Muslih Nasution
Dosen Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik UISU
muslih.nasution@ft.uisu.ac.id
Abstrak
Bising merupakan media pengganggu dalam lingkungan kerja, sehingga perlu penanganan yang lebih baik agar
tidak mengganggu aktifitas kehidupan sehari-hari, kemampuan setiap orang dalam menerima suara bising tidak
sama, apa lagi diterima dalam waktu yang lama dan frequensi yang tinggi dalam seharian dapat menimbulkan
rasa tidak nyaman, bahkan menimbulkan rasa pekak yang berkepanjangan, dan dapat mengganggu kesehatan,
sehingga perlu penanganan serius untuk membuat lingkungan kerja jadi nyaman dalam seharian dengan
I. Pendahuluan
1. Mesin
Suasana di dalam kantor dan pabrik tidak Kebisingan yang ditimbulkan oleh aktifitas
mungkin terlepas dari hingar bingar percakapan. mesin-mesin industri maupun pabrik.
mulai dari suara dering telepon sampai dengan 2. Vibrasi
langkah kaki orang-orang yang hilir-mudik bisa Kebisingan yang ditimbulkan oleh akibat getaran
membuat Anda merasa tidak nyaman sehingga Anda yang ditimbulkan akibat gesekan, benturan atau
kehilangan konsentrasi saat bekerja. Kinerja dan ketidak seimbangan gerakan bagian mesin.
performa anda di kantor akan menurun dan sudah Terjadi pada roda gigi, roda gila, batang torsi,
pasti akan mempengaruhi percaya diri dalam bekerja piston, fan, bearing, dan lain-lain.
tersebut. Lingkungan kerja yang terlampau berisik 3. Pergerakan udara, gas dan cairan
bisa mengakibatkan situasi yang kontra-produktif, Kebisingan ini di timbulkan akibat pergerakan
tidak sehat, dan menjengkelkan. udara, gas, dan cairan dalam kegiatan proses kerja
Bunyi yang berlangsung secata terus menerus industri misalnya pada pipa penyalur cairan gas,
yayitu merupakan perubahan tekanan udara yang outlet pipa, gas buang, jet, flare boom, dan lain-
diterima oleh telinga disekitar kita yang merupakan lain.
gelombang longitudinal yang merambat melalui
media perantara 2.2 Zona Kebisingan
Sedangkan suara yang merupakan sinyal-sinyal Daerah dibagi sesuai dengan titik kebisingan
yang dapat diukur dalam Hertz(Hz). Manusia dapat yang diizinkan
mendengar sekitar 20 s/d 20 kHz. Suara dibawah Zona A : Intensitas 35 – 45 dB. Zona yang
20Hz disebut infrasonik dan suara melebihi 20kHz diperuntukkan bagi tempat penelitian,
disebut ultrasonik. RS, tempat perawatan kesehatan/sosial
Bising adalah suara yang sangat mengganggu dan & sejenisnya.
tidak dikendaki oleh siapapun yang disebabkan oleh Zona B : Intensitas 45 – 55 dB. Zona yang
sumber suara yang bergetar yang akan membuat diperuntukkan bagi perumahan, tempat
molekul-molekul udara disekitar sekitarnya akan pendidikan dan rekreasi.
turut bergetar. Suara yang melebihi ambang batas Zona C : Intensitas 50 – 60 dB. Zona yang
akan mengganggu aktifitas manusia yang sedang diperuntukkan bagi perkantoran,
bekerja di lingkungan kita berada. Perdagangan dan pasar.
Zona D : Intensitas 60 – 70 dB. Zona yang
II. Pembahasan diperuntukkan bagi industri, pabrik,
stasiun KA, terminal bis dan sejenisnya.
2.1 Sumber bising
Sumber kebisingan diperoleh dari industri- Zona Kebisingan menurut IATA (International
industri oleh aktifitas mesin mesin yang beroperasi Air Transportation Association)
Sumber bising ialah sumber bunyi yang kehadirannya Zona A: intensitas > 150 dB → daerah berbahaya dan
dianggap mengganggu pendengaran baik dari sumber harus dihindari
bergerak maupun tidak bergerak. Umumnya sumber Zona B: intensitas 135-150 dB → individu yang
kebisingan dapat berasal dari kegiatan industri, terpapar perlu memakai pelindung telinga
perdagangan, pembangunan, alat pembangkit tenaga, (earmuff dan earplug)
alat pengangkut dan kegiatan rumah tangga. Di Zona C: 115-135 dB → perlu memakai earmuff
Industri, sumber kebisingan dapat di klasifikasikan Zona D: 100-115 dB → perlu memakai earplug
menjadi 3 macam, yaitu:
2. Untuk kesehatan dianjurkan bekerja pada batas [5] Keputusan Menteri Lingkungan Hidung
ambang kebisingan artinya pada 85 dB dalam Nomor : KEP-48/MENLH/11/1996 tentang
waktu 8 jam perhari Baku Tingkat Kebisingan.
[6] Machfoeds, ircham, 2003, Pengelolaan
Daftar Pustaka Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
Yogyakarta: fitramaya
[1] Darsono, Valentinus, 1995, Pengantar Ilmu [7] Mulia, Ricki, 2005, Kesehatan
Lingkungan. Yogyakarta: Penerbitan Lingkungan.Yogyakarta: Grahara Ilmu.
Universitas Atma Jaya. [8] Nasri, 1997, Teknik Pengukuran dan
[2] Joko, S. (Penerjemah), 1995, Deteksi Dini Pemantauan Kebisingan di Tempat Kerja.
Penyakit Akibat Kerja. WHO. [9] Sastrowinoto, 1985, Penanggulangan Dampak
[3] Kadir, sunarto, 2010, Dasar-dasar Kesehatan Pencemaran Udara Dan Bising Dari Sarana
Lingkungan. Gorontalo: Universitas negeri Transportasi, Jakarta
Gorontalo. [10] UNILA. Tanpa Tahun. Kebisingan.
[4] Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: http://digilib.unila.ac.id/868/7/ BAB%20II.
KEP-51/men/1999 tentang Nilai Ambang pdf (diakses pada tanggal 30 Des. 15)
Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja.