Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“PENCEMARAN SUARA”

(Disusun guna memenuhi tugas fisika)

Disusun oleh kelompok I:

1. Aisyah Maisaroh (01)


2. Dias Wibi Putri S. (07)
3. Firdinia Nor Mukaromah (13)
4. Nadira Vevriliansyah (24)
5. Risa Rohmatul Fajriah (30)
6. Zahrah Athirah F. (36)

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER


DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 KENCONG
2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang pencemaran suara. Makalah ilmiah ini telah
kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang pencemaran suara
ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Jember, 30 Januari 2024


DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................................ii
Kata Pengantar.......................................................................................................iii
Daftar Isi..................................................................................................................iv
Bab I Pendahuluan..................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan masalah........................................................................................2
C.Tujuan...........................................................................................................2
Bab II Pembahasan.................................................................................................3
A. Definisi Polusi/Pencemaran Suara..............................................................3
B. Penyebab Pencemaran Suara......................................................................4
C. Dampak Pencemaran Suara........................................................................4
D. Cara Menanggulangi Pencemaran Suara...................................................5
Bab III : Penutup...................................................................................................10
A. Kesimpulan................................................................................................10
B. Saran..........................................................................................................10
Daftar Pustaka.......................................................................................................11
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kita semua tahu, saat ini kita lebih banyak dieksploitasi dengan terlalu
banyak suara lebih dari masa apapun dalam sejarah. Kehidupan modern
sepertinya jadi perjuangan yang tak berkesudahan untuk melawan hiruk-pikuk
yang kian meningkat. Saat berada di rumah, telinga kita diisi oleh riuhnya suara
binatang peliharaan, suara AC, televisi, dan banyak hal lain. Saat berada di jalan,
kita juga mendengar keriuhan lain: proyek pembangunan, suara kendaraan umum
yang menderu dan musik yang dinyalakan orang lain. Sekitar 16,8 persen dari
total penduduk Indonesia mengalami gangguan pendengaran pada 1996. Survei
yang dilakukan Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia terhadap 20.000 orang di tujuh provinsi itu
mencatat bahwa sekitar 38 juta penduduk Indonesia terganggu pendengarannya.
Melihat hasil penelitian dari berbagai ahli dan penemuan dalam kehidupan sehari-
hari tentang dampak kebisingan atau pencemaran suara inilah seharusnya diambil
langkah – langkah yang tepat untuk menanggulangi salah satu polusi yang
dianggap tidak begitu berdampak dibanding dengan polusi air, tanah dan udara
yang sekarang ini dengan jelas terlihat dalam kehidupan kita sehari–hari. Dalam
makalah ini penulis ingin menyajikan tentang segala sesuatu yang berkaitan
dengan pencemaran suara. Selain itu, penulis juga akan menguraikan bagaimana
cara untuk menanggulangi pencemaran suara yang efeknya secara tidak sadar
telah menggangu kehidupan manusia.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas maka masalah
dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pencemaran suara?
2. Apa yang menyebabkan pencemaran suara?
3. Apa saja dampak dari pencemaran suara?
4. Bagaimana menanggulangi dampak pencemaran suara ?

C. Tujuan
Dalam makalah ini, tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui definisi pencemaran suara.
2. Mengetahui sebab-sebab pencemaran suara.
3. Mengetahui dampak dari pencemaran suara.
4. Mengetahui cara menanggulangi dampak pencemaran suara.
BAB II. PEMBAHASAN

A. Definisi Polusi/ Pencemaran Suara


Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam
lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau
oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang -undang Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982). Bunyi atau suara adalah
kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat melalui
medium. Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat, gas. Jadi,
gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau
udara. Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi
suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau
frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitudo atau kenyaringan
bunyi dengan pengukuran dalam desibel.
Manusia mendengar bunyi saat gelombang bunyi, yaitu getaran di udara
atau medium lain, sampai ke gendang telinga manusia. Batas frekuensi bunyi
yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20 Hz sampai 20 kHz
pada amplitudo umum dengan berbagai variasi dalam kurva responnya. Jadi,
pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh
bunyi atau suara yang mengakibatkan ketidak tentraman makhluk hidup di
sekitarnya. Pencemaran suara diakibatkan suara-suara bervolume tinggi yang
membuat daerah sekitarnya menjadi bising dan tidak menyenangkan. Tingkat
kebisingan terjadi bila intensitas bunyi melampui 70 desibel (dB).
B. Penyebab Pencemaran Suara
Dalam pencemaran suara, kebisingan yang dialami sehari-hari tanpa
sadar merupakan faktor utama terjadinya pencemaran suara. Apalagi pada era
modern seperti sekarang ini banyak sekali alat-alat yang menggunakan mesin
yang berbunyi bising serta penggunaan gadget yang bisa memutar bunyi
dengan earphone yang suaranya langsung mengenai gendang telinga tanpa ada
perantara merupakan suatu hal yang beresiko mengakibatkan pencemaran
suara.
Saat berada di rumah, telinga kita diisi oleh riuhnya suara binatang
peliharaan, suara AC, televisi, dan banyak hal lain. Saat berada di jalan, kita
juga mendengar keriuhan lain seperti proyek pembangunan, suara kendaraan
umum yang menderu dan musik yang dinyalakan orang lain. Di kabin mobil,
kapal laut, dan pesawat terbang menimbulkan suara mesin yang menderu.
Juga di pabrik atau tempat kerja yang memakai kipas angin besar, kompresor,
trafo, dan pompa. Di hotel, perkantoran, atau apartemen biasanya saluran
udaranya mengeluarkan bising. Sebagai contoh beberapa kebisingan yang
menyebabkan kebisingan yang kekuatannya diukur dengan dB atau desibel
adalah: a. Orang rebut/silat lidah = 80 dB b. Suara kereta api/krl = 95 dB c.
Mesin motor 5 pk = 104 dB d. Suara petir = 120 dB e. Pesawat jet tinggal
landas = 150 dB
C. Dampak Pencemaran Suara
Pencemaran bunyi dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti
gangguan fisiologis, gangguan psikologis, gangguan komunikasi dan ketulian.
Ada yang menggolongkan gangguannya berupa gangguan Auditory, misalnya
gangguan terhadap pendengaran dan gangguan non Auditory seperti gangguan
komunikasi, ancaman bahaya keselamatan, menurunya performan kerja, stres
dan kelelahan. Lebih rinci dampak kebisingan terhadap kesehatan pekerja
dijelaskan sebagai berikut:
1. Gangguan Fisiologis
Pada umumnya, bising bernada tinggi sangat mengganggu, apalagi
bila terputus-putus atau yang datangnya tiba-tiba. Gangguan dapat berupa
peningkatan tekanan darah (± 10 mmHg), peningkatan nadi, konstriksi
pembuluh darah perifer terutama pada tangan dan kaki, serta dapat
menyebabkan pucat dan gangguan sensoris.Bising dengan intensitas tinggi
dapat menyebabkan pusing/sakit kepala. Hal ini disebabkan bising dapat
merangsang situasi reseptor vestibular dalam telinga dalam yang akan
menimbulkan evek pusing/vertigo. Perasaan mual,susah tidur dan sesak
nafas disbabkan oleh rangsangan bising terhadap sistem saraf,
keseimbangan organ, kelenjar endokrin, tekanan darah, sistem pencernaan
dan keseimbangan elektrolit.
2. Gangguan Psikologis
Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang
konsentrasi, susah tidur, dan cepat marah. Bila kebisingan diterima dalam
waktu lama dapat menyebabkan penyakit psikosomatik berupa gastritis,
jantung, stres, kelelahan dan lain-lain.
3. Gangguan Komunikasi
Gangguan komunikasi biasanya disebabkan masking effect (bunyi
yang menutupi pendengaran yang kurang jelas) atau gangguan kejelasan
suara. Komunikasi pembicaraan harus dilakukan dengan cara berteriak.
Gangguan ini menyebabkan terganggunya pekerjaan, sampai pada
kemungkinan terjadinya kesalahan karena tidak mendengar isyarat atau
tanda bahaya. Gangguan komunikasi ini secara tidak langsung
membahayakan keselamatan seseorang.
4. Gangguan Keseimbangan
Bising yang sangat tinggi dapat menyebabkan kesan berjalan di
ruang angkasa atau melayang, yang dapat menimbulkan gangguan
fisiologis berupa kepala pusing ( vertigo) atau mual-mual.
5. Efek pada pendengaran
Pengaruh utama dari bising pada kesehatan adalah kerusakan pada
indera pendengaran, yang menyebabkan tuli progresif dan efek ini telah
diketahui dan diterima secara umum dari zaman dulu. Mula-mula efek
bising pada pendengaran adalah sementara dan pemuliahan terjadi secara
cepat sesudah pekerjaan di area bising dihentikan. Akan tetapi apabila
bekerja terus-menerus di area bising maka akan terjadi tuli menetap dan
tidak dapat normal kembali, biasanya dimulai pada frekuensi 4000 Hz dan
kemudian makin meluas kefrekuensi sekitarnya dan akhirnya mengenai
frekuensi yang biasanya digunakan untuk percakapan.

Macam-macam gangguan pendengaran (ketulian), dapat dibagi atas :

1. Tuli sementara (Temporaryt Treshold Shift = TTS)


Diakibatkan pemaparan terhadap bising dengan intensitas tinggi.
Seseorang akan mengalami penurunan daya dengar yang sifatnya
sementara dan biasanya waktu pemaparan terlalu singkat. Apabila
tenaga kerja diberikan waktu istirahat secara cukup, daya dengarnya
akan pulih kembali
2. Tuli Menetap (Permanent Treshold Shift =PTS)
Diakibatkan waktu paparan yang lama (kronis), besarnya PTS di
pengaruhi faktorfaktor sebagai berikut :
a Tingginya level suara
b Lama paparan
c Spektrum suara
d Temporal pattern, bila kebisingan yang kontinyu maka
kemungkinan terjadi TTS akan lebih besar
e Kepekaan individu
f Pengaruh obat-obatan, beberapa obat-obatan dapat memperberat
(pengaruh synergistik) ketulian apabila diberikan bersamaan dengan
kontak suara, misalnya quinine, aspirin, dan beberapa obat lainnya.
g Keadaan Kesehatan
3. Trauma Akustik
Trauma akustik adalah setiap perlukaan yamg merusak sebagian atau
seluruh alat pendengaran yang disebabkan oleh pengaruh pajanan
tunggal atau beberapa pajanan dari bising dengan intensitas yang
sangat tinggi, ledakan-ledakan atau suara yang sangat keras, seperti
suara ledakan meriam yang dapat memecahkan gendang telinga,
merusakkan tulang pendengaran atau saraf sensoris pendengaran.
4. Prebycusis
Penurunan daya dengar sebagai akibat pertambahan usia merupakan
gejala yang dialami hampir semua orang dan dikenal dengan
prebycusis (menurunnya daya dengar pada nada tinggi). Gejala ini
harus diperhitungkan jika menilai penurunan daya dengar akibat
pajanan bising ditempat kerja.
5. Tinitus
Tinitus merupakan suatu tanda gejala awal terjadinya gangguan
pendengaran . Gejala yang ditimbulkan yaitu telinga berdenging.
Orang yang dapat merasakan tinitus dapat merasakan gejala tersebut
pada saat keadaan hening seperti saat tidur malam hari atau saat berada
diruang pemeriksaan audiometri (ILO, 1998).

D. Cara Menanggulangi Pencemaran Suara


1. Penggunaan alat peredam suara
Ada berbagai cara untuk mengurangi pencemaran suara, salah satunya adalah
penggunaan alat peredam suara, kini banyak digunakan sistem kendali bising
yang aktif. Menurut Dr Ir Bambang Riyanto Trilaksono MSc, peneliti dan
dosen pada Departemen Teknik Elektron, Institut Teknologi Bandung (ITB),
secara konvensional bising diredam dengan memakai bahan-bahan peredam.
Bahan tersebut ditempatkan di sekitar sumber bising atau di dinding ruang
yang intensitas bisingnya mau dikurangi. Selain itu kini di perkantoran, hotel
atau apartemen di kota – kota besar yang dekat dengan lalu lintas utama atau
dekat bandara yang dirasa lingkungannya mempunyai kebisingan yang tidak
bisa ditolerir oleh pendengaran manusia, maka Direktur Jendera Bina Marga
sejak tahun 1999 mencanangkan bangunan peredam bising. Dimensi
Bangunan Peredam Bising tersebut antara lain :
a. Tinggi minimal 2,75m (makin tinggi kemampuan redaman makin baik).
b. Tebal dinding minimal 10 cm.
Sedangkan Bahan bangunan peredam bisik
a. Penggunaan bahan untuk mereduksi bising adalah dari hasil olahan
industri berupa beton ringan agregat yang disebut ALWA berupa konblok
(masif) dengan komposisi campuran: Semen : Pasir : ALWA= 1 : 4 : 4
b. Dimensi konblok ALWA dapat dicetak menurut ukuran pabrik, sebagai
berikut: (30 x 10 x 15) atau (30x15x15)cm
c. Bahan selain ALWA seperti Bata Merah atau Batako harus dengan
rancangan khusus untuk memperoleh kemampuan redaman bising yang
baik. Secara terus menerus program ini terus disosialisasikan oleh
pemerintah dalam upaya mengurangi polusi suara
2. Pendidikan
Melalui pendidikan dapat memberikan kesadaran serta membentuk sikap
positif terhadap alam sekiar terutama dari hal-hal yang sangat kecil. Melalui
pendidikan mereka dapat mengetahui berbagai pencemaran alam dari segi
efek-efek negative terhadap lingkungan dan manusia
3. Tanggung Jawab Bersama
Pemerintah harus berperan dalam membuat hukum untuk melindungi alam
sekitar. Pengawasan oleh pejabat lingkungan perlu ditingkatkan. Pengusaha
pabrik harus mendapatkan pengetahuan tentang berbagai bentuk pencemaran
dan dampaknya terhadap lingkungan sebelum memulai operasi
pabriknya. Sehingga pemilik pabrik dapat memasang alat peredam suara
dalam setiap poduknya sehingga kebisingan dapat diminimalisir.Terutama
untuk pabrik kendaran, Pabrik kendaraan perlu memikirkan produksi
kendaraan yang mesinnya lebih senyap dan ramah lingkungan. Selain itu,
masyarakat juga harus memperhatikan alat-alat yang dapat menimbulkan
kebisingan. karena delapan puluh persen penyebab pencemaran suara ini
datangnya dari manusia sendiri. Terutama peralatan rumah tangga, seperti
tidak terlalu banyak memakai alat elektronik yang menimbulkan suara bising,
tidak berteriak dalam berbicara atau tidak mendengarkan musik dengan
earphone dengan sangat keras. Karena secara tidak langsung hal itu bisa
mengurangi kelelahan otak dalam mendengar
4. Pameran Dan Kampanye Lingkungan
Mengadakan pameran secara berkala disetiap daerah tertentu tentu perlu
dilakukan dengan mendistribusikan brosur tenteng penyebab dan dampak
pencemaran suara terhadap lingkungan dan manusia. Selain itu, pemerintah
perlu menunjukkan slide terkait pencemaran suara agar dapat menyadarkan
masyarakat dan mengajar masyarakat untuk melindungi lingkungan
5. Melalui Media Massa
Penyiaran masalah terkait lingkungan agar masyarakat peka dan berhati-hati
untuk melindungi lingkungan dari pencemaran. Di samping itu juga pihak
media massa juga harus selalu meng-uptade informasi tentang lingkungan
terutama masalah pencemaran.
BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan
Pencemaran bunyi/suara adalah gangguan pada lingkungan yang
diakibatkan oleh bunyi atau suara yang mengakibatkan ketidaktentraman
makhluk hidup di sekitarnya. Pencemaran suara diakibatkan suara-suara
bervolume tinggi yang membuat daerah sekitarnya menjadi bising dan
tidak menyenangkan.
Penilaian terhadap suara yang muncul sebagai polusi atau tidak
merupakan sesuatu yang subjektif. Kerusakan yang diakibatkan
pencemaran suara bersifat setempat, tidak seperti polusi udara maupun
polusi air. Walaupun tidak begitu mendapat perhatian seperti 3
pencemaran lain, pencemaran suara merupakan suatu yang sangat penting
untuk dikaji karena dampaknya kian hari kian terlihat. Bahkan dampak
yang ditimbulkan tidak kalah berbahaya dengan pencemaran-pencemaran
yang lain. Untuk itu perlu adanya penanggulangan dari pemerintah,
lingkungan sekitar dan juga diri sendiri.
B. Saran
Untuk meminimalisir polusi suara ini ada berbagai cara yang bisa
dilakukan yaitu dengan meredam bising yang tidak diinginkan dengan
suara yang menenangkan, pembangunan bangunan peredam bising,
meminimalisir penggunaan kendaraan bermotor, peralatan elektronik dan
pemberian peredam suara oleh pabrik untuk produknya yang dirasa
menimbulkan kebisingan yang melewati ambang batas.
DAFTAR PUSTAKA

http://gurungeblog.wordpress.com/2009/01/13/polusi-atau-pencemaran lingkungan/
diakses 29 Januari 2024
http://id.wikipedia.org/wiki/Polusi_suara diakses 29 Januari 2024
http://organisasi.org/pengertian_definisi_arti_efek_dampak_dan_penyebab_pence
maran_suara_pada_pencemaran_lingkungan_hidup_dan_tubuh_manusia
diakses 29 Januari 2024
http://www.kapanlagi.com/a/dampak-buruk-dan-dampak-baik-suara-i.html diakses
29 Januari 2024
http://kesehatan.kompas.com/read/2010/01/23/16481222/Awas.Bising.Menggangg
u. Pendeng aran diakses 29 Januari 2024
http://www.google.co.id/#hl=id&q=PEDOMAN+PERENCANAAN+TEKNIK+B
ANGUNAN+PEREDAM+BISING&meta=&aq=f&oq=PEDOMAN+PERE
NCANAAN+TEKNIK+BANGUNAN+PEREDAM+BISING&fp=5be454f7
189800bf diakses 29 Januari 2024
http://idfisafarnadi.blogspot.co.id/2013/05/makalah-pencemaran-bunyisuara.html.

Anda mungkin juga menyukai