MAGANG DIETETIK
DI RUMAH SAKIT UMUM JENDERAL AHMAD YANI
PROVINSI LAMPUNG
OLEH :
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
LAPORAN
MAGANG DIETETIK
DI RSUD JEND. AHMAD YANI KOTA METRO
PROVINSI LAMPUNG
OLEH :
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Indralaya, .................................2021
Mengetahui,
Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Kepala Instalasi Gizi
Universitas Sriwijaya Rumah Sakit Jenderal Ahmad Yani
LEMBAR PERSETUJUAN
i
Laporan Magang Dietetik Mahasiswa Program Studi S1 Gizi Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya di Rumah Sakit Umum Daerah
Jenderal Ahmad Yani Kota Metro, Lampung dari tanggal 12 Juli sampai tanggal
19 Agustus 2021 telah dipresentasikan, diperiksa, dan disetujui pada
tanggal ...September 2021.
Indralaya, .................................2021
KATA PENGANTAR
ii
Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan berbagai nikmat, rahmat dan karuniaNya sehingga penulis
dapat menyelesaikan proses magang dan menyelesaikan laporan magang Dietetik
di Rumah Sakit Umum Daerah Jenderal Ahmad Yani Metro Provinsi
Lampung.Sholawat serta salam tak lupa kami haturkan kepada junjungan kita
Nabi Besar Muhammad SAW. Penyusunan laporan magang ini dimaksudkan
untuk memenuhi persyaratan kelulusan dalam menyelesaikan studi program S1
Gizi Fakutas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya. Penulis menyadari
dalam penyusunan laporan magang ini masih jauh dari sempurna dan masih
banyak kekurangan sehinga penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca. Dalam penyusunan laporan magang ini, penulis
banyak mendapatkan masukan, bantuan, partisipasi, spirit dan doa dari semua
pihak.Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua kami yang selalu membantu dan memberikan dukungan baik
secara moral, spiritual, dan material.
2. Ibu Dr. Misnaniarti, S.KM, M.KM selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sriwijaya.
3. Ibu Fatmalina Febry, S.KM, M.Si selaku Ketua Jurusan Program Studi S1
Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya.
4. Bapak dr. Fitri Agustina selaku Direktur Utama RSUD Jend. Ahmad Yani
Provinsi Lampung.
5. Ibu Endang Susilawati, Amd.Gzselaku kepala instalasi gizi RSUD Jend.
Ahmad Yani Provinsi Lampung yang dalam kegiatan magang Dietetik
senantiasa membimbing dan memberikan masukan luar biasa bagi kemajuan
kami.
6. Ibu Eva Nurlinda Yanti S.Gz.,M.PH.,RD. dan Ibu Susmayati S.Gz.
selakupembimbing lapangan kami dalam kegiatan magang Dietetik yang
senantiasa dengan sabar memberikan nasihat dan juga ilmu bagi kami.
7. Ucapan terimakasih tak terhingga bagi seluruh Nutrisionis, Dietisien,
Teknikal Dietisien, Koki, Pramusaji dan seluruh pegawai serta karyawan di
Instalasi Gizi yang menerima kami dengan penuh kekeluargaan.
iii
8. Seluruh tenaga kesehatan RSUD Jend. Ahmad Yani Provinsi Lampung yang
menerima kami dengan sangat baik.
Dalam penyusunan laporan, kami menyadari masih banyak kekurangan baik
dari segi susunan serta cara penulisan, karenanya kami mohon maaf dan
menerima saran serta kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
laporan ini. Akhir kata semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca dan
penulis.
Penulis
DAFTAR ISI
a. Sampul luar
b. Sampul dalam
c. Lembar Pengesahan.......................................................................................i
d. Lembar Persetujuan......................................................................................ii
iv
e. Kata Pengantar............................................................................................iii
f. Daftar Isi.......................................................................................................v
g. Daftar Gambar............................................................................................vii
h. Daftar Tabel..............................................................................................viii
i. Daftar Lampiran..........................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
BAB IV PENUTUP.....................................................................................150
4.1 Kesimpulan.............................................................................................150
4.2 Saran.......................................................................................................151
Daftar Pustaka
v
Lampiran
DAFTAR GAMBAR
vi
Gambar 2. Tempat Makanan Jumat Barokah...................................................10
Gambar 3. Media Konseling..................................................................................
133
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Asuhan gizi yang aman dan efektif dengan membuat keputusan secara
sistematis, menggunakan keterampilan berpikir kritis, spesifik dalam tiap
langkah proses asuhan gizi, menggunakan terminologi yang seragam untuk
mendokumentasikan dan berkomunikasi disetiap langkah 3 Proses Asuhan
Gizi Terstandar (PAGT) yang berlandaskan ilmu yang mutakhir sehingga
tercapai asuhan gizi yang berkualitas tinggi, kualitas menunjukan besarnya
kemungkinan tingkat keberhasilan asuhan gizi dapat tercapai. Ukuran kualitas
dapat tergambar dari evaluasi keberhasilan asuhan gizi dan kepatuhan tenaga
gizi melaksanakan PAGT pada setiap pasien yang mempunyai masalah gizi
(Kemenkes RI, 2013).
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
a. Mengaplikasikan dan menyesuaikan teori di kelas dengan
kenyataan di tempat magang.
b. Mendapatkan pengalaman bekerja di bidang gizi klinis di tempat
magang.
c. Mendapat data untuk penulisan laporan magang.
1.3.2 Bagi Institusi Magang
A. Visi
Rumah Sakit Unggulan bermakna RSUD Jend. A. Yani
Metro memiliki Pelayanan Unggulan baik pelayanan medis,
pelayanan keperawatan, dan pelayanan penunjang lainnnya dan
kinerja seluruh karyawan dan fasilitas yang dimiliki oleh
RSUD Jend. A. Yani Metro menjadi sesuatu yang dibanggakan
oleh masyarakat Lampung, sehingga dapat menumbuhkan rasa
memiliki yang tinggi terhadap RSUD Jend. A. Yani Metro
B. Misi
1. Meningkatkan profesionalisme SDM kesehatan yang
berdaya saing
2. Mengembangkan sarana dan prasarana Rumah Sakit yang
aman dan nyaman
3. Meningkatkan program pengembangan mutu pelayanan
medis dan non medis secara berkesinambungan
4. Mewujudkan kemandirian melalui peningkatan efisiensi,
efektivitas, dan fleksibilitas pengelolaan keuangan
5. Menjadi pusat pendidikan kedokteran dan kesehatan lain,
serta penelitian dan pengembangan bidang kesehatan
2.1.3 Struktur Organisasi
Jumlah pegawai RSUD Jend. Ahmad Yani per Desember tahun 2020
yaitu sebanyak 876 pegawai yang diklasifikasikan berdasarkan Jabatan dan
Tenaga Kesehatan. Jumlah sumber daya manusia dari tenaga kesehatan
sebagai berikut:
2 DOKTER SPESIALIS 39
3 DOKTER UMUM 30
4 DOKTER GIGI 3
5 APOTEKER 13
6 ASISTEN APOTEKER 14
7 282
PERAWAT
8 31
BIDAN
9 10
FISIOTERAPIS & TW
10 10
RADIOGRAFER
11 6
NUTRISIONIS
12 19
PRANATA LAB
13 7
KESLING
14 5
ELEKTROMEDIS
15 PEREKAM MEDIS 5
16 MANAJEMEN/ADMIN 132
Jumlah 644
2.2.1 Deskripsi
1 AHLI GIZI 9
2 PRAMUMASAK 16
3 PRAMUSAJI 13
4 ADMINISTRASI 2
Jumlah 40
Konsultasi gizi pada pasien rawat inap oleh ahli gizi merupakan
kegiatan tambahan yang ada di Unit Gizi. Pada kegiatan konsultasi gizi,
ahli gizi akan mendatangi pasien rawat inap untuk melakukan
konsultasi gizi sesuai dengan permintaan dokter atau sesuai dengan
penyakit yang dialami pasien. Adapun kegiatan lain yang dilakukan
yakni pembagian Snack kecil mapun bubur kacang ijo dan bubur ketan
yang dilakukan setip hari jum’at. Semua orang diperbolehkan
mengambil selama stock masih ada dan tentunya gratis. Makanan yang
disediakan sudah terjamin keamanan dan kebersihannya hal ini
dikarenakan tidak menggunakan bahan pengawet, bahan makanan segar
dan aman.
3) Penyelenggaraan Makanan
Penyelenggaraan makanan rumah sakit dimulai dari
perencanaan menu dan anggaran, perhitungan kebutuhan,
pemesanan, penerimaan, penyimapanan, dan pendistribusian serta
evaluasi makanan. Proses evaluasi dilakukan dengan
mempertimbangkan sisa makanan, uji cita rasa, dan kepuasan
pasien.
Disusun Oleh:
NIM : 10021281823030
1. Patofisiologi penyakit
Sepsis merupakan gangguan hemodinamik dan metabolik yang
muncul sebagai respon proinflamasi masif dikarenakan infeksi.
Sepsis berat adalah sepsis yang disertai dengan disfungis organ dan
hipoperfusi jaringan yang ditandai dengan kegagalan sirkulasi
jaringan.
Patogenesis terjadinya sepsis yaitu saat infeksi memasuki
tubuh dan terdapat respon imun yang segera mengenali bakteri
patogen dan menghasilkan imunitas protektif terhadap bakteri.
Namun, terjadi produksi mediator yang menyimpang pada pasien
dengan adanya respon hiperinflammatori. Proses inflamasi akan
melibatkan endotel ditandai dengan terjadinya adhesi serta
perpindahan leukosit ke tempat inflamasi sehingga menyebabkan
kadar leukosit dalam darah tinggi. Keterlibatan endotel dengan
proses inflamasi dapat mengakibatkan disfungsi endotel dan
berakibat perfusi organ. Kemudian terjadi hipoksia sitopatik yang
berujung pada kegagalan organ. Disfungsi organ pada tubuh akan
mengakibatkan ketidakmampuan tubuh dalam mengatur
homeostasis. Disfungsi organ tersebut akan nampak melalui sistem
respirasi. Kegagalan sistem respirasi dan terjadinya hipoksemia
diikuti oleh disfungsi hepar, ginjal, gastrointestinal, dan sistem saraf
pusat hingga gangguan hemostasis.
Sepsis intraabdomen mengakibatkan peradangan pada
peritoneum. Sehingga mengakibatkan terganggunya sitem
pencernaan. Terganggu nya sistem pencernaan mengakibatkan
pasien mengalami meteorismus. Meteorismus adalah suatu gejala
yang menunjukkan adanya penumpukan gas pada rongga abdomen
atau usus sehingga mengakibatkan perut tampak membesar.
Untuk mendeteksi permasalahan yang terjadi pada sistem
pencernaan dilakukan prosedur koloskopi. Koloskopi dilakukan
dengan dengan memasukkan alat koloskop, yaitu alat menyerupai
selang panjang yang dilengkapi dengan kamera sehingga dapat
menangkap gambar yang terjadi didalam sistem pencernaan.
2. Farmakologi penyakit
Penatalaksanaan dilakukan dengan intervensi farmakologis
dengan obat yang disajikan pada tabel berikut:
Obat Fungsi Interaksi dengan zat Solusi
gizi
Naproxen Mengurangi - -
nyeri akibat
peradangan
Omeprazole Untuk mengatasi Mengganggu Mengkonsumsi zat
gangguan penyerapan zat besi yang berasal
besi terutama jenis dari hewani, beri
lambung besi non-heme jeda waktu minimal
1 jam
sebelum/mengkonsu
msi obat dan
makanan
Ondasetron Mengurangi Interaksi dengan -Sebaiknya cukupi
mual dan muntah kalium : Konsumsi asupan kalium untuk
obat ini memiliki batas normal.
risiko hipokalemia
menyebabkan Zat gizi/makanan
gangguan irama
- Sebaiknya hindari
jantung atau aritmia.
makanan sumber
purin hewani,
Interaksi dengan sedangkan makanan
purin : kacang-kacangan dan
sayuran mengandung
Obat ini purin dibatasi.
menyebabkan
pembuangan asam
urat berkurang
dalam tubuh,
sehingga berisiko
hiperusiemia yang
ditandai dengan
nyeri pada sendi.
3. Terapi gizi medis
Terapi gizi pada pasien sepsis disertai meteorismus yaitu dengan
memberikan asupan nutrisi yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan
energi terutama mengganti energi yang terpakai utuk menanggulangi
infeksi pada tubuh. Selain itu perlu diterapkan diet rendah garam
bila terjadi acites/odema pada tubuh.
II. PENDAHULUAN
1. ASSESMEN GIZI
Identitas Pasien
b) Medical Test :
USG : Hepatomegali,, splenomegali ringan, meteorismus
c) Procedures :
4) Anthropometric Data (AD)
LLA : 22 cm
RL : 79 cm
BB est : 44 kg
TB est : 158 cm
% LLA : 22/31,5 x 100% = 70%
BBI : TB -100 = 58 kg
Berdasarkan perhitungan presentase LLA didapati hasil 70%
dengan interpretasi gizi kurang
2. DIAGNOSIS GIZI
1) NI-2.1 Kekurangan intake makanan dan minuman oral berkaitan
dengan berkurangnya nafsu makan karena mual dibuktikan oleh
hasil recall intake yang kurang dari standar rata-rata
3) NC-3.1 Berat badan kurang berkaitan dengan pola makan yang tak
memenuhi kebutuhan dibuktikan oleh status gizi berdasarkan
%LLA yaitu 70%
3. INTERVENSI GIZI
A. PLANNING
1) Tujuan Diet
a) Meningkatkan asupan makanan
b) Meningkatkan berat badan
c) Tidak menimbulkan rasa mual
d) Tidak menimbulkan gas
2) Syarat/Prinsip Diet
a) Kebutuhan energi tinggi
b) Protein 1,5 g/Kg BB
c) Lemak cukup, 25% dari total energi
d) Karbohidrat cukup, sisa dari perhitungan protein dan lemak
e) Makan dalam porsi kecil dan sering
1. KESIMPULAN
Pasien berusia 56 tahun di rujuk ke rumah sakit dengan keluhan
mual, acites yang terasa nyeri pada perut kiri, lemas dan sesak
dengan diagnosis intaabdomen sepsis dan meteorismus.
Berdasarkan hasil recall didapati tingkat konsumsi pasien
termasuk kategori kurang yaitu hanya 21% dari total kebutuhan
energi pasien
Rekomendasi diet yang diberikan yaitu diet TKTP dengan energi
70% dari total kebutuhan pasien yang ditujukan untuk membantu
memenuhi asupan nutrisi tanpa memberatkan kerja organ tubuh
2. SARAN
Disusun Oleh:
NIM : 10021281823030
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
I. DASAR TEORI
1. Patofisiologi penyakit
Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit metabolik
yang berkaitan dengan meningkatnya glukosa darah dan terjadi
gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Hal ini
disebabkan oleh adanya gangguan pada produksi insulin atau kerja
insulin. Diabetes mellitus dapat disebakan oleh berbagai faktor,
salah satu faktor penyebabnya yaitu pola hidup.
Kondisi hiperglikemi pada pasien diabetes meningkatkan resiko
terhadap berbagai penyakit, salah satunya juga dapat menyebabkan
kerusakan ginjal. Selain itu, Diabetes mellitus juga merupakan
penyebab utama terjadinya ESRD (End Stage Renal Desease) di
Amerika Serikat (Budianto, 2017).
End Stage Renal Disease (ESRD) adalah kerusakan ginjal
progresif yang berakibat fatal dan ditandai dengan uremia (urea
dan limbah nitrogen lainnya beredar dalam darah serta
komplikasinya jika tidak dilakukan dialisis atau transplantasi
ginjal). Fungsi renal menurun karena produk akhir
metabolisme protein tertimbun dalam darah, sehingga
mengakibatkan terjadinya uremia dan mempengaruhi seluruh
sistem tubuh, semakin banyak timbunan produksi sampah maka
gejala semakin berat.
Dampak gagal ginjal adalah ketidakmampuan ginjal untuk
melakukan pembuangan produk metabolisme dalam tubuh sehingga
diperlukan terapi pengganti ginjal. Terapi medis yang banyak
dilakukan untuk pasien gagal ginjal yaitu dengan tranplantasi ginjal
atau hemodialisa. Namun, untuk saat ini terapi utama yang
dilakukan yaitu dengan hemodialisa (Faizal dkk, 2018)
2. Farmakologi penyakit
Penatalaksanaan dilakukan dengan intervensi farmakologis
dengan obat yang disajikan pada tabel berikut:
Obat Fungsi Interaksi dengan zat gizi Solusi
Asam folat Mengatasi anemia - -
Sore
-
Jumlah
E = 98,75 kkal P = 4,2 g
Kh = 16 g L = 2,125 gr
b) Medical Test : -
c) Procedures
2. DIAGNOSIS GIZI
Masalah
gizi Tujuan Materi Keterangan
konseling
Dilakukan
Kadar Gula Mengontrol Makanan yang sebelum
darah tinggi kadar GDS agar dianjurkan dan pasien
tetap normal yang tidak pulang
dianjurkan
Ureum dan Menjaga agar Makanan yang
kreatinin ureum dan dianjurkan dan
tinggi serta kreatinin tidak yang tidak
terjadi odema naik serta menjaga dianjurkan
agar tidak terjadi
odema
Asupan Memberikan Diet yang
Makan edukasi diet dianjurkan
ketika dirumah
1. KESIMPULAN
Pasien berusia 44 tahun 1 bulan dengan keluhan mual, lemas dan
kaki bengkak terdiagnosis ESRD dan 10 tahun didiagnosis DM
type 2
Berdasarkan hasil recall didapati tingkat konsumsi pasien
termasuk kategori kurang yaitu hanya 6%
Kebutuhan energi dan zat gizi pasien dalam sehari yaitu 1.498
kkal, Protein 24 gr , lemak 41, 6 gr , dan karbohidrat sisa
perhitungan lemak dan protein yaitu 986,5 gr
Diet yang direkomendasikan untuk pasien adalah diet
DMRPRG1500 kkal dan diberikan bertahap menyesuaikan daya
terima pasien
2. SARAN
Disusun Oleh:
NIM : 10021281823030
2. Farmakologi penyakit
Terapi farmakologi pada pasien pasca bedah BPH akan diberikan
antibiotik profilaksis tujuannya ialah untuk mencegah terjadinya infeksi
akibat tindakan pembedahan seperti infeksi luka operasi. Antibiotik
yang diberikan adalah cefuroxime dari golongan antibiotik sefalosporin
generasi III.
Kemudian pasien juga akan diberikan analgesik untuk meredakan
nyeri. Jenis analgesik yang digunakan yaitu NSAID karena memiliki
sifat anti inflamasi untuk meredakan pendarahan. Obat NSAID
ketorolak yang diberikan setelah operasi dapat menurunkan resiko
pendarahan dan sebagai analgesik yang baik tanpa menyebabkan
banyak efek samping.
Obat analgesik umumnya memiliki efek samping berupa mual,
muntah dan nyeri ulu hati akibat peningkatan asa lambung. Oleh sebab
itu, penanganannya dengan memberikan obat yang dapat mengatasi
masalah lambung. Ranitidin berfungsi untuk menurunkan produksi
asam lambung. Selain itu ranitidin juga dapat diberikan untuk
mencegah terjadinya iritasi lambung akibat obat pereda nyeri
Berikut interaksi obat yang digunakan pada pasien pasca prostatektomi
BPH :
Obat Fungsi Interaksi dengan Solusi
zat gizi
Antibiotik - -
Anbasim
Obat analgesik Menimbulkan Hindari
Ketorolac yang reaksi mual dan pemberian
mengurangi nyeri pada obatbersam
peradangan, lambung aan dengan
makanan,
nyeri dan
demam,
memiliki sifat
anti-inflamasi
Ranitidin Pencegahan nyeri - -
lambung akibat
pemberian
analgesik
Menghentikan/ Dapat Hindari
Kalnex mengurangi pemberian
menyebabkan
pendarahan gangguan GI, obat
pusing, mual, bersamaan
dengan
muntah dan makanan,
anoreksia
Dulcolax Jika dikonsumsi Hindari
Mengatasi dengan susu akan pemberian
sub sembelit menurunkan obat secara
efktivitas obat bersamaan
dengan susu
3. Terapi gizi medis
Terapi diet pada pasien post operasi BPH diberikan secara bertahap
menyesuaikan dengan kondisi pasien dalam menerima makanan.
Umumnya, diet yang diberikan bertahap dari cair, saring, lunak
kemudian biasa. Pada pasien bedah, setelah pasien mampu untuk
mengkonsumsi makanan, maka harus segera diberikan untuk
mengembalikan energi kembali setelah mengalami setres metabolik.
Makanan yang diberikan harus memenuhi kebutuhan energi, tinggi
protein untuk membantu penyembuhan luka bekas operasi.
II. PENDAHULUAN
1. ASSESMEN GIZI
Identitas Pasien
Kesimpulan :
Berdasarkan perhitungan presentase lingkar lengan atas didapatkan
hasil 78% atau berdasarkan Almatsier (2004), dapat
diinterpretasikan ke dalam kategori gizi kurang
2) Syarat/Prinsip Diet
a) Kebutuhan energi tinggi
d) Karbohidrat cukup
Keb. E = A x FA x FS
= 1024,6 x 1,2 x 1,4
= 1721,33 kkal
1. KESIMPULAN
Tn. M seorang pasien berusis 89 tahun pasca prostatektomi BPH
h+2 dengan status gizi kurang berdasarkan % LLA yaitu 78%
2. SARAN
Implementasi diet perlu memperhatikan tekstur makanan
yang diberikan kepada pasien terkait dengan kondisi pasien
yang sudah lansi dan tidak memiliki gigi yang lengkap lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Disusun Oleh:
NIM : 10021281823030
b) Medical Test :
Radiologi : Pulmo dan besar cor dalam batas normal
Tak nampak pulmonal maupun bone metastasis
c) Procedures :
Pada kasus ini, pemeriksaan yang dilakukan yaitu
pemeriksaan laboratorium dan radiologi. Jenis pemeriksaan
radiologi yang dilakukan yaitu rontghen thorax .
4. Anthropometric Data (AD)
RL : 71 cm
LLA : 29 cm
TB est : 145,3 cm
BB est : 56,8
%LLA : 29/32,7 x100%
: 88,7%
Berdasarkan perhitungan presentase LLA didapati hasil 88,7% dengan
interpretasi gizi baik.
2. DIAGNOSIS GIZI
1) Gangguan fungsi gastrointestinal berkaitan dengan kondisi pasca
kolostomi kanker rekti ditandai dengan nyeri dan mual
3. INTERVENSI GIZI
A. PLANNING
1) Tujuan Diet
a) Mempertahankan status gizi normal
b) Mengganti kehilangan zat gizi dalam tubuh akibat
pembedahan
2) Syarat/Prinsip Diet
a) Energi cukup
b) Protein tinggi 1,5 g/Kg BB
c) Lemak cukup, 25% dari total energi
d) Karbohidrat cukup, sisa dari perhitungan protein dan
lemak
e) Bentuk makanan diberikan bertahap dari bentuk cair,
saring, lunak dan biasa menyesuaikan kemampuan pasien
dalam menerima makanan
A. KESIMPULAN
Pasien merupakan seorang wanita berusia 45 tahun memiliki status
gizi normal dengan diagnosis ca. Recti sigmoid pasca colostomy hari
kedua. Pasien baru saja diperbolehkan mengkonsumsi makanan
setelah sehari baru diperbolehkan minum. Namun pasien masih takut
untuk mengkonsumsi makanan.
Pasien mengeluhkan nyeri pada area luka operasi dan mengalami
mual
Kebutuhan energi dan zat gizi pasien dalam sehari yaitu 1.965,16
kkal, Protein 85,2 gr , lemak 54,6 gr , dan karbohidrat sisa
perhitungan lemak dan protein yaitu 283,3 gr
Diet yang direkomendasikan untuk pasien adalah diet TKTP dengan
bentuk makanan bertahap, cair, saring dan lunak.Dengan
pemenuhan asupan yang diberikan juga bertahap 60% baru 100%
kebutuhan energi, karena mempertimbangkan mual serta pasien yang
takut untuk langsung segera makan
B. SARAN
Rompis, AY., dan Dewi, NNA. 2019. Aspek Genetik Kanker Kolorektal.
Jurnal Sains dan Kesehatan. 2(3):236-245
Disusun Oleh:
NIM : 10021281823030
2. Farmakologi penyakit
menyebabkan
pembuangan asam
urat berkurang,
berisiko
hiperusiemia
Ramipril - -
Pengobatan
gagal jantung
serta mengatasi
hipertensi
Dulcolax Jika dikonsumsi Hindari
Mengatasi dengan susu akan pemberian obat
konstipasi menurunkan secara
efktivitas obat bersamaan
dengan susu
3. Terapi gizi medis
Pada pasien PPOK otot pernafasan memerlukan energi yang lebih
untuk bernafas, oleh karena itu terjadi hipermetabolis sehingga pasien
PPOK perlu mendapatkan energi dan protein yang tinggi namun tidak
memberatkan kerja paru-paru (Fasitasari, 2013). Terapi diet yang
dianjurkan untuk pasien PPOK disertai dengan gagal jantung adala diet
cukup energi dan rendah garam. Pembatasan natrium bertujuan untuk
mencegah, mengatur dan mengurangi edema seperti pada hipertensi
atau gagal jantung (Wahyni, 2017) .
II. PENDAHULUAN
1. ASSESMEN GIZI
Identitas Pasien
Nama : Ny. K No. RM : 411540
Umur : 65 tahun Ruang : Ruang Syaraf/3A
Sex : Perempuan Tgl Masuk : 4-08-2021
Pekerjaan : Petani Tgl Kasus : 6-08-2021
Pendidikan : Alamat : Tuba barat
Agama : Islam Diagnosis Medis : PPOK & CHF
b) Medical Test :
Radiologi : Kardiomegali
c) Procedures :
Pada kasus ini, pemeriksaan yang dilakukan yaitu
pemeriksaan laboratorium dan radiologi. Pada kasus Ny.K
dari hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan adanya
kardiomegali.
4) Anthropometric Data (AD)
RL : 78 cm
LLA : 38 cm
TB est : 150,41 cm
BB est : 76 kg
BBI : 90% (TB-100)
: 90% (150,41-100)
:90% (50,41)
: 45,4 Kg
%LLA :38/29,9 x 100% =127% (Gizi lebih)
Kesimpulan :
Berdasarkan data diatas didapati hasil perhitungan status gizi
berdasarkan lingkar lengan atas yaitu 127% atau dapat
diinterpretasikan sebagai gizi lebih.
3. INTERVENSI GIZI
A. PLANNING
1) Tujuan Diet
a) Menurunkan berat badan
b) Memberikan diet yang memenuhi kebutuhan energi
c) Tidak memberatkan kerja jantung dan paru
2) Syarat/Prinsip Diet
a) Energi cukup untuk mencapai dan membantu
penurunan berat badan
b) Protein diberikan 1,5 gr/kg BB
c) Lemak cukup, 25% dari total kebutuhan energi
d) Karbohidrat cukup
e) Rendah garam, 2-3 gr/hari
f) Makanan mudah dicerna
Antropometri - - -
Disusun Oleh:
2. Farmakologi penyakit
Berikut interaksi zat gizi dan obat yang digunakan pada kasus
CKD :
Obat Fungsi Interaksi dengan zat Solusi
gizi
Furosemida Membuang Interaksi dengan Beri jeda waktu
kelebihan kalium : antara makan dan
cairan tubuh, menyebabkan pemberian obat
mengatasi hipokealemia minimal 1 jam
hipertensi ssetelah/pemberian
Interaksi dengan
purin :
menyebabkan
pembuangan asam
urat berkurang,
berisiko hiperusiemia
1. ASSESMEN GIZI
Identitas Pasien
Nama : Tn. SS No. RM :175370
Umur : 53 tahun Ruang : RPDB/Arimbi 3
Sex : Laki-laki Tgl Masuk : 12 Juli 2021
Pekerjaan : Wiraswasta Tgl Kasus : 13 Juli 2021
Pendidikan : S1 Alamat : Metro Timur, Kota Metro
Agama :Islam Diagnosis Medis : CKD on HD, Anemia
1) Client History (CH)
Pasien merupakan seoranng pria berusia 53 tahun 10
bulan dengan keluhan lemas dan kesulitan nafas. Sebelum masuk
ke Rumah Sakit Ahmad Yani, pasien telah dirawat selama
selama 4 hari di rumah sakit lain, namun kemudian pasien
dirujuk untuk transfusi darah sebelum hemodialisa dikarenakan
pasien mengalami anemia. Sebelumnya pasien sudah
dihemodialisa sebanyak 11x dikarenkan CKD. Selain itu, pasien
juga memiliki diabetes type 2 yang sudah terdiagnosis sejak
tahun 2007.
2) Food and Nutrition- Related History ( FH)
TN. SS merupakan seorang wiraswasta bersuku
palembang yang bekerja ±8 jam/ hari. Dan memiliki waktu tidur
yang teratur yaitu beliau biasa tidur pada pukul 10 malam dan
bangun pada pukul 5 pagi. Namun, semenjak beliau didiagnosis
CKD dan harus rutin menjalani hemodialisa beliau tidak lagi
bekerja. Meski begitu, beliau tetap berolahrag seperti jalan pagi
dengan durasi selama 30 menit dengan frekuensi 3x/minggu jika
sedang tidak dihemodialisa. Penghasilan yang beliau dapatkan
±Rp.3.000.000-5.000.000/bulan. Beliau tinggal di rumah bersama
istri dan kedua anaknya. Seperti yang telah diketahui, TN. S
merupakan penyandang diabetes yang telah terdiagnosa sejak
tahun 2007. Kemudian karena hal tersebut TN. S pernah
melakukan diet khusus yaitu dengan memakan sumber
karbohidrat dari kentang yang direbus selama setahun setelah
terdiagnosa dengan keyakinan dapat membantu mengontrol kadar
gula darah. Meski saat ini sudah tidak menerapkan diet kentang,
makanan pasien selalu dikontrol oleh keluarganya dan biasa
dimasakkan menu rendah gula, garam dan juga mengurangi
masakan dari santan-santan sesuai dengan yang
direkomendasikan oleh ahli gzi rumah sakit ataupun dokter. Pola
makan yang diterapkan yaitu makan 3x/hari dengan menu terdiri
dari nasi, lauk hewani seperti ikan dan ayam yang diungkep, lauk
nabati dari tempe dan tahu yang diolah kuning dilengkapi dengan
sayur yang hanya dibening dan dibumbui sedikit garam. TN. S
menyukai buah-buahan terutama jeruk dan semangka, sehingga
jika TN. S sungkan untuk makan maka akan mengkonsumsi
buah-buahan. Dalam sebulan terakhir, TN. S menglami
penurunan berat badan sebanyak 6 kg dan beliau merasa nafsu
makannya berkurang dan terkadang kesullitan untuk
mengkonsumsi makanan dikarenakan mual, lemas dan sesak
nafas yang dialaminya.
a) Biochemical Data
Parameter Nilai Normal Hasil Kesimpulan
Leukosit 5,0-10,0 28,97 Tinggi
Eritrosit 4,5-5.5 2,67 Rendah
Hb 13,0-16 7,6 Rendah
Berdasarkan pemeriksaan biokimia, didapatkan bahwa
TN. SS memiliki kadar leukosit yang tinggi. kadar leukosit
yang tinggi pada pasien menandakan bahwa kualitas hidup
rendah. Hal ini dikarenakan, leukosit tinggi merupakan sinyal
adanya infeksi ata penyakit dalam tubuh. Pada kasus ini,
leukosit yang tinggi dapat mengindikasikan kerusakan yang
terjadi pada ginjal (Fauzia,2019) Kemudian, data biokimia
lainnya yang menunjang yaitu data Eritrosit dan Hb yang hal
ini dikarenakan anemia yang dialami oleh pasien yang
kemudian juga relevan dengan keluhan TN. S yaitu lesu dan
lemas. Pada pasien dengan gagal ginjal biasanya terdapat data
biokimia hasil lab ureum dan kreatini, namun pada kasus ini
tidak tetrdapat hasil pemeriksaan tersebut dikarenakan pasien
telah rutin menjalani hemodialisa. Selain itu juga tidak terapat
data GDS untuk mengindikasikan diabetes mellitus yangn
dialami pasien, hal ini mungkin dkarenakan gula darah pasien
cukup stabil dengan pengaturan diet yang telah dijalani oleh
pasien. Sehingga diketahui pasien memiliki riwayat penyakit
diabetes mellitus melalui hasil wawancara dengan keluarga
pasien.
b) Medical Test : -
c) Procedures : -
4) Anthropometric Data (AD)
LLA : 26 cm
RL : 91 cm
TB est : 163,7 cm
BB est : 54,4 Kg
BBI : 90% x (163,,7 – 100) = 57,33 kg
%LLA : 26/31,5 x100% =82%
Status gizi pasien berdasarkan perhitungan presentase lingkar
lengan atas yaitu 83% dan termasuk kategori gizi kurang
2. DIAGNOSIS GIZI
1) N1-5.4 Penurunan kebutuhan natrium berkaitan dengan penurunan
fungsi ginjal dibuktikan oleh hemodialisa yang telah dilakukan oleh
pasien secara rutin.
2) NC-3.2 Penurunan berat badan yang tidak diinginkan selama 1
bulan berkaitan dengan berkurangnya asupan makanan selama sakit
dibuktikan oleh hasil recall intake energi 27,5%, protein 22,5%,
lemak 43%, karbohidrat 19% dari total kebutuhan enrgi
3. INTERVENSI GIZI
A. PLANNING
1) Tujuan Diet
a) Membantu meningkatkan berat badan
b) Tidak memberatkan kerja ginjal
c) Memberi cukup energi untuk mempertahankan berat badan
normal.
d) Memberikan protein yang cukup umtuk mengganti AAE
dan N yang hilang dalam dialisat
e) Mencegah penimbunan hasil sisa metabolism antar HD
f) Mempertahankan kadar glukosa darah normal
2) Syarat/Prinsip Diet
a) Energi 35xBBI/hari
b) Protein cukup, 1,2 gr/Kg BBI
c) Lemak cukup, 25% dari total kebutuhan
d) Karbohidrat cukup
e) Natrium dibatasi, 2000 mg/hari
f) Cairan dibatasi,1,2 l/hari
g) Penggunaan gula murni dalam makanan dikurangi dan
menggunakan gula alternatif terbatas.
B. IMPLEMENTASI
16-07-2021 - - Pasien masih E: 393,5 - Pada intervensi hari pertama, asupan nutrisi
NI-5.1
sesak dan (19,6%) pasien belum meningkat dan belum mencapai
N1-5.4
kesulitan P:20,5 target dengan presentase kebutuhan energi
NC-3.2
bernafas, namun (29,81%) yang terpenuhi hanya 19%
sudah lebih baik L:11(19,7%
dari saat pertama ) - Tindak lanjut : karena asupan makanan pasien
datang ke rs, KH:36,8 belum meningkat, maka porsi diet yang
pasien, nampak (11,24%) diberikan belum ditambahkan
lelah, lemas dan
mual - Sesak nafas, lelah, lemas dan mual
Disusun Oleh:
NIM : 10021281823030
Mengatasi - -
Diazepam kejang dan
cemas
Antibiotik ceftriaxone bereaksi dengan Hindari pemberian
Ceftriaxon untuk larutan yang mengandung obat secara
menangani kalsium yang akan bersamaan dengan
komplikasi membentuk presipitat. makanan yang
infeksi tinggi kalsium
Dexametason Mengatasi Meningkatkan Hindari
perdangan pada pembentukan glukosa dari pemberian obat
ginjal protein. Hal ini ini pada pendrita
menyebabkan diabetes
peningkatan kadar gula
dalam darah,.
Captropil Interaksi dengan kalium : Hindari pemberian
Menguran
dapat meningkatkan resiko obat secara
gi ekskresi
hiperkalemia jika bersamaan dengan
protein
dikonsumsi bersama makanan tinggi
urin
makanan tinggi kalium kalium
Furosemid Interaksi dengan kalium : -Sebaiknya cukupi
Membantu
Konsumsi obat ini memiliki asupan kalium untuk
menurunkan
tekanan darah risiko hipokalemia batas normal.
menyebabkan gangguan
tinggi akibat
terjadinya irama jantung atau aritmia. Hindari konsumsi
makanan dengan ini
kerusakan pada tanpa jeda waktu
ginjal, Interaksi dengan purin :
membantu
membuang Obat ini menyebabkan
kelebihan cairan pembuangan asam urat
dalam tubuh berkurang dalam tubuh,
beresiko hiperurisemia.
b) Medical Test
Radiologi : Oedema pulmonum dengan pnemonia dekstra,
kardiomegali
c) Procedures
Pada kasus ini, pemeriksaan yang dilakukan yaitu
pemeriksaan laboratorium dan radiologi. Pemeriksaan
laboratorium adalah pemeriksaan untuk mengetahui jenis
penyakit dengan mengambil sampel berupa darah, sputum,
urin, maupun cairan tubuh pasien lainnya. Pada kasus Nn.N
pemeriksaan laboratorium yang dilakukan yaitu pemeriksaan
hematologi dan kimia klinik dengan mengambil sampel darah
pasien.
Pemeriksaan radiologi merupakan pemeriksaan yang
membantu dokter unntuk mendiagnosis penyakit pasien .
Pada kasus Nn. N, pemeriksaan radiologi menunjukkan
adanya odema pulmonum dengan pnemonia dekstra dan
kardiomegali.
4) Anthropometric Data (AD)
BB : 29 Kg
TB : 149 cm
IMT : 29/(1,49)² =13,1
BBI : 49 kg
IMT/U : 13,1 – 18,8/16,8 – 18,8
: -5,7/ -2
: -2,85
Berdasarkan data antropometri didapatkan hasil perhitungan status
gizi menggunakan indeks IMT/U yaitu -2,85 SD. Perhitungan
status gizi dilakukan dengan melihat rujukan pada standar
antropometri PMK no 2 th 2020. Nilai Indeks IMT/U -2, 85 SD
dapat diinterpretasikan kedalam kategori status gizi kurang.
2. DIAGNOSIS GIZI
1) NI-5.4 Penurunan kebutuhan cairan dan natrium berkaitan
dengan menurunnya fungsi ginjal dibuktikan dengan
meningkatnya kadar ureum darah dan adanya odema
2) NC-2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi berkaitan
dengan infeksi yang dialami pasien dibuktikan dengan kadar
leukosit yang tinggi (19,79 ribu/ml)
3. INTERVENSI GIZI
A. PLANNING
1) Tujuan Diet
a) Memenuhi asupan nutrisi pasien sesuai dengan yang
dibutuhkan
b) Mendukung pemulihan tubuh pasien tanpa memberatkan
kerja ginjal
2) Syarat/Prinsip Diet
a) Energi sesuai kebutuhan
d) Karbohidrat cukup
KH = 1979,64 – (392+494,91)
= 1092,73 kkal = 273,9 gr
acfcxf
1. KESIMPULAN
Nn. N seorang pasien berusia 13 tahun Nn. N terdiagnosis suspec epilepsi
dan sindrom nefrotik dengan hasil tes radiologi menunjukkan adanya
oedema pulmonum dan kardiomegali
Dari hasil recall 24 jam sehari sebelum tanggal kasus didapati pasien
memiliki asupan yang baik
Diet yang diberikan adalah diet MLRG dengan kalori 1.880 kkal
(memenuhi 95% dari total kebutuhan gizi pasien), protein 86,5 gr (88,3%
dari total kebutuhan protein sehari, lemak 56 gr (101% dari total
kebutuhan lemak dalam sehari) dan karbohidrat 252 gr (92% dari
kebutuhan karbohidrat sehari)
2. SARAN
Setelah mendapatkan konseling terkait masalah gizi yang dialami
pasien diharapkan pasien serta keluarga pasien lebih memeperhatikan
asupan nutrisi yang dikonsumsi serta dapat menerapkan asupan makanan
yang dianjurkan dan sesuai denngan kebutuhan energi pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Disusun Oleh:
NIM : 10021281823030
Abses merupakan suatu bentuk infeksi akut atau kronis dan proses
supuratif yang dapat terjadi diseluruh tubuh. Abses akan ditandai
dengan material bernanah timbul dari folikel rambut dan meluas pada
jaringan subkutan. Abses terjadi sebagai akumulasi dari pus dalam
suatu rongga patalogis yang dapat terjadi dibagian tubuh manapun
sebagai reaksi pertahanan tubuh terhadap benda asing. Pada penderita
diabetes mellitus apabila memilliki higiene sanitasi yang buruk, maka
abses akan lebih sering kambuh.
Tatalaksana pada pasien abses akan dilakukan drainase. Drainase
merupakan prosedur untuk mengeluarkan nanah yang berada dalam
tubuh untuk mengurangi pembengkakan. Tujuan dari tindakan
drainase, yaitu mencegah terjadinya perluasan abses ke jaringan lain,
mengurangi rasa sakit, menurunkan jumlah populasi mikroba beserta
toksinnya serta memperbaiki vaskularisasi jaringan sehingga tubuh
lebih mampu menanggulangi infeksi yang ada dan pemberian
antibiotik lebih efektif
2. Farmakologi penyakit
Tata laksana farmakologi pasca drainase abses leher dalam
menyesuaikan dengan gejala yang dialami. Biasa pengobatan utama
untuk mengatasi atau mencegah terjadinya infeksi serta analgesik untuk
menghilangkan nyeri. Selain itu juga untuk mengatasi nyeri pasca
operasi.
Berikut obat yang digunakan pada pasien pasca drainase abses leher
dalam :
Obat Fungsi Interaksi dengan Solusi
zat gizi
Dapat berinteraksi mengonsumsi
Levofloxacin Antibiotik
dengan kalsium: produk tersebut
menurunkan secara terpisah,
setidaknya 1 jam
penyerapan zat aktif
sebelum dan 1 jam
obat fenitoin di setelah obat
dalam tubuh. digunakan.
Untuk itu, pastikan
Anda
Menimbulkan Hindari
Antiinflamasi
Ketorolac reaksi mual dan pemberian
dan membantu
nyeri pada obatbersamaan
sebagai pereda
lambung dengan
nyeri
makanan,
Mengatasi Meningkatkan Hindari
Omeprazole
perdangan pembentukan pemberian obat
pada ginjal glukosa dari ini pada pendrita
protein. Hal ini diabetes
menyebabkan
peningkatan kadar
gula dalam darah,.
b) Medical Test : -
c) Procedures :-
4) Anthropometric Data (AD)
RL : 80 cm
LLA : 31 cm
BB est : 2,592 x 31- 12,902 = 77,618 kg
TB est : 118,24 + (0,28 x 160)-(0,07 x 52) =159,4 cm
%LLA : 31/32,1 x 100% = 96%
BBI : 59,4 kg
BB Normal : ±5% BBI = 56,4-62,4
3. INTERVENSI GIZI
A. PLANNING
1) Tujuan Diet
a) Memenuhi asupan nutrisi pasien sesuai dengan yang
dibutuhkan
b) Menurunkan kadar gula darah
c) Membantu pemulihan pasca operasi
2) Syarat/Prinsip Diet
a) Kalori basal 30xBB/hari
b) Protein Tinggi 1,5 gr x BB/hari
c) Lemak cukup, 25% dari total kebutuhan
d) Karbohidrat cukup
e) Mengganti penggunaan gula murni dengan gula khusus
diabetes
3) Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi
PERKENI
Kalori basal = 30 x 59,4 = 1.782 kkal
Koreksi umur = 5% x 2.329 = 89,1 kkal
Aktifitas = 20% kalori basal
= 20% 2.329 kkal
= 356,4 kkal
Total Keb. E = Kalori basal – koreksi usia+FA
= 1.782 – 89,1+356,4
= 2.049,3 kkal
- GDS menurun
Disusun Oleh:
NIM : 10021281823030
LLA : 26 cm
RL : 91 cm
TB est : 163,7 cm
BB est : 54,4 Kg
BBI : 90% x (163,,7 – 100) = 57,33 kg
%LLA : 26/31,5 x100% =82%
5. FD
KU: sedang
TD : 180/72, N : 80x/menit, RR : 26x/menit, S : 36,8ºC, SPO2 : 60%. Tensi
darah pasien tinggi, berkaitan dengan kerusakan ginjal, sedangkan laju
pernafasan yang cepat dan saturasi oksigen yang rendah berkaitan dengan
sesak nafas yang dialami pasien.
6. Perhitungan Energi
Harris Bennedict
Energi : 35 kkal/Kg BB = 35 x 57,3= 2.005,3 Kkal
Protein : 1,2 g/Kg BB = 1,2 x 57,3 = 68,76 gr =275 kkal
Lemak : 25% total kebutuhan energi/hari
: 25% x 1.904 = 501,3 = 55,7 gr
Kh : Sisa dari total kebutuhan : 1.229 kkal = 307,25 gr
Permasalahan : Gizi kurang, asupan inadekuat
Tujuan Konseling:
- menginformasikan kepada keluarga pasien mengenai kebutuhan energi yang
diperlukan dipenuhi oleh pasien
- Memberikan rekomendasi menu kepada pasien yang dapat diterapkan
dirumah
Materi Konseling
- Porsi makan sesuai kebutuhan
- Diet pasien hemodialisa dan diabetes melitus serta vitamin dan mineral yang
mendukung penyerapan zat besi unntuk pemulihan anemia)
Media Konseling : Leaflet BMP, diet
pasien hemodialisa
Gambar 5. Media Konseling
Dokumentasi Kegiatan
Gambar 6. Dokumentasi Kegiatan
Disusun Oleh:
NIM : 10021281823030
BB : 29 Kg
TB : 149 cm
IMT : 29/(1,49)² =13,1
BBI : 49 kg
IMT/U : 13,1 – 18,8/16,8 – 18,8
: -5,7/ -2
: -2,85 (gizi kurang)
11. FD
TD 126/89, N 85 x/menit, RR 20x/menit, Suhu 36,6ºC. Tensi darah mengalami
peningkatan berkaitan dengan adanya gangguan fungsi ginjal serta
kardiomegali
12. Perhitungan Energi
Berdasarkan metode WHO
WHO = (12,2 x BB)+746
= (12,2 X 29) + 746
= 1.099,8 Kkal
Energi = 1.099,8 x 1,2 x 1,5
= 1.979,64 kkal
Protein = 2 g/Kg BB/hari
= 2 x 49 = 98 gr (392 kkal)
Lemak = 25% x 1.979,64
= 494,91 kkal = 54,99 gr = 55 gr
KH = 1979,64 – (392+494,91)
= 1092,73 kkal = 273,9 gr
Permasalahan : Gizi kurang, pola makan kurang baik
Tujuan Konseling:
- menginformasikan kepada keluarga pasien mengenai kebutuhan energi yang
diperlukan dipenuhi oleh pasien
- Meningkatkan status gizi dengan asupan sesuai anjuran
- Menginformasikan kepada keluarga pasien dampak asupan makan tidak
sesuai anjuran
- Memberikan rekomendasi menu kepada pasien yang dapat diterapkan
dirumah
Materi Konseling
- BB normal pasien dancara meningkatkan status gizi
- Pola makan sesuai anjuran
- Makanan yang dianjurkan, makanan yang perlu dibatasi, total kebutuhan energi
pasien, diet sn, contoh rekomendasi menu dalam sehari, bahan penukar
Media Konseling : Leaflet BMP, diet sindrom nefrotis
Gambar 5. Media Konseling
Dokumentasi Kegiatan
Gambar 6. Dokumentasi Kegiatan
3.3.3 Konseling Gizi 3
Disusun Oleh:
NIM : 10021281823030
RL : 80 cm
LLA : 31 cm
BB est : 2,592 x 31- 12,902 = 77,618 kg
TB est : 118,24 + (0,28 x 160)-(0,07 x 52) =159,4 cm
%LLA : 31/32,1 x 100% = 96%
BBI : 59,4 kg
BB Normal : ±5% BBI = 56,4-62,4
Keteranngan: meski status gizi berdasarkan %LLA menunjukkan status giziz
normal, namun berdasarkan observasi pasien mengalami obesitas sentral (saran
: perlu melakukanpengukuran lingkar perut, penimbangan serta pengukuran TB
jika memungkinkan untuk mendapat data lebih valid)
17. FD
KU: sedang
TD : 130/85, N 85x/menit, RR 23x/menit (tcepat), suhu 36,70c. nilai laju
respirasi yang cepat disebabkan oleh abses yang terjadi pada area leher
berkaitan dengan keluhan sesak yang dialami pasien
PERKENI
Kalori basal = 30 x 59,4 = 1.782 kkal
Koreksi umur = 5% kalori basal = 5% x 2.329 = 89,1 kkal
Aktifitas = 20% kalori basal
= 20% 2.329 kkal
= 356,4 kkal
Total Keb. E = Kalori basal – koreksi usia+FA
= 1.782 – 89,1+356,4
= 2.049,3 kkal
Protein =1,5 gr x BB/hari
= 89,1 gr = 356,4 kkal
Lemak = 25% x 2.049,3
= 512,325 kkal = 57 g
Karbohidrat = 2.049,3 – 868,7 = 1.180,6 kkal = 295, 15 gr
Permasalahan : Asupan inadekuat, Pemilihan makanan/minuman kurang tepat
Tujuan Konseling:
- Menginformasikan kebutuhan energi yang perlu dipenuhi dalam sehari
- Memberikan rekomendasi menu kepada pasien yang dapat diterapkan
dirumah
Materi Konseling
- Kebutuhan energi pasien dalam sehari
- Porsi makan sesuai kebutuhan
- Prinsip makan 3J
- Makanan yang dianjurkan dan dihindari
- Menu sehari
Media Konseling : Leaflet BMP, diet pasien hemodialisa
Gambar 5. Media Konseling
Dokumentasi Kegiatan
Gambar 6. Dokumentasi Kegiatan
3.3.4 Konseling Gizi 4
Disusun Oleh:
NIM : 10021281823030
Disusun Oleh:
NIM : 10021281823030
NIM : 10021281823030
Dokumentasi Kegiatan
Gambar 6. Dokumentasi Kegiatan
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Terdapat 3 kasus utama, 5 kasus harian dan 6 kasus konseling gizi pada
magang dietetic yang telah dilaksanakan.
Pada kasus utama dan kasus harian dilakukan proses PAGT, dengan
kasus utama hingga tahap monev yang dilakukan selama 2 hari, dan
kasus harian hanya sampai tahap rencana monev
Tiap kasus memiliki proses asuhan gizi yang berbeda, menyesuaikan
dengan diagnosis serta keluhan yang dialami oleh pasien. Sebab, meski
pasien memiliki diagnosis yang sama, namun tentu setiap orang memiliki
respon tubuh yang berbeda
Kerjasama yang baik diperlukan dengan setiap lapisan yang terlibat baik
tenaga medis maupun non-medis; dokter, perawat, pramusaji serta
keluarga pasien untuk mendukung pemulihan pasien
Konseling gizi dilakukan secara cepat dan tepat; dengan menarik
kesimpulan segera setelah dilakukan assesmen terkait masalah gizi yang
sedang dialami pasien, dan segera dilakukan pemaparan informasi
Kecermatan dan ketelitian sangan diperlukan baik dalam proses asuhan
gizi terstandar maupun konseling gizi
4.2 Saran
Selalu membawa alat anthropometri setiap melakukan assesmen
Lakukan dokumentasi secara lengkap pada tiap tahap kegiatan. Baik pada
saat proses PAGT maupun konseling.
Catat secara lengkap detail dari pasien untuk memudahkan proses asuhan
gizi terstandar dan konseling
Koordinasikan serta lakukan bimbingan secara rutin dengan pembimbing
lapangan segera setelah mendapatkan kasus dan telah dilakukan
assesmen
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. DOKUMENTASI KEGIATAN
Pagi, 17
Juli 2021
Gambar
Siang, 1 Agustus
2021
Gambar Keterangan
Pagi, 24 Agustus
2021
Siang, 24 Agustus
2021
Sore, 24 Agustus
2021
Pagi, 24 Agustus
2021
PERMASALAHAN
TUJUAN KONSELING
MATERI KONSELING
MEDIA KONSELING
Lampirkan foto dan bukti media yang digunakan
DOKUMENTASI KONSELING
…………………………………..
LAMPIRAN 3. FORMULIR ASUHAN GIZI
Bagian 1. ASSESMEN
A. Identitas Pasien
Nama : No. RM :
Umur : Ruang :
Sex : Tgl Masuk :
Pekerjaan : Tgl Kasus :
Pendidikan : Alamat :
Agama : Diagnosis Medis :
B. Data Subyektif
1. Riwayat Penyakit
Keluhan utama
Riwayat penyakit sekarang
2. Riwayat Gizi
Penghasilan :
Data sosio ekonomi Jumlah anggota keluarga :
Suku :
Jumlah jam kerja : Jumlah jam tidur sehari :
Aktivitas fisik
Jenis OR : Frekuensi :
Makanan : Penyebab :
Alergi makanan Jenis diet khusus : Alasan :
Yang menganjurkan :
Nyeri ulu hati ( ), mual ( ), muntah ( ) cair, diare ( ) cair,
Masalah GI konstipasi ( ), anoreksia ( ), perubahan
pengecapan/penciuman ( ).
Jenis penyakit : Modifikasi diet :
Penyakit kronik
Jenis dan lama pengobatan :
Kesehatan mulut Sulit menelan ( ), stomatitis ( ), gigi lengkap ( )
Vitamin/mineral/suplemen gizi lain :
Pengobatan
Frekuensi dan jumlah :
Perubahan BB Selama : ± bln
Mempersiapkan Fasilitas memasak :
makanan Fasilitas menyimpan makanan :
Riwayat / pola
makan
Kesimpulan :
Pembahasan :
C. Data Obyektif
1. Antropometri
Bbest :
TBest :
IMT = BBest : TBest2
=
Kesimpulan:
Berdasarkan berat badan estimasi dan tinggi badan estimasi didapatkan
bahwa Biokimia
Parameter Nilai Rekomendasi Hasil Keterangan
Hematologi
Leukosit
Eritrosit
Hb
Ht
MCV
MCH
MCHC
Trombosit
RDW
MPV
Kimia Klinik
SGOT
SGPT
Ureum
Kreatinin
Kesimpulan :
Pembahasan :
2. Pemeriksaan Fisik
Aspek Nilai Normal Hasil Keterangan
TD ≤120/80 mmHg mmHg
Nadi 60-100 x/mnt x/mnt
RR 20-30 x/mnt
Suhu 36-370 c 0
c
Kesimpulan :
Pembahasan :
3. Pemeriksaan Penunjang
4. Anamnesa gizi
Hasil Recall 24 jam diet :
Kesimpulan :
5. Terapi Obat
Obat Fungsi Interaksi dengan Solusi
zat gizi
i.
Rekomendasi diet :
Perbandingan Rekomendasi Diet dengan Kebutuhan Diet
Keterangan E (kkal) P (g) L (g) KH (g)
Kebutuhan
Standar RS
Pemenuhan (%)
b. Rencana monitoring dan evaluasi :
Anamnesis Yang diukur Pengukuran Evaluasi/target
Antropometri BB, TB Alat ukur BB tidak turun
Biokimia SPOT,SPGT, Pemeriksaan lab Mencapai nilai
Ureum, dan rekomendasi
Kreatinin
Fisik-Klinis TD, RR, Nadi, Tetap normal
Alat ukur
Suhu
Dietary Asupan Comstock >90%
SURAT KETERANGAN
No………………………..
Mengetahui,
Kepala / Ketua / Direktur
NIP.
LAMPIRAN 5. LEMBAR PEMANTAUAN KEGIATAN MAGANG
LEMBAR PEMANTAUAN
KEGIATAN MAGANG DIETETIK/ LOGBOOK
6
LAMPIRAN 7. SURAT PERNYATAAN MENGIKUTI PROTOKOL
KESEHATAN
SURAT PERNYATAAN
Materai 6000
( Rini Widyastuti)