5. 1 Kesimpulan ............................................................................................. 12
1
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Sound Level Meter .............................................................................. 8
Gambar 3. 2 Cara mengganti Baterai ...................................................................... 9
Gambar 3. 3 Cara Kerja ........................................................................................ 10
2
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Nilai Baku Mutu Kebisingan Peruntukkan Kawasan /Lingkungan ....... 6
Tabel 4. 1 Hasil Pengukuran Kebisingan ............................................................. 11
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laju pertumbuhan transportasi di Indonesia mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. Laju pertumbuhan sepeda motor di Indonesia paling tinggi di
bandingkan negara ASEAN, yakni 13,2% dibanding moda transportasi
lainnya. Penyebab meningkatnya laju pertumbuhan sepeda motor adalah
sepeda motor merupakan sarana transportasi yang murah dan terjangkau
(Beritatrans, 2015). Untuk laju penjualan mobil pada periode Januari-Juli
2017 sebanyak 618.808 unit atau meningkat 4,17 persen dibandingkan
periode yang sama tahun lalu, yakni 594.018 unit (Gumelar, 2017). Sektor
transportasi memberikan konstribusi yang potensial dalam meningkatnya
kebisingan. Semakin meningkatnya jumlah kendaraan maka aktivitas
transportasi yang melintasi pada suatu wilayah akan semakin padat dan
diiringi dengan meningkatnya kebisingan. Kebisingan yang diakibatkan
kendaraan bermotor sebagai moda transportasi termasuk sebagai sumber
garis. Sumber garis adalah sumber titik yang bergerak mengikuti sebuah garis
lurus, sebagai contoh gerakan mobil, kereta api dan pesawat terbang pada saat
take off dan landing. (Harris, 1991).
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kebisingan
Kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat
menggangu kesehatan, kenyaman serta dapat menimbulkan ketulian.
Kebisingan merupakan suatu permasalahan yang cukup penting terutama
dalam kaitannya dengan kenyamanan. Tingkat kebisingan yang berlebihan
dapat memberikan dampak negatif yang sangat berbahaya dalam banyak hal,
yaitu dampak dari segi kesehatan dan juga segi psikologis serta teknis.
Kerusakan pada alat pendengaran merupakan salah satu dampak dari segi
kesehatan dan secara psikologis dampak yang dapat ditimbulkan yaitu
gangguan emosional sedangkan dari segi teknis kebisingan dapat menjadi
indikasi adanya masalah pada peralatan yang ada. Kebisingan bisa
didefinisikan sebagai suara yang tidak diharapkan. Menuut World Health
Organization (WHO), kebisingan adalah suara apapun yang tidak diperlukan
dan memiliki efek buruk pada kualitas kehidupan, kesehatan dan
kesejahteraan. Suara lalu lintas dan suara keras lainnya adalah contoh
kebisingan yang dapat menurunkan tingkat konsentrasi belajar.
5
menerus dalam waktu yang lama, tekanan darah akan naik dan kenaikan
inilah yang disebut hipertensi.
Kombinasi dari tingkat kebisingan lalu lintas maksimum yang yang di perkirakan
adalah tingkat kebisingan yang terjadi/relevan dari suatu jalan baru atau yang
diperbaiki beserta lalulintas yang lewat diatasnya maupun disekitarnya harus tidak
boleh kurang dari tingkat kebisingan yang ditentukan (68 dB (A),L10(18- jam).
6
2.3 Dampak Kesehatan
Terpapar tingkat kebisingan yang menempatkan mereka pada posisi risiko
gangguan pendengaran. Beberapa pekerja mungkin dapat beresiko karena
ototoxic. Jika terpapar bahan kimia, gangguan pendengaran dapat menghalangi
komunikasi serta berkontribusi terhadap keselamatan ditempat kerja dan
merugikan aspek lain. NIHL adalah penyakit akibat kerja yang telah dikenal
pada abad dimana Bermando Ramaz ini menggambarkan suatu ketulian di
Venetran Coppermisth yang timbul dari suatu pukulan bunyian palu yang terus
menerus. Pada nilai ambang kebisingan 85 dB atau lebih besar mungkin berada
dalam bahaya pendengaran. Menurut (NIHL, 2008), Tingkat bahaya
kebisingan berasal dari berbagai macam lingkungan kerja termasuk pekerjaan
di pabrik, konstruksi, transportasi, dan komunikasi. Ketika kita dihadapi pada
bahaya kebisingan dengan suara yang nyaring atau keras dalam jangka waktu
yang lama tentu merusak sensitivitas pada gendang telinga kita.
7
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
A. Sound Level Meter
8
Angkat penutup baterai untuk membuka tempat baterai
Pilih selector pada posisi fast untuk jenis kebisingan kontinyu, slow
untuk jenis kebisingan impulsive/terputus-putus
9
Tentukan parameter pengukuran pada display alat multiparameter
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tempat Penelitian
A. Waktu Pengukuran : Selasa, 10 November 2021
11
BAB V
PENUTUP
5. 1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari pengujian kebisingan pada Kantin FKM
Universitas Sriwijaya dengan menggunakan alat Sound Level Meter yaitu :
12
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah, M.R. and Susihono, W., 2014. Pengaruh Intensitas Kebisingan
Terhadap Tekanan Darah dan Tingkat Stres Kerja. Jurnal Teknik Industri
Untirta, 1(1).
Halil, A., Yanis, A. and Noer, M., 2015. Pengaruh kebisingan lalulintas terhadap
konsentrasi belajar siswa SMP N 1 Padang. Jurnal Kesehatan
Andalas, 4(1).
Hendrawan, A., 2020, January. Analisa Tingkat Kebisingan Kamar Mesin Pada
Kapal. In WIJAYAKUSUMA Prosiding Seminar Nasional (Vol. 1, No. 1,
pp. 10-15).
Hidayati, N., 2007. Pengaruh Arus Lalu Lintas Terhadap Kebisingan (Studi Kasus
Beberapa Zona Pendidikan Di Surakarta). Dinamika Teknik Sipil, 7(1),
pp.45-54.
Satoto, H.F., 2018. Analisis Kebisingan Akibat Aktifitas Transportasi Pada
Kawasan Pemukiman Jalan Sutorejo-Mulyorejo
Surabaya. Heuristic, 15(01).
13