Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG

DI RUMAH SAKIT ISLAM AHMAD YANI SURABAYA

GAMBARAN LIMBAH B3 DI WILAYAH RUMAH SAKIT


ISLAM AHMAD YANI SURABAYA

OLEH:
CAHYA SUKMA BAYU SETIAWAN NIM. 2130018042

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS


KESEHATAN UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
2021
LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG

DI RUMAH SAKIT ISLAM AHMAD YANI SURABAYA

GAMBARAN LIMBAH B3 DI WILAYAH RUMAH SAKIT


ISLAM AHMAD YANI SURABAYA

OLEH:
CAHYA SUKMA BAYU SETIAWAN NIM. 2130018042

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS


KESEHATAN UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
2022

ii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat karunia dan hidayahNya, sehingga
penyusunan laporan kegiatan magang ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam
semoga tetap tercurah limpahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun
kita dari jalan yang gelap menuju jalan yang terang benderang.
Penyusunan laporan kegiatan magang ini dilakukan sebagai pertanggungjawaban kami
selama menjalani kegiatan magang di Rumah Sakit Islam Surabaya A. Yani. Pelaksanaan
magang yang kami lakukan dimulai dari tanggal 05 April 2022 sampai 04 Mei 2022. Pada
kesempatan kali ini, izinkan kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu kami selama melaksanakan kegiatan magang serta
membantu pada saat penyusunan laporan. Beberapa pihak tersebut antara lain:
1. Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng, selaku Rektor Universitas Nahdlatul Ulama
Surabaya
2. Prof. S. P. Edijanto, dr., Sp.PK (K), selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas
Nahdlatul Ulama Surabaya
3. Ibu Dwi Handayani, S.KM.,M.Epid, selaku Ketua Program Studi S1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
4. Bapak Abdul Hakim Zakkiy Fasya, S.KM., M.KL, selaku Koordinator Magang
Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat
5. Bapak Budhi Setianto, ST. M,ARS, selaku Dosen Pembimbing Magang
6. Bapak Ahmad Qamarudin Jamil, S.KM, selaku Pembimbing pada Unit K3 dan Ibu
Permata Adiraja Maulhayati, S.KM, selaku Pembimbing pada Unit Kesehatan
Lingkungan di Rumah Sakit Islam Surabaya A. Yani yang telah memberikan
bimbingan selama persiapan, pelaksanaan hingga pelaporan kegiatan magang.
7. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat kami sebutkan satu persatu
Semoga laporan kegiatan yang kami buat ini dapat diterima dengan baik oleh pihak
yang terkait, Atas segala bantuan dan bimbingannya yang telah diberikan, kami mengucapkan
terima kasih.

Surabaya, 26 Mei 2022

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG ................................................................................. 1


DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 5
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................. 7
LAMPIRAN ............................................................................................................................... 8
DAFTAR SINGKATAN DAN ARTI LAMBANG ..................................................................... 9
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................ 10
A. Latar Belakang ..............................................................................................10
B. Tujuan Magang ....................................................................................................... 11
1. Tujuan Umum ...........................................................................................11
2. Tujuan Khusus ..........................................................................................11
C. Manfaat Magang ............................................................................................12
1. Bagi Peserta Magang .................................................................................12
2. Bagi Instansi .............................................................................................12
3. Bagi program studi ....................................................................................12
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................ 14
A. Limbah Rumah Sakit .....................................................................................14
B. Jenis Limbah ........................................................................................................... 14
C. Karakteristik Limbah ............................................................................................... 17
D. Pengelolaan Limbah ................................................................................................ 18
E. Sumber-Sumber Limbah .......................................................................................... 23
BAB 3 METODE KEGIATAN MAGANG .............................................................................. 25
A. Lokasi Magang ..............................................................................................25
B. Waktu Magang ........................................................................................................ 25
C. Metode Pelaksanaan Kegiatan ................................................................................. 25
D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................................... 25
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................................... 26
A. Gambaran Kegiatan Magang..........................................................................26
B. Gambaran Limbah B3 di Rumah Sakit Islam Ahmad Yani ....................................... 27
C. Identifikasi Masalah ................................................................................................ 29
D. Diagnosis Masalah .................................................................................................. 30
E. Prioritas Masalah ..................................................................................................... 31
G. Pembahasan dan Usulan Program atau Kebijakan .................................................... 31
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................................... 33
A. Kesimpulan ...................................................................................................33
B. Saran ....................................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 35

v
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Kelengkapan Spill kit ........................................................................ 30

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Isi Lemari B3 ………………………………………………30

vii
LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Magang dari Kampus ke Instansi ................. 36

Lampiran 2 Dokumentasi Kegiatan Magang………………………………….….37

viii
DAFTAR SINGKATAN DAN ARTI LAMBANG

A. Daftar Singkatan
APD : Alat Pelindung Diri
APAR : Alat Pemadam Api Ringan
B3 : Bahan Berbahaya dan Beracun
CSSD : Central Sterile Supply Departement
IGD : Instalasi Gawat Darurat
ICU : Intensive Care Unit
IPAL : Instalasi Pengolahan Air Limbah
K3 : Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Kemeskes RI : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
MENKES : Menteri Kesehatan
RI : Republik Indonesia
RSI : Rumah Sakit Islam
WHO : World Health Organization
B. Daftar Arti Lambang
/ : Atau
% : Persen
- : Sampai
. : Titik
, : Koma
() : Dalam kurung

ix
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah Sakit merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki
kegiatan yang sangat kompleks bukan hanya memberikan suatu dampak positif bagi
masyarakat disekitarnya, tetapi juga memiliki kemungkinan terkait penyebaran dampak
negatif. Dampak negatif yang dimaksud adalah berupa cemaran akibat proses kegiatan
yang dilakukan ataupun limbah yang dibuang tanpa pengelolaan yang benar.
Pengelolaan limbah rumah sakit yang tidak baik akan memicu risiko terjadinya
kecelakaan kerja dan penularan penyakit.
Aktivitas atau kegiatan rumah sakit yang sangat tinggi berdampak pada produksi
limbah yang juga berdampak buruk pada kesehatan. Sekitar 75% sampai 90% limbah
yang dihasilkan oleh rumah sakit merupakan limbah domestik yang umumnya dihasilkan
dari bagian administrasi, dapur, unit perlengkapan, taman/halaman parkir, dan ruang
tunggu, sedangkan sisanya sekitar 10-25% merupakan limbah medis yang berbahaya
bagi kesehatan maupun lingkungan di sekitarnya. Beberapa limbah medis membawa
risiko yang lebih besar terhadap kesehatan, antara lain seperti pada limbah infeksius
yang berdampak buruk pada kesehatan sekitar 15% sampai dengan 25 % dari total
jumlah limbah medis yang dihasilkan oleh rumah sakit, limbah benda tajam (1%),
limbah bagian tubuh (1%), dan limbah obat-obatan (3%) (WHO, 2014).
World Health Organization (WHO, 2010) melaporkan limbah yang dihasilkan
layanan kesehatan (rumah sakit) hampir 80% berupa limbah umum dan 20% berupa
limbah bahan berbahaya yang mungkin menular, beracun atau radioaktif. Sebesar 15%
dari limbah yang dihasilkan layanan kesehatan merupakan limbah infeksius atau limbah
jaringan tubuh, limbah benda tajam sebesar 1%, limbah kimia dan farmasi 3%, dan
limbah genotoksik dan radioaktif sebesar 1%. Negara maju menghasilkan 0,5 kg limbah
berbahaya per tempat tidur rumah sakit per hari.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 56 Tahun 2015 tentang Persyartan
Tata Cara dan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di
Failitas Pelayanan Kesehatan, rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
termasuk kategori penghasil limbah B3 sumber spesifik dengan uraian limbah yaitu
produk farmasi kedaluwarsa, bahan kimia kedaluwarsa, peralatan laboratorium
terkontaminasi B3, serta limbah medis yang memiliki karakteristik infeksius.
Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dapat diidentifikasi menurut sumber dan
karakteristiknya. Limbah berbahaya dan beracun (B3) berdasarkan sumbernya meliputi
limbah berbahaya dan beracun (B3) dari sumber tidak spesifik adalah limbah bahan

10
berbahaya dan beracun (B3) yang pada umumnya berasal bukan dari proses utamanya,
tetapi berasal dari kegiatan pemeliharaan alat, pencucian, pencegahan korosi (inhibator
korosi), pelarutan kerak, pengemasan, dan lain-lain. Limbah berbahaya dan beracun (B3)
dari sumber spesifik adalah limbah berbahaya dan beracun (B3) sisa proses suatu industri
atau kegiatan yang secara spesifik dapat ditentukan.
Limbah berbahaya dan beracun (B3) dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, sisa
kemasan, atau buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi, karena tidak memenuhi
spesifikasi yang ditentukan atau tidak dapat dimanfaatkan kembali, maka suatu produk
menjadi limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang memerlukan pengelolaan
seperti limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) lainnya. Hal yang sama juga berlaku
untuk sisa kemasan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan bahan-bahan kimia
yang kadaluarsa.
Limbah bahan berbahaya dan beracun yang disingkat juga limbah B3, yang karena
sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat memberikan dampak negatif. Dampak negatif tersebut yaitu dapat
mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain.
Berdasarkan latar belakang diatas, pengelolaan limbah padat Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) sangat penting karena memiliki sifat yang berbahaya dan infeksius
sehingga bisa menyebabkan efek yang tidak diinginkan terhadap manusia ataupun
lingkungan. Karena latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian terkait Gambaran Limbah B3 Di Wilayah Rumah Sakit Islam Ahmad Yani
Surabaya. Tujuan Magang

B. Tujuan Magang
1. Tujuan Umum
Mengetahui Gambaran Limbah B3 Di Wilayah Rumah Sakit Islam
Ahmad Yani Surabaya
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran kegiatan magang di Wilayah Kerja Rumah Sakit
Islam Ahmad Yani Surabaya
b. Mengidentifikasi masalah di Wilayah Kerja Rumah Sakit Islam Ahmad
Yani Surabaya
c. Mengetahui gambaran Limbah B3 di Wilayah Kerja Rumah Sakit Islam
Ahmad Yani Surabaya
d. Mendiagnosis masalah Limbah B3 di Wilayah Kerja Rumah Sakit Islam

11
Ahmad Yani Surabaya
e. Menyusun prioritas masalah Limbah B3 di Wilayah Kerja Rumah Sakit
Islam Ahmad Yani Surabaya
f. Menyusun alternatif pemecahan masalah Limbah B3 di Wilayah Kerja
Rumah Sakit Islam Ahmad Yani Surabaya
g. Menyusun pembahasan dan usulan program atau kebijakan Limbah B3
di Wilayah Kerja Rumah Sakit Islam Ahmad Yani Surabaya

C. Manfaat Magang

1. Bagi Peserta Magang


a. Menambah ilmu pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan di bidang
kesehatan terutama yang berkaitan dengan Limbah B3 yang diperlukan
oleh sarjana kesehatan masyarakat khususnya bagi mahasiswa
peminatan K3
b. Mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama magang.
c. Menambah pengalaman dan gambaran kondisi kerja secara nyata di
Rumah Sakit Islam Ahmad Yani Surabaya

d. Menambah ilmu pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan di bidang


kesehatan terutama yang berkaitan dengan Limbah B3 yang diperlukan
oleh sarjana kesehatan masyarakat khususnya bagi mahasiswa
peminatan K3

e. Mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama magang.

f. Menambah pengalaman dan gambaran kondisi kerja secara nyata di


Rumah Sakit Islam Ahmad Yani Surabaya
2. Bagi Instansi
a. Terjadinya kerja sama dengan pihak institusi pendidikan dalam
kaitannya meningkatkan sumber daya manusia.
b. Mendapatkan umpan balik antara mahasiswa dengan pihak
Rumah Sakit Islam Ahmad Yani Surabaya
3. Bagi program studi

a. Terjadi hubungan kerja sama dunia akademis dan dunia kerja antara
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Universitas

12
Nahdlatul Ulama Surabaya dengan Rumah Sakit Islam Ahmad Yani
Surabaya
b. Meningkatkan kualitas pendidikan dan melibatkan tenaga terampil dan
tenaga lapangan dalam kegiatan magang.

13
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Limbah Rumah Sakit
Limbah adalah sisa atau sesuatu yang akan dibuang yang berasal dari usaha
dan / atau kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Limbah rumah
sakit adalah semua sampah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam
bentuk padat, cair maupun gas, yang dapat mengandung mikroorganisme, bahan
kimia beracun, dan radioaktif2 .

Limbah B3 (Bahan Berbahaya Dan Beracun) menurut Peraturan Menteri


Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No 56 tahun 2015 adalah “sisa suatu
usaha dan/atau mengandung zat, energi dan atau komponen lain yang karena
sifat, konsentrasi dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat mencemari dan atau merusak lingkungan hidup atau
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan serta kelangsungan hidup manusia
dan makhluk lain” 5 .

B. Jenis Limbah
Menurut Limbah yang dihasilkan di rumah sakit dari hasil kegiatan adalah
berbentuk padat, cair dan gas. Jenis limbah yang dihasilkan menurut Kemenkes
RI nomor 1204/MENKES/SK/X/2004 antara lain :

1. Limbah Padat Rumah Sakit yaitu semua limbah dalam bentuk padat yang
terdiri dari limbah medis padat dan limbah non medis padat yang dihasilkan
kegiatan rumah sakit.

a. Limbah non medis padat adalah limbah padat yang dapat


dimanfaatkan kembali dan dihasilkan dari kegiatan di rumah sakit di
luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman.

b. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah
infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi,
limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah
kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat
yang tinggi.

1) Limbah Infeksius
14
Limbah infeksius adalah “limbah yang terkontaminasi organisme
patogen yang tidak secara rutin ada di lingkungan dan organisme
tersebut dalam jumlah dan virulensinya yang cukup untuk
menularkan penyakit pada manusia rentan” , meliputi :

a) Kultur dari pemeriksaan laboratorium.

b) Limbah hasil operasi atau otopsi dari pasien yang menderita


penyakit menular.

c) Limbah pasien yang menderita penyakit menular dari bagian


isolasi.

d) Alat atau materi lain yang tersentuh orang yang sakit.

2) Limbah Patologis

Limbah patologis adalah “limbah berupa buangan selama kegiatan


operasi, otopsi, dan/atau prosedur medis lainnya termasuk jaringan,
organ, bagian tubuh, cairan tubuh, dan/atau spesimen beserta
kemasannya, meliputi :

a) Organ tubuh

b) Janin

c) Darah

d) Muntahan, urin dan cairan tubuh yang lain

e) Jaringan tubuh yang tampak nyata (anggota badan dan


plasenta yang tidak melalui penguburan).

3) Limbah Benda Tajam

Limbah benda tajam adalah limbah yang memiliki sudut tajam, sisi,
ujung atau bagian yang menonjol yang dapat memotong atau
menusuk/melukai kulit, meliputi:

a) Jarum suntik

b) Pisau

c) Jarum jahit

d) Kaca sediaan (preparat glass)


15
e) Infus set

f) Ampul/vial obat

g) Pecahan kaca dan lain-lain

4) Limbah Farmasi

Yaitu “limbah yang mengandung bahan-bahan farmasi”, meliputi :

a) Produk farmasi, obat, vaksin, serum yang sudah kadaluarsa,


tumpahan obat dan lain-lain

b) Obat-obat kadaluarsa, obat yang dikembalikan oleh pasien


dan limbah yang dihasilkan selama peracikan / produksi
obat.

c) Termasuk sarung tangan, masker, botol / kotak yang berisi


residu dan lain-lain.

5) Limbah Sitotoksis

Adalah “limbah dari bahan yang terkontaminasi dari persiapan dan


pemberian obat sitotoksis untuk kemoterapi kanker yang
mempunyai kemampuan untuk membunuh atau menghambat
pertumbuhan sel hidup”. Limbah stotoksik sangat berbahaya dan
bersifat mutagenik, teratogenik, karsinogenik, meliputi:

a) Obat-obatan sitostatika

b) Formaldehid

6) Limbah Kimiawi

Yaitu “limbah yang mengandung zat kimia yang dihasilkan dari


aktifitas diagnostik, pemeliharaan kebersihan dan pemberian
desinfektan”, meliputi:

a) Zat kimia fotografis

b) Reagensia

c) Solven dan lain-lain

7) Limbah Radioaktif

16
Yaitu Bahan yang terkontaminasi dengan radioisotope yang berasal
dari penggunaan medis atau riset radio nukleida. Limbah ini dapat
berasal dari: tindakan kedokteran nuklir, radio immunoassay dan
bakteriologis, dapat berpentuk padat, cair atau gas.

8) Limbah Kontainer Bertekanan

Yaitu limbah medis yang berasal dari kegiatan di instalasi kesehatan


yang memerlukan gas2 meliputi:

a) Gas dalam tabung

b) Cartridge

c) Kaleng aerosol dan lain-lain\

9) Limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi

Limbah medis yang mengandung logam berat dalam konsentrasi


tinggi termasuk dalam sub kategori limbah berbahaya dan biasanya
sangat toksik, meliputi:

a) Limbah logam merkuri yang berasal dari bocoran peralatan


kedokteran (termometer dan stetoskop)

b) Tambal gigi

2. Limbah cair adalah semua air buangan dari kegiatan rumah sakit yang
berkemungkinan mengandung mikro-organisme, bahan kimia beracun dan
radioaktif serta darah yang berbahaya bagi kesehatan.

3. Limbah gas adalah sampah yang berbentuk gas, yang berasal dari kegiatan
pembakaran di rumah sakit seperti insinerator, dapur, perlengkapan,
generator, anastesi, dan pembuangan obat sitotoksik2 .

C. Karakteristik Limbah
Limbah yang dihasilkan dari kegiatan di rumah sakit mengandung
bermacam-macam bahaya baik yang berasal dari limbah kadaluwarsa, limbah
yang tumpah mapun kemasan bekas limbah. Berdasarkan karakteristiknya
limbah B3 digolongkan menjadi:

1. Mudah meledak, yaitu limbah yang dapat dengan mudah meledak pada suhu

17
dan tekanan standar (25 0C, 760 mmHg) atau melalui reaksi baik secara
fisika atau kimia menghasilkan gas yang dapat merusak lingkungan.

2. Mudah menyala, yaitu limbah cair yang mengandung alkohol kurang dari
24 % dan dapat menyala apabila ada sumber api atau limbah bukan cair pada
temperatur dan suhu standar (25 0C, 760 mmHg) mudah menyebabkan
kebakaran melalui gesekan dan penyerapan uap air.

3. Reaktif, yaitu limbah yang dalam keadaan tidak stabil dapat menimbulkan
perubahan tanpa ledakan, limbah yang berpotensi meledak apabila
tercampur dengan air, limbah yang mudah terbakar karena ada oksigen pada
suhu standar.

4. Infeksius, yaitu limbah yang berasal dari bagian tubuh atau cairan tubuh
manusia, limbah dari laboratorium atau limbah lain yang terinfeksi kuman
penyakit menular atau dari ruang isolasi.

5. Korosif, yaitu limbah yang menyebabkan pengkaratan pada lempeng baja,


limbah yang mempunyai sifat asam dan menyebabkan iritasi (terbakar) pada
kulit.

6. Beracun yaitu limbah yang mengandung bahan pencemar bersifat racun bagi
manusia yang masuk melalui kulit,pernafasan atau mulut dan dapat
menimbulkan kecacatan, luka serius maupun kematian.

D. Pengelolaan Limbah
Pengelolaan limbah B3 yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit meliputi:

1. Pengurangan dan pemilahan limbah B3

Pengurangan Limbah B3 :

a. Alat / sarana dipilih dengan material lain untuk menghindari


penggunaan material yang mengandung bahan berbahaya dan
beracun.

b. Material yang berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan dan


/atau pencemaran terhadap lingkungan harus dilakukan tata kelola
yang baik (good house keeping).

18
c. Limbah dipisahkan alurnya sesuai dengan jenis, kelompok dan atau
karakteristik limbah.

d. Bahan kimia dan bahan farmasi dikelola dengan baik untuk


menghindari terjadinya penumpukan dan kedaluwarsa.

e. Peralatan di rawat dan dijaga sesuai dengan jadwal perawatan


(maintenance).

Pemilahan Limbah B3:

a. Limbah B3 dipisahkan berdasarkan jenis, kelompok, dan/atau


karakteristik Limbah B3.

b. Limbah B3 dimasukkan ke dalam wadah sesuai dengan kelompok


Limbah B3.

2. Penyimpanan limbah B3

Dilakukan dengan cara antara lain:

a. Pewadahan Limbah B3

1) Limbah B3 disimpan di fasilitas penyimpanan limbah B3.

2) Limbah B3 dimasukkan kedalam wadah sesuai dengan jenis,


kelompok dan/atau karakteristik Limbah B3.

3) Warna kemasan dan/atau wadah Limbah disesuaikan


karakteristik Limbah B3.

4) Kemasan dan/atau wadah Limbah B3 diberi simbol dan label


Limbah B3 sesuai karakteristik Limbah B3

Dalam pengelolaan limbah B3 untuk pelabelan, warna, ukuran dan


simbol harus sesuai dengan jenis limbah B.

Simbol limbah B3:

1) Bentuk dasar simbol limbah B3 adalah berbentuk bujur sangkar


diputar 450 (berbentuk belah ketupat) dan pada bagian bawah
terdapat blok segilima berbentuk lancip.

2) Jenis simbol limbah B3 adalah sebuah gambar yang menandakan


/ menunjukan karakteristik limbah B3 seperti mudah meledak,
19
mudah menyala, bersifat reaktif, infeksius, korosif dan beracun.

Label limbah B3 sebagai tanda yang memberikan petunjuk


mengenai kualitatif dan kuantitatif dari limbah B3 yang dikemas.
Warna kemasan dan/atau wadah Limbah B3:

1) Merah, untuk Limbah radioaktif.

2) Kuning, untuk Limbah infeksius dan Limbah patologis

3) Ungu, untuk Limbah sitotoksik.

4) Cokelat, untuk Limbah bahan kimia kedaluwarsa, tumpahan,


atau sisa kemasan, dan Limbah farmasi

b. Persyaratan lokasi penyimpanan limbah B3

Persyaratan lokasi penyimpanan limbah B3 antara lain:

1) Lokasi penyimpanan limbah B3 merupakan daerah bebas banjir


dan rawan longsor.

2) Terdapat papan penunjuk tempat penyimpanan limbah B3.

3) Bangunan penyimpanan limbah B3 merupakan bangunan


permanen dan lokasi jauh dari kegiatan rumah sakit.

c. Persyaratan fasilitas penyimpanan limbah B3 Persyaratan fasilitas


tempat penyimpanan limbah B3 antara lain:

1) Lantai terbuat dari beton atau semen yang kedap air dengan
sistem drainase yang baik, serta mudah dibersihkan dan
dilakukan desinfeksi.

2) Tersedia sumber air / kran air / eye washer untuk pembersihan.

3) Tersedia kotak P3K.

4) Tersedia jalur untuk mengalir tumpahan limbah.

5) Mudah diakses untuk penyimpanan limbah.

6) Tidak berada di jalur umum.

7) Dapat dikunci untuk menghindari pihak yang tidak


berkepentingan.
20
8) Mudah diakses oleh kendaraan yang akan mengumpulkan atau
mengangkut limbah.

9) Terlindungi dari sinar matahari, hujan, angin kencang, banjir,


dan faktor lain yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja.

10) Bangunan tertutup sehingga tidak dapat diakses oleh hewan,


serangga, dan burung.

11) Adanya pencahayaan yang baik dan memadai.

12) Berjarak jauh dari tempat penyimpanan atau penyiapan


makanan.

13) Tersedia kotak APD

d. Tata cara Penyimpanan Limbah B3

1) Limbah B3 disesuaikan dengan karakteristik limbah.

2) Volume penyimpanan limbah B3 tidak boleh lebih dari ¾ wadah.

3) Penangan limbah dilakukan dengan hati-hati, tidak ada limbah


yang tercecer atau berserakan.

4) Penyimpanan limbah B3 infeksius tidak lebih dari 2 hari pada


temperatur lebih besar dari 0oC (nol derajat celsius).

3. Pengangkutan limbah B3

Dilakukan oleh:

a. Penghasil Limbah B3 terhadap limbah B3 yang dihasilkannya yang


dibawa / diangkut dari ruang penghasil limbah B3 ke tempat
pnyimpanan sementara.

b. Pengolah Limbah B3 yang memiliki izin Pengelolaan Limbah B3


mengangkut limbah B3 dari TPS penghasil limbah B3 untuk
kegiatan Pengolahan Limbah B3, jika pengolahan Limbah B3
dilakukan di luar wilayah kerja fasilitas pelayanan kesehatan.

c. Pengangkutan limbah dilakukan minimal 2 kali dalam sehari atau


2/3 telah terisi.

d. Jalur yang digunakan untuk pengangkutan limbah B3 menggunakan


21
jalur khusus.

e. Wadah yang digunakan untuk pengangkutan limbah B3


menggunakan wadah yang tertutup dan didesinfeksi setelah
dikosongkan.

f. Kendaraan pengangkut limbah B3 terdapat simbol limbah B3

g. Lembar manifest limbah B3 pada setiap pengangkutan limbah B3

4. Pengolahan limbah B3, terdiri dari:

a. Pengolahan termal meliputi Autoklaf tipe alir gravitasi dan / atau tie
vakum; Microwave / gelombang mikro; Iradiasi frekuensi radio dan
Insinerator.

b. Pengolahan non termal meliputi disinfeksi kimiawi dan  proses


biologis

Pengolah limbah B3 harus memiliki iijn pengelolaan limbah B3.


Persyaratan lokasi pengelolaan limbah B3 untuk kegiatan pengolahan
limbah B3 adalah lokasi tersebut merupakan daerah bebas banjir dan
bukan daerah rawan bencana atau dapat dilakukan rekayasa teknologi
untuk perlindungan lingkungan.

Persyaratan lain untuk lokasi kegatan pengolahan limbah B3 adalah


jarak lokasi dengan jalan umum / jalan tol, daerah pemukiman, tempat-
tempat umum dan fasilitas pendidikan berjarak minimal 30 (tiga puluh)
meter.

5. Penguburan limbah B3

a. Limbah yang boleh dilakukan penguburan hanya limbah patologis


dan benda tajam;

b. Lokasi penguburan dan fasilitas penguburan limbah B3 harus


memenuhi persyaratan lokasi serta teknis penguburan limbah B3 dan
mendapatkan persetujuan dari Dinas Lingkungan Hidup kabupaten /
kota.

c. Jarak lokasi penguburan 20 m dari sumur dan pemukiman.

d. Limbah B3 yang dikubur harus dilakukan pencatatan.


22
e. Lokasi penguburan limbah B3 dirawat, dijaga keamanannya dan
diawasi.

6. Penimbunan limbah B3

a. Penimbunan limbah B3 dilakukan terhadap limbah B3 berupa : abu


terbang insinerator dan slag atau abu dasar insinerator.

b. Penimbunan yang dilakukan harus mendapat persetujuan


penimbunan limbah B3 dari kepala Dinas Lingkungan Hidup.

c. Lokasi penimbunan limbah B3 berada di daerah bebas banjir dan


rawan bencana

E. Sumber-Sumber Limbah
Sumber-sumber limbah yang dihasilkan dari kegiatan dirumah sakit12
berasal dari

1. Ruang perawatan, limbah yang dihasilkan adalah Bekas perban, botol infus,
botol minuman, kateter, selang, kapas, plastik pembungkus makanan, sisa
makanan, sterofoam, plastik.

2. Ruang farmasi, limbah yang dihasilkan adalah Kertas, kardus, plastik


pembungkus obat.

3. Poliklinik, limbah yang dihasilkan adalah Kertas, botol plastik, jarum


suntik, kapas, potongan jaringan tubuh, bekas perban.

4. Laboratorium, limbah yang dihasilkan adalah Botol, jarum, pipet, kardus


dan kemasan.

5. Ruang Jenazah, limbah yang dihasilkan adalah kapas, masker, sarung


tangan.

6. ICU, limbah yang dihasilkan adalah botol infus, kapas, bekas perban, kassa,
jarum suntik, sarung tangan, masker.

7. IGD, limbah yang dihasilkan adalah bekas perban, kapas, jarum suntik,
ampul, kassa, kateter, botol infus, sarung tangan, botol minuman, selang.

8. Radiologi, limbah yang dihasilkan adalah Kertas, sarung tangan, tisu,


plastik pembungkus.

23
9. Haemodialisa, jenis limbah yang dihasilkan adalah Jarum suntik, selang,
sarung tangan, perban, botol infus.

10. Bedah central, limbah yang dihasilkan adalah Limbah yang dihasilkan yaitu
selang kateter, kapas, kassa, bekas perban, jarum suntik, botol infus, botol
obat, ampul, potongan tubuh, sarung tangan.

11. Perkantoran, limbah yang dihasilkan adalah Kertas, plastik pembungkus,


kardus, alat tulis kantor, sisa makanan.

12. Gizi, limbah yang dihasilkan adalah Sisa makanan, plastik, kardus, botol
minuman.

13. Tempat parkir, limbah yang dihasilkan adalah Daun, kertas parkir, sisa
makanan, botol minuman.

14. Halaman / taman, limbah yang dihasilkan adalah Daun, Kertas, kayu /
ranting

24
BAB 3
METODE KEGIATAN MAGANG

A. Lokasi Magang
Kegiatan magang ini akan dilaksanakan di Rumah Sakit Islam Ahmad Yani
Surabaya. Terletak di Jl. Achmad Yani No. 2-4, Wonokromo, Kota Surabaya,
Jawa Timur. Khusunya pada ruangan Bagian Umum

B. Waktu Magang
Kegiatan magang dilakukan selama 4 minggu, dimulai pada 05 April 2022
sampai dengan 04 Mei 2022. Waktu magang disesuaikan dengan jam kerja yang
ada di Rumah Sakit Ahmad Yani Surabaya. Pada hari senin-jum’at dimulai
pukul 08.00-13.00, hari sabtu dimulai pukul 08.00-12.30 WIB.

C. Metode Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan magang dilaksanakan dengan menggunakan beberapa model yaitu:
1. Diskusi
Diskusi yang dilakukan berupa penjelasan dan pemberian masukan dari
pembimbing lapangan guna memperoleh gambaran secara jelas tentang
Limbah B3 di Rumah Sakit Islam Ahmad Yani Surabaya
2. Partisipasi aktif
Peserta magang mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh Rumah
Sakit Islam Ahmad Yani Surabaya serta mempelajari data sekunder yang
ada di Rumah Sakit Islam Ahmad Yani Surabaya untuk mendukung
pembelajaran pada kegiatan magang.
3. Studi literatur
Studi litertaur dilakukan untuk memperoleh teori yang berkaitan dengan
permasalahan yang diangkat di tempat magang.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam laporan ini yaitu
pengumpulan data sekunder yang dilakukan dengan melihat data laporan di Rumah
Sakit Islam Ahmad Yani Surabaya

25
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN KASUS

A. Gambaran Kegiatan Magang


Pelaksanaan magang yang dilakukan di Rumah Sakit Islam Ahmad Yani
Surabaya yang terletak di Jl. Achmad Yani No. 2-4, Wonokromo, Kota
Surabaya, Jawa Timur. Penulis menempuh pelaksanaan magang selama 4
minggu terhitung sejak 04 April 2022 - 04 Mei 2022. Selama pelaksanaan
kegiatan magang di Rumah Sakit Islam Ahmad Yani dilakukan dengan kegiatan
sebagai berikut:

1. Minggu pertama, kegiatan yang dilakukan yaitu perkenalan ke pihak rumah


sakit, mempelajari struktur organisasi RSI Surabaya, mempelajari job
deskripsi rumah sakit, mempelajari SOP rumah sakit (K3), meminta data K3
Rumah Sakit Islam A. Yani Surabaya.

2. Minggu kedua, kegiatan yang dilakukan yaitu pengenalan APAR, keliling


rumah sakit untuk pengecekan APAR, keliling rumah sakit pemasangan
APAR, mempelajari tanda/rambu di rumah sakit.

3. Minggu ketiga, kegiatan yang dilakukan yaitu pengenalan tentang Limbah


B3, pengecekan IPAL, keliling setiap ruangan guna pengecekan
kelengkapan spillkit.

4. Minggu keempat, kegiatan yang dilakukan yaitu membantu pengerjaan


pembuatan spillkit, keliling setiap ruangan guna pengecekan kelengkapan
spillkit, pengecekan APAR di gedung lama, mengerjakan laporan K3 hasil
keliling ruangan, membantu menghitung data administrasi,

5. Minggu kelima, kegiatan magang masih libur hari raya idul fitri. Pada
minggu keenam, kegiatan yang dilakukan yaitu pengecekan APAR di
gedung lama, pengecekan APAR di gedung baru, membantu menghitung
data administrasi, membuat laporan K3 terkait keluhan setiap ruangan,
memnbantu menghitung data administrasi.

26
B. Gambaran Limbah B3 di Rumah Sakit Islam Ahmad Yani
1. Klasifikasi Limbah B3 di Rumah Sakit Islam A. Yani

Limbah B3 di Rumah Sakit Islam Ahmad Yani di kelompokkan


menjadi 2 jenis, yaitu:
a. Limbah Infeksius

Limbah ini meliputi :

1) Kultur dari pemeriksaan laboratorium.

2) Limbah hasil operasi atau otopsi dari pasien yang menderita


penyakit menular.

3) Limbah pasien yang menderita penyakit menular dari bagian isolasi.

4) Alat atau materi lain yang tersentuh orang yang sakit.

Limbah ini berasal dari hasil pelayanan medis seperti:

1) Jarum suntik

2) Infus

3) Darah

4) Perban

Limbah tajam akan dibuang di safety box, limbah non tajam akan
dibuang di trashbag kuning

b. Limbah Non Infeksius

Limbah ini berasal dari:

1) Aki Bekas

2) Oli Bekas

3) Lampu TL Bekas

4) Farmasi Kedaluarsa

5) Lab. Kedaluarsa

6) Bahan Kimia Kedaluarsa

7) Batrai Bekas

27
8) Catridge Bekas

9) Sludge IPAL

2. Pengelolaan Limbah B3 di Rumah Sakit Islam Ahmad Yani

Pengelolahan limbah b3 di RS Islam A. Yani ini melalui beberapa tahapan,


yaitu:

a. Pemisahan limbah

Pemisahan yang dilakukan yaitu memilah menjadi 2 jenis yaitu limbah


infeksius dan non-infeksius. Setiap ruangan terdapat tempat sampah
yang berlabel sesuai dengan jenisnya

b. Pengumpulan limbah

Pengumpulan dilakukan setiap hari. Pengumpulan dengan


menggunakan cara manual tanpa troli dan menggunakan troli
pengumpul tanpa simbol. Penyimpanan limbah di lokasi tempat yang
strategis, merata dengan ukuran yang disesuaikan dengan frekuensi
pengumpulannya dengan kantong berkode warna yang telah ditentukan
secara terpisah, diletakkan pada tempat kering mudah dikeringkan,
lantai yang tidak rembes, dan disediakan sarana pencuci, aman dari
orang-orang yang tidak bertanggungjawab dari binatang, dan bebas dari
infestasi serangga dan tikus, terjangkau oleh kendaraan pengumpul
sampah (bila mungkin)

c. Pengangkutan

Pengangkutan limbah B3 di RS Islam A. Yani menggunakan pihak


ketiga yaitu PT. Triata Mulia Indonesia dan PT. PRIA

28
C. Identifikasi Masalah

The center for Disease Control and Prevention (CDC) mendefinisikan HAIs
sebagai infeksi yang didapatkan oleh pasien yang mendapatkan perawatan
untuk kondisi lain atau infeksi yang didapat oleh pekerja kesehatan pada saat
melakukan tugas pelayanan kesehatan. HAIs merupakan masalah besar yang
dihadapi rumah sakit dan dapat disebarkan melalui tumpahan darah atau cairan
tubuh lainnya. Penggunaan Spill kit merupakan salah satu cara yang paling
sederhana dan efektif untuk mencegah terjadinya HAIs di lingkungan rumah
sakit. Berkaitan dengan cairan tubuh infeksius, digunakan Spill kit untuk
menangani tumpahan bahan kimia berbahaya atau cairan tubuh infeksius agar
tidak membahayakan orang-orang yang ada di sekitar rumah sakit. Spill kit
adalah peralatan yang digunakan untuk membersihkan material yang berbahaya
atau infeksius yang berbentuk cair.
Pada RS Islam Ahmad Yani sendiri memliki 2 jenis spillkit yaitu spillkit
tumpahan darah dan spillkit tumpahan bahan kimia berbahaya
Isi spillkit terdiri dari:
1. Kelengkapan APD (sarung tangan, apron, masker, dan plastik untuk
google)
2. Sapu dan sekop mini
3. Pinset plastik kuning

4. Barrier adsorbent liner


5. Kantong plastik medis warna coklat

6. Underpad
7. Bubuk kaporit, chlorin, air
8. Warning Sign (awas ada tumpahan bahan kimia berbahaya dan
beracun/tumpahan darah)
9. Laporan kejadian
10. Tabel isi ulang spillkit

Kegiatan pada minggu ketiga yaitu keliling pengecekan kelengkapan


spillkit. Dan hasil dari pengecekan tersebut masih ada beberapa ruangan
yang masih tidak lengkap. Untuk lebih jelasnya di tabel berikut:

29
Tabel 4.1 Kelengkapan Spill kit
Tabel
Sapu
Bubuk Air Plastik Warning Laporan isi
Ruangan APD dan Pinset Chlorin Underpad
Kaporit Kuning Sign Kejadian ulang
Sekrop
spillkit
Shofa Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
Multazam Ada Ada Ada Tidak Tidak Ada Ada Ada Ada Ada Ada
Kiriman Ada
Luar Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Tidak Ada
IGD Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ada Tidak Tidak Tidak Tidak
Poli Gigi Tidak Ada Spillkit
ICU 1 Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
ICU 2 Ada Ada Ada Ada Tidak Tidak Ada Ada Ada Ada Ada
CSSD Ada Ada Ada Ada Tidak Tidak Ada Ada Ada Ada Ada
Poli Tengah Ada Ada Ada Tidak Ada Ada Ada Ada Ada Tidak Ada

Berdasarkan tabel 4.1 bahwa kelengkapan spill kit di setiap ruangan di


Rumah Sakit Islam Ahmad Yani Surabaya di ruangan Shofa dan ICU 1
lengkap, sedangkan di ruangan Multazam, Kiriman Luar, IGD, Poli Gigi,
ICU 2, CSSD, Poli Tengah masih tidak lengkap.
Lemari B3 merupakan lemari khusus yang digunakan untuk menyimpan
B3 (bahan berbahaya dan beracun). Contoh dari bahan tersebut yaitu seperti
bahan yang mudah terbakar, cairan korosif. Pada saat kegiatan keliling
pengecekan lemari B3 di RS Islam A. Yani masih ada beberapa di
salahgunakan untuk menyimpan barang-barang yang seharusnya tidak
disimpan di lemari B3.
Gambar 4.1 Isi Lemari B3

D. Diagnosis Masalah
Berdasarkan hasil kegiatan pengecekan spill kit di setiap ruangan di
Rumah Sakit Islam Ahmad Yani Surabaya di ruangan Shofa dan ICU 1
30
lengkap, sedangkan di ruangan Multazam, Kiriman Luar, IGD, Poli Gigi,
ICU 2, CSSD, Poli Tengah masih tidak lengkap. Dan juga lemari B3 masih
banyak barang-barang yang seharusnya tidak boleh disimpan di lemari B3
Melalui brainstorming atau diskusi yang dilakukan dengan pembimbing
lapangan ditemukan beberapa faktor yang mempengaruhi permasalahan
tersebut yaitu:

a. Kurangnya tempat untuk menyimpan barang dikarenakan luas ruangan


yang terbatas, sehingga tidak bisa untuk menambah lemari atau tempat
penyimpanan lainnya

b. Kurangnya personil karyawan K3 karena petugas K3 di RS Islam A.


Yani masih double job atau paruh waktu, lebih jelasnya lagi tidak ada
unit K3 yang long time jadi pengecekan spill kit dilakukan oleh setiap
perwakilan ruangan.

E. Prioritas Masalah
Berdasarkan hasil diskusi dengan pembimbing, kedua masalah tersebut
harus segera diselesaikan. Dikarenakan jika lemari B3 terdapat barang-barang
yang seharusnya tidak disimpan di lemari B3 dapat membahayakan manusia
yang disekitarnya. Dan juga kelengkapan spill kit setiap hari haus dilakukan
pengecekan agar dapat dilaporkan jika tidak lengkap, supaya jika ada insiden
seperti B3 yang tumpah atau ada tumpahan darah maka spill kit siap untuk
digunakan.

F. Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan uraian permasalahan tersebut, alternatif pemecahan masalah


yang dapat dilakukan antara lain:

1. Ditambahkan wadah kecil untuk menyimpan barang-barang yang


sebelumnya disimpan di lemari B3

2. Membuat unit baru khusus untuk menangani K3 di RS Islam A. Yani, dan


menambah pegawai yang khusus untuk K3 itu sendiri.

G. Pembahasan dan Usulan Program atau Kebijakan


Pembahasan dan usulan program yang dapat dilakukan :

31
1. Membuat media tentang larangan menyimpan barang selain B3 di
lemari B3
Membuat media seperti stiker atau sign untuk memperingatkan agar
tidak menyimpan barang selain B3 di lemari B3.
2. Membuat bukti komitmen dalam bentuk tertulis

Membuat bukti komitmen dalam bentuk tertulis yang


ditandatangani oleh petinggi setempat. Targetnya yaitu untuk
memberikan larangan menyimpan barang selain B3 di lemari B3.

3. Memberikan penyuluhan kepada perwakilan setiap ruangan


Memberikan penyuluhan pada setiap perwakilan ruangan tentang
pentingnya untuk tidak menyimpan barang selain B3 di lemari B3 dan
pentingnya untuk dilakukan pengecekan spill kit agar kelengkapan spill
kit lengkap jika akan digunakan

32
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Kegiatan magang di Rumah Sakit Islam Ahmad Yani
dilaksanakan selama 4 minggu yakni dimulai dari tanggal 05
April – 04 Mei 2022.
2. Identifikasi masalah dari kegiatan keliling setiap ruangan guna
pengecekan lemari B3 dan kelengkapan spill kit
3. kelengkapan spill kit di setiap ruangan di Rumah Sakit Islam
Ahmad Yani Surabaya di ruangan Shofa dan ICU 1 lengkap,
sedangkan di ruangan Multazam, Kiriman Luar, IGD, Poli Gigi,
ICU 2, CSSD, Poli Tengah masih tidak lengkap. Lemari B3 di
RS Islam A. Yani masih ada beberapa di salahgunakan untuk
menyimpan barang-barang yang seharusnya tidak disimpan di
lemari B3.
4. Diagnosis masalah yaitu kurangnya tempat untuk menyimpan
barang dikarenakan luas ruangan yang terbatas, sehingga tidak
bisa untuk menambah lemari atau tempat penyimpanan lainnya.
Kurangnya personil karyawan K3 karena petugas K3 di RS
Islam A. Yani masih double job atau paruh waktu, lebih jelasnya
lagi tidak ada unit K3 yang long time jadi pengecekan spill kit
dilakukan oleh setiap perwakilan ruangan.
5. Prioritas masalah ditentukan dengan pembimbing lapangan.
Lemari B3 terdapat barang-barang yang seharusnya tidak
disimpan di lemari B3 dapat membahayakan manusia yang
disekitarnya. Dan juga kelengkapan spill kit setiap hari haus
dilakukan pengecekan agar dapat dilaporkan jika tidak lengkap,
supaya jika ada insiden seperti B3 yang tumpah atau ada
tumpahan darah maka spill kit siap untuk digunakan.
6. Alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan yaitu
dengan ditambahkan wadah kecil untuk menyimpan barang-
barang yang sebelumnya disimpan di lemari B3. Membuat unit

33
baru khusus untuk menangani K3 di RS Islam A. Yani, dan
menambah pegawai yang khusus untuk K3 itu sendiri.
7. Pembahasan dan Usulan Program atau kebijakan yaitu membuat
media seperti stiker atau sign untuk memperingatkan agar tidak
menyimpan barang selain B3 di lemari B3. Membuat bukti
komitmen dalam bentuk tertulis, Memberikan penyuluhan
kepada perwakilan setiap ruangan tentang pentingnya untuk
tidak menyimpan barang selain B3 di lemari B3 dan pentingnya
untuk dilakukan pengecekan spill kit agar kelengkapan spill kit
lengkap jika akan digunakan

B. Saran

1. Petugas kesehatan dengan dibantu kader agar selalu memberikan


penyuluhan mengenai pentingnya pengecekan lemari B3 dan
spill kit

34
DAFTAR PUSTAKA

Suma'mur. (2014). Gambaran K3 Di Rumah Sakit. Bandung : Bima Nusantara.

35
LAMPIRAN
Lampiran. 1 Surat Permohonan Ijin Magang dari Kampus ke Instansi

36
Lampiran. 2 Dokumentasi Kegiatan Magang

37

Anda mungkin juga menyukai