Anda di halaman 1dari 26

DRAFT PEDOMAN PROPER

1. PENDAHULUAN Porgram Penilaian Peringkat Kinerja Penaatan dalam Pengelolaan Lingkungan mulai dikembangkan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup, sebagai salah satu alternatif instrumen penaatan sejak tahun 1995. Program ini pada awalnya dikenal dengan nama PROPER PROKASIH. Alternatif instrumen penaatan ini dilakukan melalui penyebaran informasi tingkat kinerja penaatan masing-masing perusahaan kepada stakeholder pada skalanasional.
Diharapkan para stakeholder dapat menyikapi secara aktif informasi tingkat penaatan ini, dan mendorong perusahaan untuk lebih meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungannya. Dengan demikian, dampak lingkungan dari kegiatan perusahaan dapat diminimalisasi. Dengan kata lain, PROPER merupakan Public Disclosure Program for Environmental Compliance. PROPER bukan pengganti instrumen penaatan konvensional yang ada, seperti penegakan hukum lingkungan perdata maupun pidana. Program ini merupakan komplementer dan bersinergi dengan instrumen penaatan lainnya. Dengan demikian upaya peningkatan kualitas lingkungan dapat dilaksanakan dengan lebih efisien dan efektif. Pemikiran perlunya pengembangan alternatif instrumen penaatan ini didasari oleh berbagai faktor, antara lain: Masih rendahnya tingkat penaatan perusahaan karena belum efektifnya berbagai instrumen penaatan yang ada Meningkatnya tuntutan transparansi dan keterlibatan publik dalam pengelolaan lingkungan Adanya kebutuhan insentif terhadap upaya pengelolaan lingkungan dilakukan oleh perusahaan, demi menciptakan nilai tambah pengelolaan lingkungan Adanya potensi peningkatan kinerja penaatan melalui penyebaran informasi

Pengalaman selama ini menunjukkan, penyebaran informasi tingkat penaatan dalam skala nasional lebih efektif dibandingkan penyebaran informasi pada skala lokal. Untuk itu, PROPER Nasional akan lebih efektif dalam meningkatkan penaatan perusahaan pada tingkat Nasional, dibandingkan PROPER pada tingkat Provinsi atau Kabupaten/Kota. PROPER merupakan salah satu bentuk kebijakan pemerintah, untuk meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan perusahaan sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam peraturan perundangan-undangan. Selanjutnya PROPER juga merupakan perwujudan transparansi dan demokratisasi dalam pengelolaan lingkungan di Indonesia. Penerapan instrumen ini merupakan upaya Kementerian Negara Lingkungan Hidup untuk menerapkan sebagian dari prinsip-prinsip good governance (transparansi, berkeadilan, akuntabel, dan pelibatan masyarakat) dalam pengelolaan lingkungan.

2. TUJUAN PROPER Meningkatkan penaatan perusahaan terhadap pengelolaan lingkungan. Meningkatkan komitmen para stakeholder dalam upaya pelestarian lingkungan Meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan Meningkatkan kesadaran para pelaku usaha untuk menaati peraturan perundangundangan di bidang lingkungan hidup Mendorong penerapan prinsip Reduce, Reuse, Recycle, dan Recovery (4R) dalam pengelolaan limbah

3. SASARAN PROPER Menciptakan lingkungan hidup yang baik Mewujudkan pembangunan berkelanjutan Menciptakan ketahanan sumber daya alam Mewujudkan iklim dunia usaha yang kondusif dan ramah lingkungan, yang mengedepankan prinsip produksi bersih atau eco-efficiency
Pada awalnya pelaksanaan PROPER difokuskan pada penilaian peringkat kinerja penaatan perusahaan terhadap pengendalian pencemaran air dari perusahaan yang masuk dalam Program Kali Bersih (PROKASIH). Penilaian kinerja penaatan untuk media tunggal (pengendalian pencemaran air) ini relatif mudah dilakukan, waktu yang dibutuhkan lebih singkat, dan biaya yang dibutuhkan juga relatif lebih murah. Namun informasi kinerja penaatan perusahaan media tunggal yang disampaikan kepada masyarakat belum mencerminkan kinerja pengelolaan lingkungan perusahaan secara keseluruhan. Hal ini terkadang membingungkan masyarakat. Perusahaan dapat dikategorikan peringkat Hijau atau Biru dalam PROPER PROKASIH, padahal perusahaan tersebut belum melakukan pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan pengendalian pencemaran udara dengan baik. Karena kurang kondusifnya situasi di Tanah Air akibat krisis ekonomi dan politik dalam kurun waktu 1998 s/d 2001, pelaksanaan PROPER pernah terhenti. Guna memberikan gambaran kinerja penaatan perusahaan lebih menyeluruh, maka sejak tahun 2002 aspek penilaian kinerja penaatan dalam PROPER diperluas. Kinerja penaatan yang dinilai dalam PROPER mencakup: penaatan terhadap pengendalian pencemaran air, udara, pengelolaan limbah B3, dan penerapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Sedangkan penilaian untuk aspek upaya lebih dari taat, meliputi penerapan sistem manajemen lingkungan, pemanfaatan limbah dan konservasi sumber daya, dan pelaksanaan kegiatan pengembangan masyarakat (commmunity development). Penilaian ini dapat mengukur penerapanCSR (Corporate Social Responsibility). Keuntungan dari pelaksanaan PROPER multi media adalah berkurangnya overlapping kegiatan pemantauan yang dilakukan oleh masing-masing instansi dan bagian yang bertanggung jawab untuk pengendalian pencemaran masing-masing media. Di samping itu, pelaksanaan PROPER multi media memberikan gambaran kinerja pengelolaan lingkungan yang lebih lengkap. Akan tetapi pelaksanaan PROPER multi-media ini lebih rumit dibandingkan dengan PROPER media tunggal. Pengumpulan data lapangan dan analisa peringkat membutuhkan petugas yang lebih berpengalaman, waktu yang lebih lama, dan biaya yang lebih besar.

4. SINERGI PROPER DENGAN PROGRAM PENAATAN LAINNYA.


Untuk mendorong efektivitas PROPER sebagai instrumen penaatan lingkungan, pelaksanaan PROPER telah disinergikan dengan beberapa program, antara lain: Perusahaan yang berperingkat Hitam dua kali dan belum menunjukkan kemajuan berarti dalam pengelolaan lingkungan akan ditindaklanjuti dengan penegakan hukum lingkungan. Bank Indonesia telah mensyaratkan pihak perbankan untuk menggunakan PROPER sebagai salah satu acuan dalam penentuan kualitas aktiva bagi debitur. Kebijakan dilakukan melalui penerbitan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 7/2/2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva bagi Bank Umum. Tindak lanjut dari peraturan ini adalah diterbitkannya Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/3/DNPP tahun 2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum. Langkah ini dilakukan untuk mewujudkan peran aktif perbankan nasional dalam melestarikan lingkungan hidup, sekaligus meminimalisasi resiko lingkungan terhadap perbankan. Bagi perusahaan yang memerlukan dana untuk melakukan investasi di bidang pengelolaan lingkungan hidup, Kementerian Negara Lingkungan Hidup menyediakan

fasilitas Pinjaman Lunak Lingkungan dan rekomendasi pembebasan bea masuk untuk peralatan pengendalian dan pencegahan pencemaran. Kriteria Komponen Lingkungan dalam Penilaian Kualitas Aktiva bagi Bank Umum Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/3/DPNP Tanggal 31 Januari 2005 mengenai Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum Penetapan Kualitas Kredit
Prospek Usaha Komponen Upaya yang dilakukan debitur dalam rangka memelihara lingkungan hidup (bagi debitur berskala besar yang memiliki dampak penting terhadap lingkungan hidup). Lancar Upaya pengelolaan lingkungan hidup baik dan mencapai hasil yang sekurangkurangnya sesuai dengan persyaratan minimum yang ditentukan sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan Dalam Perhatian Khusus Upaya pengelolaan lingkungan hidup kurang baik dan belum mencapai persyaratan minimum yang ditentukan sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan. Kurang Lancar Upaya pengelolaan lingkungan hidup kurang baik dan belum mencapai persyaratan minimum yang ditentukan sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan, dengan penyimpangan cukup material. Diragukan Perusahaan belum melaksanakan upaya pengelolaan lingkungan hidup yang berarti atau telah dilakukan upaya pengelolaan namun belum mencapai persyaratan yang ditentukan sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan dengan penyimpangan material. Macet Perusahaan belum melaksanakan upaya pengelolaan lingkungan hidup yang berarti atau telah dilakukan upaya pengelolaan namun belum mencapai persyaratan minimum yang ditentukan sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan, dan memiliki kemungkinan untuk dituntut di pengadilan. 2 kali berturutturut mendapat hitam.

Kriteria PROPER

Emas, Hijau, Biru

Merah

> 1 kali berturutturut mendapatkan peringkat Merah

Hitam

5. DEWAN PERTIMBANGAN PROPER


Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 97 Tahun 2005 tentang Dewan Pertimbangan PROPER, tugas dan fungsi Dewan Pertimbangan PROPER adalah: Melakukan verifikasi terhadap peringkat penilaian kinerja perusahaan yang telah dinilai oleh Tim Teknis PROPER Melaporkan hasil verifikasi penilaian peringkat kinerja perusahaan kepada Menteri Negara Lingkungan Hidup sebagai bahan pertimbangan dalam penetapan kinerja perusahaan Melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan PROPER atas petunjuk Menteri Negara Lingkungan Hidup

6.

MANFAAT PROPER
Pemerintah Program penaatan yang efektif. Dunia Usaha Alat untuk benchmarking untuk kinerja non keuangan perusahaan Insentif reputasi untuk kinerja yang lebih dari taat. Investor, Konsultan, Supplier, dan Masyarakat Balai kliring untuk kinerja pengelolaan lingkungan perusahaan. Informasi tentang pasar untuk kebutuhan teknologi dan pekerjaan konsultasi dalam pengelolaan lingkungan. Ruang untuk pelibatan masyarakat.

Faktor pendorong untuk pengembangan basis data terpadu Alternatif instrumen kebijakan untuk mendorong perusahaan menjadi lebih dari sekadar taat (beyond compliance level)

Alat promosi bagi perusahaan yang ramah lingkungan

7. DASAR HUKUM DAN RUANG LINGKUP PROPER. PROPER merupakan langkah terpadu Kementerian Negara Lingkungan Hidup melaksanakan Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Empat kegiatan utama yang tercakup dalam pelaksanaan PROPER : Pengawasan penaatan perusahaan Penerapan keterbukaan dalam pengelolaan lingkungan atau public right to know Pelibatan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup. Pelaksanaan kewajiban perusahaan untuk menyampaikan informasi terkait pengelolaan lingkungan.

a. Pengawasan Proper UU No. 23/1977 Pasal 22 ayat 1 menyatakan PROPER merupakan perwujudan pengawasan pemerintah terhadap perusahaan: Menteri melakukan pengawasan terhadap penaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan atas ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup. b. Keterbukaan Informasi Proper Penyebaran informasi hasil peringkat kinerja kepada masyarakat dilakukan sesuai dengan amanat UU No. 23/1997: Pasal 6 ayat 2 : Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban memberikan informasi yang benar dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup Pasal 10 huruf h : Dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup, pemerintah berkewajiban: menyediakan informasi lingkungan hidup dan menyebarluaskannya kepada masyarakat
c. Keterlibatan Masyarakat dalam Proper UU No. 23/1997 pasal 5 ayat 2 mengamanantkan : Setiap orang mempunyai hak atas informasi lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup. Kewajiban Perusahaan Perusahaan berkewajiban menyampaikan informasi pengelolaan lingkungan yang dilakukannya, ini tercantum dalam UU No. 23/1997 pasal 6 ayat 2: Setiap orang yang melakukan usaha

dan/atau kegiatan berkewajiban memberikan informasi yang benar dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup. Operasionalisasi PROPER dilakukan melalui penerbitan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 127/MENLH/2002 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER). Keputusan Menteri Negara LH, selanjutnya ini diperbaharui melalui penerbitan Keputusan Menteri Negara LH Nomor: 250 tahun 2004 tentang Perubahan atas Kepmen No. 127/2002 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.

8. DASAR DAN PROSEDUR PENILAIAN PROPER merupakan satu-satunya kegiatan pemeringkatan yang menggunakan lima peringkat warna. Dalam aspek komunikasi, penggunaan 5 peringkat warna akan lebih mudah dipahami dan diingat oleh masyarakat. Penggunaan peringkat warna juga memberikan efek insentif dan disinfentif reputasi bagi masing-masing perusahaan.
Tingkat Penaatan Lebih dari taat Taat Belum taat A B C D E Alternatif Peringkat Disinsentif Reputasi Tekanan Stakeholder Efek publikasi yang diharapkan Insentif Reputasi Penghargaan Stakeholder

Sistem penilaian dengan lima peringkat warna ini, juga telah memperhatikan perbedaan tingkat upaya masing-masing perusahaan yang belum taat, yaitu peringkat Hitam dan peringkat Merah, serta perbedaan tingkat upaya perusahaan yang lebih dari taat, yaitu peringkat Hijau dan Emas.Sistem peringkat dengan warna diatur dalam Permen LH No 5 tahun 2011 tentang Program Pemilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
Indikator Warna EMAS Penjelasan Warna Telah secara konsisten menunjukan keunggulan lingkungan (environmental exellency) dalam proses produksi dan/atau jasa, melaksanakan bisnis yang beretika dan bertanggung jawab terhadap masyarakat Telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dalam peraturan (beyond compliance) melalui upaya 4R (Reduce, Reuse, Recycle dan Recovery), dan melakukan upaya tanggung jawab sosial (CSR/Comdev) Telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku Upaya pengelolaan lingkungan hidup dilakukan tidak sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang sengaja melakukan perbuatan atau kelalaian yang mengakibatkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan serta pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan atau tidak melaksanakan sanksi administrasi

HIJAU

BIRU

MERAH

HITAM

9. DASAR PENILAIAN
Penilaian PROPER mengacu kepada persyaratan penaatan lingkungan yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah terkait dengan pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, pengelolaan limbah B3 dan AMDAL. Penilaian PROPER mengacu kepada prinsip-prinsip akuntabiltas, berkeadilan, transparansi. Penilaian kinerja perusahaan dilakukan terhadap dua aspek yaitu: Aspek penaatan terhadap persyaratan penaatan yang berlaku Penilaian tingkat penaatan dilakukan berdasarkan pendekatan result oriented atau mengacu kepada hasil pencapaian tingkat penaatan perusahaan terhadap peraturan perundangan undangan yang berlaku untuk masing-masing media. Aspek upaya lebih dari penaatan (beyond compliance) Penilaian dilakukan berdasarkan pada proses atau effort oriented. Kinerja perusahaan dilihat dari upaya-upaya yang telah dilakukan terhadap aspek konservasi sumber daya alam, peran sosial perusahaan dan sistem manajemen lingkungan.
Tabel : Acuan peraturan perundangan-undangan dalam penilaian PROPER
Media Penataan Peraturan Perundang-undangan terkait Peraturan Pemerintah Peraturan perundangan lainnya Kepmen No. 13 Tahun 1995 Pengendalian Pencemaran Udara PP No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara Kepdal No. 205 Tahun 1996 Kepmen No. 129 Tahun 2003 Kepmen No. 133 Tahun 2004 KepmenLH No 51 Tahun 1995 KepmenLH No 58 Tahun 1995 KepmenLH No 42 Tahun 1996 jo KepmenLH No 09 Tahun 1997 Pengendalian Pencemaran Air dan Laut PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengendalian Pencemaran Air KepmenLH No 52 Tahun 1995 KepmenLH No 28 Tahun 2003 KepmenLH No 29 Tahun 2003 KepmenLH No 112 Tahun 2003 KepmenLH No 113 Tahun 2003 KepmenLH No 202 Tahun 2005 Kepdal No. 68 Tahun 1994 Kepdal No. 01 Tahun 1995 Pengelolaan Limbah B3 PP No. 18 Tahun 1999 jo PP No. 85 Tahun 1999 Kepdal No. 02 Tahun 1995 Kepdal No. 03 Tahun 1995 Kepdal No. 04 Tahun 1995 Kepdal No. 05 Tahun 1995 Penerapan AMDAL PP No. 27 Tahun 1999 Kepmen No. 86 Tahun 2002

10. KRITERIA PEMILIHAN PESERTA PROPER 1. Perusahaan yang kegiatannya dapat menimbulkan dampak penting dan besar terhadap Lingkungan, antara lain: a. Perusahaan wajib AMDAL b. Perusahaan yang menghasilkan Limbah B3 dengan kategori sumber spesifik (PP 18/1999 jo 85/1999) c. Perusahaan yang memproduksi material yang digolongkan Bahan Berbahaya dan beracun (B3), d. Perusahaan yang melaksanakan kegiatan pengumpulan, pemanfaatan, pengolahan dan atau penimbunan limbah B3. e. Perusahaan yang menggunakan air untuk produksi yang cukup besar (> 50 l/dt) f. Perusahaan yang membuang limbahnya ke badan air (sungai, waduk, situ, danau) yang airnya digunakan sebagai bahan baku berbagai keperluan (air minum, pertanian, industri dll). g. Perusahaan yang mengemisikan bahan pencemaran udara baikkategori non B3 dan B3 h. Perusahaan dekat dengan lokasi perumahan dan area sensitif lainnya i. Menggunakan tenaga kerja yang besar atau diatas 200 orang. j. Membutuhkan energi yang relatif besar (> 1 Kwh/ton produk). k. Perusahaan dengan kapasitas produksi besar 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Produksi batubara > 250.000 ton/th (ROM). Bijih Primer > 200.000 ton/th (ROM). Bijih Sekunder/endapan alluvial > 150.000 ton/th (ROM). Unit Produksi Lapangan Minyak > 5000 BOPD. Unit Produksi Lapangan Gas > 30 MMSCFD. Unit Produksi Lapangan Gas > 30 MMSCFD Unit Produksi Lapangan Gas > 30 MMSCFD. Unit Produksi Lapangan Gas > 30 MMSCFD. Perusahaan Kilang LPG dengan produksi > 50 MMSCFD. Perusahaan Kilang LPG dengan produksi > 50 MMSCFD Perusahaan kilang LNG > 550 MMSCFD Perusahaan Kilang Minyak > 10 BOPD

2. Perusahaan publik memenuhi point 1 yang terdaftar pada pasar modal baik di dalam maupun di luar negeri; a. Terdaftar pada Jakarta Stock Exchange (BEJ). b. Terdaftar pada Surabaya Stock Exchange (BES). c. Terdaftar pada Bursa efek di luar negeri. 3. Perusahaan yang memenuhi point 10.1 yang berorientasi ekspor: a. Jenis generik tanpa merek/branded b. Bermerek/branded. 4. Cara mendaftar ikut Proper ada 2 cara yaitu, ditunjuk oleh BLH atau mendaftar secara sukarela. Jika mendaftar secara sukarela maka pemrakarsa (perusahaan) membuat permohonan ke BLH Kabupaten dan dilampirkan ke BLH Provinsi dan Kementerian Lingkungan Hidup RI.

11.

TAHAPAN PELAKSANAAN PROPER

Sosialisasi Pengiriman Kuisioner

Penyusunan Laporan

Penyusunan Laporan (Bila Diperlukan)

Verifikasi Lapangan (Bila Diperlukan)

Penyusunan Kriteria

Pemilihan Peserta

Pengumpulan Data & Inspeksi

Verifikasi Lapangan

Penentuan usulan peringkat awal

Review Tahap I (Tim Teknis)

Review Tahap II (Eselon I KLH)

Review Tahap III (Dewan Pertimbangan)

PELAKSANAAN REVIEW PERINGKAT AWAL Tidak


Penentuan Peringkat Akhir Review Hasil Klarifikasi Dewan Pertimbangn

Tidak

Tanggapan Terhadap Masukan Perusahaan

Pemberitahuan Peringkat Sementara ke Perusahaan

Penentuan Peringkat Sementara

13

12

11

10

Verivikasi Lapangan (bila Diperlukan)

Sanggahan Perusahaan

PELAKSANAAN PENENTUAN PERINGKAT SEMENTARA

Laporan MENLH Ke Presiden

Penyusunan SK MENLH

Penyampaian SKMENLH ke Presiden

Penyusunan Bahan pengumuman

PENGUMUMAN PROPER

14

15

16

17

18

12.

KELENGKAPAN AWAL UNTUK MENGIKUTI PROPER 1. AMDAL : - Memiliki dokumen AMDAL / UKL-UPL / RKL-RPL. - Melaksanakan ketentuan yang ada dalam dokumen RKL-RPL. 2. Pengendalian Pencemaran Air - Memiliki instalasi pengolahan limbah yang baik sesuai dengan ketentuan antara lain : Air limbah dari proses pengolahan mempunyai saluran tersendiri sampai ke IPAL tidak boleh bercampur dengan air hujan, air pembersihan, dll dari pabrik. Proses penguraian yang ada di IPAL harus diupayakan berjalan sempurna sehingga apabila LCKS dimanfaatkan ke LA BOD antara 3500 5000 ppm dan untuk ke perairan umum BOD 100 ppm. Unit yang melaksanakan Land Aplication harus memenuhi ketentuan sbb : Tidak ada lagi air limbah yang keluar ke badan sungai/perairan umum. Mempunyai parit-parit, rorak-rorak dilokasi untuk penampung LCKS yang diaplikasikan. Mempunyai 3 sumur pantau yang berlokasi diareal Land Aplication, di areal non application dan di pemukiman penduduk terdekat. Memiliki izin pemanfaatan limbah cair ke areal tanaman (Land Aplication) dari BLH Kabupaten/kota setempat. Jumlah debit air yang digunakan harus diukur setiap hari. Melakukan pengukuran parameter yang ditetapkan oleh Kemeterian Lingkungan Hidup setiap bulan. Unit yang melaksanakan pembuangan LCKS ke perairan umum : Jumlah debit yang keluar dari final pond masuk ke perairan umum harus diukur setiap hari. Melakukan pengukuran kadar parameter yang ditetapkan oleh peraturan Kementerian Lingkungan Hidup setiap bulan. 3. Pengendalian Pencemaran Udara - Mempersiapkan sarana untuk pengukuran emisi udara antara lain : lobang sampling, tangga-tangga dan tempat melakukan pengukuran di cerobong yang aktif sesuai dengan peraturan MenLH. - Melakukan pengukuran parameter emisi udara dan udara ambient setiap 6 bulan sekali. 4. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) - Mempunyai TPS limbah B3 sesuai dengan peraturan yang berlaku dan juga izin penyimpanan sementara limbah B3 yang dikeluarkan oleh KemenLH ataupun BLH Daerah Kabupaten/kota. 5. Membuat Laporan Mengenai Keadaan Kegiatan Point 1, 2, 3, dan 4 kepada BLH Daerah yang tembusan nya kepada BLH Provinsi SU serta Kementerian Lingkungan Hidup.

13. TAHAPAN PROSES AUDIT PROPER DILAPANGAN


Pelaksanaan Audit Proper dilaksanakan setiap tahun dan pemberitahuan kepada perusahaan peserta proper melaui surat dari KLH/Regional/BLH Provinsi. Pemeriksaan audit meliputi pemeriksaan dokumen dan peninjauan lapangan.

Pelaksanaan Proper selama di unit dapat disampaikan seperti berikut:


Menjelaskan secara ringkas PROPER dan status kinerja PROPER perusahan bersangkutan Mendengar penjelasan pihak perusahaan tentang kegiatan produksi dan pengelolaan lingkungan Evaluasi dokumen izin dan dokumen Penaatan terkait lainnya yang ada, misalnya AMDAL, Audit, ISO 1400s. Melihat fasilitas produksi dan sumber-Sumber pencemaran yang ada dari kegiatan perusahaan Melihat kondisi dan satus pengolahan air limbah yang ada diperusahaan Melihat fasilitas peralatan pengendalian pencemaran udara yang ada di lokasi. Melihat fasilitas pergudangan bahan kimia Melihat fasilitas penyimpanan sementara L-B3 Melihat fasilitas pemanfaatan L-B3 Menjelaskan temuan lapangan yang ada dan penandatangan berita acara

Pertemuan pembukaan (desk review)

Evaluasi dokumen Inspeksi fasilitas Produksi Inspeksi fasilitas Pengolahan Air Limbah Inspeksi fasilitas Pengendalian Emisi

Inspeksi pengelolaan Limbah B3

Pertemuan penutup

a.

Evaluasi Dokumen Dokumen Teknis Data kapasitas produksi (riil) satu tahun terakhir Dokumen AMDAL atau UKL/UPL Data swapantau kualitas air limbah a. data kualitas air limbah sebelum diolah (inffluent) b. data kualitas air limbah setelah diolah (effluent) Data swapantau kualitas emisi udara a. data swapantau eksternal laboratorium b. data CEM Data pengelolaan limbah padat/limbah B3 meliputi: Jenis limbah B3 yang dihasilkan Jumlah limbah B3 yang dihasilkan Pengelolaan limbah B3 Jenis dan jumlah limbah padat Data minimisasi limbah atau efisiensi produksi Neraca pemakaian air Sertifikat Sistem Manajemen Lingkungan Data program community development

Review 1. 2. 3.

4.

5. a. b. c. d. 6. 7. 8. 9.

Dokumen Perizinan 1. Izin Pembuangan Air Limbah (IPLC), jika masih membuang limbah ke badan sungai 2. Izin pemanfaatan air limbah (Land Aplication), untuk land aplication 100% 4. Izin Pengelolaan Limbah B3 a. Izin Penyimpanan Sementara (normal 90 hari namun dapat diperpanjang menjadi 180 hari atau lebih, izin diperoleh dari BLH tingkat II) b. Izin/Rekomendasi Pengangkutan (pengangkut limbah B3 harus memiliki izin sesuai dengan jenis limbah B3 yang ada)

b. Pemeriksaan Unit Proses Produksi 1. Proses produksi dan unit-unit pendukung proses produksi mulai dari persiapan bahan baku hingga produk 2. Housekeeping (kebersihan pabrik) 3. Unit-unit utilitas c. Pemeriksaan Instalasi Pengendalian Pencemaran Air 1. Sumber - sumber yang menghasilkan air limbah; 2. Saluransaluran atau perpipaan dari proses produksi atau dari unit lainyang menuju ke IP AL Saluran/parit limbah terpisah dari parit hujan dan terbuat dari bahan kedap air. Kebersihan saluran air dari sampah, tumbuhan pengganggu sepanjang parit harus terpelihara. 3. Pemeriksaan terhadap proses pengolahan air limbah mulai dari proses fisika (penyaringan, pengendapan),kimia (flokulasi, koagulasi), dan biologi (anaerob, activated sludge, RBC, SBR, Oxidation Ditch). 4. Pemeriksaan terhadap alat pencatat debit (flowmeter), jenis flowmeter, tanggal kalibrasi 5. Pemeriksaan terhadap peralatan kontrol pH, tanggal kalibrasi ; 6. Laboratorium internal : Periksa log book / buku catatan swapantau hasil analisis internal laboratorium dan bandingkan dengan data swapantau yang dilaporkan ke KLH. Periksa parameter apa saja yang dapat dianalisa oleh laboratorium internal. d. Pemeriksaan Fasilitas Pengendalian Pencemaran Udara 1. Pemeriksaan terhadap sumber-sumber emisi dan kondisi cerobong, baik dari proses maupun utilitas. 2. Pemeriksaan tersedianya sarana pendukung sampling emisi seperti lubang sampling ,tangga, lantai kerja, pagar pengaman dan sumber listrik pada cerobong. 3. Pemeriksaan terhadap proses dedusting secara keseluruhan : canopi, scrubber, dust collector system, bag house filter dll 4. Pemeriksaan terhadap tersedianya peralatan continuous emssion monitoring (CEM) atau continuous particulate monitoring (CPM) 5. Parameter yang dapat dimonitor dengan CEM 6. Periksa kinerja alat pengendali pencemaran udara (seperti: Electrostatic Precipitator, Bag House Filter, Dust Collector, dll) dari control room 7. Pemeriksaan terhadap Data CEM untuk harian, bulanan dan 3 bulanan, berapa kali melebihi BMEU e. Pemeriksaan Fasilitas dan Kegiatan Pengelolaan B3 dan Limbah B3 Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 1. 2. 3. 4. 5. Pemeriksaan terhadap sumber-sumber penghasil limbah B3 dari kegiatan utama; Pemeriksaan terhadap sumber limbah B3 dari kegiatan pendukung; Jenis limbah B3 yang dihasilkan ; Jumlah limbah B3 yang dihasilkan; Pengelolaan limbah B3 yang dilakukan meliputi: a. penyimpanan limbah B3 b. pengangkutan limbah B3 c. pemanfaatan limbah B3

f.

Pengambilan Contoh Pengambilan Contoh Uji Air Limbah Pengambilan contoh uji air limbah perlu dilakukan untuk mengetahui kualitas buangan air limbah pada saat kunjungan lapangan sekaligus merupakan cross check terhadap data swapantau perusahaan yang dilaporkan ke Gubernur/Bupati/Wali Kota. Contoh air limbah yang diambil yaitu pada lokasi outlet, dan inlet jika diperlukan, serta dari saluran yang diduga saluran by pass. Untuk yang menerapkan LA sample diambil dari kolam anaerobik (in put pompa LA dan air sumur pantau) Pengambilan Contoh Uji Emisi Udara Pengambilan contoh uji emisi udara dilakukan oleh laboratorium yang ditunjuk oleh Tim Pengawas untuk melakukan pengujian emisi udara terhadap cerobong utama yang telah ditentukan sebelumnya. Biaya pengambilan sampel emisi udara dibebankan kepada APBN. Setiap pengambilan contoh/sample, dokumentasi photo harus dilengkapi dengan surat izin pengambilan sample/contoh dari Manager Unit. (Form Sudah disediakan auditor) Review Sistem Manajemen Lingkungan (untuk peringkat HIJAU dan EMAS) 1. 2. 3. 4. 5. 6. Prosedur dan Dokumen Kebijakan Lingkungan Perusahaan Prosedur dan Dokumen Aspek dan Dampak Lingkungan Prosedur dan dokumen pengelolaan limbah B3, limbah cair dan emisi udara. Prosedur dan Dokumen Program Lingkungan Prosedur dan Dokumen Pemantauan Lingkungan Prosedur dan Dokumen Review Manajemen

g. Review dan Pemeriksaan Pengelolaan Sumber Daya dan Konservasi (Perlu SOP khusus) 1. 2. 3. 4. Efisiensi energi; Recovery energy; Recovery bahan baku/bahan penolong; Pemanfaatan limbah.

h. Review Kegiatan Community Development (Pengembangan Masyarakat) / CSR (Corporate Social Responsibility) Sesuai dengan Lampiran 12 SOP 105 Daftar Periksa Kegiatan CD/CSR 1. 2. 3. 4. Kegiatan CD/CSR merupakan kebijakan perusahaan; Program CD/CSR mengkompensasi kerusakan/eksternalitas negatif lainnya yang diderita kelompok-kelompok masyarakat sebagai akibat dari beroperasinya perusahaan, Manajemen CD/CSR dilakukan bersama-sama dengan seluruh komponen masyarakat dan pihak lain yang terkait; Apakah hasil-hasil CD/CSR tepat sasaran.

i.

Pembuatan Berita Acara Pengawasan 1. 2. 3. Hasil temuan yang sesuai dan tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku Rencana tindak yang harus dilakukan oleh perusahaan terhadap hasil temuan yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan mencantumkan batas waktu perbaikan. Berita Acara Pengawasan ditandatangani oleh saksi-saksi pihak perusahaan dan tim pengawas.

j.

Berikut ini daftar isian yang diisi untuk mengidentifikasi data-data yang dibutuhkan selama proses audit PROPER. Manfaat isian ini akan mengidentifikasi kelengkapan dokumen dan kondisi dilapangan.

14. LAMPIRAN PERATURAN MENTERI LH No 5 TAHUN 2011 Terlampir lampiran Menteri LH tentang Proper yang mengatur kriteria PROPER.

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) Pengendalian Pencemaran Air Kualitas Air Limbah (Land Application) Tahun ...........
TAHUN .......... Parameter pH BOD COD ML Cd Cu Pb Zn Debit Limbah mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l m /ton
3

Satuan Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Januari Februari Maret April Mei Juni

Baku Mutu Kepmen 29/2003

6--9 <5000 < 60%xTBS diolah

Baku Mutu BOD pH Min pH Max COD mg/l 5000 6 9 5000 6 9 5000 6 9 5000 6 9 5000 6 9 5000 6 9 5000 6 9 5000 6 9 5000 6 9 5000 6 9 5000 6 9 5000 6 9

Kualitas Air Sumur Pantau Land Aplication


Parameter pH Cl SO4 BOD DO NH3-N NO3-N Cd Cu Pb Zn mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l Satuan
I

SEMESTER II 2011
II III I

SEMESTER I 2012
II III

I : Air Sumur Pantau II : Air Sumur Kontrol III : Air Sumur Penduduk

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) Penge Pengendalian Pencemaran Udara Kualitas Emisi Udara (Boiler) Tahun
Parameter Partikel SO2 NO2 HCl Cl2 NH3 HF Opasitas Baku Mutu Partikel SO2 NO2 HCl Cl2 NH3 HF Opasitas mg/m mg/m mg/m mg/m mg/m mg/m mg/m %
3 3 3 3 3 3 3

Satuan mg/m mg/m mg/m mg/m mg/m mg/m mg/m %


3 3 3 3 3 3 3

SEM. II 2011
Boiler 2 Boiler 3

SEM. I 2011
Boiler 2 Boiler 3

PerMen LH 07/2007

300 600 800 5 5 1 8 30

300 600 800 5 5 1 8 30

300 600 800 5 5 1 8 30

300 600 800 5 5 1 8 30

300 600 800 5 5 1 8 30

Kualitas Emisi Udara (Genset) Tahun


KepMenLH 13/1995 KepMenLH 13/MENLH/3/2009

Parameter

Satuan
Genset 1 Genset 2 Genset 1 Genset 2

SO2 NO2 CO Partikel Opasitas NH3 CL2 HCL HF H2S Hg As Sb Cd Zn Pb


Ket : Baku Mutu

mg/m 3 mg/m mg/m % 3 mg/m 3 mg/m 3 mg/m 3 mg/m 3 mg/m 3 mg/m 3 mg/m 3 mg/m 3 mg/m 3 mg/m 3 mg/m
3

SO2 NO2 CO Partikel Partikel Opasitas Opasitas NH3 CL2 HCL HF H2S Hg As Sb Cd Zn Pb

800 1000 600 150 350 20 35 0,5 10 5 10 35 5 8 8 8 50 12

800 1000 600 150 350 20 35 0,5 10 5 10 35 5 8 8 8 50 12

800 1000 600 150 350 20 35 0,5 10 5 10 35 5 8 8 8 50 12

800 1000 600 150 350 20 35 0,5 10 5 10 35 5 8 8 8 50 12

BM KepMenLH 13/MENLH/3/2009 BM KepMenLH 13/1995 BM KepMenLH 13/MENLH/3/2009 BM KepMenLH 13/1995

Form Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun


A. SUMBER LIMBAH B3
NO 1 2 3 Sumber Jenis LB3 Estimasi Timbulan Kemasan Konversi ke ton

NB : Sumber limbah Jenis LB3 Estimasi timbulan Kemasan Konversi ke Ton

: Jenis kegiatan (nama kegiatan) yang menghasilkan limbah B3 (Bengkel, maintenance, perkantoran, produksi, dll) : nama limbah B3 (oli bekas, filter bekAS, lampu TL bekas, sludge IPAL, dll) : Prakiraan volume limbah B3 yang dihasilkan perbulan (10 kg/bln; 200 kg/bln dll) : tempat atau wadah yang digunakan untuk meletakan limbah B3 (drum, kardus dll). : tidak harus di isi

B. NERACA LIMBAH B3 Periode Juli 2011 Juni 2012 (Neraca LB3 periode 1 tahun)
No 1 2 3 4 Jenis Limbah Oli bekas Aki bekas Oli Filter Bola lampu Dihasilkan (Ton) Dikelola (Ton) Tidak Dikelola (Ton) Pelaku Pengelolaan Keterangan

Perhitungan neraca limbah B3 perbulan untuk menghitung neraca limbah B3 periode 1 tahun. NB : Jenis LB3 Dihasilkan Dikelola

: nama limbah B3 (oli bekas, filter bekAS, lampu TL bekas, sludge IPAL, dll) : volume limbah B3 yang dihasilkan selama periode Juli 2011 Juni 2012 (dalam satuan Ton) : volume limbah B3 yang diserahkan kepada pihak ketiga yang berizin dan disertai dengan manifest limbah B3. Apabila limbah B3 disimpan di TPS limbah B3 maka di kategorikan dikelola. Tidak dikelola : limbah B3 yang tidak dilakukan pengelolaan secara baik dan benar berdasarkan perlakuan yang berlaku. (dalam satuan Ton) Pelaku pengelolaan : jenis pengelolaan limbah B3 (dikirimkan ke pihak ketiga atau perusahaan pengelolaan limbah B3 yang berisi dan atau masih tersimpan di TPS. Keterangan : kode manifest

KONVERSI LIMBAH B3
Konversi ke satuan ton 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

Jenis limbah B3 Satu buah aki standard (aki mobil) Satu buah aki genset Satu buah filter oli Satu buah filter kompresor Satu buah drum kosong Oli bekas dalam satu drum Oli bekas dalam satu galon Oli bekas dalam satuan liter Sludge dalam kemasan jumbo bag Sludge dalam satu drum Spent catalyst dalam kemasan jumbo bag (padatan) Spent catalyst dalam drum (cair) Tanah terkontaminasi minyak dalam satu drum Majun bekas dalam satu drum (200 liter) Satu buah botol kaca bekas laboratorium/botol kimia bekas Satu buah lampu TL Oli trafo bekas dalam satu drum Limbah kimia bekas dalam satu drum Abu insinerator dalam satu drum Abu insinerator dalam satuan liter Satu buah box toner Satu buah pleck toner Limbah medis (jarum suntik, Limbah elektronik Catridge Satu buah jerigen kosong bekas B3 (25 liter)

Satuan 10 25 2 5 10 200 25 0,9 1000 310 1200 200 370 50 1 0,2 187 200 240 1,2 10 1 kg kg kg kg kg liter liter kg kg kg kg liter kg kg kg kg kg kg kg kg kg kg

Jumlah

1 3

kg kg

0 0

(Jangan dirubah - rumus & hasil rumus)

C. PERIZINAN PENGELOLAAN LIMBAH B3 No 1 2 3 Jenis Perijinan TPS Limbah B3 Pemanfaatan Incenerator No. Ijin Masa Berlaku Keterangan

NB : Jenis perijinan : TPS limbah B3 , Pemanfaatan, Incenerator dll No ijin : Nomor Sk Menteri / Sk Bupati / Sk Gubernur beserta mulai berlakunya (tanggal ; bulan ; tahun) Masa berlaku : periode surat ijin berlaku (2 tahun ; 5 tahun dll) Keterangan : jenis limbah yang disimpan dan atau dimanfaatakan dan atau dibakar. D.
No 1 2

CEK LIST TPS LB3


Aspek Kelengkapan Dimensi bangunan (dalam m) Kapasitas penyimpanan Deskripsi Fasilitas & Pengelolaan Dimensi TPS LB3 (Panjang x Lebar x Tinggi): Dipertimbangkan berdasarkan perbandingan volume limbah dihasilkan dengan dimensi TPS; atau volume limbah tersimpan dengan dimensi TPS Mencukupi untuk penyimpanan sementara selama 90 hari. Ada titik koordinat (GPS) (Titik Koordinat TPS) Jelas terlihat dari jarak tertentu Jelas terlihat dari jarak tertentu Sesuai dengan karakteristik limbah yang disimpan Hanya dapat diakses oleh yang berhak; Tersedia pintu yang kokoh dan dapat dikunci; Rangka atap, material atap, ada tidaknya kebocoran, serta kesesuaian ukuran atap untuk mencegah masuknya air tampias Material dinding, kekuatan dinding, ketebalan Konstruksi lantai berupa acian/keramik dalam kondisi baik/retak-retak/kurang terawat; Ada batasan/jarak yang jelas untuk penyimpanan masing-masing jenis limbah; Ada kemiringan lantai yang mengarah pada bak pengumpul ceceran/tumpahan; Sesuai YA / TIDAK

3 4 5 6

Posisi Geografis (GPS) Papan nama TPS Limbah B3 Simbol pada bangunan TPS TPS terlindung/aman

YA / TIDAK YA / TIDAK YA / TIDAK YA / TIDAK

Kualitas Bangunan Penyimpanan 7 Atap 8 9 Dinding Lantai

YA / TIDAK YA / TIDAK YA / TIDAK

No

Aspek Kelengkapan

10 11

Penerangan Ventilasi

Deskripsi Fasilitas & Pengelolaan Bak pengumpul tumpahan/ceceran aman dari potensi pencemaran lingkungan; Ada kemiringan yang mencegah masuknya air hujan kedalam tempat penyimpanan Memadai baik siang maupun malam; Dalam posisi yang aman (lampu tidak terlalu rendah) Memadai untuk sirkulasi udara dalam TPS; Konstruksi mencegah masuknya binatang ke dalam TPS Ada pengelompokan penyimpanan limbah berdasarkan karakteristik masing-masing limbah; Memiliki simbol dan label; Memasang simbol dan label pada setiap kemasan; Penandaan per kelompok limbah Ada jarak yang memadai antara tapak penyimpanan dengan pintu TPS; Memudahkan perorangan atau alat kerja untuk beroperasi; Tersedia check list pemeriksaan kemasan berisi LB3; Ada kegiatan pemeriksaan secara reguler Penumpukan kemasan dilakukan dengan mempertimbangkan kemudahan pemeriksaan, dan keamanan; Tersedia log book didalam lokasi TPS; Log book digunakan untuk memantau aktivitas pengelolaan limbah B3 dalam TPS; Tersedia SOP penyimpanan untuk masing-masing limbah; SOP memberikan arahan kegiatan yang jelas; Tersedia SOP tanggap darurat untuk setiap resiko kecelakaan/bencana; SOP memberikan arahan kegiatan yang jelas; Peranan para pihak tercermin dengan jelas; Ketersediaan racun api, absorben, dll Ketersediaan perlengkapan keselamatan kerja, ketersediaan P3K Terutama jika ketinggian bangunan TPS melebihi bangunan lain disekitarnya Lantai, dinding, langit-langit serta sarana dan prasarana dalam TPS dalam kondisi

Sesuai

YA / TIDAK YA / TIDAK

Penataan Penyimpanan 12 Pemisahan jenis limbah 13 Simbol dan Label Limbah B3 pada kemasan Kemudahan untuk unloading Pemeriksaan kemasan Keamanan penumpukan loading/

YA / TIDAK YA / TIDAK

14 15 16

YA / TIDAK YA / TIDAK YA / TIDAK

Kelengkapan yang dipersyaratkan Logbook/catatan keluar masuk 17 limbah B3 18 SOP Penyimpanan 19 SOP Tanggap Darurat

YA / TIDAK YA / TIDAK YA / TIDAK

20 Perlengkapan Tanggap darurat 21 Keselamatan Kerja 22 Penangkal petir Housekeeping Tata letak dan Housekeeping 23

YA / TIDAK YA / TIDAK YA / TIDAK YA / TIDAK

No

Aspek Kelengkapan

Deskripsi Fasilitas & Pengelolaan

Sesuai

terawat; Lingkungan sekitar fasilitas penyimpanan limbah B3 terawat; TPS tidak digunakan sebagai tempat penyimpanan selain limbah B3; NB : Apabila YA disertai dengan bukti berupa hard copy / soft copy dan foto-foto. NO PENGEMASAN 1 2 3 4 5 6 7 pengemasan dilakukan sesuai dengan bentuk limbah pengemasan dilakukan sesuai dengan karakteristik limbah pengemasan dilengkapi dengan simbol label limbah B3 penempatan sesuai jenis karakteristik limbah kondisi kemasan bebas karat kondisi kemasan tidak bocor kondisi kemasan tidak meluber BANGUNAN DAN PENYIMPANAN 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 bagian luar diberi papan nama Bagian luar diberi simbol limbah B3 sesuai dengan limbah yang disimpan limbah terlindung dari hujan dan sinar matahari mempunyai sistem ventilasi memiliki saluran dan bak penampung tumpahan penyimpanan dalam sistem blok / sel masing-masing blok/sel dipisahkan gang/tanggul limbah diberi alas / pallet tumpukan limbah maks. 3 lapis disimpan sesuai dengan masa penyimpanan (jika baru mengajukan izin, tidak perlu diisi) KETENTUAN YA TIDAK KETERANGAN FOTO

PEMANTAUAN 18 19 memiliki logbook/catatan keluar masuk limbah jumlah dan jenis limbah B3 sesuai dengan logbook/catatan PENGELOLAAN LANJUTAN 20 melakukan pengelolaan lanjutan PELAPORAN (jika baru mengajukan izin, tidak perlu diisi) 21 22 23 pelaporan ke MENLH pelaporan ke Gubernur Pelaporan ke Bupati LAIN-LAIN 24 25 26 27 28 29 tersedia alat tanggap darurat tersedia fasilitas P3K memiliki SOP penyimpanan memiliki SOP tanggap darurat tersedia pagar, pintu darurat dan rute evakuasi kebersihan / housekeeping baik TOTAL PROSENTASE

Dokumen yang harus dilengkapi dan atau yang harus dilampirkan 1. Copy dokumen perizinan Pengelolaan Limbah B3 yang dimiliki (termasuk notifikasi ekspor limbah B3 (jika ada)). Kalau dalam pengajuan izin, yang dilampirkan adalah surat pengajuan izin ke instansi yang berwenang, tanda terima surat pengajuan izin, dan surat menyurat antara perusahaan dan instansi yang berwenang dalam proses perizinan (jika ada). 2. Copy hasil laboratorium pengukuran emisi/effluent/standar mutu kegiatan pengelolaan limbah B3 pada periode penilaian sampai dengan saat verifikasi lapangan. 3. Copy Manifest limbah B3; 4. Copy izin pihak ketiga (transporter, pengumpul, pemanfaatan, pengolahan dll) 5. Kontrak kerjasama antara penghasil dengan pihak ketiga, dan/atau pengumpul dengan pihak ketiga;

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) UNIT.................

Pengelolaan Limbah B3
Sisa No Jenis Limbah Sumbe r Satuan Tahun sebelum nya MASUK / KELUAR Juli Aug Sep Okt Nov Jumlah Des Jan Feb Mar April Mei Jun Limbah masuk pihak ke 3/ lain-lain Dimanf atkan Limbah Keterangan di TPS

ABU BEKAS PEMBAK ARAN

MININ G, OIL & GAS COMPA NY MININ G, OIL & GAS COMPA NY MININ G, OIL & GAS COMPA NY MININ G, OIL & GAS COMPA NY Keterangan = =

MASUK DRUM KELUAR DIMANFA ATKAN MASUK TON KELUAR DIMANFA ATKAN MASUK TON KELUAR DIMANFA ATKAN MASUK TON KELUAR DIMANFA ATKAN Nama perusahaan pihak ketiga dan Kode manifestnya Nama perusahaan pihak ketiga dan Kode manifestnya Nama perusahaan pihak ketiga dan Kode manifestnya Nama perusahaan pihak ketiga dan Kode manifestnya

BEKAS KALENG CAT

FILTER BEKAS

GREASE BEKAS

Masuk Keluar

total limbah masuk = saldo limbah tahun sebelumnya + jumlah limbah masuk perbulan total limbah keluar = total limbah yang keluar perbulan simpan = masuk-keluar

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) UNIT.................

Kualitas Hasil Analisa Tanah


Tanggal Sampling : XX Tanggal Analisa : XX No. Parameter Satuan

Analisis Kualitas Tanah Land Aplikasi 02040608010020 40 60 80 100 120

Antara Rorak dengan Tanaman 020406080- 10020 40 60 80 100 120

0-20

Parit Aplikasi (Rorak) 2040608040 60 80 100

100120

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Liat Debu Pasir Nama Tekstur pH H2O C-Organik N-Total C/N P-Avl (Bray II) K-exch Na-exch Ca-exch Mg-exch CEC Base Sat Cd Cu Pb Zn Lemak

% % % % % ppm me/100 gr me/100 gr me/100 gr me/100 gr me/100 gr % ppm ppm ppm ppm %

Papan Nama Titik kordinat cerobong harus ada

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) UNIT......

Data Tambahan IPAL No 1 2 3 4 5 Uraian Proses Utama IPAL Diagram alir IPAL Kapasitas IPAL Bahan Kimia yang digunakan Debit Riil Saat Kunjungan
Spesidikasi Cerobong No Sumber Emisi Kapasitas Bentuk Cerobong D atau De (cm) Tinggi Lubang Sample dari Elbow Lubang Sampling Sarana Pendukung Sampling Lantai Kerja

Keterangan

Kode

High (m)

Alat PPU

Flange

Tangga

Koordinat

Pagar

1. 2.

Jumlah Total Cerobong: ...

Titik Penaatan (titik sampling limbah cair)


No. 1. 2. Nama Outlet Lokasi Koordinat Sumber Ket

dst...

Anda mungkin juga menyukai