DISUSUN OLEH :
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Matriks Pemantauan Lingkungan Hidup Geologi dan Biologi.......... 103
BAB I
PENDAHULUAN
ke tingkat kawasan atau bahkan regional, tergantung pada skala masalah yang
dihadapi. Pemantauan merupakan kegiatan yang berlangsung secara terus-
menerus, sistematis dan terencana.
Pemantauan lingkungan merupakan upaya sistematis dan terencana untuk
memperoleh data kondisi lingkungan hidup secara periodik di ruang tertentu
berikut perubahannya menurut waktu. Pemantauan dilakukan terhadap komponen
lingkungan yang relevan untuk digunakan sebagai indikator dalam mengevaluasi
penatan (compliance), kecendrungan (trendline) dan tingkat kritis (critical level)
dari suatu pengelolaan lingkungan hidup. Pemrakarsa mempunyai komitmen
terhadap konsep pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan secara terus-
menerus agar kegiatan dapat memberikan keuntungan terhadap seluruh pihak
yang terkait. Karena itu Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) dibuat sebagai pedoman bagi PT.
Sawit Punya Sultan selaku pemrakarsa pembangunan Kelapa Sawit ini, dalam
mengelola dan memantau lingkungan hidup dalm kaitannya dengan aktivitasnya.
Rencana-rencana kegiatan untuk pengelolaan dan pemantauan lingkungan seperti
yang tertuang dalam dokumen RKL dan RPL ini tentunya terkait langsung dengan
hasil kajian dalam dokumen ANDAL RKL-RPL ini memuat mengenai upaya
untuk menangani dampak dan mamantau komponen lingkungan hidup yang
terkena dampak terhadap keseluruhan dampak, bukan hanya dampak yang
disimpulkan sebagai dampak penting dari hasil proses evaluasi holistik dalam
ANDAL. Sehingga untuk beberapa dampak yang disimpulkan sebagai bukan
dampak penting, namun tetap memerlukan dan direncanakan untuk dikelola dan
dipantau (dampak lingkungan hidup lainnya), maka tetap disertakan rencana
pengelolaan dan pemantauannya dalam dokumen RKL – RPL ini.
BAB II
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Tabel 2.1 Matriks Pengelolaan Lingkungan Hidup bidang sosial, ekonomi, budaya, kesehatan masyarakat dan transportasi
Indikator Lokasi Periode Institusi
Dampak Lingkungan Sumber Bentuk Pengelolaan
No Keberhasilan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan
Terkena Dampak Dampak LH
Pengelolaan LH LH LH LH
DAMPAK PENTING YANG DIKELOLA BERDASARKAN HASIL ARAHAN PADA ANDAL
Tahap Pra-Konstruksi
1 Masyarakat 1 PT.SPS melakukan 1 PT. SPS
mendapatkan sosialisasi kepada
dan memahami masyarakat terkait (Pelaksana)
informasi pembangunan
terkait pabrik sawit
pembangunan PT.SPS
pabrik sawit
Lokasi
PT.SPS
pembangunan
2 Berkurang 2 Mengundang 2 DLH
pabrik sawit
kekhawatiran seluruh komponen Selama Kabupaten
Sikap dan Persepsi PT.SPS yang
1 Survey dan keresahan masyarakat yang proses survey Bantul
Masyarakat terkena
masyarakat ada di Kec. Kokap berlangsung Lembaga
dampak di
akan agar tidak terjadi Swadaya
Kecamatan
kehilangan kesalahpahaman Masyarakat
Kokap
pekerjaan antar berbagai Komunitas
pihak Pemuda
Desa
Kepala
Desa
(Pengawas)
3 Berjalannya 3
lancar kegiatan
survey tanpa
mengganggu
kamtibmas
2 Rendahnya 2 Menugaskan
komplain pekerja untuk
masyarakat mengatur lalu
akibat lintas selama
kepadatan lalu kegiatan mobilisasi
lintas alat berat dan
material
berlangsung
1 Rendahnya 1 Dilakukannya
jumlah pengelolaan
timbulan sampah skala
sampah yang pabrik PT.SPS
ada sesuai dengan PP
Selama
No.18 Th.2008
kegiatan
2 Terkelolanya 2 Melakukan
Meningkatnya jumlah Operasional Pabrik sawit operasional
5
timbulan sampah Basecamp
sampah dengan pelatihan kepada
PT.SPS basecamp
dengan baik para pekerja
PT.SPS
tentang pentingnya
berlangsung
menjaga
leingkungan
dengan membuang
sampah pada
tempatnya
3 Rendahnya 3 Memberikan
jumlah fasilitas cek
masyarakat dan kesehatan bagi
pekerja yang pekerja dan
terkena masyarakat sekitar
penyakit akibat yang terjangkit
pencemaran penyakit akibat
sampah pencemaran
sampah
4 Rendahnya
komplain
masyarakat
akibat
pencemaran
sampah
1 Tidak adanya 1 Menerapkan sistem
limbah B3 yang pengelolaan
tidak dikelola limbah B3 sesuai
dengan PP No.101
Th.2014
Meningkatnya jumlah 2 Tidak adanya 2 Melakukan
limbah B3 akibat masyarakat pelatihan kepada
maintainence alat berat maupun pekerja para pekerja
yang terjangkit tentang pentingnya
akibat pengelolaan
pencemaran limbah B3
akibat limbah
B3
3 Diterapkannya 3 Memberikan
sistem fasilitas cek
pengelolaan kesehatan bagi
limbah B3 pekerja dan
sesuai dengan masyarakat sekitar
PP No.101 yang terjangkit
Th.2014 penyakit akibat
pencemaran
limbah
1 Tidak adanya 1 Pengecekan
masyarakat kembali berkas-
yang merasa berkas yang
Masyarakat yang dirugikan berkaitan dengan
merasa dirugikan akibat lahan nota kesepemahan Selama
akibat lahan sawahnya sawah yang maupun berkas Pabrik sawit kegiatan land
6 Land Clearing
telah digunakan untuk digunakan yang dibutuhkan PT.SPS clearing
pembangunan pabrik dalam proses berlangsung
PT.SPS pemebelian lahan
sawah
Tahap Operasi
1 Tidak adanya 1 Menjamin 1 PT. SPS
petani yang ekonomi petani
Lokasi
terlantar tidak yang digunakan Selama (Pelaksana)
pembagunan
Perubahan Ekonomi Rekrutment memiliki lahannya dengan kegiatan
pabrik sawit
7 Masyarakat dan Tenaga Kerja pekerjaan mengutamakan pengadaan
PT.SPS yang
Konflik Sosial Operasional akibat merekrut petani lahan
terkena
pembangunan tersebut menjadi berlangsung
dampak
pabrik sawit tenaga kerja
PT.SPS
3 Menyediakan
fasilitas cek
kesehatan bagi
masyarakat dan
pekerja terkena
dampak
1 Rendahnya 1 Pengaturan jam
tingkat kerja mobilisasi
kerusakan jalan alat berat dan
di sepanjang material (kerja saat
akses jalan jam malam)
yang akan
dilewati
kendaraan berat
2 Rendahnya 2 Pengaturan beban
komplain beban yang dibawa
Kerusakan jalan akibat
masyarakat alat berat,
mobilisasi alat berat
akibat rusaknya disesuaikan dengan
akses jalan kelas kualitas jalan
yang akan dilalui
kendaraan alat
berat
3 Tidak 3 Menanggung biaya
terganggunya kerusakan jalan
aksesibilitas yang disebabkan
kendaraan mobilisasi alat
berat dan material
Tabel 2.2 Matriks Pengelolaan Lingkunan Hidup bidang Fisika dan Kimia
erial pada No. 153 tahun 2002 yaitu : membawa ran di material pada Sultan
tahap · Debu ≤ 230 µg/Nm3 material yang lokasi tahap Instansi
kontruksi · CO ≤ 10.000 µg/Nm3 dimungkinka proyek konstruksi Pengawas:
· NO2 ≤ 150 µg/Nm3 n akan jatuh 2. Di untuk semua 1. Badan
diberikan sepanjang jenis Lingkunga
penutup yang jalan akses pengelolaan. n Hidup
rapat pada yang Kabupaten
saat dilalui Kulon
pengangkuta dilalui oleh Progo
n material kendaraan 2. Badan
untuk pengangkut Lingkunga
mencegah yang n Hidup
terjadinya melalui Yogyakarta
ceceran di permukima 3.
jalan. n sampai Dishubkom
2. Segera tapak info
membersihka proyek. Kabupaten
n ceceran 3. Kulon
material yang Sebelum Progo
jatuh dari pintu Instansi
kendaraan keluar Penerima
pengangkut. tapak Laporan:
3. proyek. 1. Bupati
Melakukan 4. Di Kulon
pembersihan sepanjang Progo
terhadap roda jalan akses melalui
kendaraan yang Badan
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN 19
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
ANALSIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN
PERKEBUNAN DAN INDUSTRI KELAPA SAWIT
GUNUNG API PURBA IJO, KULONPROGO, DIY
Laporan:
1. Bupati
Kulon
Progo
melalui
Badan
Lingkunga
n Hidup
Kabupaten
Kulon
Progo
2.
Gubernur
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
melalui
Badan
Lingkunga
n Hidup
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
.
Dampak Indikator Keberhasilan Bentuk Lokasi Periode Inst
No Lingkunga Sum Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan Pengelolaa Pengelolaan itusi
. n yang ber Dampak Lingkungan n Lingkungan Pengelolaa
Dikelola Hidup Lingkunga Hidup n
n Hidup Lingkunga
n Hidup
II.B. Pemanfaatan Area Lay Down
II.B. Peningkatan Pemanfaatan Tingkat kebisingan lebih kecil 1. Di lokasi Selama Instansi
1. Kebisingan Area Lay dari baku tingkat kebisingan di Memasang rencana kegiatan Pelaksana:
Down pemukiman sesuai KepMen LH pagar Lay Down pemanfaatan PT. Sawit
No. 48 Tahun 1996, sebesar 55 + penutup Area Lay Punya
3 dBA proyek di Down tahap Sultan
lokasi Area konstruksi. Instansi
Lay Down Pengawas:
yang 1. Badan
berdekatan Lingkunga
dengan n Hidup
pemukiman Kabupaten
warga. Kulon
2. Kegiatan Progo
yang 2. Badan
berpotensi Lingkunga
menimbulka n Hidup
n kebisingan Yogyakarta
(penggunaan Instansi
mesih las, Penerima
gerinda, Laporan:
mesin 1. Bupati
potong, dan Kulon
bor) Progo
dilaksanakan melalui
pada pukul Badan
07.00-19.00 Lingkunga
WIB. Jika n Hidup
diperlukan Kabupaten
kegiatan Kulon
diatas jam Progo
19.00 WIB 2.
maka PT. Gubernur
Sawit Punya Daerah
Sawit akan Istimewa
berkoordinas Yogyakarta
i dengan melalui
petinggi atau Badan
masyarakat Lingkunga
sekitar n Hidup
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
II.E. Pematangan Lahan
Konsentrasi debu, PM
II.E. Penurunan Pematangan 10, PM2,5 tidak 1. 1. Lokasi Selama Instansi
1. Kualitas Lahan melebihi baku mutu kualitas udara Melakukan pematanga kegiatan Pelaksana:
Udara ambien yang ditentukan sesuai penyiraman n lahan di pematangan PT. Sawit
Ambien Kep. Gub. DIY No. 153 tahun secara tapak lahan tahap Punya
sebesar debu ≤ 230 µg/Nm3, berkala proyek. konstruksi Sultan
2002, 2. 2. Instansi
PM10 ≤ 150 µg/Nm3 PM2,5 ≤ 65 Memasang Permukima Pengawas:
µg/Nm3 pagar n yang 1. Badan
penutup berdekatan Lingkunga
proyek. dengan n Hidup
3. tapak Kabupaten
Membersihk proyek Kulon
an roda alat 3. Progo
berat pada Sebelum 2. Badan
saat keluar keluar Lingkunga
dari tapak pintu tapak n Hidup
proyek proyek Daerah
Istimewa
Yogyakarta
Instansi
Penerima
Laporan:
1. Bupati
Kulon
Progo
melalui
Badan
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN 25
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
ANALSIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN
PERKEBUNAN DAN INDUSTRI KELAPA SAWIT
GUNUNG API PURBA IJO, KULONPROGO, DIY
Lingkunga
n Hidup
Kabupaten
Kulon
Progo
2.
Gubernur
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
melalui
BLH
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
II.H. Penurunan Pembanguna Kadar debu, PM10, PM2,5 tidak 1. Lokasi Selama Instansi
1. Kualitas n Bangunan melebihi baku mutu kualitas udara
Melakukan pembangun kegiatan Pelaksana:
Udara Utama pabrik penyiraman an pembanguna PT. SPS
Ambien. dan Fasilitas ambien yang ditentukan sesuai Kep. secara Bangunan n bangunan Instansi
pendukungny Gub. DIY No. 153 tahun 2002,
berkala di Utama utama pabrik Pengawas:
a lokasi pabrik dan dan fasilitas 1. Badan
sebesar debu ≤ 230 µg/Nm3, PM10 pembanguna fasilitas pendukungny Lingkunga
≤ 150 µg/Nm3 PM2,5 ≤ 65 µg/Nm3
n bangunan pendukung a n Hidup
utama pabrik nya Kabupaten
secara Kulon
berkala Progo
2. 2. Badan
Memasang Lingkunga
pagar n Hidup
penutup Daerah
proyek pada Istimewa
lokasi Yogyakarta
Bangunan Instansi
Utama PLTU Penerima
dan fasilitas Laporan:
pendukungny 1. Bupati
a yang Kulon
berdekatan Progo
dengan melalui
pemukiman Badan
warga. Lingkunga
n Hidup
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN 29
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
ANALSIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN
PERKEBUNAN DAN INDUSTRI KELAPA SAWIT
GUNUNG API PURBA IJO, KULONPROGO, DIY
Kabupaten
Kulon
Progo
2.
Gubernur
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
melalui
BLH
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
II.H. Peningkatan Pembanguna Tingkat getaran memenuhi baku Membuat Lokasi Selama Instansi
3. Getaran n Bangunan tingkat getaran untuk kenyamanan parit di pembangun kegiatan Pelaksana:
Utama pabrik dan kesehatan serta getaran sekeliling an pembanguna PT. SPS
dan Fasilitas area Bangunan n bangunan Instansi
mekanik berdasarkan dampak
Pendukungn pemancanga Utama utama pabrik Pengawas:
ya kerusakan sesuai Kepmen LH No. n terutama pabrik dan dan fasilitas 1. Badan
49 Tahun 1996, sebagai berikut: pada arah fasilitas pendukungny Lingkunga
pemukiman pendukung a n Hidup
pemukiman nya Kabupaten
Frekuensi Tingkat Getaran Kulon
63 <6 Istimewa
-
Yogyakarta
melalui
BLH
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
II.H. Peningkatan Pembanguna 1. Tidak ada limbah B3 yang 1. 1. Lokasi Selama Instansi
4. Timbulan n Bangunan tidak dilakukan pengelolaan. Menyediakan pembangun kegiatan Pelaksana:
Limbah B3 Utama pabrik 2. Waktu penyimpanan Limbah tempat an pembanguna PT. SPS
- Minyak dan Fasilitas B3 tidak lebih dari 365 hari. penyimpanan bangunan n bangunan Instansi
pelumas Pendukungn limbah B3 utama utama pabrik Pengawas:
bekas ya sesuai pabrik dan dan fasilitas 1.
(B105d) Peraturan fasilitas pendukungny Kementeria
- Kain Pemerintah pendukung a. n
majun bekas no. 101 tahun nya. Lingkunga
(B110d) 2014 2. n Hidup
- 2. Tempat dan
Aki/baterai Penyimpanan Penyimpan Kehutanan.
bekas Limbah B3 an Limbah 2. Badan
(A102d) maksimum B3 Lingkunga
- Limbah 365 hari. 3. n Hidup
elektronik/la 3. Memiliki Tempat Kabupaten
mpu TL dll sistem Penyimpan Kulon
(B107d) tanggap an Limbah Progo
(berdasarkan darurat B3 3. Badan
PP 101 dalam 4. Kantor Lingkunga
tahun 2014) penanganan pabrik Unit n Hidup
Limbah B3 5&6 Daerah
sesuai Istimewa
Peraruran Yogyakarta
Pemerintah Instansi
no. 101 tahun Penerima
2014 Laporan:
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN 35
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
ANALSIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN
PERKEBUNAN DAN INDUSTRI KELAPA SAWIT
GUNUNG API PURBA IJO, KULONPROGO, DIY
4. Bekerja 1. Bupati
sama dengan Kulon
pihak ketiga Progo
yang melalui
mempunyai Badan
rekomendasi Lingkunga
untuk n Hidup
melakukan Kabupaten
pengangkuta Kulon
n dan Progo
pengelolaan 2.
limbah B3 Gubernur
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
melalui
BLH
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
3.
Menteri
Lingkunga
n Hidup
dan
Kehutanan
No Dampak Sum Indikator Keberhasilan Bentuk Lokasi Periode Inst
. Lingkunga ber Dampak Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan Pengelolaa Pengelolaan itusi
n bangunan Progo
Non - Teknis melalui
yang Badan
berdekatan Lingkunga
dengan n Hidup
lokasi Kabupaten
permukiman. Kulon
Progo
2.
Gubernur
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
melalui
BLH
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
Apabila Kabupaten
diperlukan Kulon
pemancanga Progo
n di atas jam 2.
19:00, Gubernur
berkoordinas Daerah
i dengan Istimewa
petinggi atau Yogyakarta
masyarakat melalui
sekitar. BLH
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
II.I Peningkatan Aktivitas 1. Tidak ada limbah B3 yang 1. 1. Lokasi Selama Instansi
.4. Timbulan Pembanguna tidak dilakukan pengelolaan. Menyediakan pembangun kegiatan Pelaksana:
Limbah B3 n Bangunan 2. Waktu penyimpanan Limbah tempat an pembanguna PT. SPS
- Minyak Non Teknis B3 tidak lebih dari 365 hari. penyimpanan bangunan n bangunan Instansi
pelumas limbah B3 utama non teknis. Pengawas:
bekas sesuai pabrik dan 1.
(B105d) Peraturan fasilitas Kementeria
- Kain Pemerintah pendukung n
majun bekas no 101 tahun nya. Lingkunga
(B110d) 2014. 2. n Hidup
- 2. Tempat dan
Aki/baterai Penyimpanan Penyimpan Kehutanan
bekas Limbah B3 an Limbah 2. Badan
(A102d) maksimum B3 Lingkunga
- Limbah 365 hari. 3. n Hidup
elektronik/la 3. Memiliki Tempat Kabupaten
mpu TL dll sistem Penyimpan Kulon
(B107d) tanggap an Limbah Progo
(berdasarkan darurat B3 3. Badan
PP 101 dalam 4. Lingkunga
tahun 2014) penanganan Tempat n Hidup
Limbah B3 Penyimpan Daerah
sesuai an Limbah Istimewa
Peraruran B3 Yogyakarta
Pemerintah Instansi
no. 101 tahun Penerima
2014. Laporan:
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN 41
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
ANALSIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN
PERKEBUNAN DAN INDUSTRI KELAPA SAWIT
GUNUNG API PURBA IJO, KULONPROGO, DIY
4. Bekerja 1. Bupati
sama dengan Kulon
pihak ketiga Progo
yang melalui
mempunyai Badan
rekomendasi Lingkunga
untuk n Hidup
melakukan Kabupaten
pengangkuta Kulon
n dan Progo
pengelolaan 2.
limbah B3 Gubernur
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
melalui
BLH
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
3.
Menteri
Lingkunga
n Hidup
dan
Kehutanan
Dampak Sum Indikator Keberhasilan Bentuk Lokasi Periode Inst
No. Lingkunga Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaa Pengelolaan itusi
ber Dampak Pengelolaan
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
Instansi
Penerima
Laporan:
1. Bupati
Kulon
Progo
melalui
Badan
Lingkunga
n Hidup
Kabupaten
Kulon
Progo
2.
Gubernur
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
melalui
BLH
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
II.J.2 Peningkatan Aktivitas Tingkat kebisingan lebih kecil 1. Lokasi Selama Instansi
. Kebisingan Pembanguna dari baku tingkat kebisingan di Memasang Pembangu kegiatan Pelaksana:
n Area permukiman sesuai KepMen LH pagar nan pembanguna PT. SPS
Penimbunan No. 48 Tahun 1996 yaitu 55 + 3 penutup Pembangu n area Instansi
Abu dB proyek di nan area penimbunan Pengawas:
lokasi penimbuna abu. 1. Badan
Pembanguna n abu Lingkunga
n area n Hidup
penimbunan Kabupaten
abu yang Kulon
berdekatan Progo
dengan 2. Badan
pemukiman Lingkunga
warga n Hidup
2. Daerah
Melaksanaka Istimewa
n kegiatan Yogyakarta
yang Instansi
berpotensi Penerima
menimbulka Laporan:
n bising 1. Bupati
(penggunaan Kulon
generator, Progo
buldoser, melalui
dumptruck) Badan
pada pukul Lingkunga
07:00 sampai n Hidup
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN 45
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
ANALSIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN
PERKEBUNAN DAN INDUSTRI KELAPA SAWIT
GUNUNG API PURBA IJO, KULONPROGO, DIY
dengan Kabupaten
19:00. Kulon
Apabila Progo
diperlukan 2.
kegiatan Gubernur
yang Daerah
menimbulka Istimewa
n bising di Yogyakarta
atas pukul melalui
19:00, BLH
berkoordinas Daerah
i dengan Istimewa
petinggi atau Yogyakarta
warga.
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
III.D. Peningkatan Pengoperasia Tingkat kebisingan lebih kecil Membatasi Di Selama Instansi
2. Kebisingan n sistem dari baku tingkat kebisingan di kecepatan sepanjang kegiatan Pelaksana:
penanganan permukiman sesuai KepMen LH kendaraan jalan akses pengoperasia PT. SPS
limbah padat No. 48 Tahun 1996 yaitu sebesar pengangkut yang n sistem Instansi
55 + 3 dB Fly dilalui oleh penanganan Pengawas:
Ash/Bottom kendaraan limbah padat 1. Badan
Ash pengangkut berlangsung Lingkunga
maksimal 40 dari n Hidup
km/jam pertigaan Kabupaten
apabila Wedelan Kulon
melewati sampai Progo
permukiman tapak 2. Badan
(dari proyek Lingkunga
pertigaan n Hidup
Wedelan Daerah
sampai tapak Istimewa
proyek) yang Yogyakarta
berada di Instansi
e. PM
2,5 ≤ 65 µg/Nm3 Melakukan n
pemeliharaan Lingkunga
secara n Hidup
berkala pada dan
seluruh Kehutanan
peralatan Instansi
yang Penerima
mengeluarka Laporan:
n gas buang 1. Bupati
dan Kulon
partikulat Progo
melalui
Badan
Lingkunga
n Hidup
Kabupaten
Kulon
Progo
2.
Gubernur
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
melalui
BLH
Daerah
Istimewa
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN 51
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
ANALSIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN
PERKEBUNAN DAN INDUSTRI KELAPA SAWIT
GUNUNG API PURBA IJO, KULONPROGO, DIY
Yogyakarta
3.
Menteri
Lingkunga
n Hidup
dan
Kehutanan
Indikator
Dampak Bentuk Lokasi Periode Institusi
Keberhasilan
Lingkungan Sumber Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan
No. Pengelolaan
yang Dampak Lingkungan Lingkungan Lingkungan Lingkungan
Lingkungan
Dikelola Hidup Hidup Hidup Hidup
Hidup
DAMPAK PENTING YANG DIKELOLA BERDASARKAN HASIL ARAHAN PADA ANDAL
II. TAHAP KONSTRUKSI
II.A. Operasional Basecamp
II.A.1. Penurunan Pembebasan 1. Tidak 1.. Kegiatan Lokasi Selama Instansi
Kualitas dan Lahan menghilangkan pembukaan dan pengelolaan proses Pelaksana:
kuantitas Air habitat flora air. pembersihan lahan lingkungan operasional PT. SPS
2. Tidak merubah dilakukan secara hidup berada basecamp Instansi
fungsi run-off bertahap sesuai di tempat berlangsung Pengawas:
3. Sesuainya dengan luas operasional 1.
pengolahan air rencana basecamp Pemerintah
limbahpabrik pertanaman per setempat
kelapa sawit tahun. 2. Dinas
2.. Kegiatan Perkebunan
pembukaan dan dan
pembersihan lahan Perternakan
dilakukan pada Kabupaten
saat curah Kulon Progo.
terendah, hal ini 3. Badan
dilakukan untuk Lingkungan
Kabupaten
Kulon Progo.
3. Badan
Lingkungan
Hidup
Kabupaten
Kulon Progo
Instansi
Penerima
Laporan:
1. Bupati
Kulon Progo
melalui Badan
Lingkungan
Hidup
Kabupaten
Kulon Progo
Kabupaten
Kulon Progo
Hidup
Kabupaten
Kulon Progo
Instansi
Penerima
Laporan:
1. Bupati
Kulon Progo
melalui Badan
Lingkungan
Hidup
Kabupaten
Kulon Progo
III. TAHAP OPERASI
III.A. Perkebunan
III.A.1. Penurunan Produksi 1. Tidak adanya 1. Tidak Lokasi Selama Instansi
Kualitas Air pengolahan sampah padat membuang limbah pengelolaan proses Pelaksana:
sawit maupun cair di padat maupun lingkungan produksi PT. SPS
perairan/sungai. limbah cair ke hidup berada pengolahan Instansi
badan air sekitar di tempat sawit Pengawas:
lokasi sarana dan produksi 1.
prasarana. pengolahan Pemerintah
2. Menyediakan sawit setempat
tempat khusus 2. Dinas
(TPS) untuk Perkebunan
pembuangan dan
limbah padat. Perternakan
3. Menyediakan Kabupaten
tangki septik Kulon Progo.
dengan jumlah dan 3. Badan
kapasitas sesuai Lingkungan
kebutuhan. Hidup
4. Minyak pelumas Kabupaten
bekas ditempatkan Kulon Progo
pada tempat
khusus Instansi
(penampungan Penerima
limbah B3), Laporan:
selanjutnya di 1. Bupati
serahkan ke pihak Kulon Progo
ketiga yang melalui Badan
memiliki ijin untuk Lingkungan
proses lebih lanjut. Hidup
Kabupaten
Kulon Progo
Instansi
Penerima
Laporan:
1. Bupati
Kulon Progo
melalui Badan
Lingkungan
Hidup
Kabupaten
Kulon Progo
BAB III
RENCANA RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Tabel 3.1 Matriks Pemantauan Lingkungan Hidup bidang sosial, ekonomi, budaya, kesehatan masyarakat dan transportasi
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pemantauan
Jenis Waktu
No. Metode Lokasi
Dampak Indikator / Sumber dan
Pengumpulan & Pemantau Pelaksa Pengawa Pelapora
yang Parameter Dampak Frekuens
Analisis Data an na s n
Timbul i
DAMPAK PENTING YANG
DIPANTAU BERDASARKAN HASIL ARAHAN PENGELOLAAN PADA ANDAL
I. TAHAP PRA KONSTRUKSI
I.B. Pengadaan Lahan
I.B Perubahan 1. Jumlah Pengadaan Metode Lokasi Frekuensi PT. SPS 1. Badan 1.
.1. mata penggarap Lahan Pengumpulan pembangun Pemantau Ligkunga Bupati
pencaharian yang Data : an pabrik an 1 kali n Hidup Kulon
kehilangan Sensus terhadap sawit selama Kabupate Progo
mata semua penggarap PT.SPS kegiatan n Kulon Melalui
pencaharian lahan di yang pengadaa Progo BLH
atau yang wilayah studi terkena n lahan 2. Dinas Kabupate
beralih AMDAL, Studi dampak di Kehutana n Kulon
mata dokumentasi Kecamatan n dan Progo
pencaharian berupa foto Kokap Perkebun 2.
, kegiatan an Gubernur
meliputi sosialisasi Kabupate Provinsi
penggarap n Kulon Daerah
lahan, Metode Analisis Progo Istimewa
petani padi Data : 3. Yogyakar
sawah, serta Deskriftif Pemerinta ta (DIY)
buruh yang kuantitatif h Melalui
bekerja dan/atau Kecamata BLH
pada kualitatif n Provinsi
masing- setempat Daerah
masing Istimewa
kegiatan Yogyakar
garapan ta (DIY)
tersebut.
2. Jumlah
dan jenis
kegiatan
sosialiasi
yang
dilakukan
oleh
pemrakarsa
kepada para
penggarap
lahan
I.B.2 Perubahan 1. Tingkat Pengadaan Metode Pemukima Frekuensi PT. SPS BLHD BLHD
pendapatan pendapatan Lahan Pengumpulan n penduduk Pemantau Kabupate Kabupate
para Data : dimana an 1 kali n n
penggarap Wawancara para selama Kulon Kulon
lahan. mendalam (studi penggarap kegiatan Progo Progo dan
kasus) terhadap dan buruh pengadaa BPLHD
2. para penggarap tani n lahan Provinsi
Terjaminny dan buruh. menetap Yogyakar
a ekonomi Sampling dengan di ta.
masyarakat menggunakan Kecamatan
Kec. Kokap kuisioner Kokap.
yang
sebagian terstruktur
besar tentang
berprofesi pendapatan
sebagai rumah tangga
petani.
penggarap lahan
3. (petambak
garam, petambak
ikan, petani
sawah) dan para
buruh yang
menggantungkan
mata
pencahariannya
di areal
I.B.3 Persepsi 1. Tidak Pengadaan Metode Lokasi Frekuensi PT. SPS Dinas BLHD
dan sikap adanya Lahan pengumpulan pembangun Pemantau Sosial Kabupate
masyarakat gangguan data : an pabrik an 1 kali Kabupate n
kamtibmas 1. Studi dan selama n Kulon Kulon
selama dokumentasi foto perkebunan kegiatan Progo Progo dan
kegiatan survei dan sawit pengadaa BPLHD
pengadaan wawancara. PT.SPS n lahan Provinsi
lahan 2. Survei yang Yogyakar
berlangsung terhadap terkena ta.
masyarakat dampak di
terkena dampak Kecamatan
menggunakan Kokap.
kuesioner dan
wawancara
mendalam.
Metode Analisis
Data :
Deskriftif
kuantitatif
dan/atau
kualitatif
II. TAHAP KONSTRUKSI
II.A Rekrutmen Tenaga Kerja
II. Peningkata 1. Tidak Penerimaan Metode Lokasi Enam PT. SPS 1. BLHD Dinas
A.1 n adanya tenaga kerja pengumpulan pembangun bulan Kabupate Tenaga
kesempatan petani yang untuk Tahap data : an pabrik sekali n Kerja
kerja terlantar Konstruksi 1.Wawancara dan selama Kulon Kabupate
tidak secara mendalam perkebunan masa Progo. n Kulon
memiliki dengan wakil sawit konstruks 2. Dinas Progo,
pekerjaan masyarakat PT.SPS i Tenaga BLHD
akibat dalam Komite yang Kerja Kabupate
pembangun tenaga kerja terkena Kabupate n
an pabrik lokal yang dampak di n Kulon Kulon
sawit dibentuk. Kecamatan Progo. Progo dan
PT.SPS Kokap. BPLHD
2. 2. Studi Provinsi
Memastikan dokumentasi Yogyakar
bahwa meliputi tenaga ta.
mendalam. ta.
Metode Analisis
Data :
Deskriftif
kuantitatif
dan/atau
kualitatif
terkena
penyakit Metode Analisis
akibat Data :
pencemaran 1. Deskriftif
sampah. kuantitatif
4. dan/atau
Rendahnya kualitatif
komplain
masyarakat
akibat
pencemaran
sampah.
II. Meningkatn 1. Tidak Operasional Metode Operasiona Sebulan PT. SPS Badan Badan
B.2 ya jumlah adanya Basecamp Pengumpulan l Basecamp sekali Lingkung Lingkung
limbah B3 limbah B3 Data : PT. SPS selama an Hidup an Hidup
akibat yang tidak 1. Pendataan masa Kabupate Kabupate
maintainen dikelola. timbulan sampah konstruks n Kulon n Kulon
ce alat berat di areal i Progo Progo
2. Tidak basecamp.
adanya 2. Membuat SOP
masyarakat pengelolaan
maupun limbah B3 dan
pekerja membuat kriteria
yang pengelolaan
terjangkit limbah B3 yang
akibat baik.
pencemaran 3. Pengumpulan
Metode Analisis
Data :
Analisis
laboratorium
yang
terakreditasi
KAN dan
dilakukan
berdasarkan pada
pedoman
“Standard
Nasional
Indonesia” dan
membandingkan
dengan baku
mutu yang
ditetapkan.
II. Peningkata Tingkat Mobilisasi Metode Jalur 3 (Tiga) PT. SPS BLHD BLHD
C.2 n kebisingan peralatan dan Pengumpulan mobilisasi bulan Kab. Kabupate
kebisingan (dBA) material Data : peralatan sekali Kulon n
Data kebisingan dan selama Progo Kulon
diukur dengan material mobilisasi Progo dan
menggunakan yang peralatan BPLHD
sound level terdekat dan Provinsi
meter dan dengan material Yogyakar
dihitung Ls, Lm pemukiman ta.
dan Lsm , yaitu
sesuai Keputusan 1. Pada
Menteri Negara koordinat
Lingkungan 108° 37'
Hidup No. 31.646"
48/MENLH/11/1 BT; 6° 46'
996 Tentang 58.051" LS
Baku
Tingkat
Kebisingan. koordinat
Metode Analisis tergantung
Data : titik
Membandingkan sampling di
hasil pengukuran google
dengan baku earth
mutu sesuai
Keputusan
Menteri Negara
Lingkungan
Hidup No.
48/MENLH/11/1
996
Tentang Baku
Tingkat
Kebisingan
II.C.3 Gangguan Jumlah Mobilisasi Metode 1. 3 bulan PT. SPS 1. Dinas 1. Dinas
Penyakit kasus peralatan dan Pengumpulan Puskesmas sekali Kesehata Kesehata
(ganggun gangguan material Data : setempat. setelah n n
kesehatan) saluran 1. Pengumpulan 2. dimulainy Kabupate Kabupate
nafas data bulanan Permukima a kegiatan n Kulon n Kulon
(khususnya kasus penyakit n penduduk mobilisasi Progo Progo,
ISPA) dari Puskesmas; di wilayah peralatan BLHD
2. Wawancara studi dan Kabupate
dengan AMDAL material n Kulon
masyarakat Progo dan
mengenai BPLHD
keluhan pada Provinsi
saluran Yogyakar
pernafasan ta.
(ISPA);
3. Pengamatan
terhadap sanitasi
lingkungan.
Metode Analisis
Data :
Deskripsi dengan
melihat incident
rate kasus
penyakit saluran
pernafasan.
II.C.4 Peningkata 1. Tidak Mobilisasi Metode 1. Titik Hari libur PT. SPS Dinas BLHD
n lalu terjadi peralatan dan Pengumpulan pertemuan dan hari Hubunga Kab.
lintas darat kemacetan material Data : ruas jalan kerja n Kulon
(gangguan pada ruas 1. Observasi Pantura dengan Kabupate Progo,
lalu jalan secara langsung dengan frekuensi n Kulon Dishub
lintas darat) pantura 2. Studi jalan akses 3 kali Progo Kab.
terutama di dokumentasi 2. Jalan selama Kulon
titik meliputi foto akses masa Progo dan
pertemuan kondisi lalu menuju mobilisasi BPLHD
dengan lintas di titik tapak peralatan Prov.
jalan akses. pertemuan proyek dan Jawa
dengan jalan material Barat.
2. akses,keberadaan berlangsu
Rendahnya rambu-rambu ng
tingkat lalu lintas
kepadatan di titik keluar
lalu lintas masuknya
akibat kendaraan
mobilisasi proyek
alat berat. Metode Analisis
Data :
3. V/C ratio
mengacu kepada
MKJI (1997).
Metode
kuantitatif dan
deskriptif
kualitatif
Metode Analisis
Data :
Deskriftif
kuantitatif
dan/atau
kualitatif
IV. Penurunan Parameter Demobilisasi Metode Jalur 3 (Tiga) PT. SPS BLHD BLHD
A.1 kualitas TSP, PM10, Alat Berat dan Pengumpulan mobilisasi bulan Kab. Kabupate
udara NO2, SO2 Material Data : peralatan sekali Kulon n
ambien dan CO 1. Pengambilan dan selama Progo Kulon
sampel TSP material mobilisasi Progo dan
mengacu pada yang peralatan BPLHD
SNI-19-7119.3- terdekat dan Provinsi
2005. dengan material Yogyakar
2. Pengambilan pemukiman ta.
sampel PM10 , yaitu
mengacu pada 1. Pada
USEPA IO-2.1 koordinat
3. Pengambilan 108° 37'
sampel SO2 31.646"
mengacu pada BT; 6° 46'
SNI-19.7119.7- 58.051" LS
2005. 2. Pada
4. Pengambilan koordinat
sampel NO2 108° 38'
mengacu pada 3.948" BT;
SNI-19-7119.2- 6° 47'
2005. 8.242" LS
5. Pengambilan 3. Pada
sampel CO koordinat
mengacu pada 108° 37'
SNI 49.134"
7119.10:2011 BT; 6° 46'
6. Pengamatan 34.357" LS
langsung dan
dokumentasi koordinat
untuk kegiatan: tergantung
‐ Pembersihan titik
terhadap ban truk sampling di
yang google
keluar dari tapak earth
proyek
‐ Perawatan rutin
kendaraan
proyek
‐ Kegiatan
penyiraman jalan
Metode Analisis
Data :
Analisis
laboratorium
yang
terakreditasi
KAN dan
dilakukan
berdasarkan pada
pedoman
“Standard
Nasional
Indonesia” dan
membandingkan
dengan baku
mutu yang
ditetapkan.
IV. Peningkata Tingkat Mobilisasi Metode Jalur 3 (Tiga) PT. SPS BLHD BLHD
A.2 n kebisingan peralatan dan Pengumpulan mobilisasi bulan Kab. Kabupate
kebisingan (dBA) material Data : peralatan sekali Kulon n
Data kebisingan dan selama Progo Kulon
diukur dengan material mobilisasi Progo dan
menggunakan yang peralatan BPLHD
sound level terdekat dan Provinsi
meter dan dengan material Yogyakar
dihitung Ls, Lm pemukiman ta.
dan Lsm , yaitu
sesuai Keputusan 1. Pada
Menteri Negara koordinat
Lingkungan 108° 37'
Hidup No. 31.646"
48/MENLH/11/1 BT; 6° 46'
996 Tentang 58.051" LS
Baku
Tingkat
Kebisingan. koordinat
Metode Analisis tergantung
Data : titik
Membandingkan sampling di
hasil pengukuran google
dengan baku earth
mutu sesuai
Keputusan
Menteri Negara
Lingkungan
Hidup No.
48/MENLH/11/1
996
Tentang Baku
Tingkat
Kebisingan
pernafasan ta.
(ISPA);
3. Pengamatan
terhadap sanitasi
lingkungan.
Metode Analisis
Data :
Deskripsi dengan
melihat incident
rate kasus
penyakit saluran
pernafasan.
Peningkata 1. Tidak Mobilisasi Metode 1. Titik Hari libur PT. SPS Dinas BLHD
n lalu terjadi peralatan dan Pengumpulan pertemuan dan hari Hubunga Kab.
lintas darat kemacetan material Data : ruas jalan kerja n Kulon
(gangguan pada ruas 1. Observasi Pantura dengan Kabupate Progo,
lalu jalan secara langsung dengan frekuensi n Kulon Dishub
lintas darat) pantura 2. Studi jalan akses 3 kali Progo Kab.
terutama di dokumentasi 2. Jalan selama Kulon
titik meliputi foto akses masa Progo dan
pertemuan kondisi lalu menuju mobilisasi BPLHD
dengan lintas di titik tapak peralatan Prov.
jalan akses. pertemuan proyek dan Jawa
dengan jalan material Barat.
2. akses,keberadaan berlangsu
IV.A. Rendahnya rambu-rambu ng
4 tingkat lalu lintas
Kabupa Daerah
ten Istime
Kulon wa
Progo Yogyak
3. arta
Pemeri (DIY)
ntah Melalui
Kecam BLH
atan Provins
setemp i
at Daerah
Istime
wa
Yogyak
arta
(DIY)
II.B. Land Clearing
II. Penuru Peningkata terjadiny Pengambilan Lokasi Enam bulan sekali pada pembebasan PT. 1. 1.
B.2. nan n a erosi sampel air untuk pemanta lahan berlangsung SPS Badan Bupati
Kualit kekeruhan dan analisis uan Ligkun Kulon
as di Sungai sediment kekeruhan. lingkung gan Progo
Tanah akibat asi Analisis sampel di an hidup Hidup Melalui
kegiatan laboratorium di lokasi Kabupa BLH
pembukaan dilakukan dengan petak ten Kabupa
dan metode pembuka Kulon ten
pembersiha Turbidimetrik/Gra an dan Progo Kulon
n lahan. vimetrik. Data pembersi 2. Progo
yang diperoleh han Dinas 2.
dianalisis secara lahan Kehuta Gubern
deskriptif dengan nan dan ur
II.B. Vegeta kerapatan Pembukk Lokasi Enam bulan sekali pada pembebasan PT. 1. 1.
2. si jenis flora aan dan 1. Flora pemanta lahan berlangsung SPS Badan Bupati
Flora dan pembersi Pengumpulan data uan Ligkun Kulon
dan keanekarag han lahan dilakukan pada lingkung gan Progo
Fauna aman jenis untuk plot berukuran 20 an hidup Hidup Melalui
fauna. persiapan m x 20 m. di lokasi Kabupa BLH
penanam variabel yang petak ten Kabupa
an kelapa diukur adalah pembuka Kulon ten
sawit semua diameter an dan Progo Kulon
batang pohon pembersi 2. Progo
yang berdiameter han Dinas 2.
> KR10= cm𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
pada 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠
lahan Kehuta Gubern
𝑥 100%
𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
ketinggian 130 cm 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 nan dan ur
dari permukaan Perkeb Provins
tanah dengan unan i
menggunakan pita Kabupa Daerah
diameter. Untuk ten Istime
penentuan Kulon wa
kerapatan jenis Progo Yogyak
tumbuhan akan 3. arta
digunakan rumus; Pemeri (DIY)
N=n/A ntah Melalui
dimana: Kecam BLH
N = Kerapatan atan Provins
tumbuhan setemp i
n = Jumlah at Daerah
individu setiap Istime
jenis wa
A = Luas seluruh Yogyak
plot pengamatan arta
Kerapatan relatif (DIY)
(KR) dihitung
dengan rumus:
2. Fauna
Pengumpulan data
satwa liar
dilakukan dengan
metode titik
(count point) pada
line transect.
Pengamatan
dilakukan pada
setiap titik yang
ditentukan secara
sistematik (setiap
200 m) dalam
garis transek,
dimana semua
satwa yang
ditemukan akan
dihitung jumlah
individunya dan
diukur jaraknya ke
pusat titik
pengamatan.
Untuk satwa kecil
yang mempunyai
pergerakan
lambat,
pengamatannya
dilakukan dalam
plot berukuran 10
m x 10 m yang
juga diletakkan
secara sistematik,
yakni setiap 200
m dalam suatu
garis transek.
Untuk penentuan
kerapatan jenis
satwa akan
digunakan rumus;
N=n/A
Dimana:
N = Kerapatan
satwa
n = Jumlah
individu setiap
jenis satwa
A = Luas plot
pengamatan
Luas plot
pengamatan satwa
dihitung dengan
menggunakan
rumus; A=XÝ
Dimana:
A = Luas sampel
plot
X = Panjang jalur
titik pengamatan
Ý = Rata-rata
jarak antara satwa
dengan titik
pengamatan.
Untuk penentuan
keanekaragaman
jenis satwa akan
dihitung
berdasarkan
rumus indeks
keanekaragaman
sebagai berikut:
Dimana ;
H =
Keanekaragaman
jenis satwa
ni = Jumlah
individu setiap
jenis satwa dalam
sampel plot.
n = Jumlah total
individu dalam
satu plot.
S = Jumlah jenis
satwa dalam
sampel plot.
III. Perkebunan
A.
II Penuru Indikator Pengguna • Analisis sampel lokasi dua kali setahun selama pelaksanaan PT. 1. 1.
I.B. nan dampak an pupuk di laboratorium lahan kegiatan pembibitan. SPS Badan Bupati
1. Kualit adalah pada saat dilakukan dengan perkebu Ligkun Kulon
as Air peningkatan kegiatan metode nan gan Progo
kandungan pemeliha Spektrofotometrik sawit Hidup Melalui
PO4, NO3 raan bibit . Kabupa BLH
dan Cl2 di tanaman • Data yang ten Kabupa
Sungai diperoleh Kulon ten
dianalisis secara Progo Kulon
deskriptif dengan 2. Progo
bantuan tabel dan Dinas 2.
hasil analisis data Kehuta Gubern
dibandingkan nan dan ur
dengan baku Perkeb Provins
mutu. unan i
• Pengambilan Kabupa Daerah
sampel air di ten Istime
lapangan dengan Kulon wa
menggunakan Progo Yogyak
Spektrofotometer. 3. arta
Pemeri (DIY)
ntah Melalui
Kecam BLH
atan Provins
setemp i
at Daerah
Istime
wa
Yogyak
arta
(DIY)
karbonmonooksid 3. arta
a atau CO2 di Pemeri (DIY)
udara ambien ntah Melalui
sekitar lokasi PT Kecam BLH
SPS atan Provins
setemp i
at Daerah
Istime
wa
Yogyak
arta
(DIY)
III.B Vegeta kerapatan pengham 1. Flora lokasi Enam bulan sekali i PT. 1. 1.
.3. si jenis flora batan Pengumpulan data lahan SPS Badan Bupati
Flora dan kualitas dilakukan pada perkebu Ligkun Kulon
dan keanekarag akar plot berukuran 20 nan gan Progo
Fauna aman jenis tanaman m x 20 m. variabel sawit Hidup Melalui
fauna dan yang yang diukur Kabupa BLH
penurunan berfungsi adalah semua ten Kabupa
keragaman sebagai diameter batang Kulon ten
jenis serta filtrasi pohon yang Progo Kulon
kelimpahan dan berdiameter > 10 2. Progo
plankton penuruna cm pada Dinas 2.
𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
130 cm 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑥 100%
dan benthos n kualitas KR = 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
ketinggian Kehuta Gubern
air akibat dari permukaan 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 nan dan ur
kegiatan tanah dengan Perkeb Provins
pembibit menggunakan pita unan i
an. diameter. Untuk Kabupa Daerah
penentuan ten Istime
kerapatan jenis Kulon wa
tumbuhan akan Progo Yogyak
2. Fauna
Pemantauan
plankton
dilakukan dengan
pengambilan
sampel plankton
di lapangan
dengan menyaring
air sungai
sebanyak 50 liter
dengan
menggunakan
plankton net No.
25, kemudian
dikonsentrasikan
menjadi 25 ml,
selanjutnya
ditambahkan
pengawet formalin
(yang telah
dinetralkan
dengan CaCO3)
sebanyak 4–5
tetes. Sedang
pemantauan
organisme benthos
dilakukan dengan
mengambil contoh
substrat/lumpur
dan pasir dari
perairan sungai
dengan
menggunakan
Eckman Dredge.
Contoh plankton
yang telah
dikumpulkan di
periksa di
laboratorium
dengan
menggunakan
mikroskop,
sedangkan
pemeriksaan
benthos dilakukan
dengan
menggunakan
partikel (SNI
19- 4840-
1998); SO2
(SNI 19-
7117.7-2005);
NO2 (SNI 19-
7117.5-2005),
opasitas (SNI
19.7117.11.20
05)
3.
Pengukuran
kualitas udara
ambien
dengan
metode:
Sampling
kualitas udara
ambien
parameter
sesuai
dengan SNI,
yaitu Debu
(SNI 19-
7119.3-2005),
PM 10 SNI
19-7119.6-
2005, PM 2,5
SNI
19.7119.3-
2005, SO2 :
SNI 19-
7119.7-2005;
NO2 : SNI 19-
7119.2-2005
Teknik
Sampling: 24
jam
III.E. Peningkat Tingkat Pengoperas 1. 1. Pengamatan langsung di fasilitas- fasilitas enam PT. SPS 1. BLH 1.
2. an kebisinga ian dan Pengamatan PLTU Tanjung Jati B Unit 5&6 (Boiler, generator, bulan Kabupat Bupati
Kebisinga n siang – pemeliharaa terhadap turbin, pulverizer, pompa-pompa, Power House, sekali en Kulon Kulon
n malam di n keberadaan, konveyor) selama Progo Progo
permukim pembangkit fungsi dan 2. Pengamatan di lokasi penanaman tanaman operasion
2. BLH Melalui
an utama dan kondisi pengurang bising. al PLTU
pelengkap. silencer pada 3. Pengukuran tingkat kebisingan di: Tanjung Provinsi BLH
fasilitas- a. Lokasi pemukiman di sekitar lokasi PLTU Jati B Unit Daerah Kabupat
fasilitas yang yaitu : 5&6 Istimewa en Kulon
menimbulkan Yogyaka Progo
bising rta 2.
(seperti: KODE BT LS Gubernu
turbin, BIS-01 110°44'48.70" 6°27'9. r
generator, 80" Provinsi
dan boiler). BIS-02 110°45'24.90" 6°26'5 Daerah
2. 7.50"
Pengamatan Istimewa
BIS-03 110°44'18.50" 6°27'1. Yogyaka
langsung
90" rta
terhadap
BIS-04 110°44'34.20" 6°27'1. Melalui
keberadaan
50"
dan kondisi BLH
BIS-05 110°44'18.50" 6°27'1.
tanaman- Provinsi
90"
tanaman yang Daerah
ditanam untuk BIS-08 110°46'0.60" 6°27'2
5.10" Istimewa
mengurangi
BIS-09 110°43'43.30" 6°27'6. Yogyaka
tingkat
kebisingan. 00" rta
3. b. Batas wilayah PLTU (pagar) yang
Pengukuran dekat dengan pemukiman warga (Dukuh
tingkat Sekuping, Dukuh
kebisingan:
Metode:
Pengukuran
tingkat
kebisingan
siang - malam
di
permukiman
sesuai
dengan
KepMen LH
No 48 Tahun
1996 tentang
baku tingkat
kebisingan.
Alat:
Sound Level
Meter
Teknik
pengumpula
n data:
Mengacu
pada KepMen
LH No 48
Tahun 1996,
pada periode
L1 s/d L7
Analisa data:
LSM = 10 log 1/24 (
16.10 0,115 +....
BAB IV
JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH
BAB V
PERNYATAAN KOMITMEN PELAKSANAAN RKL RPL
SURAT PERNYATAAN
No. 513/TL14-1A/VII/2018
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ahmad Ristandi S. T., MSc, ES., PhD.
Jabatan : Direktur Utama
Alamat : Desa Kelapa, Kecamatan Sukamaju, Kabupaten Kulonprogo
Telepon : 085640123456
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama :
Nama instansi : PT. Sawit Punya Sultan
Alamat : Jalan Dayung 1 no.46 Kokap, Kabupaten Kulonprogo.
Telepon : (0274) 12348765
Sehubungan dengan pelaksanaan proses studi AMDAL pada Badan Lingkungan
Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta, atas kegiatan industri kelapa sawit yang
terletak di Desa Umbulharjo, Kokap, Kecamatan Sukamaju, Kabupaten
Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan ini kami menyatakan sebagai
berikut :
1) Bersedia melaksanakan komitmen pengolahan dan pemantauan lingkungan
hidup sebagaimana tercantum dalam dokumen Rencana Pengolahan
Lingkungan Hidup dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RKL-RPL)
kegiatan industri kelapa sawit yang terletak di Desa Umbulharjo, Kokap,
Kecamatan Sukamaju, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
2) Bersedia melaksanakan pengolahan dan pemantauan lingkungan hidup
sebagaimana mestinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.