BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi bahan – bahan pada pembuatan Sup kimlo.
b. Mengidentifikasi hazard (bahaya) pada pembuatan Sup kimlo.
c. Mengidentifikasi CCP (Critical Control Point) pada pembuatan Sup
kimlo.
d. Mengidentifikasi batas kritis pada pembuatan Sup kimlo.
e. Mengidentifikasi penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada
bahan baku dan proses pengolahan Sup kimlo.
f. Menetapkan tindakan koreksi terhadap penyimpangan CCP.
C. Manfaat
3. Bagi mahasiswa
4. Bagi Konsumen
Mendapat jaminan mutu keamanan pangan dari produk pangan Sup kimlo.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian HACCP
HACCP merupakan suatu sistem manajemen pengawasan dan
pengendalian keamanan pangan secara preventif yang bersifat ilmiah, rasional
dan sistematis dengan tujuan untuk mengidentifikasi, memonitor dan
mengendalikan bahaya (hazard) mulai dari bahan baku, selama proses
produksi/pengolahan, manufakturing, penanganan dan penggunaan bahan
pangan untuk menjamin bahwa bahan pangan tersebut aman bila dikonsumsi
(MOTARKEMI et al, 1996 ; STEVENSON, 1990). Dengan demikian dalam
sistem HACCP, bahan/materi yang dapat membahayakan keselamatan manusia
atau yang merugikan ataupun yang dapat menyebabkan produk makanan
menjadi tidak disukai; diidentifikasi dan diteliti dimana kemungkinan besar
terjadi kontaminasi/pencemaran atau kerusakan produk makanan mulai dari
penyediaan bahan baku, selama tahapan proses pengolahan bahan sampai
distribusi dan penggunaannya. Kunci utama HACCP adalah antisipasi bahaya
dan identifikasi titik kendali kritis.
Menurut BRYAN (1990), sistem HACCP didefinisikan sebagai suatu
manajemen untuk menjamin keamanan produk pangan dalam industri
pengolahan pangan dengan menggunakan konsep pendekatan yang bersifat
logis (rasional), sistematis, kontinyu dan menyeluruh (komprehensif) dan
bertujuan untuk mengidentifikasi, memonitor dan mengendalikan bahaya yang
beresiko tinggi terhadap mutu dan keamanan produk pangan.
B. Langkah-langkah HACCP
Untuk mulai membangun sistem HACCP yang efektif dibutuhkan 5
langkah penerapannya, yaitu:
C. Prinsip-prinsip HACCP
BAB II
Ayam Asam Minyak Bawang Bawang Kunyit Kemiri Laos D. Salam D. Sereh Gula
Potong Jawa sayur Merah Putih Jeruk Merah
Tawing
Di cuci
Dihaluskan
Ditambahkan
Ditumis
Pemasakan
Ayam Asam Minyak Bawang Bawang Kunyit Kemiri Laos D. Salam D. Sereh Gula
Potong Jawa sayur Merah Putih Jeruk Merah
Tawing
Ditambahkan
cuka + garam
Dihaluskan
Di cuci
Ditambahkan
Saus
Ditumis Tomat
Pemasakan
9
Penyimpanan minyak pada wadah
yang tertutup sampai proses
pengolahan.
4 Bawang merah B (M) Kapang Pemeriksaan bawang merah sesuai
F Tanah, busuk atau tidak dengan spesifikasi serta
pencucian bawang merah sebelum
dihaluskan.
5 Bawang putih B (M) Kapang Pemeriksaan bawang putih sesuai
F Tanah, busuk atau tidak dengan spesifikasi serta
pencucian bawang putih sebelum
dihaluskan.
6 Garam B (M) Jamur, bakteri, halobacterium Menyimpan di tempat yang tertutup
salinarum sampai proses pengolahan, sejuk dan
F Adanya kotoran, kontaminasi benda kering, menghindari penyimpanan
asing seperti batu dan jangka waktu yang lama (segera
digunakan).
7 Gula B (M) Leuconostoc Menyimpan di tempat yang tertutup
F Adanya kotoran, kontaminasi benda sampai proses pengolahan, sejuk dan
asing seperti batu dan tambahan kering, menghindari penyimpanan
benda lain dan jangka waktu yang lama (segera
digunakan).
10
8 Bawang bombay
9 Daun Bawang
10 Sedap malam
11 Jamur Kuping
11
12 Air B Bakteri pathogen seperti Escherichia Dipanaskan sampai dengan suhu
coli, cacing dan lumut 100oC (titik didih air)
Kotoran atau benda asing seperti Penggunaan sumber air yang tepat
F pasir, kerikil dan penyaringan sebelum digunakan
12
Bahan Kelompok Bahaya Kategori
A B C D E F Risiko
PRODUK
Sup Kimlo
BAHAN BAKU
Wortel
Asam Jawa 0 + + 0 0 0 II
Minyak 0 0 + + + 0 III
Bawang merah 0 0 + 0 0 0 I
Bawang putih 0 0 + 0 0 0 I
Garam 0 0 + 0 0 0 I
Gula 0 0 + 0 0 0 I
Bawang bombay 0 0 + 0 0 0 I
Daun Bawang 0 0 + 0 0 0 I
Sedap malam 0 0 + 0 0 0 I
Jamur Kuping
Air 0 + + 0 0 0 II
Keterangan :
A : Produk untuk konsumen berisiko tinggi
B : Mengandung bahan yang sensitif B K F
C : Tidak ada tahap pencegahan / menghilangkan bahaya fisik atau kimia
D : Produk kemungkinan mengalami pencemaran kembali setelah
pengolahan
E : Kemungkinan terjadi kontaminasi kembali atau penanganan yang salah
F : Tidak ada proses untuk memusnahkan bahaya biologis
13
III : Jika produk termasuk dalam tiga kelompok bahaya/terdapat tiga positif
(+)
IV : Jika produk termasuk dalam empat kelompok bahaya/terdapat empat
positif (+)
V : Jika produk termasuk dalam lima kelompok bahaya/terdapat lima positif
(+)
VI : Jika produk termasuk dalam enam kelompok bahaya/terdapat enam
positif (+)
b. Proses Produksi
Bahaya
No Proses Produksi Jenis Bahaya CARA PENCEGAHAN
B(M)/K/F
1 Penerimaan bahan F Kotoran Hygiene sanitasi di
makanan ruangan penerimaan
bahan makanan dijaga.
Petugas penerimaan
mengguanakn APD
sesuai prosedur.
2 Persiapan bahan F Kotoran Hygiene sanitasi di
makanan ruangan persiapan dijaga.
Petugas menggunakan
APD sesuai prosedur.
Peralatan yang
digunakan bersih.
5 Proses Memasak B (M) Bakteri tahan panas Hygiene sanitasi di
K Oksidasi ruangan pengolahan
dijaga. Suhu makanan
yang aman pada 600C -
<1000C. Petugas
menggunakan APD
sesuai prosedur dan
peralatan yang digunakan
14
Bahaya
No Proses Produksi Jenis Bahaya CARA PENCEGAHAN
B(M)/K/F
bersih.
6 Penghalusan bumbu F Benda fisik Hygiene sanitasi di
ruangan persiapan
bumbu dijaga. Petugas
menggunakan APD
sesuai prosedur.
Peralatan yang
digunakan dalam kondisi
bersih.
7 Proses pematangan F Benda fisik Hygiene sanitasi di
masakan ruangan pengolahan
dijaga. Suhu makanan
yang aman pada 600C -
<1000C. pada saat
penyimpanan makanan
sebelum diporsikan
makanan yang matang
ditutup. Petugas
menggunakan APD
sesuai prosedur dan
peralatan yang digunakan
bersih.
8 Pemorsian B (M) Mikrobiologi yang Hygiene dan sanitasi
terbawa udara ruangan pemorsian
F Benda fisik terjaga. Makanan dalam
kondisi tertutup selama
penyimpanannya.
Petugas menggunakan
APD sesuai prosedur.
Peralatan yang
15
Bahaya
No Proses Produksi Jenis Bahaya CARA PENCEGAHAN
B(M)/K/F
digunakan bersih.
10 Distribusi Pasien B (M) Mikrobiologi yang Hygiene dan sanitasi troli
terbawa udara terjaga.
F Benda fisik Hygiene dan sanitasi
ruangan pemorsian
terjaga. Makanan dalam
kondisi tertutup selama
penyimpanannya.
Petugas menggunakan
APD sesuai prosedur.
Peralatan yang
digunakan bersih.
G. Penentuan CCP
1. Bahan Mentah/Baku
1. Wortel
Alasan : Karena,
Alasan :
2. Asam Jawa
16
Alasan : Karena asam jawa yang digunakan disimpan dalam
gudang BMK yang bersih dan ada jarak antara rak tepung dengan
lantai, kelembaban ruangan baik, asam jawa yang digunakan
terjamin mutunya sehingga dipastikan tidak ditemukannya benda
fisik.
3. Minyak
4. Bawang merah
17
Alasan : Karena proses pengolahan dapat mematikan
mikroorganisme dan kapang.
5. Bawang putih
6. Jamur kuping
Alasan
7. Sedap malam
Alasan :
18
Alasan : Karena proses pengolahan dapat mematikan
mikroorganisme dan kapang.
8. Daun jeruk
Alasan : Daun salam yang digunakan ada yang sudah busuk dan
layu.
9. Sereh
10. Kemiri
19
11. Gula Merah
12. Garam
13. Gula
20
Alasan : Karena proses pengolahan tidak dapat menghilangkan
benda fisik.
14. Jahe
15. Lengkuas
16. Air
21
Alasan : Karena air yang digunakan merupakan air mendidih yang
sedang dimasak
3. Proses pengolahan
Proses pemasakan
Q5 : Apakah terdapat bahaya pada tahap pemasakan ini? Ya
Lanjut ke pertanyaan berikutnya
Alasan : Karena penjamah makanan tidak menggunakan APD
sesuai dengan prosedur dan alat masak yang tidak steril.
22
Q8 : Apakah bahaya dapat meningkat sampai batas yang tidak
dapat diterima (tidak aman)? Ya Lanjut ke pertanyaan
berikutnya
Alasan : Karena jika tepung benda fisik maka produk tidak aman
untuk dikonsumsi serta penjamah makanan yang tidak
menggunakan APD sesuai dengan prosedur dapat
mencemari makanan.
23
Bahan Makanan Pertanyaan Diagram Pohon
No CCP KETERANGAN
dan Proses Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9
Bahan Makanan
Karena pengolahan dapat
mematikan mikroorganisme
1 Ayam potong Potong Ya Ya ≠CCP yang tumbuh pada saat
proses penerimaan sampai
proses persiapan.
Karena asam jawa yang
digunakan disimpan dalam
gudang BMK yang bersih
dan ada jarak antara rak
tepung dengan lantai,
2 Asam Jawa Tidak ≠CCP
kelembaban ruangan baik,
asam jawa yang digunakan
terjamin mutunya sehingga
dipastikan tidak
ditemukannya benda fisik.
Karena benda fisik tidak
3 Minyak Ya Tidak CCP 1 dapat dihilangkan pada
proses pengolahan
Karena proses pengolahan
dapat mematikan
4 Bawang merah Ya Ya ≠CCP
mikroorganisme dan
kapang.
Karena proses pengolahan
dapat mematikan
5 Bawang putih Ya Ya ≠CCP
mikroorganisme dan
kapang.
Karena proses pengolahan
6 Kunyit Ya Ya ≠CCP dapat mematikan
mikroorganisme dan
24
kapang.
25
Karena gula merah yang
diganakan didapatkan dari
15. Gula Merah Tidak ≠CCP penyimpanan BMK di suhu
yang sesuai dan ditutup
rapat
Karena air yang digunakan
16 Air Tidak ≠CCP merupakan air mendidih
yang sedang dimasak
Karena pengkomposisian
dan fomulasi yang tidak
Komposisi dan Formulasi Tidak ≠CCP terukur tidak mempengaruhi
adanya bahaya terhadap
konsumen.
Tahap Proses Pengolahan
Karena benda fisik tidak
dapat hilang melalui proses
pemasakan, penjamah
makanan yang tidak
Pemasakan Ya Tidak Tidak Ya Tidak CCP 1
menggunakan APD dan
penggunaan alat masak
yang tidak steril dapat
mencemari makanan.
26
H. Penetapan batas kritis untuk setiap CCP
1. Bahan Baku
No Bahan Mentah/ Ingredient/ BTP Batas Kritis
Tidak ada benda fisik yang ditemukan
1. Minyak pada minyak serta kondisi minyak tidak
tengik.
Tidak ditemukan benda fisik pada Gula
2. Gula Merah merah dan gula merah dalam keadaan
tidak bau tengik dan tidak asam.
Tidak ada benda fisik yang terdapat pada
3. Ketumbar
ketumbar.
Tidak ada benda fisik yang terdapat pada
4. Garam
garam.
Tidak ada benda fisik yang terdapat pada
5. Gula
gula.
2. Proses Produksi
No Formulasi/ Proses Pengolahan Batas Kritis
Tidak ditemukan benda fisik,
penjamah makanan menggunakan
APD serta penggunaan alat
1. Tahap pemasakan pemasakan yang steril. Suhu minimal
yang harus terlewati sekitar 600C –
1000C dianggap bahwa bakteri pada
makanan sudah hilang.
27
I. Penetapan sistem pemantauan untuk setiap CCP
Pemantauan yaitu tindakan dari pengujian atau observasi untuk melaporkan keadaan
CCP. Pemantauan ini dilakukan untuk menjamin bahwa batas kritis tidak terlampaui.
Untuk menyusun sistem pemantauan, pertanyaan-pertanyaan siapa, apa, dimana,
mengapa, bagaimana dan kapan harus terjawab yakni apa yang harus dievaluasi,
dengan metode apa, siapa yang melakukan, jumlah dan frekuensi yang diterapkan.
3. Pemasakan
Pada tahap ini, hal yang perlu dipantau meliputi penyimpanan alat-alat, kesesuaian
suhu, dan lama pemasakan. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi adanya
pertumbuhan mikroorganisme dan kontaminasi terhadap produk, untuk memastikan
kematangan untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme. Caranya yaitu dengan
melakukan pemantauan peralatan masak, penggunaan APD oleh penjamah makanan,
kebersihan alat masak, suhu masakan, dan lamanya pemaskaan. Pemantauan pada
tahap ini dilakukan oleh petugas produksi. Pemantauan dilakukan setiap kali
melakukan proses produksi.
28
4. Pemorsian
Pada tahap ini, hal yang perlu dipantau meliputi kondisi wadah dan kebersihan
centong. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah wadah yang rusak atau tidak layak
digunakan dan kontaminasi alat terhadap produk. Caranya yaitu dengan melakukan
pengamatan dan pengecekan secara kasat mata.. Pemantauan dilakukan pada kondisi
penjamah dan peralatan yang digunakan untuk pengemasan. Pemantauan pada tahap
ini dilakukan oleh petugas pemorsi. Pemantauan dilakukan setiap kali melakukan
proses pemorsian.
5. Distribusi
Pada tahap ini, hal yang perlu dipantau meliputi kondisi alat transportasi, suhu alat
transportasi, hygiene dan sanitasi penjamah makanan dan kebersihan alat transportasi
distribusi. Caranya yaitu dengan melakukan pengamatan dan pengecekan secara kasat
mata. Pemantauan dilakukan pada kondisi peralatan transportasi yang digunakan
untuk distribusi. Pemantauan pada tahap ini dilakukan oleh petugas distribusi.
Pemantauan dilakukan setiap kali melakukan proses pemorsian.
29
Tahapan Prinsip 3 Prinsip 4
Proses CCP Batas Kritis What Why How Where Who When
Bahan baku yang Kuantitatif Untuk Melakukan Ruang Panitia Setiap kali
diterima sesuai (penimbangan) mengetahui pemeriksaan penerimaan penerimaan penerimaan
dengan Kondisi kemasan bahan baku sesuai secara barang non barang non barang baku
Tahap spesifikasi. Benda fisik spesifikasi yang kuantitatif medis medis
penerimaan Tidak ada benda telah ditetapkan, (penimbangan)
bahan baku asing kondisi kemasan dan visual
Kemasan tidak dan ada atau
rusak dan masih tidaknya benda
tertutup rapat. asing.
Air yang Kondisi alat Untuk Melakukan Ruang Petugas Setiap proses
digunakan bersih Kondisi air mengetahui pemeriksaan persiapan persiapan persiapan
Tahap persiapan (tidak berbau, Kondisi ruangan keadaan air, alat, secara visual bumbu dan
(penyiangan, berwarna, dan Kepatuhan ruangan, serta persiapan
pelumuran berasa) penjamah dalam kepatuhan hewani.
Ayam potong, Alat-alat dan menggunakan penjamah
pengolahan ruangan yang APD menggunakan
bumbu) digunakan tidak APD agar
kotor mencegah
Penjamah kontaminasi
30
Tahapan Prinsip 3 Prinsip 4
Proses CCP Batas Kritis What Why How Where Who When
makanan antara bahan
menggunakan mentah dengan
APD sesuai alat, lingkungan,
prosedur air, dan penjamah
makanan
Alat-alat dan Peralatan, ruangan, Untuk Pemantauan Ruang Petugas Setiap proses
ruangan yang kepatuhan mengetahui peralatan, pengolahan pengolahan pemasakan
digunakan tidak penjamah dalam bahwa tidak kondisi
kotor menggunakan adanya ruangan,
Penjamah APD, tingkat kontaminasi hasil penjamah
makanan kematangan masakan dengan makanan,
Tahap menggunakan masakan dan suhu peralatan, Pemantauan
pemasakan APD sesuai akhir masakan. ruangan dan tingkat
prosedur Bahan baku sesuai penjamah makan. kematangan
Penggunaan dengan standar Untuk makanan
bahan baku resep memastikan Pengukuran
sesuai dengan tingkat suhu akhir
standar resep kematangan masakan
Tingkat masakan sesuai sebelum
31
Tahapan Prinsip 3 Prinsip 4
Proses CCP Batas Kritis What Why How Where Who When
kematangan agar hasil akhir pemorsian
masakan sesuai makanan tidak Penggunaan
dengan prosedur. mengandung bahan baku
Suhu akhir mikroorganisme secara terukur
masakan Untuk menjaga
suhu makanan
agar sampai ke
pasien suhu
sesuai dan tidak
menjadi tempat
pertumbuhan
mikroorganisme
Untuk
memastikan
penggunaan
bahan baku sesuai
dengan resep.
32
Tahapan Prinsip 3 Prinsip 4
Proses CCP Batas Kritis What Why How Where Who When
Alat-alat dan Peralatan dan Untuk mengetahu Pengamatan Ruang Petugas Setiap kali
ruangan yang ruangan tidak adanya dan pengolahan pemorsian proses
digunakan tidak Penjamah kontaminasi antar pengecekan pemorsian pemorsian
kotor makanan masakan dengan secara kasat terpusat
Penjamah Kesuaian porsi peralatan dan mata meliputi Ruang
makanan ruangan yang peralatan, Pemorsian
menggunakan kotor serta ruangan dan pemorsian ke
Tahap APD sesuai penjamah penjamah pasien
pemorsian prosedur makanan makanan.
Porsi yang Untuk Serta
dilakukan sesuai mengetahui besar kesesuaian
dengan standar porsi kenyataan porsi dengan
porsi yang sudah sesuai dengan standar porsi
ditentukan dan standar porsi
terukur. yang ditetapkan
33
Tahapan Prinsip 3 Prinsip 4
Proses CCP Batas Kritis What Why How Where Who When
Peralatan Peralatan Untuk mencegah Pengamatan Ruang Petugas Setiap proses
transportasi yang transportasi, suhu tidak adanya secara kasat distribusi distribusi distribusi
digunakan tidak makanan, kontaminasi mata untuk
kotor penggunaan tutup akibat proses melihat
Suhu makanan selama proses distribusi kondisi alat
terjaga. distribusi terhadap transportasi
Makanan dalam makanan dan dan
Tahap distribusi kondisi tertutup menjaga suhu penggunaan
selama proses makanan agar tutup selama
distribusi tidak menjadi proses
media yang cocok distribusi
untuk Pengukuran
pertumbuhan suhu makanan
mikrorganisme sampai kepada
pasien
34
J. Penetapan tindakan koreksi untuk penyimpangan yang mungkin terjadi
Pelaksanaan tindakan perbaikan bila batas kritis tidak tercapai atau diluar
kendali berdasarkan hasil monitoring.
Prinsip 5
Tahapan Proses CCP
Tindakan Koreksi
Pengecekan bahan baku sesuai atau tidak sesuai
dengan spesifikasi. Jika tidak sesuai bahan baku
Tahap penerimaan bahan baku dikembalikan ke rekanan dan meminta
penggantian bahan baku yang sesuai dengan
spesifikasi yang ada.
Pengecekan pada setiap tahapan dalam
Tahap persiapan (penyiangan,
persiapan memastikan bahwa tidak adanya
pelumuran Ayam potong,
kontaminasi akibat tahapan persiapan terhadap
pengolahan bumbu)
bahan baku.
Pengecekan pada tahapan, mencegah terjadinya
kontaminasi pada tahap pengolahan terhadap
masakan, penggunaan bahan baku secara
Tahap pemasakan
terukur sesuai dengan standar resep, serta hasil
akhir masakan sesuai dengan standar mutu
masakan yang telah ditetapkan
Pengecekan pada tahapan pemorsian untuk
mencegah terjadinya kontaminasi pada tahap
Tahap pemorsian pemorsian serta memastikan porsi yang
dihidangkan sesuai dengan standar porsi yang
telah ditetapkan
Pengecekan pada tahapan distribusi untuk
mencegah terjadinya kontaminasi pada tahap
Tahap distribusi distribusi serta memastikan suhu akhir
masakan sampai kepada pasien sesuai dengan
standar mutu yang ditetapkan
35
K. Penetapan prosedur verifikasi
Informasi tambahan untuk meyakinkan bahwa sistem HACCP dapat
terlaksana & makanan yang diproduksi aman.
Prinsip 6
Tahapan Proses CCP
Verifikasi
Review spesifikasi bahan baku dan penimbangan
Tahap penerimaan bahan baku
sesuai pemesanan.
Review komposisi
Pengecekan alat yang digunakan
Tahap persiapan (penyiangan, pelumuran
Pengecekan ruang yang digunakan
Ayam potong, pengolahan bumbu)
Pengecekan kepatuhan penjamah makanan
dalam menggunakan APD
Review standar resep dan mutu
Pengecekan alat yang digunakan
Pengecekan ruang yang digunakan
Pengecekan kepatuhan penjamah makanan
Tahap pemasakan
dalam menggunakan APD
Pengecekan tingkat kematangan masakan
sesuai dengan prosedur
Pengecekan suhu akhir masakan
Review standar porsi
Pengecekan alat yang digunakan
Tahap pemorsian Pengecekan ruang yang digunakan
Pengecekan kepatuhan penjamah makanan
dalam menggunakan APD
Pengecekan peralatan transportasi
Pengukuran suhu akhir masakan sampai kepada
pasien
Tahap distribusi Pengecekan penggunaan alat makan pada saat
distribusi
Pengecekan kepatuhan penjamah makanan
dalam menggunakan APD
36
L. Penetapan penyimpanan catatan dan dokumentasi
Dokumentasi merupakan kesatuan prosedur kerja dari penerimaan bahan baku sampai
produk siap di distribusikan ke pasien. Kelompok kami sudah melakukan seluruh langkah
pembuatan HACCP, sehingga pendokumentasian sudah tercukupi. Informasi yang diperoleh
selama pelaksanaan HACCP dikumpulkan dan dapat menggambarkan sistem HACCP yang
berkesinambungan.
37
TABLE PLAN OF HACCP
38
Prinsip 3 Prinsip 4 Prinsip 5 Prinsip 6 Prinsip 7
Tahapan
Batas Tindakan
Proses CCP What Why How Where Who When Verifikasi Dokumentasi
Kritis Koreksi
yang ada.
Air yang Kondisi Untuk Melaku Ruang Petuga Setiap Pengecekan Review Form
digunakan alat mengetah kan persiapa s proses pada setiap komposisi penilaian
bersih Kondisi ui pemerik n bumbu persiap persiap tahapan Pengecekan proses
(tidak air keadaan saan dan an an dalam alat yang persiapan
berbau, Kondisi air, alat, secara persiapa persiapan digunakan (penyiangan,
Tahap berwarna, ruangan ruangan, visual n memastikan Pengecekan pelumuran
persiapan dan Kepatuha serta hewani. bahwa tidak ruang yang Ayam potong
(penyiangan, berasa) n kepatuhan adanya digunakan dengan jeruk
pelumuran Alat-alat penjama penjamah kontaminasi Pengecekan nipis,
Ayam potong, dan h dalam menggun akibat kepatuhan pengolahan
pengolahan ruangan menggun akan tahapan penjamah bumbu)
bumbu) yang akan APD agar persiapan makanan
digunakan APD mencegah terhadap dalam
tidak kontamin bahan baku. menggunakan
kotor asi antara APD
Penjamah bahan
makanan mentah
39
Prinsip 3 Prinsip 4 Prinsip 5 Prinsip 6 Prinsip 7
Tahapan
Batas Tindakan
Proses CCP What Why How Where Who When Verifikasi Dokumentasi
Kritis Koreksi
mengguna dengan
kan APD alat,
sesuai lingkunga
prosedur n, air, dan
penjamah
makanan
Alat-alat Peralatan Untuk Pemanta Ruang Petuga Setiap Pengecekan Review Form
dan , mengetah uan pengola s proses pada tahapan standar resep penilaian
ruangan ruangan, ui bahwa peralata han pengol pemasa pemasakan dan mutu pemasakan
yang kepatuha tidak n, ahan kan mencegah Pengecekan
digunakan n adanya kondisi terjadinya alat yang
Tahap tidak penjama kontamin ruangan, kontaminasi digunakan
pemasakan kotor h dalam asi hasil penjama pada tahap Pengecekan
Penjamah menggun masakan h pemasakan ruang yang
makanan akan dengan makana terhadap digunakan
mengguna APD, peralatan, n, masakan, Pengecekan
kan APD tingkat ruangan Pemanta penggunaan kepatuhan
sesuai kematan dan uan bahan baku penjamah
40
Prinsip 3 Prinsip 4 Prinsip 5 Prinsip 6 Prinsip 7
Tahapan
Batas Tindakan
Proses CCP What Why How Where Who When Verifikasi Dokumentasi
Kritis Koreksi
prosedur gan penjamah tingkat secara makanan
Pengguna masakan makan. kematan terukur dalam
an bahan dan suhu Untuk gan sesuai menggunakan
baku akhir memastik makana dengan APD
sesuai masakan. an tingkat n standar Pengecekan
dengan Bahan kematang Penguku resep, serta tingkat
standar baku an ran suhu hasil akhir kematangan
resep sesuai masakan akhir masakan masakan
Tingkat dengan sesuai masakan sesuai sesuai dengan
kematang standar agar hasil sebelum dengan prosedur
an resep akhir pemorsi standar mutu Pengecekan
masakan makanan an masakan suhu akhir
sesuai tidak Penggun yang telah masakan
dengan mengand aan ditetapkan
prosedur. ung bahan
Suhu mikroorg baku
akhir anisme secara
masakan Untuk terukur
41
Prinsip 3 Prinsip 4 Prinsip 5 Prinsip 6 Prinsip 7
Tahapan
Batas Tindakan
Proses CCP What Why How Where Who When Verifikasi Dokumentasi
Kritis Koreksi
menjaga
suhu
makanan
agar
sampai ke
pasien
suhu
sesuai
dan tidak
menjadi
tempat
pertumbu
han
mikroorg
anisme
Untuk
memastik
an
42
Prinsip 3 Prinsip 4 Prinsip 5 Prinsip 6 Prinsip 7
Tahapan
Batas Tindakan
Proses CCP What Why How Where Who When Verifikasi Dokumentasi
Kritis Koreksi
pengguna
an bahan
baku
sesuai
dengan
resep.
Alat-alat Peralatan Untuk Pengam Ruang Petuga Setiap Pengecekan Review Form penilian
dan dan mengetah atan dan pengola s kali pada tahapan standar porsi pemorsian
ruangan ruangan u tidak pengece han pemors proses pemorsian Pengecekan
yang Penjama adanya kan pemorsi ian pemorsi untuk alat yang
digunakan h kontamin secara an an mencegah digunakan
Tahap tidak makanan asi antar kasat terpusat terjadinya Pengecekan
pemorsian kotor Kesuaian masakan mata kontaminasi ruang yang
Penjamah porsi dengan meliputi pada tahap digunakan
makanan peralatan peralata pemorsian Pengecekan
mengguna dan n, serta kepatuhan
kan APD ruangan ruangan memastikan penjamah
sesuai yang dan porsi makanan
43
Prinsip 3 Prinsip 4 Prinsip 5 Prinsip 6 Prinsip 7
Tahapan
Batas Tindakan
Proses CCP What Why How Where Who When Verifikasi Dokumentasi
Kritis Koreksi
prosedur kotor penjama kenyataan dalam
Porsi serta h sesuai menggunakan
yang penjamah makana dengan APD
dilakukan makanan n. Serta standar porsi
sesuai Untuk kesesuai yang telah
dengan mengetah an porsi ditetapkan
standar ui besar dengan
porsi yang porsi standar
sudah kenyataan porsi
ditentuka sesuai
n dan dengan
terukur. standar
porsi
yang
ditetapka
n
Tahap Peralatan Peralatan Untuk Pengam Ruang Petuga Setiap Pengecekan Pengecekan Form
distribusi transportas transport mencegah atan distribus s proses pada tahapan peralatan penilaian
44
Prinsip 3 Prinsip 4 Prinsip 5 Prinsip 6 Prinsip 7
Tahapan
Batas Tindakan
Proses CCP What Why How Where Who When Verifikasi Dokumentasi
Kritis Koreksi
i yang asi, suhu tidak secara i distribu distribu distribusi transportasi distribusi
digunakan makanan, adanya kasat si si untuk Pengukuran
tidak kotor penggun kontamin mata mencegah suhu akhir
Suhu aan tutup asi akibat untuk terjadinya masakan
makanan selama proses melihat kontaminasi sampai kepada
terjaga. proses distribusi kondisi pada tahap pasien
Makanan distribusi terhadap alat distribusi Pengecekan
dalam makanan transpor serta penggunaan
kondisi dan tasi dan memastikan tutup pada saat
tertutup menjaga penggun suhu akhir distribusi
selama suhu aan masakan
proses makanan tutup sampai
distribusi agar tidak selama kepada
menjadi proses pasien sesuai
media distribus dengan
yang i standar mutu
cocok Penguku yang
untuk ran suhu ditetapkan
45
Prinsip 3 Prinsip 4 Prinsip 5 Prinsip 6 Prinsip 7
Tahapan
Batas Tindakan
Proses CCP What Why How Where Who When Verifikasi Dokumentasi
Kritis Koreksi
pertumbu makana
han n
mikrorga sampai
nisme kepada
pasien
46
BAB III
PEMBAHASAN
Tahap Penerimaan
Penerimaan Bahan Makanan dilakukan setiap Senin, Rabu dan
Tahapan Jumat
Waktu 08.00 – 10.15 WIB
Lama Proses 2 jam 15 menit
Lokasi Ruangan penerimaan bahan makanan
Analisa HACCP
Ayam potong yang digunakan pada menu ini adalah ayam
yang sudah diterima sejak hari rabu.
Ayam yang datang sudah berupa ayam potong.
Ayam dimasukan ke kantung plastik setiap kantung berisi
Ayam potong
10/20 potong ayam
Kemudian ayam disimpan ke dalam freezer
Sebelum digunakan, ayan di keluarkan dan di tawing
terlebih dahulu
Pembahasan: Ayam yang di tawing, tidak di buka terlebih dahulu, dan di
tawing didekat sampah bekas sisa makanan di dalam wastafel. Kemungkinan
tercemar bakteri.
Asam Jawa berlabel/bermerk.
Berasal dari gudang harian BMK.
Asam Jawa
Didapat sebelum pengolahan berlangsung.
Kondisi gudang BMK bersih, sejuk, dan tertata dengan rapi.
Pembahasan: Kondisi kemasan Asam jawa yang sedikit terbuka dapat
memungkinkan adanya benda fisik, maupun mikrobiologi yang masuk.
Minyak yang digunakan merupakan minyak yang sudah
berlabel/bermerk.
Minyak Berasal dari gudang harian BMK.
goreng Didapat sebelum pengolahan berlangsung.
Saat berada di gudang, minyak disimpan pada kemasan
awal minyak, yaitu jerigen minyak.
47
Kondisi gudang BMK bersih, sejuk, dan tertata dengan
rapi..
Pembahasan: Wadah distribusi minyak dapat menimbulkan bahaya
fisik,karena wadah tidak tertutup dan masih didiamkan pada ruangan terbuka
sebelum digunakan.
Bawang
merah,
bawang putih,
daun salam,
kunyit, sereh, Bumbu diterima sesaat sebelum digunakan.
ketumbar, Bumbu di haluskan sesaat sebelum di masak
jahe,
lengkuas,
daun jeruk,
gula merah
Pembahasan: Jahe dan lengkuas yang digunakan tidak dikupas terlebih dahulu,
hanya di cuci saja baru kemudian di haluskan. Kulit yang tidak dikupas terdapat
kontaminasi benda fisik dan kotoran
Garam, gula yang digunakan merupakan bahan yang sudah
berlabel/bermerk.
Berasal dari gudang harian BMK..
Saat berada di gudang, garam dan gula disimpan pada
Garam, gula kemasan awal, yaitu plastik.
Saat digunakan diruang pengolahan, gula diletakan di
plastik, namun garam diletakan di wadah plastik yang
terbuka.
Kondisi gudang BMK bersih, sejuk, dan tertata dengan rapi.
Pembahasan: Wadah yang terbuka menyebabkan kemungkinan
tercemarnya bahan makanan dengan benda fisik.
Tahap Persiapan
Tahapan Persiapan Bahan Makanan (Ayam potong )
Waktu 07.00 – 09.00 WIB
48
Lama Proses 2 jam
Lokasi Ruangan pengolahan makanan
Analisa HACCP
Ayam sudah di potong saat ayam diterima (penerimaan)
Kemudian ayam di tawing selama 2 jam 15 menit
49
Tahap Pengolahan
Pembahasan:.
Penggunaan sodet yang digunakan lebih dari 1 jenis masakan menimbulkann
kontaminasi makanan yang berbeda. Tetapi ini bisa dihilangkan dengan
memasak/mengolah masakan harus pada suhu diatas 80OC, jika suhu minimal
tidak terpenuhi, mikroorganisme tidak akan mati. Suhu pengolahan harus
diperhatikan dan menjadi titik kritis
50
Tahap Pemorsian
Tahapan Pemorsian Makanan dan Distribusi Makanan ke Pasien
Waktu Pemorsian: 10.50 – 11.20 WIB
Distribusi : 11.20-11.30 WIB
Lama Proses Pemorsian: 30 menit
Distribusi: 10 menit
Lokasi Ruangan pemorsian
Analisa HACCP
Petugas pemorsian menggunakan masker pada saat
pemorsian dan pendistribusian.
Kondisi troli masih dapat dibilang baik karena tidak kotor,
51
BAB IV
A. Kesimpulan
Berikut ini kesimpulan hazard (bahaya) yang ditemukan yang masuk dalam
kategori bahaya yang tidak dapat diterima/tidak hilang pada proses pengolahan
pada Ayam Bumbu Rujak, yaitu sebagai berikut:
1. Tahap penerimaan bahan makanan:
Pastikan ayam yang akan didimpan dalam keadaan bersih dari
kontaminasi benda fisik dan segar
2. Tahap persiapan:
Perubahan aktivitas enzim pada Ayam potong yang akan
mengakibatkan perubahan rasa, bau, rupa, dan tekstur. Hal ini yang
timbul karena Ayam potong dibiarkan terlalu lama pada suhu kritis
(suhu ruang).
Adanya kemungkinan kontaminasi pada ayam karena ditawing di
sink dekan dengan sampah dekat sisa bahan makanan.
3. Tahap pengolahan:
Kontaminasi yang dapat terjadi pada masakan karena menggunakan
sodet lebih dari 1 masakan.
4. Tahap distribusi (pantry):
Suhu makanan (Sup kimlo) yang semakin turun dan berisiko
terkontaminasi oleh mikroorganisme dan tidak ada tindakan
pemanasan untuk tetap menjaga suhu makanan.
Jadi melihat dari proses penerimaan sampai distribusi ke pasien maka dapat disimpulkan
makanan Ayam Bumbu Rujak aman dikonsumsi untuk pasien. Tetapi diperhatikan suhu
akhir makanan sampai di pasien.
B. Saran
Berikut ini merupakan saran yang dapat diterapkan pada proses pembuatan
Ayam potong bumbu rujak, yaitu sebagai berikut:
1. Tahap penerimaan bahan makanan:
52
Ayam di cuci bersih dan pastikan tidak ada bulu ataupun
kontaminasi benda fisik sebelum disimpan.
2. Tahap persiapan:
Ayam potong di cuci di wadah sendiri dan jauhkan dari sampah
ataupun bahan makanan lain
3. Tahap pengolahan:
Sodet yang digunakan 1 masakan untuk 1 sodet
4. Tahap distribusi (pantry):
Makanan sebaiknya diletakkan pada tempat yang suhunya dapat
menghangatkan makanan, misalnya troli pemanas. Dan pemanfaatan
penggunaan troli penghangat jika sudah ada.
53
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Bina Gizi Dan Kesehatan Ibu Dan Anak. 2013. Pedoman Pelayanan
Gizi Rumah Sakit (PGRS). Jakarta : Kementrian Kesehatan RI
Mortimore, Sara, dkk. 2002. HACCP Sekilas Pandang. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran
Winarno. F.G. 2012. HACCP dan Penerapannya Dalam Industri Pangan. Bogor : M-Brio
Press, Cetakan 3
54