Oleh :
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2021
i
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN
LEMBAR PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas laporan Kunjungan Industri Pengelolaan Limbah Industri II yang
berjudul “Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) RSPAL Dr. Ramelan Surabaya” dengan
tepat waktu. Laporan disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengelolaan Limbah Industri
II. Selain itu, laporan ini bertujuan menambah wawasan tentang Pengolahan Limbah Cair
Rumah Sakit pada IPAL RSPAL Dr. Ramelan Surabaya bagi para pembaca dan juga bagi
penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Muslikha Nourma Romadhoni S.K.M.,
M.Kes selaku dosen mata kuliah Pengelolaan Limbah Industri II. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya laporan kunjungan
industri ini. Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL (COVER).........................................................................................................i
KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................................. iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ................................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................................................... 3
C. Manfaat ................................................................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................... 5
A. Limbah Cair .......................................................................................................................... 5
B. Penaganan Air Buangan........................................................................................................ 5
C. Pentingnya Pengolahan Limbah ........................................................................................... 6
D. Baku Mutu Limbah Cair ....................................................................................................... 7
BAB III METODE PELAKSANAAN KEGIATAN .......................................................................... 8
A. Waktu Pelaksanaan ............................................................................................................... 8
B. Metode Kegiatan .................................................................................................................. 8
C. Lokasi.................................................................................................................................... 9
BAB IV HASIL DAN PEMABAHASAN.......................................................................................... 10
A. Profil RSPAL Dr. Ramelan Surabaya ................................................................................ 10
B. Tugas Pokok RSPAL Dr. Ramelan Surabaya ..................................................................... 10
C. Visi RSPAL Dr. Ramelan Surabaya ................................................................................... 10
D. Misi RSPAL Dr. Ramelan Surabaya .................................................................................. 11
E. Kondisi Limbah Cair yang Akan Diolah Pada IPAL RSPAL Dr. Ramelan ....................... 11
F. Proses Pengolahan Air Limbah Pada IPAL RSPAL Dr. Ramelan ...................................... 11
G. Hal yang Perlu Diperhatikan Pada IPAL RSPAL Dr. Ramelan ......................................... 15
H. Aspek – Aspek yang Harus Dipertimbangkan dalam Menerapkan IPAL RS .................... 16
I. Hambatan/Kesulitan RSPAL Dr. Ramelan dalam Menerapkan IPAL ................................ 16
J. Output Hasil Air Limbah yang Sudah Terolah dari IPAL dan Pemantauan ....................... 16
K. Pelaksanaan/Penerapan K3 Pada RSPAL Dr. Ramelan Surabaya...................................... 17
L. Resiko Bahaya K3 Pada IPAL RSPAL Dr. Ramelan Surabaya ......................................... 17
M. Pemanfaatan Air Hujan Pada IPAL RSPAL Dr. Ramelan Surabaya .................................. 17
BAB V PENUTUP............................................................................................................................... 18
A. Kesimpulan ......................................................................................................................... 18
B. Saran ................................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 19
LAMPIRAN......................................................................................................................................... 20
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan dengan bidang
preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), rehabilitatif maupun promotif sebagai upaya
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat (Djaja, 2006). Produk samping
yang dihasilkan dari semua kegiatan yang ada di rumah sakit adalah limbah. Salah satu limbah
yang dihasilkan oleh sebuah rumah sakit adalah limbah cair. Berdasarkan kandungan polutan,
limbah cair rumah sakit dapat digolongkan dalam air limbah klinis dan air limbah non klinis
(Arifin, 2008). Jika tidak diolah dengan baik maka limbah tersebut dapat menimbulkan
pencemaran lingkungan perairan maupun air tanah yang selanjutnya berdampak pada
kesehatan masyarakat.
Manfaat pengelolaan kesehatan lingkungan di rumah sakit adalah, perlindungan
terhadap lingkungan, manajemen lingkungan rumah sakit yang lebih baik, pengembangan
sumber daya manusia, kontinuitas peningkatan performa lingkungan rumah sakit, kepatuhan
terhadap perundang - undangan, bagian dari manajemen mutu terpadu, pengurangan atau
penghematan biaya dan dapat meningkatkan citra rumah sakit (Adisasmito, 2007). Keberadaan
rumah sakit dilihat dari aspek kesehatan lingkungan, pada dasarnya terdiri dari lingkungan
biotik dan abiotik. Dalam kesehariannya lingkungan biotik dan abiotik ini akan melakukan
interaksi baik langsung maupun tidak langsung. Atas dasar itu, maka di lingkungan rumah sakit
dimungkinkan terjadinya kontak antara tiga komponen (pasien, petugas, dan masyarakat)
dalam lingkungan rumah sakit dan benda atau alat - alat yang dipergunakan untuk proses
penyembuhan, perawatan dan pemulihan penderita. Hubungan tersebut bersifat kontak terus
menerus yang memungkinkan terjadinya infeksi silang pasien yang menderita penyakit
tertentu kepada petugas rumah sakit dan pengunjung rumah sakit yang sehat. Akan tetapi
mungkin juga berfungsi sebagai carier kepada pasien, petugas dan pengunjung (Dinata, 2008).
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia No. 56
Tahun 2015 tentang Tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan merupakan pedoman dalam
implementasi pengolahan air limbah di rumah sakit, yang berisikan tentang pengelolaan dan
penyelenggaraan kesehatan lingkungan rumah sakit atau dikenal dengan IPAL (Instalasi
Pengolahan Air Limbah) rumah sakit. Keberhasilan program IPAL rumah sakit sangat
ditentukan oleh peranan petugas kesehatan lingkungan untuk menciptakan keberhasilan sistem
1
manajemen kesehatan lingkungan yang ada di rumah sakit. Dasar semua tindakan
yang dilakukan petugas kesehatan lingkungan adalah komitmen organisasi terhadap
kepedulian lingkungan, sehingga komitmen merupakan faktor utama dalam mempengaruhi
kinerja petugas terhadap upaya pengelolaan lingkungan rumah sakit. Sebagaimana penelitian
yang dilakukan oleh Azhar, (2010) bahwa komitmen berpengaruh terhadap implementasi
upaya kesehatan lingkungan rumah sakit.
Semua kegiatan IPAL di lingkungan rumah sakit berada di bawah program kerja
kesehatan lingkungan. Instalasi penyehatan lingkungan sebagai unit kerja mempunyai
tanggung jawab terhadap kegiatan manajemen. Kegiatan manajemen tersebut dilakukan
dengan program-program yang mengacu pada peraturan dan pedoman yang berlaku dengan
tujuan utama peningkatan mutu pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Sarana dan
bangunan umum dinyatakan memenuhi syarat kesehatan lingkungan apabila memenuhi
kebutuhan fisiologis, psikologis dan dapat mencegah penularan penyakit antar pengguna,
penghuni dan masyarakat sekitarnya, selain itu harus memenuhi persyaratan dalam pencegahan
terjadinya kecelakaan (Fahmi, 2009). Persyaratan ini mutlak harus dipenuhi. Apabila
persyaratan ini tidak dipenuhi maka dampak yang ditimbulkan akan sangat besar baik bagi
pasien maupun tenaga kesehatan ataupun orang yang ada di rumah sakit tersebut.
Rumah sakit sebagai salah satu pusat pelayanan kesehatan merupakan sumber
pencemar (point source) yang menyebabkan penurunan kualitas lingkungan. Rumah sakit
berpotensi menghasilkan bahan - bahan yang bersifat infeksius ataupun yang bersifat non
infeksius baik itu berupa gas, cair, ataupun padat yang dihasilkan dari kegiatan tiap aktivitas
seperti ruang perawatan, ruang poliklinik, laboratorium, tempat laundry, dapur, dan kamar
mandi. Air limbah rumah sakit memiliki potensi yang berbahaya bagi kesehatan bila
penanganan air limbah atau instalasi pengolahan air limbah yang dimiliki tidak berjalan dengan
baik dan benar. Efek negatif yang mungkin timbul sebagai akibat pengelolaan air limbah
rumah sakit yang kurang sempurna dapat mengakibatkan adanya bakteri patogen yang dapat
menjadi penyebab penyakit dalam buangan air limbah. Oleh karena itu, pembangunan rumah
sakit harus disertai dengan pengawasan, pemantauan, dan perhatian terhadap limbah rumah
sakit yang dihasilkan, utamanya limbah cair. Sehingga ketika limbah cair tersebut tidak
mencemari lingkungan ketika di buang pada badan perairan. Air limbah (waste water) adalah
air yang sifatnya telah menyimpang dari keadaan normalnya (Wardhana, 1995). Air limbah
dapat berupa sisa buangan dari rumah tangga juga dari industri yang mempengaruhi air tanah,
air permukaan serta buangan lainnya (Sugiarto, 1987 dalam Syaifullah, 2001). Baku mutu air
2
untuk limbah cair rumah sakit sendiri sudah tertera pada keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 58 Tahun 1999.
B. Tujuan
Mengacu dari rumusan masalah yang ada, tujuan adanya makalah ini diantarnya
yaitu :
1. Untuk mengetahui kegiatan usaha dengan memberikan gambaran gambaran proses
pengolahan limbah cair yang dihasilkan dari aktivitas (kegiatan) yang berlangsung
pada RSPAL Dr. Ramelan Surabaya.
2. Untuk mengetahui karakteristik air limbah yang akan diolah pada Instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL) RSPAL Dr. Ramelan Surabaya.
3. Untuk mengidentifikasi potensi limbah cair yang dihasilkan dari proses penggolahan
air limbah pada IPAL RSPAL Dr. Ramelan Surabaya.
4. Untuk menganalisis teknologi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang
diterapkan pada IPAL RSPAL Dr. Ramelan Surabaya.
5. Untuk menganalisis acuan baku mutu air limbah yang sudah terolah dari Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) RSPAL Dr. Ramelan Surabaya mengacu pada
peraturan terkait.
C. Manfaat
1. Bagi Rumah Sakit
a) Dapat digunakan nantinya sebagai bahan evaluasi mengenai pengolahan limbah
cair yang telah diterapkan selama ini.
b) Sebagai sarana pertimbangan guna meningkatkan kualitas air limbah yang ramah
lingkungan agar tidak mencemari lingkungan.
c) Mendapat masukan dalam rangka perbaikan mengenai pengolahan limbah cair.
2. Bagi Penulis
a) Sebagai penerapan teori – teori yang diperoleh dari bangku perkuliahan ke dalam
perusahaan sesunggunhnya.
b) Menambah wawasan dan pengalaman dalam lingkungan dunia industri terkait
dengan ilmu manajemen lingkungan khususnya pengolahan air limbah rumah sakit.
c) Untuk bahan perbandingan antara teori tentang penerapan manajemen lingkungan
dengan kenyataan dalam dunia industri yang sesungguhnya.
3. Bagi Pihak Lain
3
a) Memberi gambaran kepada masyarakat tentang sistem Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) yang dilakukan oleh RSPAL Dr. Ramelan Surabaya mengacu pada
peraturan terkait.
a) Dapat dijadikan sebagai pembanding dan referensi untuk sistem Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) rumah sakit yang sama.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Limbah Cair
Limbah adalah sisa dari suatu usaha atau kegiatan. Limbah berbahaya dan beracun
adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang
karena sifat, konsentrasi, dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung
dapat mencemarkan, merusak lingkungan hidup, atau membahayakan lingkungan hidup
manusia serta makhluk hidup. Limbah cair adalah bahan-bahan pencemar berbentuk cair. Air
limbah adalah air yang membawa limbah dari rumah tinggal, bisnis, dan industri yaitu
campuran air dan padatan terlarut atau tersuspensi dapat juga merupakan air buangan dari hasil
proses yang dibuang ke dalam lingkungan. Berdasarkan sifat fisiknya limbah dapat
dikategorikan atas limbah padat, cair, dan gas. Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci
dalam memelihara kelestarian lingkungan. Berbagai teknik pengolahan air limbah untuk
menyisihkan bahan polutannya telah dicoba dan dikembangkan selama ini. Teknik-teknik
pengolahan air buangan yang telah dikembangkan tersebut secara umum dapat dibagi menjadi
tiga metode pengolahan, yaitu pengolahan secara fisika, pengolahan secara kimia, dan
pengolahan secara biologi.
5
dihilangkan padatan dan padatan tersuspensinya kemudian diberi perlakuan dengan gas khlorin
sebelum dibuang ke sungai atau saluran air. Tujuan pemberian gas khlorin adalah untuk
membunuh bakteri penyebab penyakit yang dapat membahayakan lingkungan. Proses ini dapat
menghilangkan kira – kira sepertiga BOD dan padatan tersuspensi dan beberapa persen dari
komponen organik dan nutrient tanaman yang ada.
6
masyarakat. Walaupun keadaan dan gejala – gejala yang ditimbulkan akibat dari limbah
buangan belum meluas dan mungkin baru akan dirasakan beberapa tahun mendatang tetapi
dengan semakin meningkatnya pembangunan di segala bidang dikawatirkan bahwa pada waktu
dekat ini intensitas penderitaan masyarakat karena lingkungan yang semakin memburuk
dengan cepat ini akan semakin meningkat (Reksohadiprodjo, Brodjonegoro 2000 : 139).
7
BAB III
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Waktu Pelaksanaan
Observasi Instalasi Pengolahaan Air Limbah (IPAL) ini dilakukan pada Kamis, 18
November 2021.
B. Metode Kegiatan
a. Adaptasi
Bertujuan untuk menyesuaikan etika selama observasi dan menjalin perkenalan dengan
beberapa karyawan perusahaan tersebut yang berguna membantu penulis melaksanakan
observasi di IPAL RSPAL Dr. Ramelan Surabaya.
b. Observasi
Mengamati baik secara langsung maupun tidak langsung proses pengelolaan secara on-
site dan off-site yang dilakukan oleh IPAL RSPAL Dr. Ramelan Surabaya.
c. Diskusi
Hal ini dilakukan dengan menanyakan secara langsung dengan pihak terkait yang
tujuan utama dari diskusi untuk mendapatkan data terkait IPAL RSPAL Dr. Ramelan
Surabaya di lapangan. Tentu, hal ini atas rekomendasi dari pembimbing IPAL RSPAL
Dr. Ramelan Surabaya.
d. Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data
dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang
berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian (Sugiyono, 2015).
Adanya dokumentasi untuk mendukung data. Hal – hal yang akan didokumtasikan
dalam kegiatan ini adalah keadaan sekitar IPAL RSPAL Dr. Ramelan Surabaya.
e. Studi Pustaka
Mempelajari literatur terpilih berkaitan pengelohan air limbah guna mendukung
kegiatan selama observasi dan penelahan data hingga menghasilkan simpulan terkait
IPAL RSPAL Dr. Ramelan Surabaya
8
C. Lokasi
Observasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) ini berlokasi di Rumah Sakit Pusat
TNI Angkatan Laut Dr. Ramelan Surabaya. Beralamatkan pada Jl. Gadung No.1, Jagir, Kec.
Wonokromo, Kota SBY, Jawa Timur 60244.
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
10
D. Misi RSPAL Dr. Ramelan Surabaya
1. Melaksanakan dukungan kesehatan secara optimal bagi prajurit TNI dalam pelaksanaan
tugas operasi dan latihan.
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang profesional dan terintegrasi bagi TNI dan
masyarakat.
3. Mewujudkan pusat – pusat unggulan pelayanan kesehatan yang handal.
4. Menyelenggarakan pendidikan, latihan dan penelitian yang bermutu.
5. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan berkelanjutan.
E. Kondisi Limbah Cair yang Akan Diolah Pada IPAL RSPAL Dr. Ramelan Surabaya
a. Blackwater (sewage) : Limbah cair tercemar berat yang mengandung konsentrasi zat
fecal dan urin tinggi.
b. Greywater (sullage) : Mengandung residu cair dari cuci, mandi, proses laboratorium,
laundry, proses teknik seperti air cooling atau pencucian film x-ray.
c. Stormwater : Air hujan yang terkumpul di atap, dasar, taman, dan permukaan
jalan fasyankes.
Semua air buangan termasuk tinja, berasal dari kegiatan penanganan pasien COVID-
19 yang kemungkinan mengandung mikroorganisme khususnya virus Corona, bahan kimia
beracun, darah dan cairan tubuh lain, serta cairan yang digunakan dalam kegiatan isolasi pasien
meliputi cairan dari mulut dan/atau hidung atau air kumur pasien dan air cucian alat kerja, alat
makan dan minum pasien dan/atau cucian linen, yang berbahaya bagi kesehatan.
F. Proses Pengolahan Air Limbah Pada IPAL RSPAL Dr. Ramelan Surabaya
Proses pengolahan air limbah rumah sakit merupakan IPAL (Instalasi Pengolahan
Air Limbah) adalah sistem pengolahan limbah cair rumah sakit yang didesain berdasarkan
karakteristik limbah cair yang masuk dari beberapa sumber pengeluaran limbah. Air limbah
dari berbagai unit disalurkan secara gravitasi menuju bak control (bak screening) dimana
selanjunya akan dipompa untuk diolah dengan menggunakan sistem diffuser. Tujuan IPAL
adalah untuk mencegah pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan bagi pengunjung
terutama petugas limbah dan masyarakat sekitar rumah sakit yang beresiko terkontaminasi
limbah cair medis yang dihasilkan rumah sakit (Siregar, 2005). Berikut skema alur pengolahan
limbah cair sebagai gambaran pengolahan limbah cair rumah sakit di IPAL RSPAL Dr.
Ramelan Surabaya, sebagai berikut :
11
Kamar Mandi
Karyawan
SUMBER LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT
Kamar Mandi
Poliklinik
Chlorinator
Aktifitas Dapur Penangkap lemak
DIBUANG KE BADAN
Aktititas Loundry Penanganan awal AIR PENERIMA
SESUAI DENGAN
STANDART YANG
BERLAKU
Laboratorium Penanganan awal
Gambar 4.1 Skema Alur Pengolahan Limbah Cair Sebagai Gambaran Pengolahan
Limbah Cair Rumah Sakit
2. Pre – Treatment
Pre – treatment air limbah yang dilakukan, misalnya pada Instalasi Gizi atau dapur
dilakukan grease trap (perangkap, penyaring, pemisah lemak dan minyak yang ada dalam air
limbah), hal ini dilakukan agar kinerja IPAL menjadi tidak berat. Lalu, pada tempat
12
linen/laundry dilakukan pengendapan untuk menurunkan kadar bahan kimia yang ada pada air
limbah tersebut kemudian dipompa ke IPAL.
3. Instalasi Pengolahan Air Limbah RSPAL Dr. Ramelan Surabaya
Berkapasitas debit air limbah terolah sebesar 1500 TT setara dengan 750 m³/hari. Dibangun
pada bulan Maret 2018. Menggunakan sistem pengolahan biofilter aerob dan anaerob, wetland
serta chlorinasi. Serta, sudah memiliki ijin IPAL dari DLH Kota Surabaya. Berikut merupakan
flowchart IPAL RSPAL. Dr Ramelan Surabaya :
a. Grease Trap
Adalah alat perangkap (grease) minyak dan lemak. Alat ini membantu untuk
memisahkan minyak dari air limbah, sehingga minyak tidak menggumpal dan membeku di
pipa pembuangan dan membuat pipa tersumbat. Terbuat dari pasangan bata maupun
stainless steel atau fiberglass sehingga aman dari korosi. Grease Trap terdiri dari minimal
3 ruangan yaitu :
Ruang pertama, terdapat basket yang di rancang untuk mampu menjebak padatan
dari air limbah dapur/instalasi gizi, laundry, laboratorium, dll. air mengalir dari
bawah ke atas karna massa minyak lebih ringan dari massa air.
Ruang kedua, dirancang untuk dapat menahan sisa padatan halus dan lemak yang
terjebak.
13
Ruang ketiga, terdapat pipa tee dengan pipa kebawah agar hanya air bersih saja yang
dapat keluar melalui pipa outlet.
b. Flow Meter Inlet
Alat ukur untuk mengetahui kapasitas dari suatu proses air limbah disebut dengan flow
meter. Terdapat banyak jenis flow meter yang digunakan untuk mengukur debit maupun
volume air limbah hasil dari IPAL. Disamping itu, untuk mengetahui seberapa banyak
air limbah yang diolah yang masuk ke IPAL. Tidak hanya itu, juga sebagai indikasi
adanya kebocoran.
c. Bak Equalisasi Anaerob
Setelah melewati inlet, air limbah masuk ke Bak Equalisasi Anaerob. Dalam zona
anaerob ini, terjadi primary treatment (pengolahan awal). Primary treatment adalah
tahap pertama di dalam sistem pengolahan air limbah dimana ada beberapa proses fisika
dan kimia yang dikerjakan. Primary treatment pada IPAL RSPAL Dr. Ramelan ada 2
tahap, yakni pengendapan awal dan pengolahan secara anaerob (tanpa bantuan
Oksigen) dengan penurunan BOD (Biochemical Oxygen Demand) tetapi tidak banyak.
d. Bak Equalisasi Aerob
Pada tahap ini ditambahkan dengan Oksigen dan media Sarang Tawon atau
Honeycomb. Pada sistem IPAL, berfungsi sebagai sedimentasi yang berfungsi sebagai
penahan lumpur yang akan naik ke permukaan kerena bentuk pemasangannya yang
saling menyilang. Honeycomb merupakan media biofilter terbaik untuk digunakan
sebagai media pembiakan mikroba untuk menguraikan bahan – bahan pencemar
organik yang terdapat dalam air limbah. Media biofilter sarang tawon terbuat dari bahan
plastik yang ringan (PVC), tahan lama, mempunyai luas spesifik yang besar, ringan
serta volume rongga yang besar sehingga resiko kebuntuan media sangat kecil. Fungsi
media biofilter dalam pengolahan limbah yaitu sebagai tempat melekatnya bio film
bakteri pengurai limbah, tempat pertumbuhan bakteri. Media sarang tawon dirancang
khusus untuk pengolahan air limbah secara biologi. Penggunaan media biofilter pada
bioreaktor sangat efektif untuk mengurangi polutan organik secara aerob. Mempunyai
performa proses pengolahan air limbah menjadi tinggi karena media sarang tawon
mempunyai luas permukaan per volume dan titik distribusi yang tinggi.
e. Biofilter
Setelah air limbah melalui bak equalisasi anaerob, lalu menuju ke biofilter ada 3 unit
pada IPAL RSPAL Dr. Ramelan, yaitu :
14
Biofilter I, berisi media sarang tawon atau Honeycomb. Selain itu, terdapat
settling (memungkinkan partikel tersuspensi dalam air limbah untuk
mengendap) berfungsi sebagai pengendapan awal. Selanjutnya, limbah
mengalir secara gravitasi ke biofilter II.
Biofilter II, terdiri dari 3 ruang aerasi yang berisi diffuser & bioball serta 1
ruang pengendapan. Pada biofilter II ini, ditambahkan Oksigen (secara aerob)
untuk menaikkan kondisi DO (Dissolve Oxygen).
Biofiliter III, berisi batu zeolit berfungsi untuk filtrasi (penyaringan).
4. Media Tanaman Air (Wetland)
Untuk tahapan berikutnya, air limbah diolah dengan menggunakan tanaman air sesuai
dari petunjuk dan rekomendasi KLHK (Kementrian Lingkungan Hidup Kehutanan).
Tujuannya ialah untuk menurunkan NH₃ dan Fosfat. Pada IPAL RSPAL Dr. Ramelan
Surabaya, menggunakan melati air untuk saat ini.
5. Kolam Indikator Biologis
Setelah melewati proses pengolahan dengan tanaman air, air limbah sebagian dialirkan
ke kolam indikator biologis. Kolam indikator biologis adalah kolam yang digunakan
sebagai indikator lingkungan akan masuknya air limbah tersebut ke lingkungan,
menjadi indikasi aman atau tidaknya bagi lingkungan.
6. Desinfeksi (Klorinasi)
Pada tahap desinfeksi ini, IPAL RSPAL Dr. Ramelan Surabaya menggunakan kaporit
atau klorin yang bertujuan untuk menurunkan angka kuman dalam air limbah.
G. Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Pada
RSPAL Dr. Surabaya Ramelan
1. Saluran pembuangan limbah harus menggunakan sistem saluran tertutup, kedap air, dan
limbah harus mengalir dengan lancar, serta terpisah dengan saluran air hujan.
2. Rumah sakit harus memiliki instalasi pengolahan limbah cair sendiri atau bersama –
sama secara kolektif dengan bangunan disekitarnya yang memenuhi persyaratan teknis.
3. Perlu dipasang alat pengukur debit limbah cair untuk mengetahui debit harian limbah
yang dihasilkan.
4. Air limbah dari dapur harus dilengkapi penangkap lemak dan saluran air limbah harus
dilengkapi atau ditutup dengan gril.
15
5. Air limbah yang berasal dari laboratorium harus diolah di Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL), bila tidak mempunyai IPAL harus dikelola sesuai kebutuhan yang
berlaku melalui kerjasama dengan pihak lain atau pihak yang berwenang.
6. Frekuensi pemeriksaan kualitas limbah cair terolah (effluent) dilakukan setiap bulan
sekali untuk swapantau sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
H. Aspek – Aspek yang Harus Dipertimbangkan dalam Menerapkan IPAL Rumah Sakit
1. Dimensi dari Kapasitas IPAL (Debit Air Limbah yang Diolah)
500 Liter × Jumlah Kapasitas yang tersedia. Jika volume kurang, tentunya akan
menjadikan pengolahan dalam IPAL tersebut tidak maksimal.
2. Sumber dan Karakteristik Limbah Cair Rumah Sakit
Kompleksitas dari jenis dan karakteristik limbah cair rumah sakit sangat menentukan
metode pengolahan apa yang cocok dan harus diterapkan pada IPAL.
3. Pendanaan dan Lokasi
Dana yang tersedia dan dimana lokasi dari IPAL tersebut. Terkadang, ada rumah sakit
yang memiliki alokasi dana untuk IPAL sangat kecil sehingga desain IPAL yang harus
dibuat lebih rumit.
I. Hambatan atau Kesulitan RSPAL Dr. Ramelan yang Ditemui dalam Menerapkan
IPAL
1. Manajemen air. Melihat dari kapasitas air yang sangat besar, yakni sebesar 220
kubik/m².
2. Keterlambatan manajemen dana. Membuat kinerja IPAL kurang dapat bekerja dengan
baik, sehingga baku mutu tidak bisa terpenuhi.
3. Keterbatasan SDM (Sumber Daya Manusia) di bagian IPAL.
J. Output Hasil Air Limbah yang sudah Terolah dari IPAL RSPAL Dr. Ramelan
Surabaya dan Pemantauan
Output dari IPAL akan dibuang ke lingkungan melalui saluran air rumah tangga dan Sungai
Jagir yang tentunya sangat aman. Pemeriksaan laboratorium dilakukan dengan pemantauan
debit, pH dan suhu pada air limbah. Selain itu, pelaporan hasil uji kualitas limbah cair dilakukan
setiap 3 bulan sekali/triwulan dan kepada DLH Kota Surabaya dengan Tembusan DLH Prov.
Jatim. Hal ini ditunjukkan dari output IPAL yang dihasilkan memenuhi standar baku mutu pada
Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 72 Tahun 2013, sebagai berikut :
16
Tabel 4.1 Parameter yang Diujikan
L. Resiko Bahaya dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada IPAL RSPAL
Dr. Ramelan Surabaya
Berdasarkan informasi yang telah didapatkan, kecelakaan kerja (KAK) yang paling
sering dialami pekerja/pengunjung adalah, sebagai berikut :
a. Jatuh
b. Terpeleset/ Tergelincir
Terkait dengan Penyakit Akibat Kerja (PAK), hampir tidak ada terjadi PAK pada
karyawan IPAL RSPAL Dr. Ramelan Surabaya karena adanya pemberian vaksin tetanus secara
berkala.
17
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
RSPAL Dr. Ramelan merupakan rumah sakit milik TNI yang berlokasi di tengah pusat
Kota Surabaya, dengan tipe Rumah Sakit kelas A, Rumah Sakit Pendidikan dan merupakan
Rumah Sakit rujukan di wilayah Timur. Rumah Sakit Pusat Angkatan Laut Dr. Ramelan
memiliki 35 jenis Pelayanan Medik Spesialistik dan 17 Sub Spesialistik dengan kapasitas
tempat tidur 747 TT. IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) pada RSPAL Dr. Ramelan
memiliki kapasitas air limbah terolah sebesar 1500 TT setara dg 750 m³/hari. Proses
pengolahan air limbah meliputi, yaitu grease trap, pengolahan biofilter aerob dan anaerob,
wetland serta khlorinasi (desinfeksi). Output dari IPAL akan dibuang ke lingkungan melalui
saluran air rumah tangga dan Sungai Jagir yang tentunya sangat aman. Pemeriksaan
laboratorium dilakukan dengan pemantauan debit, pH dan suhu pada air limbah. Selain itu,
pelaporan hasil uji kualitas limbah cair dilakukan setiap 3 bulan sekali/triwulan dan kepada
DLH Kota Surabaya dengan Tembusan DLH Prov. Jatim. Hal ini ditunjukkan dari output IPAL
yang dihasilkan memenuhi standar baku mutu pada Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 72
Tahun 2013.
B. Saran
Pada RSPAL Dr. Ramelan terdapat beberapa peralatan yang sudah berkarat dan
rentan sehingga waktunya untuk diperbaiki agar proses pengolahan limbah dapat maksimal dan
diharapkan dengan adanya perbaikan mau penggantian unit pengolahan air limbah yang sudah
rusak agar dapat terselenggaranya pengelolaan air limbah dengan baik.
18
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 72 Tahun 2013 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi
Industri dan/atau Kegiatan Usaha Lainnya.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor
KEP58/MENLH/12/1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit.
Candra Putra Prokoso, Agus Romadhon, A. A. (2009). Kajian Uji Hayati Air Limbah Hasil
Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Dr. Ramelan Surabaya. Jurnal Kelautan,
2(1), 18–28.
Prehatin Trirahayu Ningrum, N. N. K. (2014). Gambaran Pengelolaan Limbah Cair di Rumah
Sakit X Kabupaten Jember. Jurnal IKESMA, 10, 55.
19
LAMPIRAN
(Dokumentasi Kegiatan)
20