Anda di halaman 1dari 4

ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

AMBANG BATAS KEBISINGAN LINGKUNGAN KERJA AGAR


TETAP SEHAT DAN SEMANGAT DALAM BEKERJA

Muslih Nasution
Dosen Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik UISU
muslih.nasution@ft.uisu.ac.id

Abstrak
Bising merupakan media pengganggu dalam lingkungan kerja, sehingga perlu penanganan yang lebih baik agar
tidak mengganggu aktifitas kehidupan sehari-hari, kemampuan setiap orang dalam menerima suara bising tidak
sama, apa lagi diterima dalam waktu yang lama dan frequensi yang tinggi dalam seharian dapat menimbulkan
rasa tidak nyaman, bahkan menimbulkan rasa pekak yang berkepanjangan, dan dapat mengganggu kesehatan,
sehingga perlu penanganan serius untuk membuat lingkungan kerja jadi nyaman dalam seharian dengan

Kata-Kata Kunci : Ambang Batas, Bising, Lingkungan, Suara,

I. Pendahuluan
1. Mesin
Suasana di dalam kantor dan pabrik tidak Kebisingan yang ditimbulkan oleh aktifitas
mungkin terlepas dari hingar bingar percakapan. mesin-mesin industri maupun pabrik.
mulai dari suara dering telepon sampai dengan 2. Vibrasi
langkah kaki orang-orang yang hilir-mudik bisa Kebisingan yang ditimbulkan oleh akibat getaran
membuat Anda merasa tidak nyaman sehingga Anda yang ditimbulkan akibat gesekan, benturan atau
kehilangan konsentrasi saat bekerja. Kinerja dan ketidak seimbangan gerakan bagian mesin.
performa anda di kantor akan menurun dan sudah Terjadi pada roda gigi, roda gila, batang torsi,
pasti akan mempengaruhi percaya diri dalam bekerja piston, fan, bearing, dan lain-lain.
tersebut. Lingkungan kerja yang terlampau berisik 3. Pergerakan udara, gas dan cairan
bisa mengakibatkan situasi yang kontra-produktif, Kebisingan ini di timbulkan akibat pergerakan
tidak sehat, dan menjengkelkan. udara, gas, dan cairan dalam kegiatan proses kerja
Bunyi yang berlangsung secata terus menerus industri misalnya pada pipa penyalur cairan gas,
yayitu merupakan perubahan tekanan udara yang outlet pipa, gas buang, jet, flare boom, dan lain-
diterima oleh telinga disekitar kita yang merupakan lain.
gelombang longitudinal yang merambat melalui
media perantara 2.2 Zona Kebisingan
Sedangkan suara yang merupakan sinyal-sinyal Daerah dibagi sesuai dengan titik kebisingan
yang dapat diukur dalam Hertz(Hz). Manusia dapat yang diizinkan
mendengar sekitar 20 s/d 20 kHz. Suara dibawah Zona A : Intensitas 35 – 45 dB. Zona yang
20Hz disebut infrasonik dan suara melebihi 20kHz diperuntukkan bagi tempat penelitian,
disebut ultrasonik. RS, tempat perawatan kesehatan/sosial
Bising adalah suara yang sangat mengganggu dan & sejenisnya.
tidak dikendaki oleh siapapun yang disebabkan oleh Zona B : Intensitas 45 – 55 dB. Zona yang
sumber suara yang bergetar yang akan membuat diperuntukkan bagi perumahan, tempat
molekul-molekul udara disekitar sekitarnya akan pendidikan dan rekreasi.
turut bergetar. Suara yang melebihi ambang batas Zona C : Intensitas 50 – 60 dB. Zona yang
akan mengganggu aktifitas manusia yang sedang diperuntukkan bagi perkantoran,
bekerja di lingkungan kita berada. Perdagangan dan pasar.
Zona D : Intensitas 60 – 70 dB. Zona yang
II. Pembahasan diperuntukkan bagi industri, pabrik,
stasiun KA, terminal bis dan sejenisnya.
2.1 Sumber bising
Sumber kebisingan diperoleh dari industri- Zona Kebisingan menurut IATA (International
industri oleh aktifitas mesin mesin yang beroperasi Air Transportation Association)
Sumber bising ialah sumber bunyi yang kehadirannya Zona A: intensitas > 150 dB → daerah berbahaya dan
dianggap mengganggu pendengaran baik dari sumber harus dihindari
bergerak maupun tidak bergerak. Umumnya sumber Zona B: intensitas 135-150 dB → individu yang
kebisingan dapat berasal dari kegiatan industri, terpapar perlu memakai pelindung telinga
perdagangan, pembangunan, alat pembangkit tenaga, (earmuff dan earplug)
alat pengangkut dan kegiatan rumah tangga. Di Zona C: 115-135 dB → perlu memakai earmuff
Industri, sumber kebisingan dapat di klasifikasikan Zona D: 100-115 dB → perlu memakai earplug
menjadi 3 macam, yaitu:

Buletin Utama Teknik Vol. 15, No. 1, September 2019 87


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

2.3 Pengukuran Kebisingan 8


Untuk mengukur kebisingan di lingkungan kerja 𝑇=
2(𝐿 − 85). 3 − 1
dapat dilakukan dengan menggunakan alat Sound
Level Meter. Sebelumnya, intensitas bunyi adalah L = {[2 log (8.T-1)]}.3}+85
jumlah energi bunyi yang menembus tegak lurus
bidang per detik. Metode pengukuran akibat Keterangan:
kebisingan di lokasi kerja, yaitu: T = Waktu (jam)
1. Pengukuran dengan titik sampling L = Pajanan kebisingan
Pengukuran ini dilakukan bila kebisingan diduga
melebihi ambang batas hanya pada satu atau Tabel 1. Nilai ambang batas kebisingan
beberapa lokasi saja. Pengukuran ini juga dapat No Tingkat Kebisingan Pemajan
dilakukan untuk mengevalusai kebisingan yang (dB) Harian
disebabkan oleh suatu peralatan sederhana, 1. 82 16 Jam
misalnya kompresor/generator. Jarak pengukuran 2. 83,3 12 Jam
dari sumber harus dicantumkan, misal 3 meter 3. 85 8 Jam
dari ketinggian 1 meter. Selain itu juga harus 4. 88 4 Jam
diperhatikan arah mikrofon alat pengukur yang 5. 91 2 Jam
digunakan. 6. 94 1 Jam
7 97 30 Menit
8 100 15 Menit

Kebisingan di atas 80 dB dapat menyebabkan


kegelisahan, tidak enak badan, kejenuhan mendengar,
sakit lambung, dan masalah peredaran darah.
Kebisingan yang berlebihan dan berkepanjangan
terlihat dalam masalahmasalah kelainan seperti
penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan luka
perut. Pengaruh kebisingan yang merusak pada
efisiensi kerja dan produksi telah dibuktikan secara
statistik dalam beberapa bidang industri
Gambar 1 : Sound Level Meter
2.5 Ganggua Kebisingsn
Bising dapat menyebabkan berbagai gangguan
2. Pengukuran dengan peta kontur
seperti gangguan fisiologis, gangguan psikologis,
Pengukuran dengan membuat peta kontur sangat
gangguan komunikasi dan ketulian. Ada yang
bermanfaat dalam mengukur kebisingan, karena
menggolongkan gangguannya berupa gangguan
peta tersebut dapat menentukan gambar tentang
Auditory, misalnya gangguan terhadap pendengaran
kondisi kebisingan dalam cakupan area.
dan gangguan non Auditory, seperti gangguan
Pengukuran ini dilakukan dengan membuat
komunikasi, ancaman bahaya keselamatan,
gambar isoplet pada kertas berskala yang sesuai
menurunya performan kerja, stres dan kelelahan.
dengan pengukuran yang dibuat. Biasanya dibuat
Lebih rinci dampak kebisingan terhadap kesehatan
kode pewarnaan untuk menggambarkan keadaan
pekerja dijelaskan sebagai berikut :
kebisingan, warna hijau untuk kebisingan dengan
a. Gangguan Fisiologis
intensitas di bawah 85 dBA, warna oranye untuk
Pada umumnya, bising bernada tinggi sangat
tingkat kebisingan yang tinggi di atas 90 dBA,
mengganggu, apalagi bila terputus-putus atau
warna kuning untuk kebisingan dengan intensitas
yang datangnya tiba-tiba. Gangguan dapat berupa
antara 85–90 dBA.
peningkatan tekanan darah (± 10 mmHg),
peningkatan nadi, konstriksi pembuluh darah
2.4 Nilai Ambang Batas Kebisingan
perifer terutama pada tangan dan kaki, serta dapat
Nilai Ambang Batas Kebisingan (NAB) menurut
menyebabkan pucat dan gangguan sensoris.
Kepmenaker No. per-51/ MEN/ 1999, ACGIH, 2008
Bising dengan intensitas tinggi dapat
dan SNI 16-7063-2004 adalah 85dB untuk pekerja
menyebabkan pusing/sakit kepala. Hal ini
yang sedang bekerja selama 8 jam perhari atau 40 jam
disebabkan bising dapat merangsang
perminggu. Nilai ambang batas untuk kebisingan di
situasi reseptor vestibular dalam telinga dalam
tempat kerja adalah intensitas tertinggi dan
yang akan menimbulkan evek pusing/vertigo.
merupakan rata-rata yang masih diterima tenaga kerja
Perasaan mual,susah tidur dan sesak nafas
tanpa menghilangkan daya dengar yang tetap untuk
disbabkan oleh rangsangan bising terhadap sistem
waktu terus-menerus tidak lebih dari 8 jam sehari atau
saraf, keseimbangan organ, kelenjar endokrin,
40 jam perminggu. Menurut Permenaker No. per-
tekanan darah, sistem pencernaan dan
51/MEN/1999, ACGIH dan SNI 16- 7063-2004,
keseimbangan elektrolit.
waktu maksimum bekerja dapat dirumuskan sebagai
berikut:
88 Buletin Utama Teknik Vol. 15, No. 1, September 2019
ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

.b. Gangguan Psikologis * Pengaruh obat-obatan, beberapa obat-obatan


Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak dapat memperberat (pengaruh synergistik)
nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur, dan ketulian apabila diberikan bersamaan
cepat marah. Bila kebisingan diterima dalam dengan kontak suara, misalnya quinine,
waktu lama dapat menyebabkan penyakit aspirin, dan beberapa obat lainnya
psikosomatik berupa gastritis, jantung, stres, * Keadaan Kesehatan
kelelahan dan lain-lain. c. Trauma Akustik
c. Gangguan Komunikasi Trauma akustik adalah setiap perlukaan yamg
Gangguan komunikasi biasanya disebabkan merusak sebagian atau seluruh alat pendengaran
masking effect (bunyi yang menutupi yang disebabkan oleh pengaruh pajanan tunggal
pendengaran yang kurang jelas) atau gangguan atau beberapa pajanan dari bising dengan
kejelasan suara. Komunikasi pembicaraan harus intensitas yang sangat tinggi, ledakan-ledakan
dilakukan dengan cara berteriak. Gangguan ini atau suara yang sangat keras, seperti suara
menyebabkan terganggunya pekerjaan, sampai ledakan meriam yang dapat memecahkan
pada kemungkinan terjadinya kesalahan karena gendang telinga, merusakkan tulang
tidak mendengar isyarat atau tanda bahaya. pendengaran atau saraf sensoris pendengaran.
Gangguan komunikasi ini secara tidak langsung d. Prebycusis
membahayakan keselamatan seseorang. Penurunan daya dengar sebagai akibat
d. Gangguan Keseimbangan pertambahan usia merupakan gejala yang
Bising yang sangat tinggi dapat menyebabkan dialami hampir semua orang dan dikenal
kesan berjalan di ruang angkasa atau melayang, dengan prebycusis (menurunnya daya dengar
yang dapat menimbulkan gangguan fisiologis pada nada tinggi). Gejala ini harus
berupa kepala pusing (vertigo) atau mual-mual. diperhitungkan jika menilai penurunan daya
e. Efek pada pendengaran dengar akibat pajanan bising ditempat kerja.
Pengaruh utama dari bising pada kesehatan adalah e. Tinitus
kerusakan pada indera pendengaran, yang Tinitus merupakan suatu tanda gejala awal
menyebabkan tuli progresif dan efek ini telah terjadinya gangguan pendengaran . Gejala yang
diketahui dan diterima secara umum dari zaman ditimbulkan yaitu telinga berdenging. Orang
dulu. Mula-mula efek bising pada pendengaran yang dapat merasakan tinitus dapat merasakan
adalah sementara dan pemuliahan terjadi secara gejala tersebut pada saat keadaan hening seperti
cepat sesudah pekerjaan di area bising dihentikan. saat tidur malam hari atau saat berada diruang
Akan tetapi apabila bekerja terus-menerus di area pemeriksaan audiometri (ILO, 1998).
bising maka akan terjadi tuli menetap dan tidak 30 dB : suara lemah berbisik
dapat normal kembali, biasanya dimulai pada 85 dB : batas aman, sebaiknya gunakan
frekuensi 4000 Hz dan kemudian makin meluas pelindung telinga
kefrekuensi sekitarnya dan akhirnya mengenai 90 dB: dapat merusak pendengaran dalam waktu
frekuensi yang biasanya digunakan untuk 8 jam, contoh: suara pemotong rumput, suara truck di
percakapan. jalanan macet
100 dB :merusak pendengaran dalam waktu 2
2.6 Macam-macam gangguan pendengaran jam, contoh :suara gergaji mesin, suara melalui
Macam-macam gangguan pendengaran telephone
(ketulian), dapat dibagi atas : 105 dB: merusak pendengaran dalam waktu 1
a. Tuli sementara (Temporaryt Treshold Shift =TTS) jam, contoh : suara helikopter, suara mesin pemecah
Diakibatkan pemaparan terhadap bising dengan batu.
intensitas tinggi. Seseorang akan mengalami 115 dB: merusak pendengaran dalam waktu 15
penurunan daya dengar yang sifatnya sementara menit, contoh : tangisan bayi, riuh di stadion
dan biasanya waktu pemaparan terlalu singkat. sepakbola
Apabila tenaga kerja diberikan waktu istirahat 120 dB: merusak pendengaran dalam waktu 7,5
secara cukup, daya dengarnya akan pulih menit, contoh : suara konser musikk rock
kembali. 125 dB: ambang rasa nyeri ditelinga bagian
b. Tuli Menetap (Permanent Treshold Shift =PTS) dalam, contoh : suara mercon dan sirene
Diakibatkan waktu paparan yang lama (kronis), 140 dB: membahayakan pendengaran dalam waktu
besarnya PTS di pengaruhi faktor-faktor sebagai singkat, contoh : suara tembakan dan mesin jet
berikut :
*. Tingginya level suara III. Kesimpulan
* Lama paparan
* Spektrum suara 1. Baku tingkat kebisingan adalah batas maksimal
* Temporal pattern, bila kebisingan yang tingkat kebisingan yang diperbolehkan dibuang
kontinyu maka kemungkinan terjadi TTS ke lingkungan dari usaha atau kegiatan sehingga
akan lebih besar tidak menimbulkan gangguan kesehatan
* Kepekaan individu manusia dan kenyamanan lingkungan.

Buletin Utama Teknik Vol. 15, No. 1, September 2019 89


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

2. Untuk kesehatan dianjurkan bekerja pada batas [5] Keputusan Menteri Lingkungan Hidung
ambang kebisingan artinya pada 85 dB dalam Nomor : KEP-48/MENLH/11/1996 tentang
waktu 8 jam perhari Baku Tingkat Kebisingan.
[6] Machfoeds, ircham, 2003, Pengelolaan
Daftar Pustaka Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
Yogyakarta: fitramaya
[1] Darsono, Valentinus, 1995, Pengantar Ilmu [7] Mulia, Ricki, 2005, Kesehatan
Lingkungan. Yogyakarta: Penerbitan Lingkungan.Yogyakarta: Grahara Ilmu.
Universitas Atma Jaya. [8] Nasri, 1997, Teknik Pengukuran dan
[2] Joko, S. (Penerjemah), 1995, Deteksi Dini Pemantauan Kebisingan di Tempat Kerja.
Penyakit Akibat Kerja. WHO. [9] Sastrowinoto, 1985, Penanggulangan Dampak
[3] Kadir, sunarto, 2010, Dasar-dasar Kesehatan Pencemaran Udara Dan Bising Dari Sarana
Lingkungan. Gorontalo: Universitas negeri Transportasi, Jakarta
Gorontalo. [10] UNILA. Tanpa Tahun. Kebisingan.
[4] Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: http://digilib.unila.ac.id/868/7/ BAB%20II.
KEP-51/men/1999 tentang Nilai Ambang pdf (diakses pada tanggal 30 Des. 15)
Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja.

90 Buletin Utama Teknik Vol. 15, No. 1, September 2019

Anda mungkin juga menyukai