CONTROL POINT)
“PENERAPAN HACCP PADA MENU ROLADE AYAM DI INSTALASI
GIZI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH TEMANGGUNG ”
Disusun Oleh:
Kelompok Kecil
1. Rifayatul Khoiriyah (061201014)
2. Ziana Andrian (061201019)
Penelitian berjudul :
Penerapan HACCP Pada Menu Rolade Ayam Di Instalasi Gizi
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Temanggung.
Telah dipresentasikan di hadapan penguji, telah direvisi dan mendapatkan
persetujuan dari pembimbing.
Disusun Oleh :
1. Rifayatul Khoiriyah (061201014)
2. Ziana Andrian (061201019)
ii
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan penerapan HACCP........................................................................... 2
1. Tujuan umum ........................................................................................... 2
2. Tujuan Khusus .......................................................................................... 2
D. Manfaat penerapan HACCP ......................................................................... 2
1. Bagi Mahasiswa ....................................................................................... 2
2. Bagi Institusi............................................................................................. 2
BAB II FORMULIR HACCP ................................................................................. 3
A. Diskripsi Produk dan Bahan Baku ............................................................... 3
1. Produk Akhir ............................................................................................ 3
2. Bahan Baku .............................................................................................. 5
3. Bahan Kemas .......................................................................................... 10
B. Denah / Tata Letak Area Produksi ............................................................. 11
C. Diagram Alir Produksi ............................................................................... 12
D. Konfirmasi Diagram Alir ........................................................................... 13
E. Tabel SOP Produksi Makanan Dengan Baik ............................................. 14
F. Tabel SOP Pengendalian Sanitasi .............................................................. 15
G. Analisa Bahaya dan Penetapan CCP .......................................................... 16
H. Rencana penerapan HACCP ...................................................................... 21
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... 23
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN................................................................... 26
A. Simpulan .................................................................................................... 26
B. Saran ........................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 27
LAMPIRAN .......................................................................................................... 28
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan yang diberikan dengan
keadaan pasien yang bedasarkan keadaan klinis, status gizi dan status
metabolisme tubuh. Pelayanan gizi pada pasien rawat inap agar pasien
memperoleh asupan makanan dengan kondisi kesehatannya dalam upaya
mempercepat proses penyembuhan (Kemenkes, 2013). Rumah sakit
mengedepankan pelayanan gizi yang ditujukan dalam pemenuhan kebutuhan
gizi pasien rawat inap atau rawat jalan. Penyelenggaraan pelayanan
makananan rumah sakit mulai dari perencanaan menu sampai dengan
pendistribusian kepada pasien dalam rangka pencapaian status gizi yang
optimal dan tepat (Juwariyah, 2019)
Penyelenggaraan makanan di rumah sakit harus optimal dan sesuai
dengan mutu pelayanan standar kesehatan serta indikasi penyakit pasien.
Penyelenggaraan makanan yang kurang memenuhi syarat kesehatan (tidak
saniter dan higienis) selain memperpanjang proses perawatan, juga dapat
menyebabkan timbulnya infeksi silang (cross infection) atau infeksi
nosokomial (infeksi yang didapatkan di rumah sakit), yang di antaranya dapat
melalui makanan. (Endirasari, 2021)
Perlu suatu pendekatan sistematis melalui upaya pengidentifikasian
bahaya baik fisik, kimiawi, dan mikrobiologis pada proses pengolahan
makanan dan melakukan pengendalian bahaya pada titik kritis, yang dikenal
dengan HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point). Dalam
penyelenggaraan makanan di rumah sakit, HACCP adalah teknik yang
dianjurkan untuk penyehatan makanan karena HACCP merupakan
pendekatan paling efektif dari segi biaya untuk menjamin keamanan makanan
di semua tahap penyediaannya dibandingkan dengan pengawasan tradisional
atau dengan pengujian hasil akhir produk. HACCP juga merupakan jaminan
mutu terhadap produk makanan yang diakui secara internasional. (Endirasari,
2021)
HACCP diperuntukan mencegah bahaya biologi, fisik dan kimia serta
meminimalisir risiko terjadinya bahaya dengan tindakan mengendalikan pada
titik kritis dalam proses produksi(dari tahapan produksi bahan baku,
pengiriman dan penanganan bahan baku, pengolahan, distribusi hingga dapat
dikonsumsi (Surono, 2018).
Salah satu menu makanan yang diolah di Unit gizi Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Temanggung yaitu rolade ayam. Daging ayam merupakan
sumber protein hewani yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat. Diketahui
bahwa bahan pangan seperti daging ayam rentan terhadap bahaya biologi,
fisik, dan kimia. Selain bahaya yang berasal dari bahan baku. Bahaya juga
1
dapat timbul pada saat penerimaan maupun persiapan bahan baku. Bahaya
tersebut timbul bila kualitas bahan tidak sesuai standar, ada kontaminasi
dengan bahan makanan yang lain dan kebersihan alat pada saat di gunakan.
(Rachmawati, 2021)
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan pengamatan
mengenai mutu keamanan pangan pada rolade yam dengan menggunakan
penerapan HACCP di Unit Gizi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Temanggung.
B. Rumusan Masalah
- Bagaimana penerapan HACCP Rolade Ayam di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Temanggung?
C. Tujuan penerapan HACCP
1. Tujuan umum
Mengetahui gambaran penerapan HACCP Rolade Ayam di Unit Gizi
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Temanggung
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi bahaya dan resiko pada pembuatan Rolade Ayam di
PKU Muhammadiyah Temanggung.
b. Menentukan batas kritis pada pembuatan Rolade ayam di PKU
Muhammadiyah Temanggung.
c. Mengetahui gambaran pemantauan CCP pada pembuatan Rolade
ayam di PKU Muhammadiyah Temanggung.
d. Mengetahui tindakan verifikasi pada proses pembuatan Rolade ayam
di PKU Muhammadiyah Temanggung.
e. Mengetahui dokumentasi pada proses pembuatan Rolade ayam di
PKU Muhammadiyah Temanggung.
2
BAB II
FORMULIR HACCP
3
Spesifikasi Keterangan
Fisik :
Tidak ada bulu ayam pada produk jadi
f. Metode Dilakukan 2 proses pengolahan pada Rolade
pengolahan ayam.
1.Mengukus makanan dengan menggunakan uap
air biasa di sebut steaming.
2.Penggorengan menggunakan minyak banyak
atau deep frying
g. Proses produksi Dimulai dari penerimaan bahan, pencucian,
pemotongan wotel dan buncis,penghalusan
bumbu,penumisan bumbu, pencampuran bahan,
kemudian pengukusan, selanjutnya
penggorengan.
h. Pengemasan Tempat lauk keramik digunakan tempat untuk
sekunder untuk pasien kelas I, II dan VIP
distribusi kepada Dimasukan kedalam tempat makan plato
pasien tertutup 3 skat untuk pasien kelas III
Semua makanan di wrapping.
Menggunakan troli makan bersih dalam keadaan
troli terbuka kemudian dibawa oleh pramusaji
dan diberikan kepada pasien.
i. Kondisi -
penyimpanan
produk jadi
j. Kondisi distribusi Sentralisasi (makanan konsumen dibagi dan
disajikan dalam alat makan yang telah
dipersiapkan di tempat pengolahan makanan)
k. Rencana
Langsung dikonsumsi oleh pasien
penggunaan
l. Umur simpan Satu jam setelah didistribusikan
m. Sasaran Ditujukan kepada pasien non diet
4
2. Bahan Baku
5
Informasi Karakteristik
Bahan Deskripsi Metode Umur Kondisi Informasi Metode
Gizi & Keamanan Regulasi Origin Kemasan
Baku Bahan Produksi simpan Penyimpanan Label Distribusi
Komposisi Pangan
gram
Buncis Per 100 Peraturan Lokal Hasil -<1 hari Refrigerator Plastik Tidak ada Dikemas
Biologi :
Mengguna gram: Mentri No. pertanian suhu 5◦C pelabelan dalam
Tidak ada
kan buncis E= 34,9 53 Tahun plastik
bakteri
yang kkal 2018
Fisik :
masih P= 1,9 Tentang
Tidak ada
utuh gram Keamanan
benda asing
sesuai L= 0,3 Dan Mutu
seperti tanah
penerimaa gram Pangan
Kimia :
n secara K= 7,9 Segar Asal
Tidak ada
spesifikasi gram Tumbuhan
pestisida
Wortel Per 100
Biologi: Peraturan Lokal Hasil < 1 hari Refrigerator Plastik Tidak ada Dikemas
Mengguna
gram: Tidak ada Mentri No. pertanian suhu 5◦C pelabelan dalam
kan wortel
E= 41,1bakteri 53 Tahun plastik
yang
kkal P= 0,9
Fisik : 2018
masih
gram Tidak ada Tentang
utuh
L= 0,2
benda asing Keamanan
sesuai
gram seperti tanah Dan Mutu
penerimaa
K= 9,6
Kimia : Pangan
n secara
gram Tidak ada Segar Asal
spesifikasi
pestisida Tumbuhan
Minyak Mengguna Per 100 Fisik : Peraturan Olahan Olahan < 15 hari Gudang kering Kemasan Nama, Dikemas
kan gram: Kemasan dan Mentri No. pabrik industri 21-25oC plastik jumlah, dalam
minyak E= 862,1 tanggal 53 Tahun komposisi kardus
yang baru kkal kadaluarsa 2018 dan zat
yang P= 0,0 Kimia : Tentang gizi
6
Informasi Karakteristik
Bahan Deskripsi Metode Umur Kondisi Informasi Metode
Gizi & Keamanan Regulasi Origin Kemasan
Baku Bahan Produksi simpan Penyimpanan Label Distribusi
Komposisi Pangan
belum gram Tidak bau Keamanan
terpakai L= 100 tengik Dan Mutu
untuk gram Pangan
menggore K= 0,0 Segar Asal
ng. gram Tumbuhan
Bawang Mengguna Per 100 Peraturan Lokal Hasil < 15 hari Refrigerator Plastik Tidak ada Dikemas
merah kan gram: Mentri No. pertanian suhu 5◦C pelabelan dalam
bawang E= 44 kkal Biologi: 53 Tahun plastik
merah P= 1,4 Tidak ada 2018
yang gram jamur atau Tentang
masih L= 0,2 kapang Keamanan
utuh gram Fisik: Dan Mutu
sesuai K= 10,2 Tidak busuk Pangan
dengan gram Segar Asal
spesifikasi Tumbuhan
Bawang Per 100 Peraturan Lokal Hasil < 15 hari Refrigerator Plastik Tidak ada Dikemas
Biologi:
putih gram: Mentri No. pertanian suhu 5◦C pelabelan dalam
Tidak ada
Mengunak E= 88 kkal 53 Tahun plastik
jamur atau
an bawang P= 2,8 2018
kapang
putih yang gram Tentang
Fisik:
utuh dan L= 0,4 Keamanan
Tidak busuk
sesuai gram Dan Mutu
Kimia:
spesifikasi K= 20,4 Pangan
Tidak ada
gram Segar Asal
pestisida
Tumbuhan
Kemiri Mengguna Per 100 Biologi: Peraturan Lokal Hasil < 15 hari Gudang kering Plastik Tidak ada Dikemas
kan kemiri gram: Tidak ada Mentri No. pertanian 21-25◦C pelabelan dalam
7
Informasi Karakteristik
Bahan Deskripsi Metode Umur Kondisi Informasi Metode
Gizi & Keamanan Regulasi Origin Kemasan
Baku Bahan Produksi simpan Penyimpanan Label Distribusi
Komposisi Pangan
yang E= jamur atau 53 Tahun plastik
masih 276,1kkal kapang 2018
utuh dan P= 22,4 Fisik: Tentang
sesuai gram Tidak busuk Keamanan
spesifikasi L= 4,4 Dan Mutu
gram Pangan
K= 51,7 Segar Asal
gram Tumbuhan
Merica Per 100 Peraturan Lokal Hasil < 15 hari Gudang kering Plastik Tidak ada Dikemas
gram: Mentri No. pertanian 21-25oC pelabelan dalam
Merica E= 325 53 Tahun plastik
yang kkal Biologi : 2018
digunakan P= 12,7 Tidak ada Tentang
masih gram kapang dan Keamanan
utuh dan L= 13,8 jamur Dan Mutu
sesuai gram Pangan
spesifikasi K= 58,2 Segar Asal
gram Tumbuhan
Garam Per 100 Biologi : Peraturan Lokal Olahan < 15 hari Gudang kering Plastik Tidak ada Dikemas
Garam
gram: Tidak ada Mentri No. Industri 21-25oC pelabelan dalam
yang
E= 0 kkal Bakteri 53 Tahun plastik
digunakan
P= 0 gram halofilik 2018
utuh dan
L= 0 gram Fisik : Tentang
sesuai
K= 0 gram Tidak ada Keamanan
spesifikasi
benda asing Dan Mutu
8
Informasi Karakteristik
Bahan Deskripsi Metode Umur Kondisi Informasi Metode
Gizi & Keamanan Regulasi Origin Kemasan
Baku Bahan Produksi simpan Penyimpanan Label Distribusi
Komposisi Pangan
seperti krikil Pangan
Segar Asal
Tumbuhan
Gula Peraturan Olahan Olahan <1 Gudang kering Plastik Nama, Dikemas
Per 100
Pasir Fisik : Mentri No. pabrik industri Bulan 21-25oC jumlah, dalam
gram:
Gula pasir Kemasan dan 53 Tahun komposisi plastik
E= 387
yang tanggal 2018 dan zat kemasan
kkal
digunakan kadaluarsa, Tentang gizi
P= 0 gram
utuh dan Tidak ada Keamanan
L= 0 gram
sesuai benda asing Dan Mutu
K= 99,9
spesifikasi seperti krikil. Pangan
gram
Segar Asal
Tumbuhan
Tepung Per 100 Peraturan Olahan Olahan <15 hari Gudang kering Plastik Nama Dikemas
tapioka gram: Mentri No. pabrik industri 21-25oC bahan, dalam
Mengguna E= 381 Biologi : tidak 53 Tahun jumlah plastik
kan kkal berjamur 2018 berat kemasan
tepung P= 0,3 Fisik : Tidak Tentang bahan,
tapioka gram ada benda Keamanan waktu
yang utuh L= 0,1 asing, dan Dan Mutu datang
dan sesuai gram tidak kotor Pangan
spesifikasi K= 91,3 Segar Asal
gram Tumbuhan
9
3. Bahan Kemas
Tabel 1.3 Karakteristik Bahan Kemas
Karakteristik
Nama Bahan Bahan Kondisi Metode
Deskripsi Bahan Keamanan Regulasi Origin Kemasan
Kemas Penyusun Penyimpanan Distribusi
Pangan
Peralatan makan Peralatan makan Clay Sudah Peraturan BPOM Lokal Di lemari khusus - Troli
keramik (tempat yang terbuat dari memenuhi Nomor 20 Tahun penyimpanan bersih
lauk keramik) keramik syarat dan 2019 Tentang peralatan kramik
standar Kemasan Pangan
keamanan
produk.
Plato sekat 3 Piring makan bulat Plato sekat Terdapat Peraturan BPOM Lokal Dilemari khusus Rantang Troli
yang aman 3 terbuat keterangan Nomor 20 Tahun penyimpanan Stainless bersih
digunakan untuk dari bahan Food Grad 2019 Tentang plato
paisen. Plato sekat stainlees aman Kemasan Pangan
3 ditujuakan untuk steel digunakan.
pasien kelas III.
Kardus makan Penggunakan Kardus Peraturan BPOM Lokal Diatas lemari Plastik Troli
kardus makan ini makan Nomor 20 Tahun bersih
sesuai dengan terbuat dari 2019 Tentang
pemintaan pasien kertas Kemasan Pangan
dan pasien isolasi . karton.
Wrap Bahan plastik Plastik Aman Peraturan BPOM Lokal Dimasukan Plastik
transparan yang digunakan Nomor 20 Tahun kedalam kotak
digunakan sebagai untuk makanan. 2019 Tentang atau roll besi
penutup makanan Kemasan Pangan
yang terbuka.
10
B. Denah / Tata Letak Area Produksi
11
C. Diagram Alir Produksi
Bahan dan Proses
Pembuatan Rolade Ayam
Ayam giling Telur Bawang Merica Wortel Tepung Minyak
merah Kemiri tapioka,garam Goreng
Penerimaan Buncis
Penerimaan bawang Penerimaan ,gula pasir penyimpan
penyimpanan putih Penerimaan an bahan
Penghalusan Penyimpanan kering
penerimaan bahan kering
dicuci dicuci,
Pengupasan dipotong
Penghalusan
12
D. Konfirmasi Diagram Alir
penyatuan
=> => => => bahan
∇▼⊕
Pengemasan
∇⊕
Pengukusan
∆▼
Penyimpanan
∆▼⊕
Pendistrian Pemorsian <=
Rolade Ayam <= Penggorengan
∆∇⊕ ∇▼⊕ ∆▼⊕
13
E. Tabel SOP Produksi Makanan Dengan Baik
Tabel 1.4 SOP Produksi Makanan Dengan Baik
Tidak
Sesuai Keterangan
Sesuai
1. Petugas menggunakan APD lengkap
dan mencuci alat setelah digunakan
2. Bumbu dan bahan makanan yang
diolah sesuai siklus menu
Prosedur 3. Petugas pengolah bertanggung jawab
pada proses pengolahan bahan yang
sudah disiapkan
4. Semua makanan yang sudah matang
dilakukan quality control.
14
F. Tabel SOP Pengendalian Sanitasi
Tabel 1.5 Pengendalian Sanitasi
Tidak Keterangan
Sesuai
Sesuai
1. Mandi teratur dengan
sabun dan air bersih
2. Menggosok gigi
dengan pasta dan sikat
gigi secara teratur
paling sedikit 2x dalam
sehari setelah makan
da sebelum tidur.
3. Membiasakan
membersihkan lubang
hidung, lubang telinga,
dan sela-sela jari secara
teratur.
4. Mencuci rambut,
keramas secara rutin 2x
dalam seminggu
5. Kebersihan tangan : Kuku pramusaji
kuku di potong pendek dalam keadaan
, kuku tidak di cat, dan bersih dan
bebas luka. pendek
Prosedur 6. Biasakan mencuci Mencuci tangan
tangan: melakukan
- Sebelum masuk kegiatan
instalasi gizi apapun.
- Sebelum menjamah
atau memegang
makanan
- Sebelum
memegang
peralatan makanan
- Setelah keluar dari
WC
- Setelah meracik
bahan mentah
seperti daging,
ikan, sayuran, dll.
- Setelah
mengerjakan
pekerjaan lain
seperti bersalaman
dan memegang
uang.
15
G. Analisa Bahaya dan Penetapan CCP
Tabel 1.6 Prinsip 1 Analisis bahaya bahan baku dan pencegahan
Bahan Bahaya
N
Mentah / B(M)/K/ Jenis Bahaya Cara Pencegahan Keterangan
o.
Tambahan F
1 Daging ayam F Adanya bulu dan Penerimaan sesuai CCP
giling kotoran dengan spesifikasi
B salmonella sp, Pencucian alat masak
campylobacter dengan air bersih
sp, yang mengalir.
staphylococcus Dimasak dengan
aureus, suhu di atas 65-77◦C
escherichia coli,
dam listeris sp.
16
Tabel 1.7 Prinsip 1 Identifikasi bahaya dan cara pencegahan (proses pengolahan)
Bahaya Cara
No. Proses Jenis bahaya Ket
B/K/F Pencegahan
1 Penerimaan F Adanya benda Penerimaan sesuai Bukan
bahan basah asing krikil, dengan spesifikasi CCP
tanah, rambut dll (bahan baku basah) dan
pencucian bahan
dengan air yang
mengalir.
B salmonella sp, Petugas menggunakan
campylobacter APD
sp,
staphylococcus
aureus,
escherichia coli,
dam listeris sp.
2 Penerimaan B Kapang, jamur, Penerimaan bahan baku Bukan
bahan baku E.Coli dan sesuai dengan CCP
kering Salmonella sp. spesifikasi.
3 Pencucian B adanya Mencuci bahan Bukan
kontaminasi menggunakan air CCP
E.Coli. dari air bersih mengalir
4 Pemotongan B Kontaminasi Mencuci alat pemotong Bukan
silang dengan sabun sunlight CCP
sesudah dipakai,
menggunakan pisau
dan talenan sesuai
bahan yang dipotong.
5 Pencampuran B Terkontaminasi Menggunakan APD Bukan
bakteri E.Coli yaitu sarung tangan CCP
dan Salmonella plastik dan masker.
sp.
6 Pengemasan B Terkontaminasi Menggunakan sarung Bukan
bakteri E.Coli tangan plastik . CCP
dan Salmonella
sp.
7 Pengukusan B Adanya bakteri Menggunakan suhu 75 Bukan
E.Coli dan -80 ◦C CCP
Salmonella sp.
8 Penyimpanan B Bakteri yang Di simpan pada suhu CCP
bahan matang tumbuh 3-4◦C
Salmonella sp
dan e-coli.
9 Penggorengan B Bakteri yang Suhu penggorengan
CCP
tumbuh 120ºC
Salmonella sp
10 Pemorsian dan B Mikroba patogen Mencuci alat dengan Bukan
penyajian E.coli, wateheater, suhu CCP
17
Bahaya Cara
No. Proses Jenis bahaya Ket
B/K/F Pencegahan
staphylococcus makanan 44oC agar
aureus, bakteri mati.
Salmonella
F Adanya rambut Penggunaan APD Bukan
pramusaji, debu lengkap CCP
dan kotoran
11 Pendistribusian B Kontaminasi Hygiene dan sanitasi
dengan alat atau alat makan serta
pramusaji pekerjanya
Pertumbuhan Diberikan label
mikroba (E.coli, makanan lengkap
staphylococcus dengan nama pasien,
Bukan
aureus, tanggal buat
CCP
Salmonella) Makanan
karena suhu yang didistribusikan
tidak sesuai maksimal 1 jam setelah
standar. matang dengan wadah
yang tertutup supaya
suhu tetap terjaga
18
Tabel 1.8 Prinsip 2 Analisis Resiko Bahaya
KEL. BAHAYA (“V”)
KATEGORI
BAHAN/INGRID
A B C D E F RESIKO
IEN
NO Rolade ayam
BAHAN
MENTAH :
1 Daging giling √ √ IV
2 Telur ayam √ √ IV
3 Buncis √ √ I
4 Wortel √ √ I
5 Bawang putih √ √ I
6 Bawang merah √ √ I
7 mMerica √ √ I
8 Kemiri √ √ I
9 Garam √ √ I
10 Gula pasir √ √ I
11 Minyak goreng √ √ √ II
12 Rolade Ayam √ √ √ √ IV
Kesimpulan : Analisis resiko bahaya pada rolade ayam termasuk dalam
kategori makanan beresiko mendekati tinggi karena sasaran yang dituju
untuk pasien dengan kategori IV dan karakteristik A+.
19
Kategori Karakteristik bahaya Keterangan
0 0 (tidak ada bahaya) TIDAK mengandung bahaya A s.d F
I (+) Mengandung SATU bahaya B s.d F
II (++) Mengandung DUA bahaya B s.d F
III (+++) Mengandung TIGA bahaya B s.d F
IV (++++) Mengandung EMPAT bahaya B s.d F
(+++++) Mengandung LIMA bahaya B s.d F
A+ (kategori khusus) Kategori resiko paling tinggi (semua
makanan yang mengandung
BAHAYA A, baik
DENGAN/TANPA bahaya B-F
Keterangan :
A : Kelompok produk khusus yang terdiri dari produk non steril yang
ditujukan untuk konsumen beresiko tinggi seperti bayi, orang sakit, orang
tua, dan sebagainya.
B : Produk mengandung bahan yang sensitif terhadap bahaya biologis, kimia,
dan fisika.
C :Didalam proses produksi tidak terdapat tahap yang dapat membunuh
mikroorganisme berbahaya atau mencegah/ menghilangkan bahaya kimia
atau fisik.
D: Produk yang kemungkinan mengalami pencemaran kembali setelah
pengolahan setelah pengemasan
E : Kemungkinan dapat terjadi kontaminasi kembali selama distribusi,
penjualan, atau penangganan oleh konsumen, sehingga produk menjadi
berbahaya bila dikonsumsi.
F : Tidak ada proses pemanasan setelah pengemasan yang dapat
menghilangkan bahaya biologis, atau tidak ada cara konsumen untuk
mendeteksi, menghilangkan bahaya kimia atau fisik.
20
H. Rencana penerapan HACCP
Tabel 1.9 Monitoring Ccp, Tindakan Koreksi, Verifikasi, Dokumentasi (Prinsip 4 – Prinsip 7)
A.Bahan Baku
Prinsip 2 Prinsip 3 Prinsip 4 Prinsip 5 Prinsip 6 Prinsip 7
Jenis
(Bahan Pemantauan Tindakan
bahaya Batas Kritis Verifikasi Dokumentasi
Baku) Apa Bagaimana Dimana Siapa Kapan koreksi
E. coli (1x101 Cemaran Uji Di QI 1 minggu Dibuang Melakuka Dokumentasi
koloni/g), Mikroba laboratorium laboratoriu sekali dan n uji dan catatan
Salmonella m menganti mikrobiol harian hasil
(negative/25g dengan ogi uji
), bahan lain. mikrobiologi
Staphylococc
us aureus
Biologi
(1x102
koloni/g),
Daging
Campylobact
Ayam
er jejuni
(negative/25g
) . (SNI,
2009).
Kondisi Memberikan Dibuang Penerimaa Catatan
Adanya bulu fisik spesifikasi dan n sesuai harian
Fisik dan benda daging bahan makanan mengganti dengan penerimaan.
asing lainnya. ayam yang dibeli dengan spesifikasi
bahan lain.
21
B. Tahap Proses
Prinsip 4
Prinsip 2 Prinsip 3 Prinsip 5 Prinsip 6 Prinsip 7
Pemantauan
Jenis
CCP
bahaya Tindakan
(Tahap Batas kritis Apa Bagaiamana Dimana Siapa Kapan Verifikasi Dokumentasi
koreksi
Proses)
Cemaran Uji laboratorium Di QI 1 minggu Mengganti Melakukan Dokumentasi
mikroba laboratoriu sekali dengan uji dan catatan
m bahan lain, mikrobiolo harian hasil uji
tidak gi dan mikrobiologi
Penyimpa
E. coli terdapat mencatat
nan bahan
(1x101 cemaran suhu pada
matang Biologi
koloni/g), E.coli dan penyimpan
(Rolade
Salmonella melakukan an
ayam)
pemantaua
n suhu
kisaran 3 –
4oC
Penggoren Biologi Suhu 120ºC Menggoreng Cek suhu Memastik Menggoren
gan 3-5 menit dengan suhu menggunakan an g rolade
(Rolade yang tepat thermometer. menggore dengan
ayam) dengan suhu ng dengan minyak
65-77 ºC api sedang yang
dipanaskan
Kimia Penggoreng Penggunaan Cek pada saat Di QI 1 minggu Memastik Tidak
an tidak sarung tangan pengolahan laboratoriu sekali an tidak menggunak
menggunaka plastik tidak m mengguna an sarung
n sarung menggunakan kan sarung tangan
tangan sarung tangan tangan plastik
plastik plastik plastik
22
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
23
bumbu pada setiap jenis makanan dapat diketahui, hal tersebut sangat penting
karena terkadang juru masak tidak mengetahui kadar yang seharusnya dipenuhi
terhadap makanan pasien. Suhu 120 oC pada pengolahan rolade ayam sudah
mencapai batas aman yaitu >65-77 oC dengan tujuan menghilangan bakteri dan
aman untuk dikonsumsi pasien.
e. Pomorsian dan pendistribusian
Pemorsian dilakukan dengan menggunakan suhu yang masih aman.
Distribusi pada rolade ayam menggunakan sistem sentralisasi ( makanan
konsumen dibagi dan disajikan dalam alat makan yang telah dipersiapkan di
tempat pengolahan makanan) (Sari, 2018). Menu rolade ayam ini dikonsumsi
untuk pasien non diet dewasa pada kelas VIP, satu, dua dan tiga. Untuk alat
makan yang digunakan kelas VIP, satu dan dua menggunakan tempat lauk
kramik, sedangkan pada kelas 3 menggunakan plato tertutup 3 sekat yang
berbahan stainlees.
Berdasarkan hasil observasi yang sudah diakukan pada tanggal 13 – 15
April 2022 pada menu makanan pagi menunjukan bahwa penerapan HACCP pada
pembuatan rolade ayam yang menjadi CCP (Critical Control Point) terdapat pada
proses penerimaan bahan basah, penyimpanan bahan matang, dan pengolahan.
1. CCP Terhadap Daging Ayam
Pada tahap penerimaan bahan basah yang menjadi titik pengendalian
kritis adalah adanya cemaran biologi dan fisik. Menurut (Jaelani, 2014) daging
ayam merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme. Hal ini
disebabkan daging ayam yang mengandung air, kaya nitrogen serta pH yang
baik untuk pertumbuhan mikroorganisme (Abustam, 2007). Salah satu untuk
mencegah dan mengendalikan hal tersebut, perlu ada pengawasan yang ekstra
dalam penerimaan bahan basah. Penerimaan dilakukan sesuai dengan
spesifikasi dan dilakukan uji laboratorium.
2. CCP penyimpanan bahan matang.
Pada tahap penyimpanan bahan matang rolade ayam harusnya disimpan
pada frezeer tempat penyimpanan bahan makanan berupa daging yang
memiliki suhu penyimpanan berkisar –18 oC sampai -23 oC (Dopson, 2008).
Suhu ini diperlukan untuk menjaga ketahanan bahan makanan berupa daging
yang sangat mudah terserang kuman dan bakteri sehingga dapat berujung pada
kerusakan bahan makanan tersebut. Kesalahan dalam penanganan bahan
makanan saat disimpan digudang akan berpengaruh pada mutu makanan yang
dihasilkan (Wiasyha, 2007). Untuk mengendalikan hal tersebut, perlu ada
pengawasan yang ekstra dalam penyimpanan bahan matang dan melakukan uji
laboratorium.
3. CCP pengolahan.
Pada tahap pengolahan yang menjadi titik pengendali kritis adalah pada
saat proses penggorengan. Untuk mengendalikan hal tersebut, perlu ada
pengawasan yang ekstra dalam proses pengorengan, selain gosong lamanya
24
dalam menggoreng akan menurunkan kadar zat gizi yang terkandung. Dengan
suhu penggorengan sebesar 120oC sudah dapat mematikan bakteri pada rolade
ayam sehingga dapat dikatakan bakteri tidak tumbuh dan aman dan waktu
penggorengan dilakukan kurang lebih 3-5 menit dalam sekali penggorengan.
Suhu tinggi yang digunakan penggorengan deep frying dengan adanya oksigen
akan terjadinya serangkain reaksi kimia yang kompleks pada minyak seperti
oksidasi, polimerisasi, hidrolisis, siklisasi dan isomerisasi. Berbagi reaksi ini
menghasilkan senyawa volatil dan non volatil yang berpengaruh terhadap
karakteristik sensori dan kualitas nilai gizi minyak goreng (Susanto, 2016).
25
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Rolade ayam merupakan makanan yang terbuat dari bahan daging ayam
giling, telur ayam, buncis, wortel, bawang merah, bawang putih, kemiri,
merica,tepung tapioka, garam, gula, dan minyak goreng. Rolade ayam
termasuk makanan yang bersumber protein hewani. Analisis bahaya dalam
rolade ayam termasuk dalam kategori risiko tinggi karena sasaran makanan
untuk pasien. Tahap persiapan yang menjadi titik pengendalian kritis adalah
pada saat proses penerimaan bahan basah, penyimpanan bahan matang, dan
penggorengan. Untuk mengendalikan hal tersebut, perlu ada pengawasan
yang ekstra. Rencana penetapan HACCP pada proses penerimaan dan
penyimpanan dilakukan uji laboratorium. Sedangkan untuk proses
penggorengan menggunakan api sedang dengan suhu 120oC.
B. Saran
Dalam proses persiapan bahan makanan sebaiknya penjamah makanan
menggunakan sarung tangan dan memperhatikan kebersihan alat yang
digunakan.
26
DAFTAR PUSTAKA
27
LAMPIRAN
28
Produksi Makanan
No Dokumen: No Revisi : Halaman
813O/RSMT/SPO- 01 ½
GIZI/2019
Tanggal Terbit : Ditetapkan
Direktur
Standar
30 Juli 2019
Prosedur
Dr. Drg H. Edi Sumarwanto, MM,
Oprasional
MH.Kes
NBM. 934251
Temanggung
8. Peraturan Direktur no 737/III/RSMT/PerDir/2019
tentang Perubahan III (ketiga) Kebijakan Pelayanan
Pasien Rumah Saskit PKU Muhammadiyah
Temanggung
A. Persiapan
Penampilan petugas:
a. Periksa kerapihan pakaian seragam
b. Periksa kelengkapan atribut
Alat-alat:
a. Alat mencuci dan memotong
b. Bahan yang dibutuhkan
c. Alat pengolahan
B. Pelaksanaan
1. Bahan makanan yang sudah diterima dari petugas
persiapan, dibagi sesuai menu untuk diolah.
2. Petugas pengolahan diit pagi bertanggung jawab
Prosedur
pada pengolahan lauk dan sayur untuk makan siang
bagi pasien diit biasa dan dan diit khusus.
3. Bumbu dan bahan makanan dimasak sesuai menu
dan resep
4. Petugas pengolahan umum bertanggung jawab pada
pengolahan makanan pokok seperti nasi, tim, bubur
kasar dan bubur halus.
5. Semua makanan yang sudah matang dilakukan
quality control baik dari segi cita rasa, warna,
tekstur oleh petugas yang ditunjuk.
6. Makanan yang sudah matang segera diserahkan ke
petugas pemorsian.
1. Unit Gizi
Unit Terkait
2. Unit Rawat Inap
29
HYGIENE SANITASI PENJAMAH MAKANAN
No Dokumen: No Revisi : Halaman
812O/RSMT/SPO- 00 ½
GIZI/2019
Tanggal Terbit : Ditetapkan
Direktur
Standar
30 Juli 2019
Prosedur
Dr. Drg H. Edi Sumarwanto, MM,
Oprasional
MH.Kes
NBM. 934251
Merupakan upaya pemelihara kebersihan diri yang
Pengertian
dilakukan oleh invidu penjaah makanan selama bekerja.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
Tujuan
pelaksnaan hygiene sanitasi penjamah makanan.
Peraturan Direktur no 737/III/RSMT/PerDir/2019 tentang
Perubahan III (ketiga) Kebijakan Pelayanan Pasien Rumah
Saskit PKU Muhammadiyah Temanggung. Tentang
kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi point 3.a
Kebijakan
bahwa pengawasan terhadap fasilitas yang terkait dengan
kegiatan kerja instalasi gizi, antara lain pelayanan
gizi,persiapan,penyimpanan,pengolahan dan penyajian
makanan pasien berkoordinasi dengan instalasi gizi.
Jaga kebersihan diri dengan cara:
1. Mandi teratur dengan sabun dan air bersih
2. Menggosok gigi dengan pasta dan sikat gigi secara
teratur paling sedikit 2x dalam sehari setelah
makan dan sebelum tidur.
3. Membiasakan membersihkan lubang hidung,
lubang telinga, dan sela-sela jari secara teratur.
4. Mencuci rambut, kramas secara rutin 2x dalam
seminggu.
5. Kebersihan tangan: kuku dipotong pendek, kuku
Prosedur
tidak dicat, dan bebeas luka.
6. Biasakan mencuci tangan:
1. Sebelum masuk instalasi gizi
2. Sebelum menjamah atau memegang makanan.
3. Sebelum memegang peralatan makanan.
4. Setelah keluar dari WC atau kamar kecil.
5. Setelah meracik bahan mentah seprti daging,
ikan, sayur, dll
6. Setelah mengerjakan pekerjaan lain, seperti
bersalaman, setelah memegang uang.
30
HYGIENE SANITASI PENJAMAH MAKANAN
No Dokumen: No Revisi : Halaman
812O/RSMT/SPO- 00 ½
GIZI/2019
Tanggal Terbit : Ditetapkan
Direktur
Standar
30 Juli 2019
Prosedur
Dr. Drg H. Edi Sumarwanto, MM,
Oprasional
MH.Kes
NBM. 934251
31
Lampiran 1.2 Pohon Keputusan CCP Bahan dan Proses Persiapan
Pohon Keputusan Bahan Baku Daging Ayam
Ya CCP
Bukan CCP
Ya
32
Pohon Keputusan buncis
M Apakah buncis
mengandung bahaya sampai
Q1
tingkat yang tidak dapat
diterima?
Ya Bukan CCP
M Apakah wortel
mengandung bahaya sampai
Q1
tingkat yang tidak dapat
diterima?
Bukan CCP
Ya
33
Pohon Keputusan Bawang Putih
Bukan
Ya
CCP
M Apakah bawang
merah mengandung bahaya
Q1
sampai tingkat yang tidak
dapat diterima?
Bukan
Ya
CCP
34
Pohon Keputusan Merica
M Apakah merica
mengandung bahaya sampai
Q1
tingkat yang tidak dapat
diterima?
Bukan
CCP
Ya
M Apakah garam
Q1 mengandung bahaya sampai
tingkat yang tidak dapat
diterima?
Iya
Iya Bukan CCP
Q2
Apakah proses persiapan
selanjutnya menghilangkan
bahaya atau mengurangi Iya
sampai tingkat aman?
35
Pohon Keputusan Garam
M Apakah garam
Q1 mengandung bahaya sampai
tingkat yang tidak dapat
diterima?
Bukan CCP
Iya
Iya
Apakah proses persiapan
selanjutnya menghilangkan Iya
Q2 bahaya atau mengurangi
sampai tingkat aman?
Iya
Iya Bukan CCP
36
Pohon Keputusan Minyak Goreng
M Apakah minyak
Q1 goreng mengandung bahaya
sampai tingkat yang tidak
dapat diterima?
Iya
Iya Bukan CCP
Apakah proses persiapan
selanjutnya menghilangkan
bahaya atau mengurangi Iya
Q2 sampai tingkat aman?
Iya
M Apakah tahapan
dirancang spesifik untuk
menghilangkan atau
Q2 mengurangi bahaya yang
mungkin terjadi sampai
tingkatan yang dapat diterima?
Tidak
M Dapatkah kontaminasi
dengan bahaya yang
diidentifikasi terjadi melebihi
Q3 tingkatan yang dapat diterima
atau dapatkah ini meningkat
sampai tingkatan yang
diterima?
Iya
Iya
Tidak
M Apakah proses
selanjutnya dapat mengurangi CCP
Q4
bahaya tersebut?
37
Pohon Keputusan Proses Penyimpanan bahan matang
M Adakah
tindakan
Q1
pengendalian?
Iya
M Apakah tahapan
dirancang spesifik untuk
menghilangkan atau
Q2 mengurangi bahaya yang
mungkin terjadi sampai
tingkatan yang dapat diterima?
Tidak
M Dapatkah kontaminasi
dengan bahaya yang
diidentifikasi terjadi melebihi
Q3 tingkatan yang dapat diterima
atau dapatkah ini meningkat
sampai tingkatan yang
diterima?
Iya
Iya
Tidak
M Apakah proses
selanjutnya dapat mengurangi CCP
Q4
bahaya tersebut?
38
Pohon Keputusan Proses Pengolahan
M Adakah
tindakan
Q1
pengendalian?
Iya
M Apakah tahapan
dirancang spesifik untuk
menghilangkan atau
Q2 mengurangi bahaya yang
mungkin terjadi sampai
tingkatan yang dapat diterima?
Tidak
M Dapatkah kontaminasi
dengan bahaya yang
diidentifikasi terjadi melebihi
Q3 tingkatan yang dapat diterima
atau dapatkah ini meningkat
sampai tingkatan yang
diterima?
Iya
Iya
Tidak
M Apakah proses
selanjutnya dapat mengurangi CCP
Q4
bahaya tersebut?
39
Lampiran 1.3 Foto Dokumentasi
40
3 Pengelolaan Tanggal 15 April 2022
Pengamat : Rifayatul Khoiriyah dan Ziana Andrian
41
4 Penyajian Tanggal 15 April 2022
Pengamat : Rifayatul Khoiriyah dan Ziana Andrian
42
Gambar 1 Pemorsian
5. Pendistribusian Tanggal 15 April 2022
Pengamat : Rifayatul Khoiriyah dan Ziana Andrian
43