3
1− 𝜀
𝑋𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻 =
3
2− 𝜀
𝑋𝐶2 𝐻5 𝑂𝐻 =
3
𝜀
𝑋𝐶2 𝐻5 𝐶𝑂𝑂𝐶𝐻3 =
3
𝑋𝐶2𝐻5 𝐶𝑂𝑂𝐶𝐻3 . 𝑋𝐻2 𝑂 𝑃 −𝑉
= ( ) .𝐾
𝑋𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻 . 𝑋𝐶2𝐻5 𝑂𝐻 𝑃𝑜
𝑋𝐶2𝐻5 𝐶𝑂𝑂𝐶𝐻3 . 𝑋𝐻2 𝑂
=𝐾
𝑋𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻 . 𝑋𝐶2𝐻5 𝑂𝐻

Pada suhu 60oC


𝜀2
= 3,55499
2 − 3𝜀 + 𝜀 2
𝜀 2 = (2 − 3𝜀 + 𝜀 2 ). 3,55499
𝜀 2 = 7,10998 − 10,66497𝜀 + 3,55499𝜀 2
0 = 2,55499𝜀 2 − 10,66497𝜀 + 7,10998
𝜀 = 𝑋𝑒 = 0,8328

2.3 Mekanisme Reaksi


Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dan alkohol membentuk
ester. Turunan asam karboksilat membentuk ester asam karboksilat. Ester asam karboksilat
ialah suatu senyawa yang mengandung gugus -COOR dengan R dapat berbentuk alkil ataupun
aril. Pada percobaan ini, menggunakan asam karboksilat berupa asam asetat yang direaksikan
dengan sebuah alkohol berupa etanol menggunakan katalis asam. Untuk pembuatan etil asetat,
reaksi esterifikasi yang terjadi dalam percobaan ini dan mekanisme katalis asam pada hidrolisa
ester adalah sebagai berikut :
Mekanisme katalis asam pada hidrolisa ester adalah sebagai berikut :
1. Oksigen karbonil diprotonasi oleh asam

2. Alkohol nukleo filik menyerang

3. Eliminasi molekul air diikuti penarikan H+ dari H2O akan menghasilkan ester

2.4 Variabel Yang Berpengaruh


1. Perbandingan mol zat pereaksi
Perbandingan mol zat pereaksi akan mempengaruhi hasil reaksi. Bila ditinjau dari segi
kesetimbangan. Dalam penjelasan Le Chateleur, yang lebih sering dikenal dengan prinsip
atau asas Le Chateleur, jika suatu system dalam kesetimbangan, diganggu dari luar sistem,
maka system tersebut akan berusaha menghilangkan gangguan sampai dicapai
kesetimbangan baru. Salah satu gangguan dari luar yang dapat mempengaruhi
kesetimbangan adalah perubahan mol reaktan. Reaksi esterifikasi antara asam asetat
dan alkohol (etanol) dapat bergeser ke kanan dengan cara memberikan alkohol berlebih.
Pemakaian salah satu reaktan berlebih akan memperbesar kemungkinan tumbukan antar
molekul zat yang bereaksi sehingga kecepatan reaksinya bertambah besar.
2. Konsentrasi katalis
Katalis berfungsi untuk menurunkan energi aktivasi sehingga reaksi berjalan lebih cepat.
Besarnya konsentrasi katalis dapat mempengaruhi kecepatan reaksi.
3. Kecepatan pengadukan
Pengadukan dilakukan untuk memperbesar kemungkinan terjadinya tumbukan molekul
pereaksi, sehingga kecepatan reaksinya bertambah besar.
4. Suhu reaksi
Dalam rentang suhu yang diinginkan, jika suhu reaksi semakin tinggi maka kecepatan
reaksi akan semakin besar, sehingga reaksi akan berjalan semakin cepat.
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan Dan Alat Yang Digunakan


a. Bahan:
1. Asam asetat
2. Etanol
3. Indikator PP
4. Katalis HCl & H2SO4 (0,25 N)
5. NaOH 0,3 N (dalam 500 ml)
6. Aquadest
b. Alat
1. Labu leher tiga
2. Pendingin balik
3. Kompor listrik
4. Magnetic stirrer
5. Termometer
6. Pengaduk
7. Buret
8. Pipet
9. Satif dan klem
10. Erlenmeyer

3.2 Variabel Operasi


a. Variabel
Tetap
Jenis alkohol = Etanol
Volume Total = 300 ml
Volume sampel diambil = 5 ml
Waktu pengambilan sampel = 12 menit
Suhu = 60°C
Perbandingan mol asam asetat : alkohol =1:2
b. Variabel Berubah
Jenis Katalis = HCl 0,25 N & H2SO4 0,25 N
3.3 Respon Uji Hasil
Mengamati konsentrasi sisa asam asetat (CH3COOH) dengan titrasi
menggunakan NaOH.

3.4 Cara Kerja


1. Merangkai alat seperti pada gambar.

Gambar 3.1. Rangkaian Alat Hidrolisa Gambar 3.2. Rangkaian Alat


Titrasi
Keterangan:
1. Magnetic stirer + heater Keterangan:
2. Waterbatch 1. Statif
3. Labu leher tiga 2. Klem
4. Termometer 3. Buret
5. Pendingin balik 4. Erlenmeyer
6. Klem
7. Statif

2. Mencampurkan asam asetat 100,79 ml dan katalis HCl 9,61 ml, panaskan sampai

suhu 60oC.

3. Panaskan etanol 189,6 ml sampai suhu 60oC.


4. Setelah suhu kedua reaktan sama campurkan kedua reaktan tersebut ke dalam
labu leher tiga.

5. Amati suhu campuran. Setelah tercapai suhu 60 oC kembali, sampel diambil 5


ml mulai dari to dengan waktu pengambilan setiap 12 menit dan dihentikan
setelah mendapat hasil volume titran konstan sebanyak 3 kali.
6. Metode analisis
Mengambil 5 ml sampel lalu ditambahkan 3 tetes indikator PP, kemudian sampel
dititrasi dengan NaOH 0,3 N. Amati perubahan warna yang terjadi yaitu dari tidak
berwarna menjadi warna merah muda hampir hilang. Catat kebutuhan titran.
Menghentikan pengambilan sampel setelah 5 kali pengambilan.
7. Ulangi langkah di atas untuk variabel jenis katalis H2SO4 dengan volume
asetat 103,37 ml, katalis H2SO4 2,13 ml dan etanol 194,5 ml.
DAFTAR PUSTAKA

Artini, N. J., Dewi N. A., & Parmayasa, K. 2008. Konstanta Keseimbangan. Dikutip dari:
http://juni-artini.blogspot.com/2010/07/konstanta-keseimbangan-kc.html. Diakses
pada tanggal 19 Oktober 2014 pukul 17.00.
Hill, G.C. 1977. An Introduction to Chemical Engineering Kinetics and Reactor Design. Mc
Graw Hill Book Company.
Levenspiel, O., 1970, Chemical Reaction Engineering 2nd ed, Mc Graw Hill Book
Kogakusha Ltd, Tokyo.
Miessler G.L. and Tarr D.A, 1998, Inorganic Chemistry 2nd ed, Prentice-Hall, p.170. ISBN 1-
13-84189-8.
Smith, J.M., Van Ness, H.C., Abbott, M.M., 2001, Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics Sixth Edition, McGraw-Hill Co-Singapore.
Tim Penyusun. 2005. Buku Ptunjuk Praktikum Teknik Kimia I. Jurusan Teknik Kimia Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro. Semarang.

Anda mungkin juga menyukai