Anda di halaman 1dari 32

KEBISINGAN DAN GETARAN

(Sumber dan Pengukuran,)


Mohamad Yani
Laboratorium Teknologi dan Manajemen Lingkungan
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
E-mail : f226yani@yahoo.co.id
Kebisingan adalah
suara yang tidak dinginkan
Suara pada waktu dan tempat yang salah
Gangguan kebisingan :
Percakapan
Pendengaran
Psikologis (marah, lelah, pusing, dsb)
Alat pengukur kebisingan : Sound level meter
getaran : Vibratometer
KEBISINGAN DAN GETARAN
Tahap Pembangunan (konstruksi ) :
Paparan kebisngan sangat nyata terhadap masyarakat
(pemukiman, sekolah, rumah sakit, pekerja kantor)
Penentuan tingkat kebisingan : phase konstruksi, penghalang
alami atau buatan, dan cuaca.
Sumber kebisingan : kompressor, pompa, jalan raya
(transportasi), TOL, pabrik / industrial, latihan militer
Dua tipe emisi kebisingan :
1. Kebisingan Impulse : jangka pendek dan intensitas
tinggi. Misalnya : ledakan bom, sonic booms,
tembakan senjata artillery
2. Kebisingan kontinu : jangka panjang dan intensitas
rendah. Misalnya : kegiatan konstruksi, kemacetan,
operasi mesin-mesin industri
Sound pressure level (SPL) :
SPL = 20 log 10 (P/P0)
SPL = sound pressure level, dB
P = sound pressure, bar
Po = reference pressure, 0.0002 bar
Suara adalah energi mekanik dari pergerakan permukaan
dan ditransmisikan oleh suatu siklus berantai secara
kompresi (tingkat tinggi) dan lembah (tingkat rendah) dari
molekul dari suatu bahan melalui suatu media.
Suara dapat ditransmisikan melalui gas, cairan dan padatan.
Sound pressure SPL Example
bar dBA
0.0002 0 Threshold of hearing
0.00063 10
0.002 20 Studio for sound pictures
0.0063 30 Studio for speech broadcasting
0.02 40 very quite room
0.063 50 Residence
0.2 60 Conventional speech
0.63 70 Street traffic at 100 ft
1 74 Passing automobile at 20 ft
2 80 Light trucks at 20 ft
6.3 90 Subway at 20 ft
20 100 Looms in textile mill
63 110 Loud motorcycle at 20 ft
200 120 Peak level from rock and roll band
2000 140 Jet plane on the ground at 20 ft
bar
SPL, sound pressure level, and recognized
sources of noise in our daily experiences
00 06 12 18 24
Tengah malam Siang Tengah malam
Industri / Pabrik
90
30
80
70
60
50
40
dB
Lingkugan Kota
Lingkungan Desa
Ruang kelas
Pendekatan Pengukuran Kebisingan
1. Identifikasi dampak kebisingan dari suatu projek
2. Persiapan deskripsi kegiatan dari kebisingan yang ada
pada lingkungan
3. Relevansi tingkat kebisingan standar
4. Prediksi dampak kebisingan
5. Penilaian dampak
6. Identifikasi dan pengelolaan dampak kebisingan
(mitigasi)
Perhatian atas hubungan antara kegiatan konstruksi dan
operasional dari pembangunan
4 kategori
Bangunan domestik pada pemukiman/perumahan :
beberapa keluarga
Bangunan bukan pemukiman : kantor, sarana umum,
hotel, rumah sakit, sekolah, dsb.
Bangunan umum : Industri , tempat ibadah, pusat
rekreasi, pertokoan, dan fasilitas umum
Tempat kerja umum : jalan, sungai dan drainase
1. Identifikasi Dampak Kebisingan
- menentukan dampak potensial
- identifikasi tingkat kebisingan
Tahap Konstruksi :
5 phase yang bersambungan
1. Persiapan lahan (ground clearing) :
demobilisasi, dan perataan struktur,
pohon dan tebing
2. Ekskavasi (excavation) : penempatan
pondasi bangunan dan pemadatan lahan
3. Pembangunan (fondation) : framing,
filling-dough,
4. Pemasangan dinding, lantai, jendela, dan
pipa-pipa instalasi (Erection)
5. Penyelesaian (Finishing) : Pengisian
bangunan, paving, dan pembersihan
sisa-sisa bahan
Phase
Domestic
housing
Office
building,
hotel, hosp.,
school, public
works
Industrial park,
religious amm.
Recreation,
store, service
station
Public
works
roads,
highways,
sewers
Ground clearing
Excavation
Foundations
Erection
Finishing
83 - 83
75 - 88
81 - 81
65 - 81
72 - 88
84 - 84
79 - 89
78 - 78
75 - 87
75 - 89
83 - 84
71 - 89
77 - 77
72 - 84
74 - 89
84 - 84
78 - 88
88 - 88
78 - 79
84 - 84
Kisaran tipikal tingkat kebisingan (dbA) pada tahap konstruksi
Description Typical
range of
Ldn dB
Average
Ldn dB
Average census tract
population density
(people/mil
2
)
Quiet suburban residential
Normal suburban residential
Urban residential
Noisy urban residential
Very noisy urban residential
48 52
53 57
58 62
63 67
68 72
50
55
60
65
70
630
2,000
6,300
20,000
63,000
Tipikal kebisingan pemukiman (siang dan malam)
Material Thickness Transmission
(inches) loss (dBA)
Wood
Fir 0.5 17
1 20
2 24
Pine 0.5 16
1 19
2 23
Redwood 0.5 16
1 19
2 23
Cedar 0.5 15
1 18
2 22
Plywood 0.5 20
Metals
Alumunium 0.0625 23
0.125 25
0.25 27
Steel 25 ga 18
20 ga 22
16 ga 15
Lead 0.0625 28
Penurunan transmisi Bising dari bahan penyangga umum
Material Thickness Transmission
(inches) loss (dBA)
Concrete, Masonry, etc
Light concrete 4 38
6 39
Dense Concrete 4 40
Concrete Block 4 32
6 36
Cinder Block (Hollow core) 6 28
Brick 4 33
Granite 4 40
Composites
Alumunium faced plywood 0.75 21 - 23
Alumunium faced particle board 0.75 21 - 23
Plastic Lamina on Plywood 0.75 21 - 23
Plastic Lamina on Particle Board 0.75 21 - 23
Micellaneous
Glass (safety glass) 0.125 22
0.25 26
Plexiglass (shatterproof) - 22-25
Masonite 0.50 20
Fibreglass/Resin 0.125 20
Stucco on Metal Lath 1 32
Polyester with Aggregat Surface 3 20-30
No. Tahapan proses Mesin Kebisingan
(dbA)
1 Beam house dan
tanning
Drum Pickling,
tanning, retanning
79 82.5
2 Penyerutan Mesin shaving 77 83
3 Setting Mesin setting 90 - 95
4 Pengeringan Mesin pengeringan
/hanging
68 - 84
5 Pengampelasan Mesin buffing 79 - 83
Mesin toggling
6 Pelemasan Mesin embossing 84 - 85
7 Seterika Mesin pengecatan 78 - 80
8 Pengecatan (spray drying) 68 - 77
9 Pembangkit tenaga Boiller/diesel 78 - 80
Sumber dan nilai kebisingan pada industri kulit
Sumber Kebisingan :
Alat berat
Genset
Operasional peralatan
(pompa, grinder,
gergaji, dsb)
Transportasi
PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN
KEBISNGAN
1. Mengurangi getaran dari sumber
timbulnya suara
-membuat pondasi mesin dan
peredam suara
2. Menutup atau mengurangi sumber
suara
- penggunaan peredam suara pada
telinga (earplug)
dapat menurunkan 20 25 dBA
3. Melemahkan intensitas suara
- pemasangan dinding penyekat
(semen/beton, seng) dengan
ketebalan tertentu dapat
menurunkan 20-35 dBA
3. Baku Mutu Kebisingan dan Getaran
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
NOMOR : KEP-48/MENLH/11/1996 TENTANG BAKU
TINGKAT KEBISINGAN
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
NOMOR : KEP-49/MENLH/11/1996 TENTANG BAKU
TINGKAT GETARAN
Metoda Pengukuran
Pengukuran tingkat kebisingan dapat dilakukan dengan dua
cara :
1. Cara Sederhana Dengan sebuah sound level meter
biasa diukur tingkat tekanan bunyi dB(A) selama 10
(sepuluh) menit untuk tiap pengukuran. Pembacaan
dilakukan setiap 5 (lima) detik.
2. Cara Langsung Dengan sebuah integrating sound level
meter yang mempunyai fasilitas pengukuran L
TM5
, yaitu
L
eq
dengan waktu ukur setiap 5 detik, dilakukan
pengukuran selama 10 (sepuluh) menit.
Waktu pengukuran dilakukan selama aktifitas 24 jam (L
SM
)
dengan cara pada siang hari tingkat aktifitas yang paling tinggi
selama 16 jam (L
S
) pada selang waktu 06.00 - 22.00 dan
aktivitas dalam hari selama 8 jam (L
M
) pada selang 22.00 -
06.00.
Setiap pengukuran harus dapat mewakili selang waktu tertentu
dengan menetapkan paling sedikit 4 waktu pengukuran pada
siang hari dan pada malam hari paling sedikit 3 waktu
pengukuran, sebagai contoh:
GETARAN
1. Getaran adalah gerakan bolak-balik suatu massa
melalui keadaan seimbang terhadap suatu titik acuan;
2. Getaran mekanik adalah getaran yang ditimbulkan
oleh sarana dan peralatan kegiatan manusia;
3. Getaran seismik adalah getaran tanah yang disebabkan
oleh peristiwa alamdan kegiatan manusia;
4. Getaran kejut adalah getaran yang berlangsung secara
tiba-tiba dan sesaat;
5. Baku tingkat getaran mekanik dan getaran kejut
adalah batas maksimal tingkat getaran mekanik yang
diperbolehkan dari usaha atau kegiatan pada media
padat sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap
kenyamanan dan kesehatan serta keutuhan bangunan;
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR
: KEP-49/MENLH/11/1996 TENTANG BAKU TINGKAT GETARAN
METODA PENGUKURAN DAN ANALISIS TINGKAT GETARAN
a. Peralatan
Pedoman yang dipakai adalah :
1. Alat penangkap getaran (Accelerometer atau seismometer)
2. Alat ukur atau alat analisis getaran (Vibration meter atau vibration
analyzer)
3. Tapis pita 1/3 oktaf atau pipa sempit (Filter 1/3 oktaf atau Narrow
Band)
4. Pencatat tingkat getaran (Level atau X - Y recorder)
5. Alat analisis pengukur tingkat getaran (FFT Analyzer)
b. Cara Pengukuran
1. Getaran untuk Kenyamanan dan Kesehatan
a. Alat penangkap getaran diletakkan pada lantai atua permukaan yang
bergetar, dan disambungkan ke alat ukur getaran yang dilengkapi
dengan filter.
b. Alat ukur dipasang pada besaran simpangan. Dalam hal alat tidak
dilengkapi dengan fasilitas itu, dapat digunakan konversi besaran.
c. Pembacaan dan pencatatan dilakukan untuk setiap frekuensi 4 - 63 Hz
atau dengan sapuan oleh alat pencatat getaran.
d. Hasil pengukuran sebanyak 13 data digambarkan pada Grafik Lampiran
I.2
2. Getaran untuk Keutuhan Bangunan
Cara pengukuran sama dengan pengukuran getaran untuk kenyamanan dan
kesehatan manusia, hanya besaran yang dipakai ialah kecepatan getaran puncak
(peak velocity)

Anda mungkin juga menyukai