Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH STATISTIK KESEHATAN

KONSEP NILAI-NILAI PUSAT (CENTRAK


TENDENCY)

Disusun oleh :

Kelompok 5
1. Alfanda Dwi Khoirunnisa (P23133117003)
2. Hamida Puspita Harti (P23133117015)
3. Muhammad Ivan Erlangga (P23133117025)
4. Ria Shania (P23133117031)

Program Studi:

3 - D IV A Kesehatan Lingkungan

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

Jurusan Kesehatan Lingkungan

Jln. Hang Jebat III/F3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

2020
1. Pengertian, Penggunaan, Sifat dan Rumus dari Mean Data Tunggal
dan Data Kelompok

Rata-rata hitung adalah salah satu nilai yang menunjukan ukuran


pemusatan data. Nilai tersebut menunjukan pusat nilai data. Rata-rata
hitung popuasi diperoleh dengan membagi jumlah seluruh nilai oleh
banyaknya pengamatan total.

Sifat rata-rata hitung:


- Setiap data skala interval atau rasio mempunyai sebuah rata-rata hitung
- Semua nilai dimasukkan dalam perhitungan rata-rata hitung
- Satu kelompok data hanya mempunyai satu rata-rata hitung. Rata-rata
hitung bersifat unik.
- Rata-rata hitung merupakan ukuran yang sangat berguna dalam
membandingkan dua atau lebih populasi.
- Rata-rata hitung merupakan satu-satunya ukuran pemusatan di mana
jumlah deviasi setiap nilai terhadap rata-rata hitungnya selalu sama
dengan nol.
- Merupakan wakil dari keseluruhan nilai
- Mean sangat dipengaruhi nilai ekstrem baik ekstrem kecil maupun
ekstrem besar
- Nilai mean berasal dari semua nilai pengamatan

Rata – rata hitung atau arithmetic mean atau lebih dikenal dengan mean
saja adalah nilai yang baik mewakili suatu data, sebenarnya ada
pembagian mean yang lain, seperti harmonic mean dan geometric mean.
Nilai ini sangat sering dipakai dan bahkan yang paling banyak dikenal
dalam menyimpulkan sekelompok data.

a. Rata – Rata Hitung (Mean) Data Tunggal


Misalnya kalau kita mempunyai n pengamatan yang terdiri dari x1, x2,
x3 ... xn, maka nilai rata-rata tersebut adalah.
Contoh :
Ada data dari berat badan lima orang dewasa 56, 62, 52, 48, 67 kg.
rata – rata berat badan lima orang ini adalah.

56+62+52+48+ 67
=57 kg
5

b. Rata-rata Hitung (Mean) Data Kelompok


Perhitungan mean data kelompok yaitu dengan cara nilai tengah dari
setiap kelas dikalikan dengan frekuensi dari setiap kelas, lalu
kemudian hasil perkalian tersebut dijumlahkan untuk dibagi dengan
jumlah frekuensi.

Contoh Soal 3.3


Diketahui nilai ujian mata kuliah statistika untuk kelas Selasa pagi
ruang R.506 di Fakultas Ilmu Komunikasi UPI YAI tahun 2008 yang
dikuti oleh 65 orang mahasiswa, sebagai berikut:
Pertanyaan:
Berapakah nilai rata-rata hitung untuk nilai statistika?

Langkah-langkah menjawab:
a) Buatlah table penolong dengan menambahkan kolom titik tengah
(t,).

b) Hitung nilai rata – rata hitung dengan rumus


2. Pengertian, Penggunaan, Sifat dan Rumus dari Modus Data Tunggal
dan Data Kelompok

Modus adalah nilai dari beberapa data yang mempunyai frekuensi tertinggi
baik data tunggal maupun data yang berdistribusi atau nilai yang paling
sering muncul dalam suatu kelompok data. Dari sifatnya ini maka untuk
sekelompok data pengamatan ada beberapa kemungkinan:
a) Tidak ada nilai yang lebih banyak diobservasi, jadi tidak ada
modus
b) Ditemui satu modus (unimodal)
c) Lebih dari tiga modus (multimodal)

Sifat-sifat Modus
- Dapat dihitung untuk semua skala data (nominal, ordinal, interval dan
rasio)
- Modus tidak selalu ada, jika semua observasi memperoleh frekuensi
terjadi yang sama
- Untuk data tertentu, mungkin terdapat beberapa nilai dengan frekuensi
tertinggi. Dengan demikian data memiliki lebih dari satu modus.
- Tidak dipengaruhi oleh nilai ekstrim

a. Modus Data Tunggal


Menghitung modus dengan data tunggal dilakukan dengan sangat
sederhana, yaitu dengan cara mencari nilai yang paling sering muncul
di antara sebaran data.
Contoh:
Dari pengamatan berat badan 10 orang dewasa muda didapatkan data
sebagai berikut:
52, 53, 55, 55, 55, 56, 57, 60, 62. 62 kg
Dari pengamatan diatas ditemui nilai 55 kg sebanyak tiga kali. Dengan
demikian nilai modus adalah 55 kg.

Hubungan antara nilai mean, median, dan modus adalah sebagai


berikut:
a) Pada distribusi yang simetris ketiga nilai ini sama besarnya
b) Nilai median selalu terletak antara nilai modus dan mean pada
distribusi yang menceng
c) Apabila nilai mean lebih besar daripada nilai median dan
modus, maka dikatakan distribusi menceng ke kanan.
d) Bila nilai mean lebih kecil daripada nilai median dan modus,
maka distribusi menceng ke kiri

Rata –rata harmonic, rata –rata kuadratik, dan rata – rata geometric di
dalam biostatistik jarang dipakai.

b. Modus Data Berkelompok


Rumus :
Langkah-langkah mencari nilai modus untuk data kelompok
sebagai berikut:
a) Carilah nilai frekuensi yang terbanyak untuk dijadikan kelas
modus
b) Carilah batas bawah kelas modus (Bb )
c) Hitung panjang kelas modus (P)
d) Carilah: F1 = f – fsb
e) Carilah: F2 = f – fsd
f) Menghitung modus

Contoh Soal 3.11


Diketahui nilai ujian periklanan kelas Selasa pagi ruangan R.506 di
Fakultas Ilmu Komunikasi UPI YAI tahun 2008 yang diikuti oleh 65
orang Mahasiswa. Berapa modus dari nilai statistika?
Langkah-langkah menjawab:
a) Mencari nilai frekuensi (f) yang terbanyak, yaitu sejumlah 14.
Sehingga nilai modus terletak di interval kelas ke-4.
b) Menentukanbatasbawakelas modus (Bb ):
(Bb ) = 55 - 0,5 = 54,5
c) Menentukan panjang kelas modus:
P = 55 sampai 64 = 9
d) Menghitung nilai F
F1 = f – fsb = 14-11 = 3
e) Menghitung nilai F.
F2 = f – fsd = 14-12 = 2
f) Menghitung nilai modus

3. Pengertian, Penggunaan, Sifat dan Rumus dari Median Data Tunggal


dan Data Kelompok
Median (Me) adalah nilai tengah dari suatu gugusan data yang telah
disusun dari data terkecil sampai data terbesar atau sebaliknya dari data
terbesar sampai data terkecil.
a. Median data tunggal
Rumus :
Me = ½ (1 + n)
Di mana : n = jumlah data
Contoh soal 3.12
Data ganjil : 50, 40, 70, 75, 75, 80, 65, 30, 75
Langkah menjawab :
a) Urutkan data dari terkecil sampai terbesar :
30, 40, 50, 65, 70, 75, 75, 75, 80
b) Cari posisi median dengan rumus : Me = ½ (n+1):
Me = ½ (9+1) = 5 (Posisi Me pada data ke-5)
Sehingga nilai, Me = 70

Contoh soal 3.13


Data genap : 50, 40, 70, 75, 75, 80, 65, 30, 75, 95
Langkah-langkah menjawab:
a) Urutkan data dari terkecil sampai terbesar
30, 40, 50, 65, 70, 75, 75, 75, 80, 95
b) Cari posisi median dengan rumus : Me = ½ (n+1)
Me = ½ (10+1) = 5,5 (Posisi Me pada data ke-5,5)
Jadi, Me = (data ke 5 + data ke-6)/2
= (70+75)/2
= 72,5
b. Median data kelompok
Rumus :

Me = BB + P ( 1/2. n−Jf
f )
Di mana:
Me = Median
Bb = Batas bawah kelas yang mengandung nilai median
P = panjang kelas
n = jumlah data
f = banyak frekuensi kelas median
Jf = jumlah dari semua frekuensi kumulatif sebelum kelas median

Langkah-langkah mencari nilai median data kelompok sebagai berikut:


a) Cari nilai interval kelas yang mengandung unsur median dengan
rumus : ½ (n)
b) Menentukan batas bawa kelas median (Bb)
c) Menentukan panjang kelas median (P)
d) Menentukan banyak frekuensi kelas median
e) Menentukan nilai dari semua frekuensi sebelum kelas median (Jf)
f) Menghitung nilai median

Contoh soal 3.14


Diketahui nilai ujian statistika kelas selasa pagi ruangan R.506 di
Fakultas Ilmu Komunikasi UPI YAI tahun 2008 yang diikuti oleh 65
orang mahasiswa. Berapa median dari nilai statistik.

Tabel 3.13
Distribusi Frekuensi Nilai Ujian Statistik

No. Kelas Interval Kelas frekuensi


1 25 – 34 6
2 35 – 44 8
3 45 – 54 11
4 55- 64 14
5 65 – 74 12
6 75 – 84 8
7 85 – 94 6
65

Pertanyaan :
Hitunglah nilai median dari nilai statistik
Langkah-langkah menjawab:
a) Cari nilai interval yang mengandung unsur median dengan
rumus: ½ (n) = ½ (65) = 32,5
Langkah selanjutnya yaitu menentukan kelas median dengan
cara menjumlahkan nilai frekuensi dari kelas awal sampai
dengan kelas yang menunjukan hasil penjumlahan mencapai
nilai 32,5 atau lebih (6+8+11+14 = 39). Jadi, median terletak di
kelas ke-4
b) Menentukan batas bawah kelas median (Bb):
Bb = 55-0,5 = 54,5
c) Menentukan panjang kelas median
P = 55 sampai 64 = 9
d) Menentukan jumlah frekuensi di kelas median (f) = 14
e) Carilah jumlah semua frekuensi kumulatif di bawah kelas
median:
Jf = 6 + 8 + 11 = 25
f) Menghitung nilai median dengan rumus:

Me = Bb + P ( 1/2. n−Jf
f ) = 54,5 + 9 (
1/2.(65)−25
14 ) = 59,4

4. Pengertian, Penggunaan, Sifat dan Rumus dari Kuartil Data Tunggal


dan Data Kelompok
Kuartil adalah sekumpulan data yang telah disusun mulai dari yang
terkecil sampai yang terbesar, lalu kemudian dibagi menjadi empat bagian
yang sama. Ada tiga jenis kuartil, yaitu kuartil bawah (K 1), kuartil tengah
(K2), dan kuartil atas (K3).

a. Kuartil data tunggal


Langkah-langkah menghitng nilai kuartil dari serangkaian data tunggal
adalah:
a. Susunlah data mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar
b. Tentukanlah letak kuartil
c. Tentukanlah nilai kuartil
Letak kuartil ke-i, diberi simbol LK1 dan nilai kuartil ditentukan
dengan rumus:
i(n+1)
K1 =
4
Di mana:
K1 = Nilai kuartil
LKi = Letak kuartil
n = Data

Contoh soal 4.7


Data nilai statistik 10 orang mahasiswa, sebagai berikut:
50, 40, 70, 77, 75, 80, 65, 30, 85, 82
Ditanya : carilah nilai kuartil bawah (K 1), kuartil tengah (K2), dan
Kuartil atas (K3)
Langkah-langkah menjawab:
a) Susunlah data mulai dari yang terkecil sampai terbesar:
30, 40, 50, 65, 70, 75, 77, 80, 82, 85
b) Menentukan letak kuartil ke ... i
Letak kuartil (LK1) = 1, 2, 3
c) Menghitung nilai kuartil bawah (K1)
i(n+1)
K1 =
4
1(10+1)
= =2,75
4
Letak K1 terletak antara data tiga perempat dari data ke-2 dan data
ke-3, sehingga nilai K1, sebagai berikut:
K1 = data ke-2 + 0,75 (data ke-3 – data ke-2)
K1 = 40 + 0,75 (50-40)
= 47,5
d) Nilai kuartil tengah (K2)
i(n+1)
K2 =
4
2(10+1)
= = 5,5
4
Letak K2 terletak antara data setengah dari data ke-5 dan data ke-6,
sehingga nilai K2 adalah:
K2 = data ke 5 + 0,5 (data ke-6 – data ke-5)
K2 = 70 + 0,5 (75-70)
= 72,5
e) Nilai kuartil atas (K3)
i(n+1)
K3 =
4
3(10+1)
= = 8,25
4
Letak K3 terletak antara data seperempat jauh dari data ke-8 dan
data ke-9, sehingga nilai K3 sebagai berikut:
i(n+1)
K3 =
4
3(10+1)
K3 = = 8,25
4
Letak K3 terletak antara data seperempat jauh dari data ke-8 dan
data ke-9, sehingga nilai K3 sebagai berikut:
K3 = data ke-8 + 0,25 (data ke-9 – data ke-8)
K3 = 80 + 0,25 (82-80)
= 80,5

b. Kuartil data kelompok


Letak kuartil ke-i untuk data kelompok, diberi simbol LK1 dan
nilai kuartil ditentukan dengan rumus:
i. n

( )
K1 = Bb + P 4−Jf
f
Di mana:
Ki = nilai kuartil ke ... i.
Bb = batas bawah kelas yang mengandung nilai kuartil
P = panjang kelas
i = letak kuartil ke ... i
Jf = jumlah dari semua frekuensi kumulatif sebelum kelas kuartil.
Langkah-langkah menghitung nilai kuartil dari serangkaian data
berkelompok sebagai berikut:
a. Cari nilai interval kelas yang mengandung unsur kuartil dengan
rumus :
LKi
(n)
4
b. Menentukan batas bawah kelas kuartil (Bb
c. Menentukan panjang kelas kuartil (P)
d. Menentukan frekuensi kumulatif sebelum kelas kuartil (Jf)
e. Menentukan banyak frekuensi kelas kuartil (f)
f. Menghitung nilai kuartil

Contoh soal 4.8


Diketahui nilai ujin mata kuliah periklanan untuk kelas selasa pagi
ruang R.506 di fakultas ilmu komunikasi “ABC” tahun 2008 yang
diikuti oleh 65 orang mahasiswa, sebagai berikut :

Tabel 4.10
Distribusi frekuensi nilai ujian periklanan

Nomor kelas interval kelas frekuensi


1 25 – 34 6
2 35 – 44 8
3 45 – 54 11
4 55 – 64 14
5 65 – 74 12
6 75 – 84 8
7 85 – 94 6
65

Pertanyaan :
Beberapa nilai kuartil bawah (K1), kuartil tengah (K2) dan kuartil atas
(K3) dari nilai statistik.
1) Nilai kuartil bawah (K1)
Langkah – langkah menjawab sebagai berikut:
a) Cari nilai interval kelas yang mengandung unsur kuartil bawah
dengan rumus:
i 1
( n ) .= ( 65 ) =16,25
4 4
Langkah selanjutnya yaitu menentukan kelas kuartil dengan
cara menjumlahkan nilai frekuensi dari awal kelas sampai
dengan kelas yang menunjukan hasil penjumlahan mencapai
atau melewati nilai 16,25. Penjumlahannya:
6+8+11=25. Jadi, kelas kuartil bawah (LK1) terletak di kelas
ke-3
b) Menentukan nilai batas bawah di kelas kuartil bawah (Bb):
Bb = 45- 0,5 = 44,5
c) Menentukan panjang kelas kuartil bawah:
P = 45 sampai 54 = 9
d) Menghitung jumlah frekuensi di kelas kuartil bawah (f) = 11
e) Menghitung semua jumlah nilai frekuensi sebelum kelas kuartil
bawah Jf = (6+8) = 14
f) Menghitung nilai kuartil bawah (K1) dengan rumus:
i.n
K 1 = Bb + P 4
( −Jf
f )
1 x 65
= 44,5 + 9 4
(11
−14
)
= 44,5 + 9 (0,2045) = 46,3

2) Letak kuartil tengah (K2)


Langkah-langkah menjawab, sebagai berikut:
a) Cari nilai interval kelas yang mengandung unsur kuartil tengah
dengan rumus:
1 2
( n ) = ( 65 )=32,5
4 4
Langkah selanjutnya yaitu menentukan kelas kuartil tengah
dengan cara menjumlahkan nilai frekuensi dari awal kelas
sampai dengan kelas yang menunjukan hasil penjumlahan
mencapai nilai 32,5 atau lebih. Penjumlahannya:
6+8+11+14=39. Jadi, dengan demikian kelas kuartil tengah
(K2) terletak di kelas ke-4
b) Menentukan nilai batas bawah di kelas kuartil tengah (Bb):
Bb = 55-0,5 = 54,5
c) Menentukan panjang kelas kuartil tengah:
P = 55 sampai 64 = 9
d) Menghitung jumlah frekuensi di kelas kuartil tengah: (f) = 14
e) Menghitung semua jumlah nilai frekuensi sebelum kelas kuartil
bawah Jf = (6+8+11)= 25
f) Menghitung nilai kuartil tengah (K2) dengan rumus:
i.n
K 2 = Bb + P 4
( −Jf
f )
2 X 65
= 54,5 + 9
( 4
14
−25
)
= 54,5 + 9 (0,536) = 59,3

3) Letak kuartil atas (K3)


Langkah-langkah menjawab, sebagai berikut:
a) Cari nilai interval yang mengandung unsur kuartil atas dengan
rumus:
1 3
( n ) = ( 65 )=47,8
4 4
Langkah selanjutnya yaitu menentukan kelas kuartil atas
dengan cara menjumlahkan nilai frekuensi dari awal kelas
sampai dengan kelas yang menunjukan hasil penjumlahan
mencapai atau melewati nilai 47,5. Penjumlahannya:
6+8+11+14+12 = 51. Jadi dengan demikian kelas kuartil atas
(K3) terletak di kelas ke-5
b) Menentukan nilai batas bawah di kelas kuartil atas (Bb):
Bb = 65-0,5 = 64,5
c) Menentukan panjang kelas kuartil tengah: P = 65 sampai 74 = 9
d) Menghitung jumlah frekuensi di kelas kuartil tengah: (f) =12
e) Menghitung semua jumlah nilai frekuensi sebelum kelas kuartil
bawah Jf = (6+8+11+14) = 39
f) Menghitung nilai kuartil atas (K1) dengan rumus:
i.n 3 x 65
K 3 = Bb + P
( 4
−Jf
f )= 64,5 + 9
( 4
12
−39
)
=64,5 + 9 (0,813)
= 71,8

5. Pengertian, Penggunaan, Sifat dan Rumus dari Persentil Data


Tunggal dan Data Kelompok
Persentil ialah suatu distribusi dibagi menajdi 100 bagian yang sama,
dengan cara demikian kita mendapatkan 99 bagian yang sama.
Persentil tidak berbeda dengan kuartil dan desil, yaitu dapat diketahui
posisi dan dihitung nilainya, dimana persentil berada serta posisi relative
untuk menyatakan pengamatan dengan nilai dibawahnya yaitu, jenjang
persentil.

a. Persentil Data Tunggal


p (n+1)
Tentukan posisi persentil (Pp) pada data ke
100
P = 1, 2, 3 ... 99
n = jumlah pengamatan
Hitung nilai Pp = L + b (S - L)
L = nilai sebelum Pp
S = nilai dimana Pp berada
b = kekurangan unit untuk mencapai Pp

b. Persentil Data Kelompok


pxn
Letak Pp pada data ke x =
100

P = persentil ke 1, 2,..., 99
n = jumlah pengamatan
L = tepi bawah kelas dimana persentil berada
I = interval kelas
f kum = frekuensi kumulatif sebelum Pp
f = frekuensi dimana Pp berada

Persentil atau disingkat dengan (Ps) ialah nilai yang


membagi data menjadi 100 bagian yang sama, setelah
disusun dari data terkecil sampai data terbesar atau
sebaliknya. Cra mencari persentil hamper sama de3ngan
mencari nilai Desil. Bedanya kalau Desil data dibagi 10
bagian yang sama, sedangkan Persentil data dibagi 100
bagian yang sama. Haga-harga Persentil ada 99 bagian,
yaitu Ps1 samapi Ps99.
a. Mencari Persentil Bentuk Tunggal
Mencari Persentil data tunggal dengan cara mengurutkan
data tersebut dari data terkecil sampai data terbesar atau
sebaliknya. Kemudian posisi Persentil dicari dengan rumus:

Posisi PSx = data ke-x/100 (n+1)

Dimana: n = jumlah data

x = 1 – 99

Contoh:

Diketahui data: 65; 70; 90; 40; 35; 45; 70; 80; 75, dan 50

Pertanyaan: Carilah letak pada posisi (PS20 dan PS80)

Langkah-langkah menjawab:
a) Urutkan data terkecil sampai data terbesar

No. Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
data 0
Data 35 40 45 50 65 7 70 7 80 9
0 5 0

b) Hitunglah dan carilah posisi Persentil (PS2 dan DS7)


dengan rumus:

Posisi PS20 = 20/100 (n+1) = 20/100 (10+1) = 2,2


artinya Persentil 2,2 terletak pada posisi data ke 2,2.
Apabila menemukan gejala semacam ini PS20
diselesaikan dengan cara:

PS20 = data ke-2 + data 0,2 (data ke-3 – data ke-2)

= 40 + 0,2 (45 – 40) = 41

Jadi, posisi PS20 berada pada nilai 41

Posisi PS80 = 80/100 (n+1) = 80/100 (10+1) = 8,8


artinya Persentil 8,8 terletak pada posisi data ke-8,8.
Apabila menemukan gejala semacam ini PS 7 dicari
dengan cara:

PS80 = data ke-8 + data 0,8 (data ke-8 – data ke-7)

= 75 + 0,8 (80 – 75) = 79

Jadi, posisi PS80 berada pada nilai 79.

6. Pengertian, Penggunaan, Sifat dan Rumus dari Desil Data Tunggal


dan Data Kelompok

Sifat-sifat Desil, Persentil dan Kuartil


- memiliki fungsi untuk melihat ukuran lokasi/letak
dimana letak salah satu data dari sekumpulan banyak
data yang ada.
- Secara kolektif, kuartil, desil dan persentil, serta nilai-
nilai lain yang diperoleh dengan cara pembagian yang
sama terhadap data disebut KUARTIL.

Desil atau disingkat dengan (Ds) ialah nilai atau angka yang membagi data
yang menjadi 10 bagian yang sama, setelah disusun dari data terkecil
sampai data terbesar atau sebaliknya. Cara mencari desil hampir sama
dengan mencari nilai kuartil, bedanya hanya pada pembagian saja. Kalau
kuartil data dibagi empat bagian yang sama, sedangkan desil data dibagi
10 bagian yang sama, sedangkan desil data dibagi 10 bagian yang sama.
Harga-harga desil ada sembilan bagian, yaitu Ds1 sampai Ds9.

a. Mencari desil bentuk tunggal


Mencari desil data tunggal dengan cara mengurutkan data tersebut dari
data terkecil sampai data terbesar atau sebaliknya. Kemudian posisi
desil dicari dengan rumus:
Posisi Ds1 = 1/10 (n+1)
Posisi Ds2 = 2/10 (n+1)
Posisi Ds3 = 3/10 (n+1)
Posisi Ds4 = 4/10 (n+1)
Posisi Ds5 = 5/10 (n+1)
Posisi D6 = 6/10 (n+1)
Posisi D7 = 7/10 (n+1)
Posisi D8 = 8/10 (n+1)
Posisi D9 = 9/10 (n+1)
Dimana : n = jumlah data

Contoh :
Diketahui data : 65; 70; 90; 40; 35; 45; 70; 80; 75; dan 50
Pertanyaan : carilah letak (Ds2 dan Ds7)
Langkah-langkah menjawab :
a) Urutkan data terkecil sampai data terbesar

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Urut
data
Data 35 40 45 50 65 70 70 75 80 90

b) hitung dan carilah posisi Desil (Ds2 dan Ds7) dengan rumus:
posisi Ds2 = 2/10 (n+1) = 2/10 (10+1) = 2,2 artinya Desil 2,2
terletak pada posisi data ke-2,2. Apabila menemukan gejala
semacam ini Ds2 dicari dengan cara:
Ds2 = data ke-2 + data 0,2 (data ke-3 – data ke-2)
= 40 + 0,2 (45 – 40) = 41
Jadi, posisi Ds2 berada pada nilai 41
Posisi Ds7 = 7/10 (n+1) = 7/10 (10+1) = 7,7 artinya desil 7,7
terletak pada posisi data ke-7,7. Apabila menemukan gejala
semacam ini Ds7 dicari dengan cara :
Ds7 = data ke-7 + data 0,7 (data ke-8 – data ke-7)
= 70 + 0,7 (75 – 70) = 73,5
Jadi, posisi Ds7 berada pada nilai 73,5

b. Mencari Desil Bentuk Kelompok


Mencari desil berbentuk data kelompok dibuat susunan distribusi
frekuensi terlebih dahulu, supaya mempermudah perhitungan. Proses
mencari desil hampir sama dengan proses mencari kuartil, kalau kuartil
mencari nilai yang membagi data kelompok dalam empat bagian yang
sama, sedangkan desil mencari nilai yang membagi data kelompok
dalam 10 bagian yang sama.
Caranya urutkan terlebih dahulu mulai data terkecil sampai data
terbesar atau sebaliknya, kemudian menghitung rentangan (R), jumlah
kelas (K) dan panjang kelas interval (P). Akhirnya buatlah distribusi
frekuensi dilanjutkan mencari nilai desil dengan rumus :
n
(x . − jf )
Ds data ke-x = Bb + P 10
f
Keterangan :
Ds = nilai desil
Bb = batas bawah kelas sebelum nilai desil akan terletak
P = panjang kelas nilai desil
n = jumlah data
f = banyaknya frekuensi kelas desil
Jf = jumlah dari semua frekuensi kumulatif sebelum kelas desil
Contoh : diketahui sebagai berikut
Tabel 47
DISTRIBUSI FREKUENSI
Nilai ujian statistik Universitas CJDW Tahun 2001

No. Nilai kelas interval Frekuensi (f)


1 60 – 64 2
2 65 – 69 6
3 70 – 74 15
4 75 – 79 20
5 80 – 84 16
6 85 -89 7
7 90 - 94 4
n = Σf = 70

Pertanyaan : Carilah Ds8 ?


Langkah-langkah menjawab :
a) carilah kelas interval yang mengandung Ds8 terlebih dahulu untuk
mencari posisi Ds8 dengan rumus :
posisi Ds8 = 8/10 x n = 8/10 x 70 = 56, dengan demikian ditemukan
bahwa posisi Ds8 terletak di dalam kelas interval ke-5 yaitu antara
80 – 84
b) carilah batas bawa kelas Desil : Bb = ½ (79 + 80) = 79,5
c) hitunglah panjang kelas desil : P = 80 sampai 84 = 5
d) carilah banyaknya frekuensi kelas Desil : f = 16
e) carilah jumlah dari semua frekuensi kumulatif di bawah kelas
desil : Jf = 2 + 6 + 15 + 20 = 43
f) hitunglah Desil (Ds8) dengan rumus;
n 70
(x . − jf ) (8. −43)
Ds8 = Bd + P 10 = 79,5 + 5. P 10 = 83,56
f 16
Jadi, Ds8 = 83,56 artinya ditemukan 80% dari nilai ujian statistik
paling sedikit mendapat nilai 83,56 dan sisanya 20% mendapat
nilai lebih dari 83,56
Cara praktis menghitung desil
Langkah-langkah menjawab
a) berilah tanda (Bb, P, Jf dan f) pada tabel distribusi frekuensi

No. Nilai Kelas Interval Frekuensi


1 60 – 64 2
2 65 – 69 6
3 70 – 74 15 Jf = 2+6+15+20 = 43
4 75 – 79  Bb = 79 + 0,5 = 20
79,5
5 80 – 84  P = 5 16  f = 16
6 85 – 89 7
7 90 - 94 4
n = Σf = 70

Diketahui :
Posisi Ds8 = 8/10 x n = 8/10 x 70 = 56
Bb = 79,5
P=5
Jf = 43
f = 16
b) Hitunglah desil (Ds8) dengan rumus :
n 70
(x . − jf ) (8. −43)
Ds8 = Bb + P 10 = 79,5 + 5. 10 = 83, 56
f 16
DAFTAR PUSTAKA

Syofian Siregar. 2017. Statistika Terapan untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:Kencana


Luknis Sabri dan Sutanto Priyo Hastono. 2018. Statistik Kesehatan. Depok:Rajawali Pers
Riyanto dan Uka Wikarya. 2018. Statistika Ekonomi dan Bisnis. Jakarta:Mitra
Wacana Media
Riduwan. 2009. Dasar-dasar statistika. Bandung:Alfabet
Budiarto Eko. 2002. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.
Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai