Anda di halaman 1dari 14

KEBISINGAN DAN

SOUND LEVEL
METER
Rifqi Fadilla Neraz (0801172174)
KEBISINGAN

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor


PER.13/MEN/X/2011 Tahun 2011 tentang nilai ambang batas faktor fisika dan
faktor kimia di tempat kerja menyebutkan kebisingan adalah semua suara yang
tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan/atau alat-alat
kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran.

Definisi lain adalah bunyi yang didengar sebagai rangsangan-rangsangan pada


telinga oleh getaran-getaran melalui media elastis, dan manakala bunyi-bunyi
tersebut tidak dikehendaki, maka dinyatakan sebagai kebisingan (Suma'mur,
1984).
JENIS-JENIS KEBISINGAN

01 02

Bising yang Kontinyu Bising Terputus-putus


Bising yang datang secara terus-menerus Bising yang berlangsung secara tidak terus
dalam waktu lama. Misalnya mesin, kipas angin menerus. Misalnya lalu lintas, kereta api

03 04

Bising Impulsif Bising Impulsif Berulang


Bising yang memiliki intensitas suara melebihi 40 dB Bising yang memiliki intensitas seperti bising
dalam waktu sangat cepat dan biasanya mengejutkan impulsif namun terjadi berulang-ulang. Misalnya
pendengarnya. Misalnya meriam, mercon mesin tempa
SUMBER KEBISINGAN

Mesin Pergerakan udara, gas dan Vibrasi


cairan
Kebisingan yang di Kebisingan yang di timbulkan akibat Kebisingan yang di timbulkan oleh
timbulkan oleh aktivitas pergeseran udara, gas dan cairan getaran akibat gesekan, benturan/
mesin dalam proses kerja indutsri ketidakseimbangan pada mesin
NILAI AMBANG BATAS
KEBISINGAN

NAB Kebisingan adalah angka dB yang dianggap aman untuk


sebagian besar tenaga kerja bila bekerja 8 jam/hari atau 40
jam/minggu.
NAB Kebisingan
sesuai Permenaker
No.13/Men/X/2011
GANGGUAN PENDENGARAN
Gangguan pendengaran adalah perubahan pada tingkat pendengaran yang berakibat
kesulitan dalam melaksanakan kehidupan normal, biasanya dalam hal memahami
pembicaraan. Menurut ISO derajat ketulian sebagai berikut :

 Jika peningkatan ambang dengar antara 0 - < 25 dB, masih normal


 Jika peningkatan ambang dengar antara 26 – 40 dB, disebut tuli ringan
 Jika peningkatan ambang dengar antara 41 – 60 dB, disebut tuli sedang
 Jika peningkatan ambang dengar antara 61 – 90 dB, disebut tuli berat
 Jika peningkatan ambang dengar antara > 90 dB disebut tuli sangat berat
Selain gangguan pendengaran, kebisingan juga menyebabkan gangguan lain pada
pekerja seperti :

1. Gangguan Fisiologis

Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah, peningkatan nadi,


basal metabolisme, konstruksi pembuluh darah kecil terutama pada bagian
kaki, dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensoris

2. Gangguan Psikologis

Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi,


susah tidur, emosi dan lain – lain.

3. Gangguan Komunikasi

Gangguan komunikasi ini menyebabkan terganggunya pekerjaan, bahkan


mungkin terjadi kesalahan, terutama bagi pekerja baru yang belum berpengalaman.
4. Gangguan Keseimbangan

Gangguan keseimbangan ini mengakibatkan gangguan fisiologis seperti


kepala pusing, mual dan lain – lain.

5. Gangguan terhadap Pendengaran

Gangguan terhadap pendengaran adalah gangguan yang paling seirus


karena dapat menyebabkan hilangnya pendengaran atau ketulian. Tuli
dibagi menjadi beberapa, yaitu :
- Tuli Sementara (Temporary Treshold Shift)
- Tuli Menetap (Permanent Treshold Shift)
PENGENDALIAN KEBISINGAN

Eliminasi, perubahan 04 Pemeriksaan audiometric (sebelum kerja, berkala)


01
cara kerja

Subtitusi mesin, modifikasi dan Pengukuran dan pemantauan kebisingan


02 05 (mapping intensitas, frekuensi, lama dan
perawatan mesin
distribusi)

Administratif, pengaturan
03 waktu, rotasi kerja, ruang Penggunaan APD (ear plug, ear muff dan
06
kontrol helm)
SOUND LEVEL METER

Sound Level Meter merupakan suatu perangkat


alat uji untuk mengukur tingkat kebisingan suara
(noise pollution), dimana hal tersebut sangat
diperlukan terutama untuk lingkungan industri,
contoh pada industri penerbangan dimana
lingkungan sekitar harus diuji tingkat kebisingan
suara atau tekanan suara yang ditimbulkannya
untuk mengetahui pengaruhnya terhadap
lingkungan sekitar.
JENIS-JENIS SOUND LEVEL METER

1. Sound Meter Analog 2. Sound Meter Digital

disusun dari rangkaian listrik yang didesign disusun dari rangkaian listrik yang didesign
khusus akan mengkonversi sinyal listrik dari khusus akan mengkonversi sinyal listrik dari
mikropon menjadi suatu bacaan angka pada mikropon menjadi bacaan angka yang terdisplai
skala.                                          pada layar.
CARA PENGGUNAAN SOUND LEVEL METER

 Pertama aktifkan alat ukur sound level meter yang akan digunakan untuk mengukur
 Pilih selektor pada posisi fast untuk jenis kebisingan kontinyu/ berkelanjutan/ selektor pada
posisi slow untuk jenis impulsive atau yang terputus-putus
 Pilih selektor range intensitas kebisingan
 Kemudian,tentukan area yang akan diukur
 Setiap area pengukuran dilakukan pengamatan selama 1-2 menit dengan kurang lebih 6 kali
pembacaan
 Hasil pengukuran berupa angka yang ditunjukkan pada monitor
 Tulis hasil pengukuran dan hitung rata-rata kebisingannya, maka akan diketahui hasil
pengukuran dari kebisingan tersebut
◊ Prevention is Better Than Cure ◊ ‫ا لوقاية خير من‬
‫ا لعالج‬

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai