PENGUKURAN KEBISINGAN
1
Apa artinya
Kebisingan ?!
2
Bising adalah bunyi
yang tidak
dikehendaki sesuai
kondisi ruang dan
waktu dan tidak
merusak kesehatan
3
Bagaimana Aduh…!! Bising..!!
dengan saya ?
Bising atau
tidak ?
Saya suka..!!!
4
Bagaimana peraturan yg di
keluarkan oleh pemerintah dlm
penanganan masalah kebisingan
dan getaran ?
KepMen LH No.48
th 1996 baku mutu
tingkat kebisingan
lingk. Dan KepMen
No. 49 th 1996
baku mutu tingkat
getaran
5
Peraturan yg ada tersebut hanya berlaku
dalam masalah pemantauan tingkat
kebisingan dengan sumber bising dari
berbagai tipe sesuai peruntukkannya
6
Metoda pengukuran yg ada, tidak dapat
digunakan untuk pengukuran kebisingan
lalu-lintas, kebisingan pesawat, emisi
kebisingan kendaraan bermotor ataupun
kereta api!
Metoda2
pengukuran
tersebut saat ini
dalam pengkajian
7
Beberapa hal yg
perlu di perhatikan
dalam melakukan
pengawasan thd
tingkat kebisingan 1. Tipe/jenis sumber
lingkungan kebisingan
2. Kawasan
peruntukannya
3. Gambaran lokasi
terjadinya kasus
kebisingan
(penentuan titik
ukur)
4. Yg terkena dampak
8
Indikator adanya gangguan bising
10
BERBAGAI
TINGKAT
KEBISINGAN
11
12
GANGGUAN KEBISINGAN
PALING RINGAN
30 45 ≤ 55 dB(A)
dB(A) dB(A) ≥ 55 dB(A)
good max
sleep noise
level 13
Kriteria Resiko Kerusakan Pendengaran
(Kriteria OSHA)
No Lama kebisingan Tingkat
yang kebisingan
diperbolehkan (dBA)
per hari (jam)
1 8 90
2 6 92
3 4 95
4 3 97
5 2 100
6 1,5 102
7 1 105
8 0,5 110
14
9 0,25 115
15
No Peruntukan Kawasan/Lingkungan Kegiatan Tingkat Kegiatan dB (A)
A Peruntukan kawasan
1 Perumahan dan Pemukiman 55
BAKU MUTU TINGKAT
2 Perdagangan dan Jasa KEBISINGAN 70
3 Perkantoran dan Perdagangan 65
Kep.Men. LH
4 Ruang Terbuka Hijau 50
No. : KEP-
5 Industri 70
48/MENLH/11/1996
6 Pemerintahan dan Fasilitas Umum 60
7 Rekreasi 70
8 Khusus :
Bandar Udara* Disesuaikan dengan Ketentuan
Stasiun Kereta Api* Menteri Perhubungan
Pelabuhan Laut 70
Cagar Budaya 60
B Lingkungan kegiatan
1 Rumah sakit atau sejenisnya 55
2 Sekolah atau sejenisnya 55
16
3 Tempat ibadah atau sejenisnya 55
YANG HARUS DIKETAHUI SEBELUM
PENGUKURAN TINGKAT KEBISINGAN
c. Impulsive noise
JENIS KEBISINGAN
Continuous Noise
terus menerus
pada beberapa
tempat
Intermittent Noise
sering pada
beberapa
tempat
Impulsive Noise
sesaat pada
suatu waktu
18
SUMBER SUARA
Point source
Line source
19
Dimana menempatkan sound level meter ?
23
1. Sound Level Meter
24
• .Mikropon , berfungsi sebagai penerima sinyal suara
yang diterima sebagai besaran titik kemudian
dirubah menjadi besaran listrik
• .Pre Amp, berfungsi sebagai penguat depan dari
sinyal-sinyal listrik yang dihasilkan oleh mic
• .Filter pembobotan frekuensi, untuk memfilter
sinyal-sinyal suara yang masuk sesuai dengan
pembobotan frekuensi yang dikehendaki.
• .Meter/display,untuk menampilkan sinyal suara
yang terukur dalam desibel (dB)
25
Berdasarkan kegunaannya SLM dapat
dikategorikan menurut :
• .Kegunaan secara
umum
• .Survei
• .Ketelitian yang
tinggi
• .Kegunaan secara
khusus
26
SLM sesuai dengan standar American National
Standard Institute (ANSI) dan International
Electrotechnical Commission (IEC) terbagi atas :
• Type 0 , standard digunakan untuk standar
referensi pengukuran di laboratorium
• Type 1, precision digunakan pada pengukuran-
pengukuran yang memerlukan tingkat ketelitian
yang tinggi (0.5 dB)
• Type 2, general purpose digunakan untuk
monitoring, dan pemakaian secara umum (2 dB)
• Type S, special purpose digunakan untuk
kegunaan-kegunaan secara khusus.
27
Pembobotan waktu yang terdapat pada
SLM meliputi :
• “Fast”, dimana respon pencuplikan data
adalah 125 ms.
• “Slow”, dimana respon pencuplikan data
nya adalah 1 ms
• “Impuls”, dimana respon pencuplikan data
adalah 35 ms
28
4. Peralatan Kalibrasi Mikropon
• A. Phistonphone SLM Calibrator, prinsip
kerjanya adalah dengan dibangkitkan
getaran pada membran yang menghasilkan
suara dengan frekuensi 250 Hz dan SPL
yang ditunjukan sebesar 1140.2 dB
• B. Oscillator driven SLM Calibrator,
prinsip kerjannya dengan pembangkitan
osilasi bunyi oleh osilator standar.
Frekuensi yang dibangkitkan 1000 Hz pada
level 94 0.3 dB
29
Teknik Pengukuran
• A. Alat Ukur .
– Pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan sound
level meter yang memenuhi standar IEC 179. Pembobotan
frekuensi digunakan pembobotan A (A-weighting) dengan
respon pembobotan waktu pada “Fast”. Pengukuran
dilakukan pada tempat yang terjadi gangguan kebisingan.
Jika akan dilakukan analisa yang lebih terinci, maka
diperkenankan untuk dilakukan perekaman, dengan syarat
seluruh sistem sesuai dengan karakteristik sound level
meter yang memakai pembobotan A dan respon waktu
“fast”.
30
B. Kondisi-kondisi pada saat Pengukuran
• .Ketinggian mikropon haruslah 1.2 sampai dengan 1.5
meter dari atas permukaan tanah.
• .Jarak mikropon terdekat dengan dinding atau bahan
lainnya yang dapat memantulkan suara haruslah paling
sedikit 3.5 meter. Pada kondisi tertentu, pengukuran dapat
dilakukan pada ketinggian tertentu dan jarak lebih dekat
dengan dinding. (0.5 meter dengan kondisi jendela
terbuka).
• .Untuk menghindari gangguan dari angin maka biasanya
digunakan windscreen, terutama sekali jika pengukuran
dilakukan di daerah terbuka.
• .Hindari pengukuran jika terjadi hujan yang cukup lebat.
• .Hindari medan elektromagnetik yang besar, terutama pada
daerah dibawah kabel listrik tegangan tinggi. 31
Hal yang perlu diperhatikan pada saat
pengukuran di dalam rumah :
• .Jarak mikropon terhadap dinding paling sedikit 1
meter.
• .Ketinggian mikropon 1.2 meter sampai dengan 1.5
meter dari atas lantai.
• .Jarak dari jendela kurang lebih 1.5 meter.
• .Untuk mengurangi gangguan dari gelombang berdiri
hasil pengukuran harus dirata-ratakan (aljabar)
diantara paling sedikit 3 titik ukur (jarak 0.5 meter).
• .Pengukuran umumnya harus dilakukan dengan
jendela tertutup.
32
Metode Pengukuran Kebisingan
lingkungan sesuai Kep MenLH no. 48
tahun 1996 pada lampiran
• Jumlah pengukuran diusahakan selama 24
jam.
• Dimungkinkan jumlah minimal data 7 data,
yaitu :
– 4 data di ukur siang hari
– 3 data pada malam hari
33
Tabel waktu pengukuran berdasarkan Kep MenLH
No.48/MENLH/11/1996
34
LS = 10 log 1/16 (T1.100,1 L1 +.... +T4.100,1 L4) dB (A)
35
Pengukuran Kebisingan Lingkungan
di Lingkungan Kerja
• .Aturan –aturan pengukuran kebisingan di dalam ruangan perlu
diperhatikan.
• .Jika menggunakan sound level meter, pengukuran dilakukan pada
lokasi dimana para pekerja terpapar kebisingan dalam waktu yang
lama.
• .Jika menggunakan noise dose meter maka perlu diperhatikan
nilai “exchange rate” (ER) dan level kriteria yang dipergunakan.
Karena setiap negara mempunyai nilai yang berbeda-beda.
• .Sebelum pengukuran dilakukan, kondisi dari peralatan noise dose
meter dan sound level meter sudah terkalibrasi.
• .Pengukuran dilakukan selama 8 jam dengan pembobotan waktu
“slow” dan pembobotan frekuensinya adalah A.
36
Analisa data
• .Waktu pemaparan kebisingan yang diperbolehkan
supaya tidak merusak telinga, dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut :
8
T= ( L CL ) / ER
…………………….(2)
2
Dimana : T = lamanya waktu yang di izinkan (jam)
37
Perhitungan persen (%) dari noise dose
(D), dengan menggunakan persamaan :
C1 C2 Cn
D = 100 ( ... ) % ……………….(3)
T1 T2 Tn
38
39
Perhitungan “Time Weighting Average”
D
TWA = 10 log ( ) + 85 dB(A) …………………….(4)
100
D =100*((72.9/2.9)+(79.9/2.9)+(78.49/2.9))%
TWA =10*LOG(79.8/100)+85
41
Contoh Alat Ukur SLM yang sudah di
lengkapi pembacaan langsung TWA
42
Metode Pengukuran Permenkes
43
Sampling periodanya 1 - 10 detik, sehingga
satu titik sampling selama 1 jam diperlukan :
1 jam 60.60
x 360data
10 det ik / data 1 jam
Modus tingkat kebisingan di hitung :
X = L1+{1/ (1 + 2)} x C
Dimana : L1 = batas kelas bawah dari kelas yang
mengandung modus
1= beda frekuensi modal thd frekuensi kelas
lebih rendah terdekat
2= idem tetapi untuk kelas atas terdekat
C= ukuran interval kelas
44