Anda di halaman 1dari 25

PENCEMARAN UDARA

DAN SAMPLING POLUTAN UDARA

Oleh

Firawati Asrul

Program S-1 Teknik Lingkungan


UMK
Kendari
2015
PENCEMARAN UDARA

 PENCEMARAN UDARA
• PENCEMARAN UDARA

Kualitas Udara Udara


Kualitas Emisi Emisi
Kualitas Udara Udara
Kualitas AmbienAmbien
Kualtias Udara Udara
Kualtias DalamDalam
RuangRuang
(In door)
(In door)

• KEBISINGAN
 KEBISINGAN

• GETARAN
 GETARAN
KEBISINGAN & GETARAN

Bising (Noise) dan Getaran (Vibration) sering


dijelaskan perbedaannya dengan menyebut
bahwa bising adalah sesuatu fenomena yang
dapat didengar (Hearing) sedangkan getaran
adalah fenomena yang dapat dirasakan
(Feeling).

Pada umumnya tidak semua suara


menimbulkan getaran yang dapat dirasakan.
Namun dapat dikatakan bahwa semua getaran
pasti dapat didengar.
PENGERTIAN
Kebisingan dapat diartikan sebagai bentuk
suara yang tidak dikehendaki atau bentuk
suara yang tidak sesuai dengan tempat dan
waktunya. Pengertian bising dalam Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP.
48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat
Kebisingan didefinisikan sebagai Bunyi yang
tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan
dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan manusia
dan kenyamanan lingkungan.
DUA HAL YANG MENENTUKAN KUALITAS
BISING SUATU BUNYI:

1. Frekuensi, yang dinyatakan dalam jumlah getaran


per detik atau disebut Hertz (Hz), yaitu jumlah
dari gelombang-gelombang yang sampai di
telinga setiap detiknya.

2. Intensitas atau arus energi per satuan luas,


biasanya dinyatakan dalam suatu logaritmis yang
disebut decibel. (dB(A)).

Skala A artinya pembobotan dengan skala


A=Weighted Sound Level, karena telinga manusia
kurang memberikan reaksi pada frekuensi
rendah dan tinggi dibandingkan frekuensi seperti
pada saat berbicara.
SKALA INTENSITAS KEBISINGAN
DESIBEL BATAS DENGAR TERTINGGI
120 Halilintar
Menulikan 110 Meriam
Mesin uap
100 Jalan hiruk pikuk
Sangat Hiruk 90 Perusahaan sangat gaduh
Pluit polisi
80 Kantor gaduh
70 Jalan pada umumnya
Kuat
Radio
Perusahaan
60 Rumah gaduh
50 Kantor umumnya
Sedang
Percakapan kuat
Radio perlahan
40 Rumah Tenang
30 Kantor Perorangan
Tenang
Auditorium
Percakapan
Sangat Tenang 20 Suara daun-daun
10 Berbisik
0 Batas dengar terendah
JENIS KEBISINGAN
1. BISING YANG KONTINYU (STEADY
NOISE).
Jenis bising ini mempunyai tingkat tekanan
suara yang relative sama selama terjadinya
bising. Contoh penyebab bising ini adalah

air terjun, mesin pembangkit tenaga listrik,


mesin industri, dan lain-lain.

2. BISING YANG TIDAK TERUS-MENERUS.


Jenis bising ini mempunyai tingkat tekanan
suara yang berbeda-beda selama bising
berlangsung. Contoh penyebab bising ini
adalah lalu lintas kendaraan bermotor (dari
jarak dekat), suara senjata, pesawat terbang
sedang lewat, dan sebagainya.
DAMPAK TERHADAP MANUSIA
Gangguan kebisingan dapat berakibat buruk bagi
manusia, baik secara psikis maupun fisik. Gangguan
fisik adalah jika kebisingan itu mengakibatkan
kerusakan organ pendengaran manusia, sedangkan
gangguan psikis adalah reaksi manusia pada
kebisingan yang cenderung menjurus stress.

Tinggi rendahnya tingkat kebisingan akan


mempengaruhi tinggi rendahnya dampak pada
manusia. Tingkat kebisingan di atas 85 dB(A), tidak
hanya mengganggu aspek psikologis, tetapi juga
akan merusak aspek fisiologik ke pendengaran
sesudah periode ulangan pemaparan selama 8 jam
atau lebih.
SUMBER BISING

MEDIA PENCEGAH

ALAT
PENDENGARAN
DAMPAK NEGATIF KEBISINGAN
1. Gangguan psikologik, yang berupa:
- Sukar berkonsentrasi & Sukar tidur
- Mudah marah
- Kepala pusing & Cepat lelah
- Menurunkan daya kerja
- Menimbulkan stress

2. Gangguan pendengaran, yaitu hilangnya pendengaran


seseorang, jika dibiarkan berlanjut dapat menderita
ketulian yang bersifat:
- Sementara,
- Permanen

3. Gangguan tubuh lainnya, yang dapat berupa:


- Ketegangan otot
- Kontraksi pembuluh darah
- Meningkatnya tekanan darah
- Meningkatnya denyut jantung
- Meningkatnya produksi adrenalin
International Standard Organization (ISO)
mengeluarkan acuan tentang derajat gangguan
1. Gangguan pendengaran tingkat ringan, jika seseorang
tidak dapat mendengar bunyi nada pada tingkat
kebisingan 25-40 dB(A) (hearing loss 25-40 dB(A)).

2. Gangguan pendengaran tingkat sedang, jika seseorang


tidak dapat mendengar bunyi nada pada tingkat
kebisingan 40-55 dB(A) (hearing loss 40-55 dB(A)).

3. Gangguan pendengaran tingkat berat, jika seseorang


tidak dapat mendengar bunyi nada pada tingkat
kebisingan > 55 dB(A) (hearing loss >55 dB(A))).

4 Jadi pada hearing loss pada tingkat kebisingan 0-25


dB(A) masih dalam keadaan normal atau tidak ada
gangguan pendengaran.
PENGARUH KEBISINGAN DISEBABKAN
BEBERAPA FAKTOR
1. Intensitas Kebisingan
Makin tinggi intensitasnya, makin besar risiko untuk
terjadinya gangguan pendengaran.

2. Frekuensi Kebisingan
Makin tinggi frekuensi kebisingan, makin besar
kontribusinya untuk terjadinya gangguan pendengaran.

3. Jenis Kebisingan
Kebisingan yang kontinyu lebih besar kemungkinannya
untuk menyebabkan terjadinya gangguan pendengaran
daripada kebisingan yang terputus-putus.

4. Lama Pemaparan
Makin lama pemaparannya, makin besar risiko untuk
terjadinya gangguan pendengaran.
5. Lama Tinggal
Makin lama seseorang tinggal di sekitar kebisingan,
makin besar risiko untuk terjadinya gangguan
pendengaran.

6. Umur
Pada umumnya, sensitivitas pendengaran
berkurang dengan bertambahnya umur.

7. Kerentanan Individu
Tidak semua individu yang terpapar dengan
kebisingan pada kondisi yang sama akan
mengalami perubahan nilai ambang pendengaran
yang sama pula. Hal ini disebabkan karena respon
tiap-tiap individu pada kebisingan berlainan,
tergantung dari kerentanan tiap-tiap individu.
BAKU MUTU TINGKAT KEBISINGAN

PERUNTUKAN KAWASAN/ TINGKAT KEBISINGAN


LINGKUNGAN KEGIATAN dB (A)
A. Peruntukan Kawasan
1. Perumahan dan Permukiman 55
2. Perdagangan dan Jasa 70
3. Perkantoran dan Perdagangan 65
4. Ruang Terbuka Hijau 50
5. Industri 70
6. Pemerintahan dan Fasum 60
7. Rekreasi 70
 Bandar Udara*
 Stasiun Kereta Api*
 Pelabuhan Laut 70
 Cagar Budaya 60
B. Lingkungan Kegiatan
1. Rumah Sakit dan Sejenisnya 55
2. Sekolah atau sejenisnya 55
3. Tempat Ibadah atau Sejenisnya 55
KepMen LH No. 48/MNLH/11/1996
NILAI AMBANG BATAS
Untuk mencegah kemungkinan gangguan pada
manusia terutama ketulian akibat bising (noise
induced hearing loss), maka telah ditetapkan batas
pemaparan yang aman terhadap bising untuk jangka
waktu tertentu, dan dikenal dengan sebutan Nilai
Ambang Batas (threshold limit value).

Nilai ambang batas dimaksudkan sebagai batas


konsentrasi dimana seseorang dapat terpapar dalam
lingkungan kerjanya selama 8 jam sehari, 40 jam
seminggu berulang-ulang kali tanpa mengakibatkan
gangguan kesehatan yang tidak diinginkan.
NILAI AMBANG BATAS

Derajat Lama Pemaparan yang


Kebisingan Diperbolehkan (jam)
85 8
90 4
95 4
100 1
105 0,5
110 0,25
115 0,125
DAMPAK GETARAN DAPAT
DIKELOMPOKKAN MENJADI:

1. Terganggunya kenyamanan dan kesehatan


manusia.

2. Dapat menyebabkan kerusakan pada


bangunan dan komponen bangunan.

3. Dampak Getaran Kejut.


PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

Upaya pengendalian pencemaran udara


dapat dilakukan melalui:
1. Penelitian dan Pemantauan
2. Peraturan Perundangan
3. Teknologi Pengendalian Pencemaran
PENGENDALIAN PENCEMARAN

1. TEKNOLOGI
Perubahan paradigma pengelolaan limbah:
End of Pipe Treatment  minimisasi limbah
minimisasi limbah

a. Source Reduction (reduksi pada sumbernya) 


substitusi bahan
b. Reuse
c. Recycle 3R
d. Recovery

2. PERATURAN PERUNDANGAN & PROGRAM


KEBIJAKAN
a. Baku Mutu (ambien, emisi, effluen, down stream,
upstream)
b. Amdal, UKL-UPL, Audit Lingkungan,
c. PROPER, Adipura, Kota Praja, Produksi Bersih, Langit
PENGENDALIAN PENC. UDARA

1. TEKNOLOGI.
Contoh:
1. Dust Precipator/Collector
2. Filter
3. Catalitic Converter
4. Substitusi Bahan Baku

2. PENEMPATAN SUMBER EMISI (dengan


mempertimbangkan hasil simulasi terhadap kondisi
meteorologis, topografi, self purification, dll)

3. PENEMPATAN PENGHALANG

4. PERATURAN

5. MONITORING
PENGENDALIAN KEBISINGAN
PENGURANGAN KEBISINGAN PADA SUMBERNYA:
a. Mengurangi vibrasi sumber kebisingan, berarti
mengurang tingkat kebisingan yang dikeluarkan
sumbernya.
b. Menutupi sumber suara.
c. Melemahkan kebisingan dengan bahan penyerap suara
atau peredam suara.

PENEMPATAN PENGHALANG:
d. Menghalangi merambatnya suara (penghalang).
e. Memperpanjang jarak antara sumber bising & manusia.
f. Melindungi ruang tempat manusia atau makhluk lain
berada dari suara.

PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI


g. Melindungi telinga dari suara (tutup telinga/ear muffs/
ear plugs).
CONTOH LAIN PENGENDALIAN
KEBISINGAN
1. Menggunakan alat-alat yang lebih rendah
kebisingan yang dikeluarkannya.
2. Menggunakan cara pengelolaan yang kurang
bising.
3. Pemilihan bahan-bahan yang mengurangi
kebisingan.
4. Penanaman pagar dan tanaman peredam suara
(tanaman hanya mampu mereduksi kebisingan
hingga 2,23 dB(A) dan nilai ini masih jauh lebih
rendah dibandingkan tembok yang mampu
mereduksi 6,59 dB(A).
5. Maintenance dan Housekeeping yang baik terhadap
peralatan.
6. Dan lain sebagainya.
CONTOH LAIN PENGENDALIAN KEBISINGAN
AKIBAT KEGIATAN LALU LINTAS

1. Penggunaan peredam suara mesin mobil


(knalpot)
2. Mengurangi kepadatan lalu lintas
3. Membuat landscaping yang dapat meredam
suara, misalnya dengan menanami pohon,
semak dan perdu di kiri-kanan jalan.
4. Membuat badan jalan yang meredam dan
permukaan jalan yang halus.
5. Dan sebagainya.
PERHITUNGAN TINGKAT KEBISINGAN

RUMUS:

L24 = 10 Log 1/24 (16.10 0,1 . LS + 8.10 0,1 . (Lm +


10))

Dimana:
L24 = nilai Leq selama 24 jam
Ls = nilai Leq sepanjang siang hari (16 jam) dari
jam 06.00 s/d 22.00.
Lm = nilai Leq sepanjang malam hari (8 jam) dari
jam 22.00 s/d 06.00
GETARAN
Getaran adalah suatu gerakan dari hasil kegiatan yang
dapat dirasakan (feeling).

1. Akibat Tingkat Getaran tertentu yang dihasilkan dari


suatu kegiatan dapat menimbulkan gangguan
kesehatan manusia, makhluk hidup lainnya dan
lingkungan.
2. Getaran adalah gerakan bolak-balik suiatu massa
melalui keadaan seimbang terhadap suatu titik acuan.
3. Getaran Mekanik adalah getaran yang disebabkan oleh
sarana/peralatan kegiatan manusia.
4. Getaran Kejut adalah getaran yang berlangsung secara
tiba-tiba dan sesaat.
5. Baku Tingkat Getaran Mekanik dan Getaran Kejut
adalah batas maksimal Tingkat Getaran Mekanik yang
diperbolehkan dari suatu usaha atau kegiatan pada
media padat sehingga tidak menimbulkan gangguan
terhadap kenyamanan dan kesehatan serta keutuhan

Anda mungkin juga menyukai