Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUKURAN FAKTOR FISIK LINGKUNGAN KERJA


“PENGUKURAN KEBISINGAN DI RUANG TAMU MENGGUNAKAN
APLIKASI SOUND METER AND NOISE DETECTOR PADA ANDROID”

DOSEN PENGAMPU :
Moch, Sahri S.KM., M.KKK

DISUSUN OLEH :
Rizka Wahyu Safitri / 2440019025

PROGRAM STUDI D-IV KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2022

i
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul praktikum : Laporan Praktikum Pengendalian Faktor


Kimia Lingkugan Kerja
2. Mata kuliah : Pengukuran Faktor Fisik Lingkungan Kerja
3. Nama praktikan
a. Nama : Rizka Wahyu Safitri
b. NIM : 2440019025
4. Nama dosen
a. Nama : Moch. Sahri S.KM., M.KKK
b. NPP : 19011230

Mengetahui, Bawean, 21 Maret 2022


Dosen Mahasiswa

Merry Sunaryo, S.KM., M.KKK Rizka Wahyu Safitri


NPP. 19011230 NIM. 2440019002

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti. Penulis
mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan Laporan Praktikum untuk memenuhi tugas mata kuliah
pada semester 6 ini yakni Pengukuran Faktor Fisik Lingkungan Kerja yang berjudul
“Laporan Praktikum Pengukuran Kebisingan Di Ruang Tamu Menggunakan
Aplikasi Sound Meter And Noise Detector Pada Android ”
Penulis tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan ini, supaya
laporan ini nantinya dapat menjadi laporan yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bawean, 21 Maret 2022

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................i


LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................vi
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................................ 1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 2
2.1 Pengertian Kebisingan ....................................................................................... 2
2.2 Jenis Kebisingan................................................................................................. 2
2.3 Sumber Kebisingan ............................................................................................ 3
2.4 Efek Bahaya Kebisingan .................................................................................... 3
2.5 Nilai Ambang Batas dari Berbagai Macam Standard ........................................ 4
BAB 3 METODE PENGUKURAN ...................................................................... 7
3.1 Lokasi Pengukuran ............................................................................................. 7
3.2 Waktu Pengukuran ............................................................................................. 7
3.3 Alat dan Bahan ................................................................................................... 7
3.4 Prosedur Pengukuran ......................................................................................... 7
BAB 4 HASIL PENGUKURAN DAN EVALUASI ........................................... 9
4.1 Hasil Pengukuran ............................................................................................... 9
4.2 Evaluasi ............................................................................................................ 10
BAB 5 PENUTUP ................................................................................................. 12
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 12
5.2 Saran................................................................................................................. 12
REFERENSI ......................................................................................................... 13
LAMPIRAN .......................................................................................................... 14

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Nilai Ambang Batas Untuk Kebisingan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia No.13/MEN/X/2011 .......................... 4
Tabel 2. Nilai Ambang Batas Untuk Kebisingan Menurut Peraturan Menteri
Tenaga Kerja No. 5 Tahun 2018 ............................................................. 5
Tabel 3. Nilai Ambang Batas Untuk Kebisingan Menurut Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 ................................................... 6
Tabel 4. Hasil Pengukuran Kebisingan Menggunakan Aplikasi Sound Meter and
Noise Derector......................................................................................... 9
Tabel 5. Tabel Distribusi Frekuensi ...................................................................... 10

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Screenshoot Pada Aplikasi Sound Meter and Noise Derector ............. 7
Gambar 2. Gambar Pelaksanaan Pengukuran Kebisingan Menggunakan Aplikasi
Sound Meter and Noise Detector ....................................................... 14

vi
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Bunyi adalah sesuatu yang tidak dapat kita hindari dalamkehidupan sehari-
hari, termasuk tempat kerja. Bahkan bunyi yang kitatangkap melalui telinga
kita merupakan bagian dari kerja misalnyabunyi telfon, bunyi mesin cetak, dan
sebagainya. Namun, sering bunyitersebut meskipun merupakan bagian dari
kerja kita, tetapi tidak kitainginkan, misalnya teriakan orang, bunyi mesin
diesel yang melebihiambang batas pendengaran. Bunyi yang tidak kita
inginkan ataukehendaki inilah yang sering disebut bising atau kebisingan
(Notoatmodjo, 2011).
Menurut Soeripto 2008, Kebisingan merupakan salah satu factor bahaya
fisik yangsering dijumpai ditempat kerja. Terpajan oleh kebisingan
yangberlebihan dapat merusak kemampuan untuk mendengar (menjadi tuli)
dan juga dapat mempengaruhi anggota tubuh yang lain termasuk jantung.
Dari hasil penelitian diperoleh bukti bahwa intensitas bunyi
yangdikategorikan bising dan yang dapat mempengaruhi kesehatan
(pendengaran) adalah diatas 60 dB. Oleh sebab itu, para karyawanyang bekerja
di pabrik dengan intensitas bunyi mesin diatas 60 dB, maka harus dilengkapi
dengan alat pelindung (penyumbat) telinga guna mencegah gangguan-
gangguan pendengaran (Notoadmodjo, 2011).
Dari akibat pemajanan terhadap bising, kebanyakan atauumumnya tidak
dapat disembuhkan (tidak dapat diobati). Oleh karena itu, menghindari
kebisingan yang berlebihan adalah satu-satunya carayang tepat untuk
mencegah kerusakan pendengaran atau biasa disebut ketulian (Soeripto, 2008).
Untuk menghindari kebisingan yang berlebihan maka perlu adanya data
intensitas kebisingan pada tenpat kerja untuk memonitoring dan evaluasi
lingkunga kerja yang berhubungan dengan bising yang dapat mengganggu
kesehatan indra pendengaran pekerja sehingga dapat ditentukan pengendalian
yang sesuai kebutuhan untuk mengatasi paparan kebisingan tersebut.

1.2 TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.2.1 Untuk mendaptykan data intensitas kebisingan di tempat kerja
1.2.2 Untuk memonitoring dan evaluasi ligkungan kerja
1.2.3 Untuk menilai intensitas dan dosis kebisingan pada tempat kerja
1.2.4 Untuk melakukan pengendalian yang cocok sesuah dengan intensitas
kebisingan pada tempat kerja

1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN KEBISINGAN


Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia No.13/MEN/X/2011 Kebisingan adalah suara yang tidak
dikehendaki yang bersumber dari alat, proses produksi yang pada tingkat
teretentu dapat menimbulkan gangguan kebisingan.
Menurut keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep-
48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan menyebutkan bahwa
kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkandari usaha atau kegiatan dalam
tingkat dan waktu tertentu yangdapat menimbulkan gangguan kesehatan
manusia dankenyamanan lingkungan.

2.2 JENIS KEBISINGAN


Berdasarkan atas sifat dan spectrum frekuensi bunyi, bising dapat dibagi
atas 5 (Buchari, 2007) :
a) Bising yang kontinyu dengan spectrum frekuensi yang luas. Bising ini
relative tetap dalam batas kurang lebih 5 dB untuk periode 0,5 detik
berturut-turut. Misalnya mesin, kipas angin, dan dapur pijar.
b) Bising yang kontinyu dengan spectrum frekuensi yang sempit. Bising ini
juga relative tetap, akan tetapi ia hanya mempunyai frekuensi tertentu saja
(pada frekuensi 500, 1000, dan 4000 Hz). Misalnya gergaji serkuler, katup
gas.
c) Bising terputus-putus (intermitten). Bising di sini tidak terjadi secara terus
menerus, melainkan ada periode relative tenang. Misalnya suara lalu lintas,
kebisingan di lapangan terbang.
d) Bising implusif. Bising jenis ini memiliki perubahan tekanan suara melebihi
40 dB dalam waktu sangat cepat dan biasanya mengejutkan pendengarnya.
Misalnya tembakan, suara ledakan mercon, dan meriam.
e) Bising implusif berulang. Sama dengan bising implusif, hanya saja disini
terjadi secara berulang-ulang. Misalnya mesin tempa.

Sedangkan berdasarkan atas pengaruhnya terhadap manusia, bising dapat


dibagi atas 3 (Soeripto, 2008):
a) Bising yang mengganggu (irritating noise)
Intensitasnya tidak keras. Misalnya orang yang mendengkur.
b) Bising yang menutupi (masking noise)
Merupakan bunyi yang menutupi pendengaran yang jelas. Secara tidak
langsung bunyi ini akan membahayakan kesehatan dan keselamatan kerja,
karena teriakan atau isyarat tanda bahaya tenggelam dalam kebisingan dari
sumber lain.

2
c) Bising yang merusak (damaging/injurious noise)
Ialah bunyi yang intensitasnya melampaui Nilai Ambang Batas (NAB),
bunyi jenis ini akan merusak atau menurunkan fungsi pendengaran

2.3 SUMBER KEBISINGAN


Dilihat dari sifat, sumber kebisingan dibagi menjadi dua yaitu:
a. Sumber kebisingan statis, misalnya pabrik, mesin, tape, dan lainnya.
b. Sumber kebisingan dinamis, misalnya mobil, pesawat terbang, kapal
laut, dan lainnya.
Sedangkan sumber bising yang dilihat dari bentuk sumber suara yang
dikeluarkannya ada dua:
a. Sumber bising yang berbentuk sebagai suatu titik/bola/lingkaran.
Contohnya sumber bising dari mesin-mesin industri/mesin yang tak
bergerak.
b. Sumber bising yang berbentuk sebagai suatu garis. Contohnya
kebisingan yang timbul karena kendaraan-kendaraan yang bergerak di
jalan.
Berdasarkan letak sumber suaranya, kebisingan dibagi menjadi:
a. Bising interior. Merupakan bising yang berasal dari manusia, alat-alat
rumah tangga atau mesin-mesin gedung yang antara lain disebabkan
oleh radio, televisi, alat-alat musik, dan juga bising yang ditimbulkan
oleh mesin-mesin yang ada digedung tersebut seperti kipas angin,
motor kompresor pendingin, pencuci piring, dan lain-lain.
b. Bising eksterior. Bising yang dihasilkan oleh kendaraan transportasi
darat, laut, maupun udara, dan alat-alat konstruksi.

2.4 EFEK BAHAYA KEBISINGAN


Bising menyebabkan berbagai gangguan terhadap tenaga kerja, seperti
gangguan fisiologis, gangguan psikologis, gangguan komunikasi dan ketulian.
Lebih rinci lagi, maka dapatlah digambarkan dampak bising terhadap
kesehatan pekerja sebagai berikut (Buchari, 2007):
a. Gangguan Fisiologis
Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah, peningkatan nadi,
basal metabolism, konstruksi pembuluh darah kecil terutama pada bagian
kaki, dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensoris.
b. Gangguan Psikologis
Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi,
susah tidur, emosi, dan lain-lain. Pemaparan jangka waktu lama dapat
menimbulkan penyakit, psikosomatik seperti gastritis, penyakit jantung
koroner, dan lain-lain.
c. Gangguan Komunikasi

3
Gangguan komunikasi ini menyebabkan terganggunya pekerjaan, bahkan
mungkin terjadi kesalahan, terutama bagi pekerja baru yang belum
berpengalaman. Gangguan komunikasi ini secara tidak langsung akan
mengakibatkan bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan tenaga kerja,
karena tidak mendengar teriakan atau isyarat tanda bahaya dan tentunya
akan dapat menurunkan mutu pekerjaan dan produktifitas kerja.
d. Gangguan Keseimbangan
Gangguan keseimbangan ini mengakibatkan gangguan fisiologis seperti
kepala pusing, mual, dan lain-lain.
e. Gangguan Terhadap Pendengaran (Ketulian)
Diantara sekian banyak gangguan yang ditimbulkan oleh bising, gangguan
terhadap pendengaran adalah gangguan yang paling serius karena dapat
menyebabkan hilangnya pendengaran atau ketulian, ketulian ini dapat
bersifat progresif atau awalnya bersifat sementara tapi bila bekerja terus
menerus ditempat bising tersebut maka daya dengar akan menghilang
secara menetap atau tuli.

2.5 NILAI AMBANG BATAS DARI BERBAGAI MACAM STANDARD


NAB untuk kebisingan di tempat kerja adalah intensitas tertinggi dan
merupakan nilai rata-rata yang masih dapat diterima oleh tenaga kerja tanpa
mengakibatkan hilangnya daya dengar yang tetap untuk waktu terus-menerus
tidak lebih dari 8 jam sehari dan 40 jam seminggunya. Dengan pengertian
seperti itu jelas bahwa NAB merupakan pengendalian (Soeripto, 2008).
Sebagaimana pedoman pada umumnya, maka tidak mungkin hanya dengan
berpegang pada nilai-nilai pedoman tersebut terdapat jaminan tidak adanya
risiko sepenuhnya. Hal ini berarti bahwa pada tingkat intensitas suara sebesar
(NAB= 85 dB) sebagian besar tenaga kerja masih berada dalam ambang batas
aman unutk bekerja selama 8 jam/hari atau 40 jam/minggu. NAB sebesar 85
dB yang diberlakukan saat ini paling tidak akan melindungi lebih dari 90%
tenaga kerja. Sedang selebihnya (10%) perlu mendapat perlindungan dengan
cara lain, yaitu dengan pemeriksaan audiometric sebelum bekerja dan secara
periodik (Soeripto, 2008).

Tabel 1. Nilai Ambang Batas Untuk Kebisingan Menurut Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Republik Indonesia No.13/MEN/X/2011
Lamanya waktu terpajan setiap hari yang Tingkat intensitas
diperkenankan bising dalam dB (A)
24 80
16 82
8 85
Jam
4 88
2 91
1 94

4
30 97
15 100
7,50 103
Menit
3,75 106
1,88 109
0,94 112
28,12 115
14,06 118
7,03 121
3,52 124
Detik 1,76 127
0,88 130
0,44 133
0,22 136
0,11 139
Sumber: Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
No.13/MEN/X/2011

Tabel 2. Nilai Ambang Batas Untuk Kebisingan Menurut Peraturan Menteri


Tenaga Kerja N0. 5 Tahun 2018
Tingkat intensitas
Waktu Pemaparan Per Hari
bising dalam dB (A)
85
8
88
4 Jam
91
2
94
1

30 97
15 100
7,5 103
Menit
3,75 106
1,88 109
0,94 112
28,12 115
14,06 118
7,03 121
3,52 124
1,76 Detik 127
0,88 130
0,44 133
0,22 136
0,11 139
Sumber: Peraturan Menteri Tenaga Kerja N0. 5 Tahun 2018

5
Tabel 3. Nilai Ambang Batas Untuk Kebisingan Menurut Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996

Tingkat kebisingan
Peruntukan Kawasan / Lingkungan Kesehatan
dB (A)
a. Peruntukan Kawasan
1. Perumahan dan permukiman 55
2. Perdagangan dan jasa 70
3. Perkantoran dan perdagangan 65
4. Ruang terbuka hijau 50
5. Industri 70
6. Pemerintahan dan fasilitas umum 60
7. Khusus: 70
- Bandar udara
- Stasiun kereta api 60
- Pelabuhan laut 70
- Cagar budaya
b. Lingkungan Kegiatan
1. Rumah sakit atau sejenisnya 55
2. Sekolah atau sejenisnya 55
3. Tempat ibadah atau sejenisnya 55
Sumber: Nilai Ambang Batas Untuk Kebisingan Menurut Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996

6
BAB 3
METODE PENGUKURAN

3.1 LOKASI PENGUKURAN


Metode pelaksanaan praktikum mata kuliah Pengukuran Faktor Fisik
Lingkungan Kerja dengan cara melakukan Pengukuran Kebisingan Pada
Ruang Tamu Rumah Tinggal yang beralamat di Dusun Tangjunganyar RT/RW
001/001 Lebak, Sangkapura, Gresik, Kabupaten Gresik, Sangkapura, Jawa
Timur, 81181

3.2 WAKTU PENGUKURAN


Waktu pelaksanaan pengukuran kebisingan adalah pada hari Senin, 21
Maret 2022 sampai pada Pukul 20.13 WIB s/d Selesai.

3.3 ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum pengukuran kebisingan
yaitu:
1. Aplikasi Sound Meter and Noise Detector pada Andorid

Gambar 1. Screeenshoot Display Aplikasi


2. Jurnal Website/ Artikel
3. Gadget
4. Buku catatan

3.4 PROSEDUR PENGUKURAN


Prosedur kerja praktikum Gizi Kerja adalah sebagai berikut:
1. Instal aplikasi SLM untuk pengguna android (nama aplikasi: Sound
Meter & Noise Detector) dan untuk pengguna iphone (nama aplikasi:
NIOSH Sound Level Meter) sebagai pengganti sound level meter virtual
2. Tentukan lokasi pengukuran di dalam ruang rumah anda (dapur, ruang
tamu, kamar dll
3. Lakukan pengukuran selama 10 menit
4. Catat data hasil pengukuran setiap 5 detik sehingga dalam 10 menit
didapatkan data 120 data.
5. Catat hasil pengukuran dalam formulir yang sudah disediakan.
6. Lakukan analisis data dengan melakukan penghitungan Leq.

7
7. Lakukan evaluasi apakah kebisingan yang terukur diatas atau di bawah
nilai ambang batas.

8
BAB 4
HASIL PENGUKURAN DAN EVALUASI
4.1 HASIL PENGUKURAN
4.1.1 PENGAMBILAN SAMPEL KEBISINGAN

FORMULIR PENGAMBILAN SAMPEL KEBISINGAN DI


LINGKUNGAN KERJA

1. NAMA PERUSAHAAN : Rumah Tinggal


2. ALAMAT : Dusun Tangjunganyar RT/RW 001/
001 Lebak, Sangkapura, Gresik
Kabupaten Gresik, Sangkapura,
Jawa Timur, 81181
3. TANGGAL PENGUKURAN : Senin, 21 Maret 2022
4. WAKTU PENGUKURAN : 20.13 WIB s/d Selesai
5. LOKASI PENGUKURAN : Ruang Tamu
6. SUMBER KEBISINGAN : Televisi, Kipas Angin
7. NAMA APLIKASI : Sound Meter and Noise Detector
8. JENIS KEBISINGAN : Kebisingan Kontinyu

4.1.2 HASIL PENGUKURAN KEBISINGAN


Tabel 4. Hasil Pengukuran Kebisingan Menggunakan Aplikasi Sound
Meter and Noise Derector
Detik/menit 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

5 59 59 59 59 59 59 59 59 59 59

10 60 59 56 59 57 56 59 56 59 57

15 55 58 59 66 68 63 58 59 66 68

20 58 59 56 59 59 56 59 57 56 59

25 67 58 59 66 59 56 59 57 56 58

30 60 59 56 59 58 59 66 68 63 59

35 58 58 59 66 59 56 59 57 56 58

40 54 59 56 59 57 56 59 56 59 57

45 59 58 59 66 68 63 59 56 59 57

50 59 59 56 59 59 56 58 59 66 68

55 69 58 59 66 59 56 59 57 56 64

60 66 68 57 56 58 59 66 68 63 65

9
Hasil perhitungan:

a) Min = 54
b) Max = 69

c) Range (r) = max-min


= 69 – 54
= 15

d) Kelas (k) = 1+(3,3) Log 120


= 7,8613 (dibulatkan 8)

e) Interval (i) = r/k


= 15/8
= 1,90808 (dibulatkan 2)

Tabel 5. Dsitribusi Frekuensi

No. Interval Bising Nilai tengah Frekuensi

1. 54 - 56 55 22
2. 57 - 59 58 71
3. 60 - 62 61 2
4. 63 - 65 62 6
5. 66 - 68 67 18
6. 69 - 71 70 1
7. 72 - 74 73 0
8. 75 - 77 76 0

Hitung LTM5
= 10 log 1/n Tn.100,1Ln
= 10 log 1/120 (Ti.100,1Li + …. + Tj.100,1Lj)
= 61,3565173
= 61,35 dB

4.2 EVALUASI
Setelah melakukan praktikum terhadap tingkat kebisingan di Ruang Tamu
rumah tinggal tempat penugasan kegiatan kampus mengajar dan data telah
didapatkan kemudian di analisis maka didapatkan hasil yaitu 61,35 dB. Sumber
kebisingan ruang tamu dari rumah yang diukur tingkat kebisingannya dalah
bersumber dari televisi dan kipas angina, sehingga masauk kedalam jenis
kebisingan Kontinyu.
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa intensitas kebisingan sebesar 61,35
dB tersebut sudah sesuai dengan nilai ambang batas kebisingan yang tercantum
pada Kebisingan Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

10
Republik Indonesia No.13/MEN/X/2011 yakni tidak lebih dari 80 dB untuk waktu
24 jam, sebagaimana juga tercantum pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja N0. 5
Tahun 2018 intensitas kebisingan yang ada pada rumah juga tidak melebihi 85 dB
untuk waktu pajanan 8 jam/hari. Namun menurut Baku mutu yang tercantum pada
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 untuk Kawasan
perumahan dan permukiman tidak boleh melebihi 55 dB.

11
BAB 5
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil yaitu
1. Kebisingan merupakan sesuatu yang tidak diinginkan yang dapat
menyebabkan gangguan kesehatan seperti gangguan pendengaran.
2. Alat yang digunakan untuk mengukur tingkat intensitas kebisingan yaitu
sound level meter (SLM) atau dapat menggunakan aplikasi pada ponsel
yakni “Sound Meter and Noise Detector”
3. Berdasarkan hasil analisis data didapatkan bahwa tingkat kebisingan di
dalam ruang tamu rumah tinggal yaitu 61,35 dB.
4. Sehingga dapat disimpulkan bahwa menurut Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No.13/MEN/X/2011 dan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja N0. 5 Tahun 2018 intensitas kebisingan
pada rumah sudah memenuhi Nilai Ambang Batas, namun jika menurut
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996, intensitas
kebisingan pada rumah melampaui baku mutu untuk Kawasan rumah
atau permukiman.

5.2 SARAN
Dari praktikum diatas diharapkan masyarakat atau penghuni rumah tetap
memeprhatikan paparan kebisingan di lingkungak sekitar untuk menghindari
gangguan kesehatan pada indra pendengaran akibat paparan kebisingan yang
melebihi Nilai Ambang Batas atau Baku Mutu yang ada. Seperti contoh
mengecilkan volume televisi, radio dan alat elektronik yg lainnya guna
mengurangi paparan kebisingan yang ada.

12
REFERENSI

Hendro, dkk. 2004. Tingkat Kebisingan di DKI Jakarta dan Sekitarnya. Media
Litbang Kesehatan. Volume XIV, Nomor 3, Tahun 2004. Jakarta: Puslitbang
Ekologi Kesehatan, Depkes.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep-48/MENLH/11/1996
tentang Baku Tingkat Kebisingan
Notoatmodjo, 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineke Cipta
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
No.13/MEN/X/2011 Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Kimia di Tempat
Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja N0. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Lingkungan Kerja
Soeripto, M. 2008. Higiene Industri. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

13
LAMPIRAN

Gambar 2. Gambar Pelaksanaan Pengukuran Kebisingan Menggunakan Aplikasi


Sound Meter and Noise Detector

14

Anda mungkin juga menyukai