Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

SOUND LEVEL METER

Laporan Ini Dibuat Sebagai Syarat


Dalam Matakuliah Praktikum Analisis Kualitas Lingkungan
Program Studi Kesehatan Lingkungan
OLEH

Nama : Tris Agustina


NIM : 10031381924053
Kelompok : 7 (Tujuh)
Dosen : 1. Elvi Sunarsih, SKM.,M.KES
2. Inoy Trisnaini, SKM.,M.KL
3. Dr. Suheryanto, M.Si
Asisten : Arifqah Dhiya Ulhaq

LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI KESEHATAN LINGKUNGAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 1

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. 2

DAFTAR TABEL ................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 5

2.1 Kebisingan ................................................................................................ 5

2.2 Nilai Ambang Batas ................................................................................. 6

2.3 Dampak Kesehatan ................................................................................... 7

2.4 Sound Level Meter .................................................................................... 7

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 8

3.1 Alat dan Bahan ......................................................................................... 8

3.1.1 Alat .................................................................................................... 8

3.2 Prosedur Kerja .......................................................................................... 8

3.2.1 Cara Mengganti Baterai .................................................................... 8

3.2.2 Cara Kerja ......................................................................................... 9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 11

4.1 Tempat Penelitian ................................................................................... 11

4.2 Hasil Penelitian....................................................................................... 11

4.3 Pembahasan ............................................................................................ 11

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 12

5. 1 Kesimpulan ............................................................................................. 12

1
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Sound Level Meter .............................................................................. 8
Gambar 3. 2 Cara mengganti Baterai ...................................................................... 9
Gambar 3. 3 Cara Kerja ........................................................................................ 10

2
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Nilai Baku Mutu Kebisingan Peruntukkan Kawasan /Lingkungan ....... 6
Tabel 4. 1 Hasil Pengukuran Kebisingan ............................................................. 11

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laju pertumbuhan transportasi di Indonesia mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. Laju pertumbuhan sepeda motor di Indonesia paling tinggi di
bandingkan negara ASEAN, yakni 13,2% dibanding moda transportasi
lainnya. Penyebab meningkatnya laju pertumbuhan sepeda motor adalah
sepeda motor merupakan sarana transportasi yang murah dan terjangkau
(Beritatrans, 2015). Untuk laju penjualan mobil pada periode Januari-Juli
2017 sebanyak 618.808 unit atau meningkat 4,17 persen dibandingkan
periode yang sama tahun lalu, yakni 594.018 unit (Gumelar, 2017). Sektor
transportasi memberikan konstribusi yang potensial dalam meningkatnya
kebisingan. Semakin meningkatnya jumlah kendaraan maka aktivitas
transportasi yang melintasi pada suatu wilayah akan semakin padat dan
diiringi dengan meningkatnya kebisingan. Kebisingan yang diakibatkan
kendaraan bermotor sebagai moda transportasi termasuk sebagai sumber
garis. Sumber garis adalah sumber titik yang bergerak mengikuti sebuah garis
lurus, sebagai contoh gerakan mobil, kereta api dan pesawat terbang pada saat
take off dan landing. (Harris, 1991).

Kebisingan merupakan salah satu faktor bahaya fisik yang sering di


jumpai di lingkungan kerja. Di lingkungan kerja, kebisingan merupakan
masalah kesehatan kerja yang selalu timbul pada industri besar. Berdasarkan
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per.13/men/X/2011 Nilai Ambang
Batas tentang kebisingan adalah sebesar 85 dB untuk pemaparan 8 jam sehari
dan 40 jam seminggu. Dampak Kebisingan tersebut dapat berupa Pengaruh
Auditorial (Auditory Effects) dampak ini berhubungan langsung dengan
perangkat keras pendengaran, seperti hilangnya berkurangnya fungsi
pendengaran. Yang kedua adalah pengaruh non auditorial (Non auditorial
effects) Pengaruh ini bersifat psikologis, seperti gangguan cara
berkomunikasi, kebingungan, stress, dan berkurangnya kepekaan terhadap
masalah keamanan kerja. Penelitian ini mencoba untuk menjelaskan pengaruh
dari kebisingan tersebut.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kebisingan
Kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat
menggangu kesehatan, kenyaman serta dapat menimbulkan ketulian.
Kebisingan merupakan suatu permasalahan yang cukup penting terutama
dalam kaitannya dengan kenyamanan. Tingkat kebisingan yang berlebihan
dapat memberikan dampak negatif yang sangat berbahaya dalam banyak hal,
yaitu dampak dari segi kesehatan dan juga segi psikologis serta teknis.
Kerusakan pada alat pendengaran merupakan salah satu dampak dari segi
kesehatan dan secara psikologis dampak yang dapat ditimbulkan yaitu
gangguan emosional sedangkan dari segi teknis kebisingan dapat menjadi
indikasi adanya masalah pada peralatan yang ada. Kebisingan bisa
didefinisikan sebagai suara yang tidak diharapkan. Menuut World Health
Organization (WHO), kebisingan adalah suara apapun yang tidak diperlukan
dan memiliki efek buruk pada kualitas kehidupan, kesehatan dan
kesejahteraan. Suara lalu lintas dan suara keras lainnya adalah contoh
kebisingan yang dapat menurunkan tingkat konsentrasi belajar.

Kebisingan dengan intensitas tinggi yang tidak disadari menyebabkan


dampak yang serius bagi ABK serta ketidaknyamanan untuk setiap
penumpang. Contoh kebisingan yang berpengaruh langsung pada
kenyamanan penumpang antara lain dari main engine itu sendiri yang
merupakan sumber kebisingan terbesar, exhaust gas outlet pada dek serta
auxiliary machinery dan lain lain. Intensitas kebisingan mempunyai pengaruh
besar pada kesehatan manusia dan bila terpapar terlalu lama akan
menyebabkan gangguan kesehatan. Gangguan kesehatan tersebut tidak hanya
pada gangguan pendengaran saja melainkan juga menjadi penyebab
hipertensi. Hipertensi dipicu oleh emosi yang tidak stabil yang dapat
mengakibatkan stres. Stres yang berkelanjutan akan menyebabkan
penyempitan pembuluh darah, sehingga memacu jantung untuk bekerja lebih
kersa memompa darah ke seluruh tubuh. Bila hal tesebut terjadi terus

5
menerus dalam waktu yang lama, tekanan darah akan naik dan kenaikan
inilah yang disebut hipertensi.

2.2 Nilai Ambang Batas


Gelombang suara merupakan gelombang longitudinal yang terdengar
sebagai bunyi bila masuk ke telinga berada pada frekuensi 20 – 20.000 Hz
atau disebut jangkauan suara yang dapat didengar. Tingkat ambang kebisingan
85 dB atau lebih besar mungkin berada dalam bahaya pendengaran.

Tabel 2. 1 Nilai Baku Mutu Kebisingan Peruntukkan Kawasan /Lingkungan


Peruntukkan kawasan / Tingkat
lingkungan kegiatan kebisingan (A)
a. Peruntukkan kawasan :
- Perumahan dan kawasan pemukiman 55
- Perdagangan dan jasa 70
- Perkantoran dan perdagangan 65
- Ruang terbuka hijau 50
- Industry 70
- Pemerintahan dan fasilitas umum 60
- Rekreasi 70
o Khusus :
o Bandar Udara, Stasiun Kereta Api, 60-70
Pelabuhan Laut, Cagar Budaya
b. Lingkungan Kegiatan
- Rumah sakitatau sejenisnya 55
- Sekolah dan sejenisnya 55
- Tempat ibadah dan sejenisnya 55
Sumber : : KepMenLH No.48 Tahun 1996

Kombinasi dari tingkat kebisingan lalu lintas maksimum yang yang di perkirakan
adalah tingkat kebisingan yang terjadi/relevan dari suatu jalan baru atau yang
diperbaiki beserta lalulintas yang lewat diatasnya maupun disekitarnya harus tidak
boleh kurang dari tingkat kebisingan yang ditentukan (68 dB (A),L10(18- jam).

6
2.3 Dampak Kesehatan
Terpapar tingkat kebisingan yang menempatkan mereka pada posisi risiko
gangguan pendengaran. Beberapa pekerja mungkin dapat beresiko karena
ototoxic. Jika terpapar bahan kimia, gangguan pendengaran dapat menghalangi
komunikasi serta berkontribusi terhadap keselamatan ditempat kerja dan
merugikan aspek lain. NIHL adalah penyakit akibat kerja yang telah dikenal
pada abad dimana Bermando Ramaz ini menggambarkan suatu ketulian di
Venetran Coppermisth yang timbul dari suatu pukulan bunyian palu yang terus
menerus. Pada nilai ambang kebisingan 85 dB atau lebih besar mungkin berada
dalam bahaya pendengaran. Menurut (NIHL, 2008), Tingkat bahaya
kebisingan berasal dari berbagai macam lingkungan kerja termasuk pekerjaan
di pabrik, konstruksi, transportasi, dan komunikasi. Ketika kita dihadapi pada
bahaya kebisingan dengan suara yang nyaring atau keras dalam jangka waktu
yang lama tentu merusak sensitivitas pada gendang telinga kita.

2.4 Sound Level Meter


Sound Level Meter adalah suatu perangkat alat uji untuk mengukur tingkat
kebisingan suara, hal tersebut sangat di perlukan terutama untuk lingkungan
industri, contoh pada industri penerbangan dimana lingkungan sekitar harus
diuji tingkat kebisingan suara atau tekanan suara yang ditimbulkannya untuk
mengetahui pengaruhnya terhadap lingkungan sekitar. mengapa perlu
menggunakan SLM adalah untuk mengetahui apa yang terjadi. Pengukuran
SLM juga dapat digunakan untuk memverifikasi persis berapa banyak tingkat
suara telah berubah. Siapapun yang terlibat dalam pekerjaan sound system
menyadari bahwa ada masalah yang sedang berlangsung dan peningkatan
masalah tingkat volume yang dihasilkan dalam performance public, dan
khususnya, dalam penguatan musik pop. alat ini memiliki standarisasi
international dengan standar EC 61672:2003. Ada beberapa faktor yang
menjadi pengaruh dalam pengukuran menggunakan sound level meter ini hal
tersebut membuat gelombang suara yang terukur bisa jadi tidak sama dengan
nilai intensitas gelombang suara sebenarnya.

7
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
A. Sound Level Meter

Gambar 3. 1 Sound Level Meter

3.2 Prosedur Kerja


3.2.1 Cara Mengganti Baterai

Lepaskan sekrup yang ad di belakang alat

Untuk Sound Level Meter digunakan dengan kalibrasi eksternal

Kalibrasi eksternal oleh lembaga atau intansi memiliki sertifikasi


kalibrasi atau lembaga yang telah terstandarisasi

Kalibrasi eksternal dilakukan dengan pilihan


pertahun atau perjumlah pengguna alat

Kendurkan / putar bagian leher alat, pisahkan probe nya

8
Angkat penutup baterai untuk membuka tempat baterai

Masukkan baterai dengan sisi kutub yang benar

Masukkan baterai dengan sisi kutub yang benar

Gambar 3. 2 Cara mengganti Baterai


3.2.2 Cara Kerja

Tekan tombol power

Pilih selector pada posisi fast untuk jenis kebisingan kontinyu, slow
untuk jenis kebisingan impulsive/terputus-putus

Pilih selector pada posisi high/low

Tentukan lokasi pengukuran

Setiap lokasi pengukuran dilakukan pengamatan selama 1-2 menit,


atau sampai hasil menunjukkan angka yang stabil

Tekan hold untuk mencatat hasil di monitor

Tekan tombol power kembali untuk mematikan alat

Siapkan sampel air diukur parameternya di gelas ukuran 150-200ml

9
Tentukan parameter pengukuran pada display alat multiparameter

Lakukan pengukuran setiap parameter sampel selama 3kali dalam waktu


3 detik atau sampai angka hasil pengukuran stabil, kemudian cata hasil

Untuk melanjutkan pengukuran parameter lain, tekan tombol MODE

Setelah melakukan pengukuran seluruh parameter, matikan alat dengan


menekan tombol power 1 kali

Gambar 3. 3 Cara Kerja

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tempat Penelitian
A. Waktu Pengukuran : Selasa, 10 November 2021

B. Tempat Pengukuran : Kantin FKM Universitas Sriwijaya

4.2 Hasil Penelitian


Tabel 4. 1 Hasil Pengukuran Kebisingan

No. Parameter Hasil


1. Kebisingan 48,0 Db
4.3 Pembahasan
Praktikum kali ini membahas mengenai analisis dan pengukuran
kebisingan pada Kantin FKM Universitas Sriwijaya. Pengukuran dilakukan
dengan menggunakan alat ukur Sound Level Meter. Pada pengukuran
menunjukkan hasil kebisingan ialah 67,0 dB. Dan dapat disimpulkan kebisingan
pada Kantin FKM Universitas Sriwijaya masih tergolong baik dikarenakan tidak
melebih nilai ambang batas yang telah ditentukan. Sehingga dapat disimpulkan
dari hasil tersebut tidak ada menimbulkan dampak bagi kesehatan maupun
lingkungan sekitar. Namun apabila melebihi ambang batas yaang telah ditentukan
dapat menimbulkan dampak seperti gangguan pendengaran, istirahat yang kurang,
tidur terganggu serta dspat mempegaruhi kapasitas pekerja. Namun bila dilihat
dari segi fisik gangguan kebisingan berupa pupil yang membesar namun jika dari
segi psikologis kebisingan menimbulkan terjadinya penyakit mental stress serta
terjadinya perubahan sikap atau kebiasaan.

11
BAB V
PENUTUP

5. 1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari pengujian kebisingan pada Kantin FKM
Universitas Sriwijaya dengan menggunakan alat Sound Level Meter yaitu :

1. Kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan


dapat menggangu kesehatan, kenyaman serta dapat menimbulkan
ketulian. Kebisingan merupakan suatu permasalahan yang cukup
penting terutama dalam kaitannya dengan kenyamanan.
2. Kebisingan merupakan masalah kesehatan kerja yang selalu timbul
pada industri besar.
3. Sound Level Meter adalah suatu perangkat alat uji untuk
mengukur tingkat kebisingan suara, hal tersebut sangat di perlukan
terutama untuk lingkungan industri.
4. Tingkat ambang kebisingan 85 dB atau lebih besar mungkin berada
dalam bahaya pendengaran.
5. Disimpulkan bahwa kebisingan pada Kantin FKM Universitas
Sriwijaya masih tergolog baik dikarenakan tidak melebihi nilai
ambang batas yang telah ditentukan.

12
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah, M.R. and Susihono, W., 2014. Pengaruh Intensitas Kebisingan
Terhadap Tekanan Darah dan Tingkat Stres Kerja. Jurnal Teknik Industri
Untirta, 1(1).
Halil, A., Yanis, A. and Noer, M., 2015. Pengaruh kebisingan lalulintas terhadap
konsentrasi belajar siswa SMP N 1 Padang. Jurnal Kesehatan
Andalas, 4(1).
Hendrawan, A., 2020, January. Analisa Tingkat Kebisingan Kamar Mesin Pada
Kapal. In WIJAYAKUSUMA Prosiding Seminar Nasional (Vol. 1, No. 1,
pp. 10-15).
Hidayati, N., 2007. Pengaruh Arus Lalu Lintas Terhadap Kebisingan (Studi Kasus
Beberapa Zona Pendidikan Di Surakarta). Dinamika Teknik Sipil, 7(1),
pp.45-54.
Satoto, H.F., 2018. Analisis Kebisingan Akibat Aktifitas Transportasi Pada
Kawasan Pemukiman Jalan Sutorejo-Mulyorejo
Surabaya. Heuristic, 15(01).

13

Anda mungkin juga menyukai