OLEH :
Nama : Fathiya Nurchalikiya
NIM : 10011182126019
Kelompok : 5 / Lima
Dosen : Dr. Suheryanto, M.Si
Asisten : Hanifatun Hasanah
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................6
I. Latar Belakang..................................................................................................6
A. Kalibrasi Alat............................................................................................14
4.1.2. Pengukuran..........................................................................................18
Pembahasan........................................................................................................19
BAB V KESIMPULAN........................................................................................24
5.1 Kesimpulan...................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................25
LAMPIRAN.........................................................................................................25
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1
Sound level meter 14
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kita dan berinteraksi
dengan kehidupan kita. Lingkungan terdiri dari unsur alamiah seperti tanah,
udara, air, tumbuhan, dan hewan, serta unsur buatan manusia seperti bangunan,
jalan, kendaraan, dan limbah. Lingkungan memiliki peran yang sangat penting
bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya di bumi. Namun,
lingkungan saat ini menghadapi berbagai masalah yang mengancam
keberlangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya di bumi. Beberapa
masalah lingkungan yang sering dibicarakan antara lain perubahan iklim, polusi
udara, polusi air, deforestasi, dan kehilangan keanekaragaman hayati. Semua
masalah lingkungan ini disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industrialisasi,
urbanisasi, konsumsi energi fosil, dan pertanian modern. Upaya untuk menjaga
dan melindungi lingkungan menjadi semakin penting untuk dilakukan. Seluruh
masyarakat di dunia perlu bersama-sama untuk melakukan aksi nyata dalam
mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia terhadap
lingkungan. Tindakan seperti mengurangi penggunaan bahan bakar fosil,
memperbanyak tanaman, meminimalisasi pembuangan sampah, dan memperbaiki
teknologi ramah lingkungan menjadi solusi yang perlu dilakukan agar lingkungan
kita tetap lestari.
Kebisingan adalah suara atau bunyi yang tidak diinginkan atau
mengganggu yang dapat mempengaruhi kesehatan, kenyamanan, dan
produktivitas manusia. Kebisingan dapat berasal dari berbagai sumber, seperti lalu
lintas, mesin industri, alat musik, dan kebisingan lingkungan lainnya. Kebisingan
dapat mempengaruhi kesehatan manusia dalam berbagai cara. Pada tingkat yang
rendah, kebisingan dapat menyebabkan gangguan tidur, kelelahan, dan
ketegangan. Pada tingkat yang lebih tinggi, kebisingan dapat menyebabkan
kerusakan pada pendengaran, tekanan darah tinggi, sakit kepala, dan stres.
Pada tingkat lingkungan, kebisingan juga dapat menyebabkan dampak
yang merugikan pada hewan dan tumbuhan. Kebisingan dari lalu lintas dapat
mempengaruhi perilaku hewan dan mengganggu kehidupan liar. Kebisingan dari
mesin industri juga dapat merusak tanaman dan mengganggu ekosistem. Oleh
karena itu, pengendalian kebisingan telah menjadi isu penting dalam masyarakat
modern. Undang-undang dan peraturan telah diberlakukan di banyak negara untuk
mengendalikan kebisingan dan melindungi kesehatan dan kesejahteraan manusia
serta lingkungan hidup.
Kebisingan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
kualitas lingkungan. Lingkungan yang terlalu bising dapat mengganggu
keseimbangan alam, memengaruhi fauna, serta mempengaruhi kualitas hidup
manusia yang tinggal di sekitarnya. Kebisingan yang dihasilkan oleh industri,
transportasi, atau konstruksi dapat menyebabkan kerusakan pada lingkungan,
seperti pengrusakan hutan, kerusakan habitat satwa liar, dan mengganggu kualitas
air dan udara. Kebisingan juga dapat memengaruhi keseimbangan ekosistem,
seperti mengganggu pola migrasi hewan, mengurangi keanekaragaman hayati, dan
memengaruhi perkembangan tumbuhan
Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan kebisingan dalam
perencanaan lingkungan, dan mengambil tindakan yang tepat untuk mengurangi
kebisingan pada sumbernya, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
dampak kebisingan pada kualitas lingkungan dan kesehatan manusia. Dengan
begitu, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih tenang, sehat, dan
berkelanjutan.
Debu adalah partikel-partikel kecil padat yang terdapat di udara dan
berasal dari berbagai sumber seperti kegiatan industri, transportasi, pembakaran,
aktivitas pertanian, konstruksi, dan kegiatan manusia lainnya. Debu dapat terdiri
dari berbagai zat seperti serbuk kayu, serbuk gergaji, serbuk seng, asap rokok,
asap kendaraan bermotor, dan partikel-partikel mineral. Partikel debu dapat
memiliki ukuran yang bervariasi, mulai dari sekitar 0,1 mikrometer hingga 100
mikrometer atau lebih besar. Partikel yang lebih kecil dari 10 mikrometer dapat
terhirup dan masuk ke dalam paru-paru dan memicu atau memperburuk penyakit
pernapasan, sementara partikel yang lebih besar dapat terjebak di hidung atau
mulut. Partikel debu yang terhirup dapat merusak jaringan paru-paru, memicu
atau memperparah penyakit pernapasan seperti asma, bronkitis, dan pneumonia.
Selain itu, debu juga dapat menimbulkan iritasi pada mata dan hidung serta
memperburuk alergi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1. Sound level meter
B. Cara Kerja
4.1.2. Pengukuran
Gambar 4.3. Rumus Untuk Mencari Hasil Range, Kelas, dan Interval
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Kebisingan adalah suara yang tidak diinginkan atau gangguan yang mengganggu
kenyamanan dan kesehatan seseorang. Hal ini dapat menyebabkan
berbagai dampak negatif pada manusia, termasuk stres, gangguan tidur,
kerusakan pendengaran, dan masalah kesehatan mental. Tingkat
kebisingan yang dianggap aman bervariasi tergantung pada konteksnya,
tetapi umumnya dianggap bahwa paparan kebisingan yang
berkelanjutan di atas 85 decibel dapat menyebabkan kerusakan
pendengaran dalam jangka panjang.
Parameter yang digunakan dalam pengukuran kebisingan adalah
Sound Level Meter yang merupakan alat untuk mengukur tingkat
kebisingan. Standar Baku Mutu Lingkungan tingkat Universitas
berdasarkan peraturan Kementerian Lingkungan Hidup Nomor 48
Tahun 1996 sebesar 55 dBA. Hasil perhitungan dari pengukuran
kebisingan didapatkan sebesar 68,9 dbA, hal ini menunjukkan bahwa
kebisingan yang terdapat di titik lokasi melebihi standar baku mutu
kebisingan lingkungan yang ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan
Hidup Nomor 48 Tahun 1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan.
Berdasarkan hasil perhitungan yang melampaui batas dapat
menimbulkan dampak bagi kesehatan seperti gangguan fisiologis,
gangguan psikologis, dan gangguan komunikasi. Untuk mengurangi
dampak kebisingan, langkah-langkah seperti penggunaan alat pelindung
telinga, penggunaan peredam suara, dan perencanaan tata kota yang
memperhitungkan dampak kebisingan dapat dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Herawati, Peppy. 2016. Dampak Kebisingan Dari Aktifitas Bandara Sultan Thaha
Jambi Terhadap Pemukiman Sekitar Bandara. Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi, 16(1), 104-108.
Putra, I, G., P., M. 2018. Hubungan Usia, Masa Kerja, dan Penggunaan Sumbat
Telinga Dengan Keluhan Subyektif Pekerja. Skripsi, Politeknik Kesehatan
Kemenkes Denpasar, 2018.
Lampiran