Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENCEMARAN SUARA

TUGAS PLH

SMA NEGERI 12 TANGERANG

TAHUN AJARAN 2015/2016


MAKALAH PENCEMARAN SUARA
TUGAS PLH

DISUSUN OLEH :

ADELIA WARDANI
ARINDA AYU . W
RISTYA RAAFIANI
SAFIRA AISHA . P
ESTI CHOERUNISA
JUNITA NURUL . I
NADIA AMALIA
TIARA BUTET UTAMI . S
JIHAN SYAFFIRA
LISNA VERTYANINGRUM

KELAS : X MIA 1

SMA NEGERI 12 TANGERANG

TAHUN AJARAN 2015/2016

ii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang pencemaran suara.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang pencemaran suara
ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Tangerang, 18 Januari 2016

Kelompok 2 PLH

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.........................................................................................................................ii
Kata Pengantar.........................................................................................................................iii
Daftar Isi..................................................................................................................................iv
Bab I : Pendahuluan.................................................................................................................1
A. Latar belakang.....................................................................................................................1
B. Rumusan masalah................................................................................................................2
C. Tujuan..................................................................................................................................2

Bab II : Pembahasan.................................................................................................................3
A. Definisi Polusi/Pencemaran Suara.......................................................................................3
B. Penyebab Pencemaran Suara................................................................................................4
C. Dampak Pencemaran Suara..................................................................................................4
D. Cara Menanggulangi Pencemaran Suara..............................................................................7

Bab III : Penutup......................................................................................................................10


A. Kesimpulan..........................................................................................................................10
B. Saran....................................................................................................................................10
Daftar Pustaka..........................................................................................................................11

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kita semua tahu, saat ini kita lebih banyak dieksploitasi dengan terlalu banyak suara
lebih dari masa apapun dalam sejarah. Kehidupan modern sepertinya jadi perjuangan yang
tak berkesudahan untuk melawan hiruk-pikuk yang kian meningkat. Saat berada di rumah,
telinga kita diisi oleh riuhnya suara binatang peliharaan, suara AC, televisi, dan banyak hal
lain. Saat berada di jalan, kita juga mendengar keriuhan lain: proyek pembangunan, suara
kendaraan umum yang menderu dan musik yang dinyalakan orang lain.
Sekitar 16,8 persen dari total penduduk Indonesia mengalami gangguan
pendengaran pada 1996. Survei yang dilakukan Kementerian Kesehatan bekerja sama
dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia terhadap 20.000 orang di tujuh provinsi
itu mencatat bahwa sekitar 38 juta penduduk Indonesia terganggu pendengarannya.
Melihat hasil penelitian dari berbagai ahli dan penemuan dalam kehidupan sehari–
hari tentang dampak kebisingan atau pencemaran suara inilah seharusnya diambil langkah –
langkah yang tepat untuk menanggulangi salah satu polusi yang dianggap tidak begitu
berdampak dibanding dengan polusi air, tanah dan udara yang sekarang ini dengan jelas
terlihat dalam kehidupan kita sehari–hari.
Dalam makalah ini penulis ingin menyajikan tentang segala sesuatu yang berkaitan
dengan pencemaran suara. Selain itu, penulis juga akan menguraikan bagaimana cara untuk
menanggulangi pencemaran suara yang efeknya secara tidak sadar telah menggangu
kehidupan manusia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas maka masalah dalam
makalah ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pencemaran suara?
2. Apa yang menyebabkan pencemaran suara?
3. Apa saja dampak dari pencemaran suara?
4. Bagaimana menanggulangi dampak pencemaran suara?

C. Tujuan
Dalam makalah ini, tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui definisi pencemaran suara.
2. Mengetahui sebab-sebab pencemaran suara.
3. Mengetahui dampak dari pencemaran suara.
4. Mengetahui cara menanggulangi dampak pencemaran suara.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Polusi/Pencemaran Suara


Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau
berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga
kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan
menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya
(Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).
Bunyi atau suara adalah kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal
yang merambat melalui medium. Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair,
padat, gas. Jadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara,
atau udara. Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi
suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi
yang diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitudo atau kenyaringan bunyi dengan
pengukuran dalam desibel. Manusia mendengar bunyi saat gelombang bunyi, yaitu
getaran di udara atau medium lain, sampai ke gendang telinga manusia. Batas
frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20 Hz sampai
20 kHz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi dalam kurva responnya.
Jadi, pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan
oleh bunyi atau suara yang mengakibatkan ketidak tentraman makhluk hidup di
sekitarnya. Pencemaran suara diakibatkan suara-suara bervolume tinggi yang
membuat daerah sekitarnya menjadi bising dan tidak menyenangkan. Tingkat
kebisingan terjadi bila intensitas bunyi melampui 70 desibel (dB).

3
B. Penyebab Pencemaran Suara
Dalam pencemaran suara, kebisingan yang dialami sehari-hari tanpa sadar
merupakan faktor utama terjadinya pencemaran suara. Apalagi pada era modern
seperti sekarang ini banyak sekali alat-alat yang menggunakan mesin yang berbunyi
bising serta penggunaan gadget yang bisa memutar bunyi dengan earphone yang
suaranya langsung mengenai gendang telinga tanpa ada perantara merupakan suatu
hal yang beresiko mengakibatkan pencemaran suara.
Saat berada di rumah, telinga kita diisi oleh riuhnya suara binatang peliharaan,
suara AC, televisi, dan banyak hal lain. Saat berada di jalan, kita juga mendengar
keriuhan lain seperti proyek pembangunan, suara kendaraan umum yang menderu dan
musik yang dinyalakan orang lain. Di kabin mobil, kapal laut, dan pesawat terbang
menimbulkan suara mesin yang menderu. Juga di pabrik atau tempat kerja yang
memakai kipas angin besar, kompresor, trafo, dan pompa. Di hotel, perkantoran, atau
apartemen biasanya saluran udaranya mengeluarkan bising.
Sebagai contoh beberapa kebisingan yang menyebabkan kebisingan yang
kekuatannya diukur dengan dB atau desibel adalah:
a. Orang rebut/silat lidah = 80 dB
b. Suara kereta api/krl = 95 dB
c. Mesin motor 5 pk = 104 dB
d. Suara petir = 120 dB
e. Pesawat jet tinggal landas = 150 dB

C. Dampak Pencemaran Suara


Pencemaran bunyi dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti gangguan
fisiologis, gangguan psikologis, gangguan komunikasi dan ketulian. Ada yang
menggolongkan gangguannya berupa gangguan Auditory, misalnya gangguan
terhadap pendengaran dan gangguan non Auditory seperti gangguan komunikasi,
ancaman bahaya keselamatan, menurunya performan kerja, stres dan kelelahan. Lebih
rinci dampak kebisingan terhadap kesehatan pekerja dijelaskan sebagai berikut:

4
1. Gangguan Fisiologis
Pada umumnya, bising bernada tinggi sangat mengganggu, apalagi bila terputus-putus
atau yang datangnya tiba-tiba. Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah (±
10 mmHg), peningkatan nadi, konstriksi pembuluh darah perifer terutama pada tangan
dan kaki, serta dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensoris.Bising dengan
intensitas tinggi dapat menyebabkan pusing/sakit kepala. Hal ini disebabkan bising
dapat merangsang situasi reseptor vestibular dalam telinga dalam yang akan
menimbulkan evek pusing/vertigo. Perasaan mual,susah tidur dan sesak nafas
disbabkan oleh rangsangan bising terhadap sistem saraf, keseimbangan organ,
kelenjar endokrin, tekanan darah, sistem pencernaan dan keseimbangan elektrolit.

2. Gangguan Psikologis
Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur,
dan cepat marah. Bila kebisingan diterima dalam waktu lama dapat menyebabkan
penyakit psikosomatik berupa gastritis, jantung, stres, kelelahan dan lain-lain.

3. Gangguan Komunikasi
Gangguan komunikasi biasanya disebabkan masking effect (bunyi yang menutupi
pendengaran yang kurang jelas) atau gangguan kejelasan suara. Komunikasi
pembicaraan harus dilakukan dengan cara berteriak. Gangguan ini menyebabkan
terganggunya pekerjaan, sampai pada kemungkinan terjadinya kesalahan karena tidak
mendengar isyarat atau tanda bahaya. Gangguan komunikasi ini secara tidak langsung
membahayakan keselamatan seseorang.

4. Gangguan Keseimbangan
Bising yang sangat tinggi dapat menyebabkan kesan berjalan di ruang angkasa atau
melayang, yang dapat menimbulkan gangguan fisiologis berupa kepala pusing
(vertigo) atau mual-mual.

5. Efek pada pendengaran


Pengaruh utama dari bising pada kesehatan adalah kerusakan pada indera
pendengaran, yang menyebabkan tuli progresif dan efek ini telah diketahui dan

5
diterima secara umum dari zaman dulu. Mula-mula efek bising pada pendengaran
adalah sementara dan pemuliahan terjadi secara cepat sesudah pekerjaan di area
bising dihentikan. Akan tetapi apabila bekerja terus-menerus di area bising maka akan
terjadi tuli menetap dan tidak dapat normal kembali, biasanya dimulai pada frekuensi
4000 Hz dan kemudian makin meluas kefrekuensi sekitarnya dan akhirnya mengenai
frekuensi yang biasanya digunakan untuk percakapan.

Macam-macam gangguan pendengaran (ketulian), dapat dibagi atas :

1. Tuli sementara (Temporaryt Treshold Shift =TTS)


Diakibatkan pemaparan terhadap bising dengan intensitas tinggi. Seseorang akan
mengalami penurunan daya dengar yang sifatnya sementara dan biasanya waktu
pemaparan terlalu singkat. Apabila tenaga kerja diberikan waktu istirahat secara
cukup, daya dengarnya akan pulih kembali.

2. Tuli Menetap (Permanent Treshold Shift =PTS)


Diakibatkan waktu paparan yang lama (kronis), besarnya PTS di pengaruhi faktor-
faktor sebagai berikut :
1). Tingginya level suara
2). Lama paparan
3). Spektrum suara
4). Temporal pattern, bila kebisingan yang kontinyu maka kemungkinan terjadi TTS
akan lebih besar
5). Kepekaan individu
6). Pengaruh obat-obatan, beberapa obat-obatan dapat memperberat (pengaruh
synergistik) ketulian apabila diberikan bersamaan dengan kontak suara, misalnya
quinine, aspirin, dan beberapa obat lainnya.
7). Keadaan Kesehatan

3. Trauma Akustik
Trauma akustik adalah setiap perlukaan yamg merusak sebagian atau seluruh alat
pendengaran yang disebabkan oleh pengaruh pajanan tunggal atau beberapa pajanan
dari bising dengan intensitas yang sangat tinggi, ledakan-ledakan atau suara yang
sangat keras, seperti suara ledakan meriam yang dapat memecahkan gendang telinga,
merusakkan tulang pendengaran atau saraf sensoris pendengaran.

6
4. Prebycusis
Penurunan daya dengar sebagai akibat pertambahan usia merupakan gejala yang
dialami hampir semua orang dan dikenal dengan prebycusis (menurunnya daya
dengar pada nada tinggi). Gejala ini harus diperhitungkan jika menilai penurunan
daya dengar akibat pajanan bising ditempat kerja.

5. Tinitus
Tinitus merupakan suatu tanda gejala awal terjadinya gangguan pendengaran . Gejala
yang ditimbulkan yaitu telinga berdenging. Orang yang dapat merasakan tinitus dapat
merasakan gejala tersebut pada saat keadaan hening seperti saat tidur malam hari atau
saat berada diruang pemeriksaan audiometri (ILO, 1998).

D. Cara Menanggulangi Pencemaran Suara


1. Penggunaa alat peredam suara
Ada berbagai cara untuk mengurangi pencemaran suara, salah satunya adalah
penggunaan alat peredam suara, kini banyak digunakan sistem kendali bising yang
aktif. Menurut Dr Ir Bambang Riyanto Trilaksono MSc, peneliti dan dosen pada
Departemen Teknik Elektron, Institut Teknologi Bandung (ITB), secara konvensional
bising diredam dengan memakai bahan-bahan peredam. Bahan tersebut ditempatkan
di sekitar sumber bising atau di dinding ruang yang intensitas bisingnya mau
dikurangi. Selain itu kini di perkantoran, hotel atau apartemen di kota – kota besar
yang dekat dengan lalu lintas utama atau dekat bandara yang dirasa lingkungannya
mempunyai kebisingan yang tidak bisa ditolerir oleh pendengaran manusia, maka
Direktur Jendera Bina Marga sejak tahun 1999 mencanangkan bangunan peredam
bising.
Dimensi Bangunan Peredam Bising tersebut antara lain :
a. Tinggi minimal 2,75m (makin tinggi kemampuan redaman makin baik).
b. Tebal dinding minimal 10 cm.

7
Sedangkan Bahan bangunan peredam bisik
a. Penggunaan bahan untuk mereduksi bising adalah dari hasil olahan industri berupa
beton ringan agregat yang disebut ALWA berupa konblok (masif) dengan komposisi
campuran: Semen : Pasir : ALWA= 1 : 4 : 4
b. Dimensi konblok ALWA dapat dicetak menurut ukuran pabrik, sebagai berikut: (30
x 10 x 15) atau (30x15x15)cm
c. Bahan selain ALWA seperti Bata Merah atau Batako harus dengan rancangan
khusus untuk memperoleh kemampuan redaman bising yang baik. Secara terus
menerus program ini terus disosialisasikan oleh pemerintah dalam upaya mengurangi
polusi suara.

2. Pendidikan
Melalui pendidikan dapat memberikan kesadaran serta membentuk sikap
positif terhadap alam sekiar terutama dari hal-hal yang sangat kecil. Melalui
pendidikan mereka dapat mengetahui berbagai pencemaran alam dari segi efek-efek
negative terhadap lingkungan dan manusia.

3. Tanggung jawab bersama


Pemerintah harus berperan dalam membuat hukum untuk melindungi alam
sekitar. Pengawasan oleh pejabat lingkungan perlu ditingkatkan. Pengusaha pabrik
harus mendapatkan pengetahuan tentang berbagai bentuk pencemaran dan dampaknya
terhadap lingkungan sebelum memulai operasi pabriknya. Sehingga pemilik pabrik
dapat memasang alat peredam suara dalam setiap poduknya sehingga kebisingan
dapat diminimalisir. Terutama untuk pabrik kendaran, Pabrik kendaraan perlu
memikirkan produksi kendaraan yang mesinnya lebih senyap dan ramah lingkungan.
Selain itu, masyarakat juga harus memperhatikan alat-alat yang dapat menimbulkan
kebisingan. karena delapan puluh persen penyebab pencemaran suara ini datangnya
dari manusia sendiri. Terutama peralatan rumah tangga, seperti tidak terlalu banyak
memakai alat elektronik yang menimbulkan suara bising, tidak berteriak dalam
berbicara atau tidak mendengarkan musik dengan earphone dengan sangat keras.
Karena secara tidak langsung hal itu bisa mengurangi kelelahan otak dalam
mendengar.

8
4. Pameran dan kampanye lingkungan
` Mengadakan pameran secara berkala disetiap daerah tertentu tentu perlu
dilakukan dengan mendistribusikan brosur tenteng penyebab dan dampak pencemaran
suara terhadap lingkungan dan manusia. Selain itu, pemerintah perlu menunjukkan
slide terkait pencemaran suara agar dapat menyadarkan masyarakat dan mengajar
masyarakat untuk melindungi lingkungan.

5. Melalui media massa


Penyiaran masalah terkait lingkungan agar masyarakat peka dan berhati-hati
untuk melindungi lingkungan dari pencemaran. Di samping itu juga pihak media
massa juga harus selalu meng-uptade informasi tentang lingkungan terutama masalah
pencemaran.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
pencemaran bunyi/suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan
oleh bunyi atau suara yang mengakibatkan ketidaktentraman makhluk hidup di
sekitarnya. Pencemaran suara diakibatkan suara-suara bervolume tinggi yang
membuat daerah sekitarnya menjadi bising dan tidak menyenangkan. Penilaian
terhadap suara yang muncul sebagai polusi atau tidak merupakan sesuatu yang
subjektif. Kerusakan yang diakibatkan pencemaran suara bersifat setempat, tidak
seperti polusi udara maupun polusi air. Walaupun tidak begitu mendapat perhatian
seperti 3 pencemaran lain, pencemaran suara merupakan suatu yang sangat penting
untuk dikaji karena dampaknya kian hari kian terlihat. Bahkan dampak yang
ditimbulkan tidak kalah berbahaya dengan pencemaran-pencemaran yang lain. Untuk
itu perlu adanya penanggulangan dari pemerintah, lingkungan sekitar dan juga diri
sendiri.

B. Saran
Untuk meminimalisir polusi suara ini ada berbagai cara yang bisa dilakukan
yaitu dengan meredam bising yang tidak diinginkan dengan suara yang menenangkan,
pembangunan bangunan peredam bising, meminimalisir penggunaan kendaraan
bermotor, peralatan elektronik dan pemberian peredam suara oleh pabrik untuk
produknya yang dirasa menimbulkan kebisingan yang melewati ambang batas
pendengaran manusia.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://gurungeblog.wordpress.com/2009/01/13/polusi-atau-pencemaran-lingkungan/ diakses
21 Januari 2009

http://id.wikipedia.org/wiki/Polusi_suara diakses 21 Januari 2009

http://organisasi.org/pengertian_definisi_arti_efek_dampak_dan_penyebab_pencemaran_suar
a_pada_pencemaran_lingkungan_hidup_dan_tubuh_manusia diakses 23 Januari 2009

http://www.kapanlagi.com/a/dampak-buruk-dan-dampak-baik-suara-i.html diakses 23 Januari


2009

http://kesehatan.kompas.com/read/2010/01/23/16481222/Awas.Bising.Mengganggu.Pendeng
aran diakses 24 Januari 2009

http://www.google.co.id/#hl=id&q=PEDOMAN+PERENCANAAN+TEKNIK+BANGUNA
N+PEREDAM+BISING&meta=&aq=f&oq=PEDOMAN+PERENCANAAN+TEKNIK+BA
NGUNAN+PEREDAM+BISING&fp=5be454f7189800bf diakses 24 Januari 2009

http://idfisafarnadi.blogspot.co.id/2013/05/makalah-pencemaran-bunyisuara.html

11

Anda mungkin juga menyukai