KESEHATAN LINGKUNGAN
PENGENDALIAN KEBISINGAN
DOSEN PENGAMPU:
Dr.Nanda Desreza,M.Kes
Ubaidillah (22183013)
Ikhwan Zikri (22183002)
Zahra Urzulah Habibah (22183001)
Amanda Divina (22183041)
Nadiatul Asra (22183023)
Ratu Balqis Adha (22183040)
Melta Aulia (22183026)
Cahaya Zohra (22183029)
Kelompok 7
ii
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................2
C. Tujuan.......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3
A. Pengertian Kebisingan..............................................................................................3
B. Alat Pengukur Kebisingan........................................................................................6
C. Kebisingan Dan Kesehatan.......................................................................................8
D. Kebisingan Dan Produktifitas Kerja.......................................................................10
E. Pengendalian Kebisingan........................................................................................11
F. Efek Kebisingan......................................................................................................12
BAB III PENUTUP………………………...…………………………………………14
Kesimpulan………………………………………………………………………..14
Saran…………………………………………………………………...………….14
Daftar pustaka………………………………………………………….………….15
iii
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kebisingan sudah menjadi masalah dibeberapa kota besar di Indonesia.Kebisingan
bisa didefinisikan sebagai suara yang tidak diinginkan yang dapat menimubulkan
ketidaknyamanan bagi pendengarnya. Bising dapat diartikan sebagai bunyi yang tidak
dikehendaki yang bersumber dari aktivitas alam contohnya seperti bicara dan aktivitas
buatan manusia seperti penggunaan mesin. Kebisingan juga merupakan masalah yang
sering dijumpai oleh perusahaan besar saat ini. Penggunaan mesin dan alat kerja yang
mendukung proses produksi berpotensi menimubulkan suara kebisingan. Penggunaan
teknologi maju sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara
luas, namun tanpa disertai dengan pengendalian yang tidak tepat akan dapat merugikan
manusia itu sendiri. Penggunaan teknologi maju tidak dapat dielakan, terutama pada era
industrialisasi yang ditandai adanya proses mekanisasi, elektrifikasi dan modernisasi
serta transformasi globalisasi. Dalam keadaan demikian penggunaan mesin - mesin,
pesawat, instalisasi, dan bahan – bahan berbahaya akan terus meningkat sesuai
kebutuhan industrialisasi
Kebisingan menimbulkan beberapa dampak pada kesehatan. Selain berdampak
pada gangguan pendengaran intensitas bising yang tinggi juga dapat mengakibatkan
hilangnya konsentrasi, hilangnya keseimbangan dan disorientasi, kelelahan, gangguan
komunikasi, gangguan tidur, gangguan pelaksanaan tugas, gangguan faal tubuh, serta
adanya efek visceral, seperti perubahan frekuensi jantung atau peningkatan denyut nadi,
perubahan tekanan darah dan tingkat pengeluaran keringat. Hasil penelitian
menyebutkan bahwa masyarakat yang terpapar kebisingan memiliki emosi yang tidak
stabil. Menurut penelitian yang telah dilakukan, hasil pengukuran kebisingan yang
melebihi NAB dapat berpengaruh terhadap fisiologis tenaga kerja salah satunya
perubahan tekanan darah. Efek kebisingan mendapatkan adanya pengaruh dari pajanan
kebisingan pada tekanan darah.
1
Dari latar belakang dapat diketahui bahwa pengaruh kebisingan dengan intensitas
tinggi merupakan salah satu faktor lingkungan fisik yang dapat mengganggu kondisi
kesehatan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan
serta membantu masyarakat untuk memahami pengendalian kebisingan dilingkungan
sekitar serta solusinya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebisingan
3
c. Bising Spesifik, Bising spesifik disebabkan oleh kegiatan-kegiatan khusus
contohnya pemasangan tiang pancang tol atau bangunan.
1. Steady state and narrow band noise, Kebisingan yang terus menerus dengan
spectrum suara yang sempit seperti suara mesin dan kipas angin.
2. Nonsteady state and narrow band noise, Kebisingan yang tidak terus menerus
dengan spectrum suara yang sempit seperti suara mesin gergaji dan kutup uap.
3. Kebisingan intermiten, Kebisingan semacam ini terjadi sewaktu-waktu dan
terputus, misalnya suara pesawat dan kereta api.
4. Kebisingan impulsif , Kebisingan yang impulsif atau memekakan telingan,
misalnya bunyi tembakan bedil, meriam,atau ledakan bom.
4
Menurut Suma’mur (1999) dalam Ramdan (2013), jenis-jenis kebisingan yang
sering ditemukan adalah sebagai berikut:
a. Kebisingan kontinu dengan spektrum frekuensi yang luas (steady state, wide
band noise). Jenis kebisingan seperti ini dapat dijumpai misalnya pada
mesin-mesin produksi, kipas angin, dapur pijar dan lain-lain.
b. Kebisingan kontinu dengan spektrum frekuensi sempit, (steady state, narow
band noise). Jenis kebisingan seperti ini dapat dijumpai pada gergaji sirkuler,
katup gas dan lain-lain.
c. Kebisingan terputus-putus (intermitent). Kebisingan jenis ini dapat
ditemukan misalnya pada lalu lintas darat, suara kapal terbang terbang dan
lain-lain.
d. Kebisingan impulsif (impac or impulsive noise). Jenis kebisingan seperti ini
dapat ditemukan misalnya pada pukualan mesin kontruksi, tembakan
senapan, atau suara ledakan.
e. Kebisingan impulsif berulang. Jenis kebisingan ini dapat dijumpai misalnya
pada bagian penempaan besi di perusahaan besi.
5
Berdasarkan pengaruhnya terhadap manusia, bising dibagi atas :
a. Bising yang mengganggu (irritating noise). Intensitas tidak terlalu keras,
misalnya mendengkur.
b. Bising yang menutupi (masking noise). Merupakan bunyi yang menutupi
pendengaran yang jelas. Secara tidak langsung bunyi ini akan
mempengaruhi Kesehatan dan keselamatan pekerja, karena teriakan
isyarat atau tanda bahaya tenggelam dari bising dari sumber lain.
c. Bising yang termaksud (damaging/injurious nouise), adalah bunyi yang
melampaui NAB. Bunyi jenis ini akan merusak atau menurunkan fungsi
pendengaran.
Alat utama untuk mengukur tingkat kebisingan adalah sound level meter.alat ini
berfungsi mengukur kebisingan yang berada dalam kisaran 30 sampai 130 dsibel(dB)
dengan frekuensi antara 20 sampai 20.000 Herzt(Hz). Di dalam alat itu sudah terpasang
sistem kalibrasinya sendiri, kecuali untuk kalibrasi mikrofon yang memerlukan
pengecekan dengan kalibrasi tersendiri. Sebagai kalibrasi dapat dipakai pengeras suara
yang kekuatan suaranya diatur oleh amplifier. Piston phone juga dapat digunakan untuk
keperluan kalibrasi. Alat ini sangat baik untuk kalibrasi suara yang memiliki intersitas
tinggi
Analisis terhadap frekuensi suatu kebisingan biasanya diperlukan. Hal itu
biasanya dilakukan dengan alat octave band analyzer, yang memiliki filter-filter yang
disusun menurut tingkatan oktafnya. Jika spektrumnya sangan curam dan berbeda
banyak, skala 1/3 oktaf dapat digunakan untuk filter-filter oktaf disukai frekuensi-
frekuensi tengah yang berukuran 31,5 ; 63 ; 125 ; 250 ; 500 ; 1.000 ; 2.000 ; 4.000 ;
8.000 ; 16.000 ; 31.500 Hz.
Untuk analisis lebih lanjut, dapat dipakai narrow band analyzers (alat anallisis
spectrum semput), baik dengan alat spketrum yang tetap, misalnya 2-200 Hz, atau
spectrum yang melebar dengan frekuensi yang lebih tinggi. Alat ini lebih disukai
dilapangan meminggat komponen kebisingan mungkin berbeda tergantung pada muatan
mesin.
6
Kebisingan yang terputus-putus biasanya direkam terlebih dahulu dengan
taperecorder berkualitas tinggi yang merekam suara dengan frekuensi antara 20-30
KHz. Kaset berisi rekaman itu kemudian dibawak kelaboraturium dan dianalisis. Untuk
kebisingan yang sifatnya impulsif, pengukuran dilakukan dengan alat impact noise
analyzer. Kebanyakan alat pengukur kebisingan hanya menggukur intesitas pada
sewaktu-waktu dan suatu tempat. Alat tersebut juga tidak menunjukan dosis komulatif
dari seorang pekerja selama waktu-waktu kerjanya. Dewasa ini tengah dikembangan
suatu alat pengukur suara yang dinamakan personal noise doses meter.
7
C. Kebisingan Dan Kesehatan
8
Pengaruh kebisingan akan sangat terasa apabila jenis kebisingannya terputus-putus dan
sumbernya tidak diketahui. Secara fisiologis, kebisingan dengan intensitas tinggi dapat
menyebabkan gangguan kesehatan seperti, meningkatnya tekanan darah (± 10 mmHg),
peningkatan nadi, konstriksi pembuluh darah perifer terutama tangan dan kaki, serta
dapat menyebabkan pucat, gangguan sensoris dan denyut jantung, risiko serangan
jantung meningkat, dan gangguan pencernaan. Reaksi masyarakat, apabila kebisingan
akibat dari suatu proses produksi demikian hebatnya, sehingga masyarakat sekitarnya
protes menuntut agar kegiatan tersebut dihentikan
9
D. Kebisingan Dan Produktifitas Kerja
10
1 65 71 77 83
2 59 65 71 77
3 55 61 67 73
4 53 59 65 71
5 51 57 63 69
6 49 55 61 67
12 43 49 55 61
24 37 43 49 55
E. Pengendalian Kebisingan
11
pendengaran adalah kedisiplinan pekerja di dalam menggunakannya. Masalah ini dapat
diatasi dengan menyelenggarakan pendidikan pekerja tentang kegunaan alat itu.
Seperti dikatakan semula, perlindungan pendengaran dapat dilakukan dengan
mengenakan sumbat telinga. Alat seperti sumbat telinga tentu menyebabkan
pengunanya merasakan adanay benda asing di dalam telinganya. Perasaan demikian
akan tetap ada walaupun sekarang telah diupayakan sumbat telinga yang lebih halus dan
tidak begitu terasa. Oleh karna itu, sumbat telinga baru dipakai apabila benar-benar
diperlukan, yaitu jikan tingkat kebisingan mencapai lebih dari 100 dB. Pekerja dapat
membiasakan diri dengan cara mencobanya dalam waktu 3-4 minggu. Apabila
kebisingan tidak kontinu, penguna dapat selalu mencabut dan mengenakannya kembali
sesuai keperluan. Dalam hal ini, pekerja jarang menjadi terbiasa
mempergunakannya.mungkin pemberian premi merupakan dorong untuk secara kontinu
menggunakan alat ini.
Kebisingan impulsif yang berintensitas tinggi dapat menyebabkan kerusakan
pada alat pendengar. Kerusakan dapat terjadi pada gendang pendengar atau tulang
tulang halus di bagian telinga tengah. Getaran yang menyebabkan kerusakan ini dapat
melalui udara maupun melalui tulang. Pencegahan dilakukan dengan selalu
menghindarkan diri dari sumber bising impulsif. Ledakan yang berkaitan dengan
pekerjaan harus dilakukan pada saat pekerja berada ditempat aman. Apabila memang
harus berada sangat dekat dengan sumber kebisingan, pekerja harus dibekali dengan
potongan karet untuk digigit dan tutup telinga untuk melindungi pendengaran.
1. Efek Kebisingan
Pengaruh kebisingan terhadap fungsi lain tubuh, selain fungsi pendengaran, antara
lain menyebabkan peningkatan tekanan darah dan mengubah fungsi penting lainnya
pada tubuh, seperti menyebabkan perubahan pada sekresi hormon hipofisis, perubahan
pada reaksi imunologi tubuh, dan peningkatan sensivititas terhadap epinefrin dan
norepinefrin pada sistem vascular. Beberapa hasil penilaian menunjukkan bahwa
pekerja di industri yang bising memiliki angka insidensinyng tinggi untuk mengalami
gangguan sirkulasi perifer dan jantung.
12
Contoh-contoh kebisingan
Jalan Raya
Pabrik Semen
13
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kebisingan adalah bunyi atau suara yang sifatnya dapat mengganggu
pendengaran dan bahkan menurunkan pendengaran seseorang yang terpapar dengan
kebisingan dalam jeda waktu yang cukup lama. Kebisingan itu sendiri juga dapat
menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan termasuk
ternak, satwa, dan sistem alam. Sumber kebisingan diperusahaan biasanya berasal dari
mesin produksi dan alat – alat lain yang dipakai untuk melakukan pekerjaan. Contoh
sumber kebisingan dari perusahaan baik dari dalam maupun dari luar perusahaan :
e. Generator mesin diesel, untuk pembangkit listrik
f. Mesin – mesin produksi
g. Mesin potong, gergaji, serut di perusahaan kayu
h. Ketel uap atau boiler, untuk pemanas air
i. Alat – alat lain yang menimubulkan suara dan getara seperti alat pertukangan
j. Kendaraan bermotor dari lalu lintas, dll.
SARAN
Dengan melihat kondisi yang terjadi di lingkungan, maka disarankan kepada
pihak perusahaan dan pemerintah untuk melakukan hal-hal seperti dibawah ini :
1. Melakukan penelitian lanjutan tentang kebisingan yang terjadi di pabrik terutama
dalam pengendalian teknis pada bagian-bagian bising yang tinggi, mengingat tingkat
kebisingan di pabrik tersebut cukup tinggi dan untuk mencegah adanya kehilangan daya
dengar pada pekerja.
2. Melakukan pengaturan waktu kerja dan istirahat sesuai dengan tingkat kebisingan
yang diterima pekerja, sehingga lama kerja maksimal tenaga kerja dalam ruangan sesuai
dengan standart NAB kebisingan ketenaga kerjaan.
3. Pemetaan tingkat kebisingan yang ditandai dengan perwarnaan (hijau, kuning dan
merah) agar dijadikan sebagai standar perbaikan rambu peringatan bahaya kebisingan di
area pabrik.
14
DAFTAR PUSTAKA
15