Penyaringan (Screen)
Kondisi septik ini menghasilkan hidrogen sulfat yang menimbulakan bau telur busuk, yang
menyebabkan korosi terhadap betonan, logam dan cat, serta kadang – kadang menghasilakn
suatu racun dan bersifat eksplosif di udara dalam ruangan berventilasi jelek. Bila pembersihan
bar screen jarang dilakukan, limbah cair dapat mengalir kembali dan menggenangi kanal limbah.
Sebaliknya jika bar screen dibersihakan, aliran tiba – tiba limabah cair septik dapat menimbulkan
suatu “beban guncangan” pada proses pengolahan limabh. Jadi, kegagalan dalam guncangan
limbah cair septik dilepaskan.
Pengoperasian screen dan rak-rak secara rutin akan bergantung pada ukuran instalasi
pengolahan limbah, jumlah kotoran dalam libah cair, jumlah limbah cair, serta head loss yang
melalui unit.
Bahan yang akan dibuang dari screen sangat bersifat ofensif dan berbahaya. Bahan ini
berbau sangat menyengat dan menarik bagi tikus dan lalat. Metode pembuangan yang umum
dilakukan adalah dengan penimbunan atau pembakaran.
Setiap tahun selama waktu aliran rendah, masing-masing penjernih harus ditutup untuk
keperluan inspeksi, pemeliharaan rutin maupun perbaikan lain yang diperlukan. Meskipun
penjernih dan semua peralatan bekerja secara tepat, inspeksi tahunan membantu mencegah
timbulnya masalah serius dan kegagalan opersional di masa – masa mendatang.
Sebelum memulai sebuah unit baru atau lama, yang sudah harus menjalani service
pembersihan atau reparasi, tangki harus diinspeksi secara hati-hati.
Hal-hal yang harus dicek adalah pintu kontrol agar bekerja baik tangki penjernih untuk
pasir dan kotoran, alat-alat mekanik di bawah air agar terpasang dan beroperasi baik, tangki oli
atau hoppers, saluran balik untuk kotoran dan barang endapan lain, struktur tangki untuk
kemungkinan korosi dan retak, serta indikasi-indikasi lain yang mengarah pada kegagalan
struktural.
Sebagian besar pengolahan air limbah yang tidak dapat menghasilkan limbah sesuai
harapan pada umumnya dikarenakan oleh kesalahan operator atau kegagalan peralatan.
Pekerjaan operator sangat sederhana.
Dia harus menjamin bahwa endapan padatan yang terakumulasi dibuang dari bagian
dasar penjernih sebelum terjadinya daya septik dan gasififkasi. Operator tersebut juga harus
menjamin bahan mengambang permukaan (minyak dan gemuk) secara terus menerus atau teratur
dihilangkan dan dibuang dari permuakaan air untuk mencegah agar bahan tersebut tidak
mencapai aliran pengolahan sekunder.
Kegagalan proses dan peralatan yang disebabkan oleh kesalahan operator meliputi waktu
atau frekwensi pembuangan lumpur yang tidak cukup, pemeliharaan dan pengaturan peralatan
yang buruk, pengetahuan tentang peralatan dan/atau proses pengolahan yang tidak memadai,
ketidakmampuan mengenali masalah kelistrikan-mekanik.
Instalasi lumpur aktif harus diperiksa setiap hari. Setiap kali kunjungan meliputi
pengecekan adanya aerasi dan klarifikasi kompartemen akhir, unit aerasi agar berfungsi baik
serta pelumasan, saluran lumpur balik ( jika kift udara tidak mengalir dengan lancar, segera tutup
katup outlet, yang mendorong usara mengalir ke bawah serta ke luar. Ini akan menghembuskan
udara ke luar dan membersihakan berbagai kotoran. Buka kembali katup buang dan stel aliran
lumpur balik yang dikehendaki ), slang bawah tangki aerasi dan kompartemen akhir, tanggul
penggosok, serta instalasi pembuangan.
Peralatan aerasi harus diopersikan terus menerus. Pengolahan yang baik jarang dihasilkan
dari operasi yang terinterupsi dan karena itu tidak perlu dicoba. Jika peralatan aerasi berfungsi
baik hal ini dapat diketahui dari keberadaan air di kompartemen pengendapan serta limbah yang
mengalir ke tanggul. Bila airnya berwarna abu-abu dan kompartemen aerasi berbau busuk (H2S),
berarti terdapat pasokan air yang tidak cukup. Pasokan udara atau aerasi harus ditingkatkan.
Tetapi bila airnya jernih di kompartemen pengendapan, berarti kecepatan aerasi (DO = 2 mg/I).
Pemeliharaan Kolam