Anda di halaman 1dari 12

PROTOKOL PENELITIAN

PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DENGAN MEDIA VIDEO


MOTION GRAPHIC TENTANG ANEMIA TERHADAP
PENGETAHUAN DAN POLA KONSUMSI SISWI SMAN 72
JAKARTA UTARA

Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Gizi

AYU LIDYA NINGSIH


041621006

STUDI S1 ILMU GIZI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINAWAN
JAKARTA
2018
PENDAHULUAN
Latar belakang
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Ethiopia, intervensi berbasis
sekolah di kalangan remaja sekolah berdasarkan faktor penentu yang diidentifikasi
akan sangat penting untuk pencegahan dan pengendalian anemia di antara
kelompok remaja sekolah (Tesfaye et al., 2015).Masalah kesehatan dan gizi di
Indonesia pada periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) menjadi fokus
perhatian karena tidak hanya berdampak pada angka kesakitan dan kematian pada
ibu dan anak, melainkan juga memberikan konsekuensi kualitas hidup individu
yang bersifat permanen sampai usia dewasa. Timbulnya masalah gizi pada anak
usia di bawah dua tahun erat kaitannya dengan persiapan kesehatan dan gizi
seorang perempuan untuk menjadi calon ibu, termasuk remaja putri (Kemenkes,
2016).
Menurut WHO (2008) 50% dari total kasus anemia disebabkan oleh
kurangnya asupan zat besi, anemia gizi besi (AGB) merupakan anemia yang
paling sering terjadi di Indonesia. Anemia pada umumnya dijumpai pada
golongan rawan gizi salah satunya yaitu anak-anak sekolah khususnya remaja
putri (Kiswari, 2014). Hasil Riskesdas 2013 prevalensi anemia di Indonesia
mencapai 21,7%, pada remaja usia 15-24 tahun sebesar 18,4% adapun yang
mendominasi adalah pada kelompok perempuan sebesar 23,9%. Di lain pihak dari
hasil studi longitudinal Kadarzi (2009) ditemukan bahwa pengetahuan remaja
sebagai orang dewasa masa depan pengetahuannya tentang gizi masih rendah
khususnya manfaat tablet tambah darah sebesar 48,9% (Hermina, et al., 2016).
Sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan berbasis masyarakat,
Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur II melaksanakan program pemberian
TTD pada anak sekolah dasar pada tahun 2017. Lalu, dilakukan pemantauan
didapatkan hasil >50% siswi tidak patuh mengonsumsi TTD.Setelah dievaluasi,
penyebabnya adalah kurangnya sosialisasi, sehingga siswi kurang memahami
pentingnya mengonsumsi TTD.Adapun intervensi yang dilakukan selanjutnya
adalah merencanakan kembali pemberian TTD pada anak SMA di daerah Kelapa
Gading, Jakarta Utara, yang sebelumnya sudah dilakukan penjaringan kesehatan
terkait pemeriksaan fisik anemia sebagai acuan intervensi pemberian TTD yang
akan dilaksanakan pada tahun 2018. Berdasarkan hasil penjaringan kesehatan
tahun 2017yang dilakukanbersama dengan pihak UKS SMAN 72 Jakarta
Utara,didapatkan sebanyak 13% siswi kelas X, 0% siswi kelas XI,dan 11,5%
siswi kelas XII terduga anemia dengan kondisi fisik yang terkait dengan tanda-
tanda fisik anemia berupa 5L (Lesu, Lemah, Lelah, dan Lalai) dan secara klinis
ditandai dengan “pucat” pada muka, kelopak mata, bibir, kulit, kuku dan telapak
tangan serta riwayat haid pertama. Setelah ditelusuri lebih lanjut dengan
pendekatan kepada pihak sekolah, ada beberapa rematri yang memang memiliki
riwayat anemia yang mana sering mengalami “pingsan” di sekolah.
Penggunaan animasi dan efek khusus sangat efektif untuk menarik
perhatian peserta didik dalam situasi pembelajaran baik permulaan maupun akhir
rangkaian pelajaran sehingga menghindari rasa jenuh siswa (Lee dan Owens,
2004). Contento (2007) mengungkapkan bahwa penggunaan kombinasi warna dan
gambar yang dirancang dengan perpaduan menarik dapat meningkatkan motivasi
siswa dalam pembelajaran. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana efektifitas penggunaan media video motion graphic
tentang anemia pada siswi SMAN 72 Jakarta Utara.

Rumusan masalah
Hasil Riskesdas 2013 prevalensi anemia di Indonesia mencapai 21,7 %,
pada remaja usia 15-24 tahun sebesar 18,4% adapun yang mendominasi adalah
pada kelompok perempuan sebesar 23,9%. Di lain pihak dari hasil studi
longitudinal Kadarzi (2009) ditemukan bahwa pengetahuan remaja sebagai orang
dewasa masa depan pengetahuannya tentang gizi masih rendah khususnya
manfaat tablet tambah darah (48,9%).
Berdasarkan hasil penjaringan kesehatan tahun 2017 yang dilakukan
bersama dengan pihak UKS SMAN 72 Jakarta Utara, didapatkan sebanyak 13%
siswi kelas X, 0% siswi kelas XI, dan 11,5% siswi kelas XII terduga anemia
dengan kondisi fisik yang terkait dengan tanda-tanda fisik anemia berupa 5L
(Lesu, Lemah, Lelah, dan Lalai) dan secara klinis ditandai dengan “pucat” pada
muka, kelopak mata, bibir, kulit, kuku dan telapak tangan.

Pertanyaan penelitian
1. Bagaimana perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan media
video motion graphic tentang anemia pada siswi SMAN 72 Jakarta Utara
dalam 1 kali pertemuan?
2. Bagaimana perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan media
video motion graphic tentang anemia pada siswi SMAN 72 Jakarta Utara
dalam 6 kali pertemuan?
3. Bagaimana pengaruh pola konsumsi sebelum dan sesudah diberikan media
video motion graphic tentang anemia pada siswi SMAN 72 Jakarta Utara
dalam 1 kali pertemuan?
4. Bagaimana pengaruh pola konsumsi sebelum dan sesudah diberikan media
video motion graphic tentang anemia pada siswi SMAN 72 Jakarta Utara
dalam 6 kali pertemuan?
5. Bagaimana perbedaan frekuensi pertemuan dalam melakukan intervensi
menggunakan media video motion graphic mengenai anemia pada Siswi
SMAN 72 Jakarta Utara?

Tujuan
1. Tujuan umum
Menganalisis pengaruh pendidikan gizi dengan media video motion graphic
tentang anemia terhadap pengetahuan dan pola konsumsi siswi SMAN 72
Jakarta Utara.

2. Tujuan khusus
a) Menganalisis perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan
media video motion graphic tentang anemia pada siswi SMAN 72 Jakarta
Utara dalam 1 kali pertemuan
b) Menganalisis perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan
media video motion graphic tentang anemia pada siswi SMAN 72 Jakarta
Utara dalam 6 kali pertemuan
c) Menganalisis pengaruh pola konsumsi sebelum dan sesudah diberikan
media video motion graphic tentang anemia pada siswi SMAN 72 Jakarta
Utara dalam 1 kali pertemuan
d) Menganalisis pengaruh pola konsumsi sebelum dan sesudah diberikan
media video motion graphic tentang anemia pada siswi SMAN 72 Jakarta
Utara dalam 6 kali pertemuan
e) Menganalisis perbedaan frekuensi pertemuan dalam melakukan intervensi
menggunakan media video motion graphic mengenai anemia pada Siswi
SMAN 72 Jakarta Utara

Manfaat penelitian
1. Manfaat penelitian untuk Peneliti
Dari hasil penelitian ini, peneliti dapat mengetahui pengaruh penggunaan
media video motion graphic tentang anemia terhadap pengetahuan dan pola
konsumsi Siswi SMAN 72 Jakarta Utara. Selain itu, peneliti mendapatkan
pengalaman untuk meneliti tentang penggunaan media video motion graphic
dalam menyampaikan pendidikan kesehatan dan sebagai referensi dalam
intervensi pemberian tablet tambah darah selanjutnya.

2. Manfaat penelitian untuk tempat penelitian


Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan gambaran mengenai
pengaruh media video motion graphic yang digunakan peneliti untuk
menyampaikan informasi mengenai “Anemia Gizi Besi pada Remaja Putri”
terhadap pengetahuan dan pola konsumsi tentang anemia pada siswi SMAN
72 Jakarta Utara dan media tersebut dapat dipergunakan untuk fasilitas
promosi kesehatan melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

3. Manfaat penelitian untuk penyelenggara pendidikan


Hasil penelitian inidapat digunakan sebagai bahan pustaka bagi Jurusan
Ilmu Gizi STIKes Binawan dalam pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan
khususnya yang berkaitan dengan pengaruh penyuluhan menggunakan media
video motion graphic terhadap pengetahuan dan pola konsumsi tentang
anemia pada siswi SMAN 72 Jakarta Utara dan sebagai masukkan pada
penelitian lebih lanjut dan dapat memperluas wawasan berpikir sebagai usaha
penggalian terhadap ilmu pengetahuan.

Hipotesis
Ada pengaruh penggunaan media video motion graphic tentang anemia
terhadap pengetahuan dan pola konsumsi Siswi SMAN 72 Jakarta Utara.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis, desain, tempat, dan waktu penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental yang
memiliki desain penelitian pretest-posttest control group . Dalam rancangan
penelitian menggunakan dua kelompok perlakuan terhadap subjek penelitian
dengan perlakuan yang berbeda, yaitu kelompok pertama (A) diberikan
penyuluhan dengan media video motion graphic dalam 1 kali pertemuan
sedangkan, kelompok kedua (B) diberikan penyuluhan dengan media video
motion graphic dalam 6 kali pertemuan.. Perbedaan kedua hasil pengukuran
tersebut dianggap sebagai efek perlakuan. Penelitian ini akan dilaksanakan dari
bulan November 2017 – Juli 2018, yang mana pengambilan sampel bertempat di
SMAN 72, Jakarta Utara.

Subjek penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas X SMAN 72 Jakarta
Utara yaitu, 168 siswi.
2. Sampel
Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel
yang di ambil masing-masing kelompok 37 siswi (sudah dengan estimasi drop
out 20%).

Teknik pengambilan sampel


Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling yang
menggunakan simpangan maksimum 10% pada derajat kepercayaan 90%. Adapun
kriteria inklusi, kriteria eksklusi, dan rumus pengambilan sampel menggunakan
Slovin sebagai berikut :
1. Kriteria Inklusi
a) Siswi kelas X berstatus aktif di SMAN 72 Jakarta Utara
b) Berusia 14 – 16 tahun
c) Bersedia mengikuti seluruh rangkaian penelitian
d) Hadir pada saat wawancara

2. Kriteria Eksklusi
a) Tidak bersedia mengikuti seluruh rangkaian penelitian
b) Tidak hadir pada saat penelitian

3. Rumus Pengambilan Sampel


2
𝑧1− 𝛼⁄ 𝑃(1 − 𝑃)
2
𝑛=
𝑑2
2
1,645 × (1 − 0,13)
𝑛=
0,12
𝑛 = 30,6 → 31 + estimasi drop out 20%
𝑛 = 37,2 → 37 sampel tiap kelompok
Keterangan:
n = jumlah sampel minimum
2
𝑧1−𝛼/2 = nilai derajat kepercayaan pada tabel – Z
P = proporsi
d = simpangan maksimum terhadap prevalensi sebenarnya
diharapkan

Instrumen penelitian
Pada penelitian ini, alat ukur yang digunakan berupa kuesioner dengan
pertanyaan tertutup, formulir food recall 24 jam, dan media berupa video motion
graphic.

Prosedur pengumpulan data


Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah berupa data primer dan
data sekunder.
1. Data Primer
Adapun data yang dikumpulkan berdasarkan kuesioner pretest-posttest yang
dibagikan kepada sampel yang dilakukan pada hari yang sama. Bahan yang
digunakan dalam materi video motion graphic adalah buku “Pedoman
Pencegahan dan Penanggulangan Anemia pada Remaja Putri dan WUS” yang
diterbitkan oleh Kementrian Kesehatan RI tahun 2016. Berikut adalah data
yang diambil:
a) Karakteristik siswi dengan cara mengisi kuesioner dan data yang
dikumpulkan adalah berupa data nama dan umur.
b) Pengetahuan siswi mengenai perbedaan pengetahuan sebelum dan
sesudah diberikan media video motion graphic tentang anemia pada Siswi
SMAN 72 Jakarta Utara dalam 1 kali pertemuan
c) Pengetahuan siswi mengenai perbedaan pengetahuan sebelum dan
sesudah diberikan media video motion graphic tentang anemia pada Siswi
SMAN 72 Jakarta Utara dalam 6 kali pertemuan
d) Pola konsumsi siswi sebelum dan sesudah diberikan media video motion
graphic tentang anemia pada Siswi SMAN 72 Jakarta Utara dalam 1 kali
pertemuan
e) Pola konsumsi siswi sebelum dan sesudah diberikan media video motion
graphic tentang anemia pada Siswi SMAN 72 Jakarta Utara dalam 1 kali
pertemuan dalam 6 kali pertemuan
f)

2. Data Sekunder
Data gambaran umum sekolah yaitu jumlah murid dan program kegiatan UKS
yang diperoleh melalui wawancara dan observasi arsip-arsip dengan pihak
sekolah yang bersangkutan.

Prosedur penelitian
Penelitian dimulai dari pembuatan media video motion graphic dengan
mengumpulkan materi tentang anemia yang mengacu pada buku “Pedoman
Pencegahan dan Penanggulangan Anemia pada Remaja Putri dan WUS” yang
diterbitkan oleh Kementrian Kesehatan RI tahun 2016, yang telah tertulis di BAB
II Tinjauan Pustaka, setelah itu materi diinterpretasikan kedalam software Adobe
After Effect untuk mengubah dan menganimasikan objek atau gambar menjadi
sebuah video motion graphic. Berikut adalah langkah-langkah penelitian:

4. Video motion graphic 7. Pemberian penyuluhan


dikonsultasikan kepada dan pemutaran video
1. Peneliti menyiapkan
dosen pembimbing dan motion graphic pada
materi tentang anemia
pihak sekolah sebagai siswi SMAN 72 Jakarta
bahan evaluasi Utara

8. Pengisian kuesioner
2. Peneliti membuat 5. Uji validitas video pengetahuan tentang
konsep video motion motion graphic dan anemia dan daya tarik
graphic kuesioner terhadap media video
motion graphic

6. Peneliti membuat
3. Peneliti menyiapkan
video motion graphic
gambar tentang anemia
yang dibantu oleh 9. Menganalisis data yang
dan musik sebagai
seorang teman yang didapat
backsound video motion
menguasai perangkat
graphic
Adobe After Effect

Grafik 4. Prosedur Penelitian


Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional Ukur Ukur
1 Umur Lamanya murid Kuesioner Responden a) 14 Ordinal
hidup yang menuliskan tahun
diperoleh dari tanggal lahir b) 15
selisih tanggal dan umur tahun
kelahiran dengan pada saat c) 16
tanggal mengisi tahun
dilakukan kuesioner
penelitian.
2 Pengetahuan Pemahaman Kuesioner Mengisi a) Kurang Ordinal
tentang murid terhadap kuesioner jika
anemia materi dan pengetahuan nilai
pertanyaan tentang <60%
mengenai anemia b) Cukup
anemia sebanyak 15 jika
berdasarkan pertanyaan nilai 60-
pengisian 80%
kuesioner c) Baik
sebelum dan jika
sesudah nilai
diberikan media >80%
video motion (Khomsan,
graphic 2000)
3 Tingkat Hasil konversi Formulir Wawancara a) Kurang, Ordinal
Konsumsi semua makanan Food dengan bila
sumber Zat yang dikonsumsi Recall 24 mengisi <80%
Besi ke dalam bentuk jam formulir dari
zat besi Food Recall AKG
24 jam b) Baik,
kemudian bila 80-
dikonversi 110%
dengan Tabel dari
Komposisi AKG
Pangan c) Lebih,
Indonesia. bila
>110%
dariAK
G
(WNPG,
2004)

Analisis data
Pengolahan data merupakan salah satu bagian rangkaian kegiatan penelitian
setelah pengumpulan data.Pengolahan data yang dilakukan dengan mengedit data
dan memasukkan data dengan program dalam komputer yaitu SPSS untuk diolah
dan dianalisis.
1. Editing
Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian formulir atau
kuesioner harus lengkap, jelas dan konsisten.
2. Memasukkan data
Setelah semua isi kuesioner tertulis dengan benar maka data sudah siap diolah
untuk dianalisis dengan cara memasukkan data dari kuesioner ke dalam
program komputer.
3. Skoring
Tahap skoring, yaitu memberikan nilai terhadap setiap jawaban semua
kuesioner pengetahuan dan daya tarik.Pengetahuan dibuat dalam bentuk
pilihan ganda yang terdiri dari 20 nomor. Untuk jawaban yang benar akan
diberi skor 5 kemudian dikali dengan jumlah soal yang benar sedangkan untuk
jawaban salah maka diberi skor 0. Kemudian, hasil dari kuesioner tersebut
akan diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori, yaitu (Khomsan, 2000):
 Kurang jika nilainya < 60%
 Cukup jika nilainya 60 - 80%
 Baik jika nilainya >80%.
4. Tabulasi
Pada tahap ini semua data disusun dalam bentuk tabel – tabel tertentu, dan
juga menggunakan persen. Tabulasi akan memudahkan analisis data baik
univariat ataupun bivariat, khususnya dalam mendeskripsikan data.
a) Analisa Univariat
Semua data dari kuesioner akan diolah menggunakan program statistik
yang ada pada komputer. Data univariat terdiri dari umur, pengetahuan
tentang anemia pada siswi belum dan sesudah diberikan media video
motion graphic. Data tersebut akan disajikan ke dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi.
b) Analisa Bivariat
Pada analisa bivariat akan dilihat perbedaan usia terhadap pengetahuan
awal siswi tentang anemia. Setelah itu, akan dilihat perbedaan
pengetahuan tentang anemia sebelum dan sesudah diberikan media video
motion graphic. Untuk melihat perbedaan yang bermakna antara pretest
dan posttest, maka digunakan rumus one paired sample t-test untuk
kelompok kontrol dan one sample t-test untuk kelompok perlakuan.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2011. Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan. Gramedia Pustaka


Utama, Jakarta.
Arisman, M. 2004. Gizi Daur Dalam Kehidupan. EGC, Jakarta.
_________. 2009. Gizi Daur dalam Kehidupan (2nd ed.). EGC, Jakarta.
Briawan, D. 2013. Anemia : Masalah Gizi pada Remaja. EGC, Jakarta.
Cahyono, S. 2015. Peningkatan Pengetahuan Siswi tentang Anemia setelah
Mendapatkan Pendidikan Gizi dengan Media Video Animasi. [Skripsi]
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Fakultas Ilmu Kesehatan:
Surakarta.
Contento, I. 2007. Nutrition Education : Linking Research, Theory, and Practice
(2nd ed.). Jones and Bartlett Publishers,London.
Cook, L.R., et al. 2017. Iron Deficiency Anemia, not Iron Deficiency, is
Associated with Reduced Attention in Healthy Young Women.
Nutrients,6(11).
Depkes RI. 1998. Pedoman Penaggulangan Anemia Gizi untuk Remaja Putri dan
WUS. Depkes RI, Jakarta.
Gunatmaningsih, D. 2007. Faktor yang Behubungan dengan Kejadian Anemia
pada Remaja Putri di SMA Negeri I Kecamatan Jatibarang Kabupaten
Brebes.[Skripsi] UNNES: Semarang.
Hasyim. 2008. Buku Pintar Komputer. Kriya Pustaka, Jakarta.
Hermina, and Partini, S. 2016. Pengembangan Media Poster sebagai Alat Bantu
Edukasi Gizi pada Remaja Terkait Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi).
Penelitian Gizi dan Makanan, 39 (1):15-26.
Istihapsari. 2012. Ada Pengaruh yang Signifikan Pembelajaran Menggunakan
Animasi Flash terhadap Hasil belajar.[Skripsi] Universitas Kristen Satya
Wacana: Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI. 2016. Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan
Anemia pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur (WUS). Kementerian
Kesehatan RI, Jakarta.
Khomsan, A. 2002. Pangan dan Gizi dalam Dimensi Kesejahteraan. Institut
Pertanian Bogor, Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga,
Bogor.
___________. 2000. Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi. Institut Pertanian
Bogor, Fakultas Ekologi Manusia, Bogor.
Kiswari, R. 2014. Hematologi dan Transfusi. Erlangga, Jakarta.
Lee, W., and Owens, D. 2004. Multimedia-based instruction design: computer-
based-training, web-based training, distance broadcast training,
performance-based solution. Pfeiffer, New York.
Machda, F. 2010. History of Motion Graphic.1st ed. Motion by Design.
Ming, F., Ying, G., & Kasim, S. 2006. Eating Patterns of School Children and
Adolescents in Kuala Lumpur. Malaysia Journal Nutrition. 12:1-10.
Moehji, Syahmin. 2002. Ilmu Gizi I. Bharata, Jakarta
Nuryati S. 2010. Pentingnya Pendidikan Gizi Bagi Anak. http://www/Pentingnya
Pendidikan Gizi Bagi Anak «SangProfesor.htm (Diakses 18 November
2017 jam 13.55)
Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2013. Kementrian Kesehatan RI, Jakarta.
Roedjito, Djiteng. 1989. Kajian Penelitian Gizi. MSP, Jakarta.
Saloso I. 2011. Pengaruh Penggunaan Media Lagu Anak-Anak dan Kartu
Bergambar Serta Tingkat Penerimaannya Dalam Pendidkan Gizi Terkait
PUGS dan PHBS Terhadap Pengetahuan Gizi Anak Usia Sekolah Dasr
Negeri di Kota Bogor. Skripsi . Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas
Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Sandjaja. 2009. Kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga.Kompas, Jakarta.
Sarwono, J. 2010. Pintar Menulis Karangan Ilmiah - Kunci Sukses dalam Menulis
Ilmiah. 1st ed. ANDI, Yogyakarta.
Shaw, M. E. 1998. Adolescent Breakfast Skipping: An Australia Study.
Adolescene, 33 (132):851-861.
Soehardjo. 1990. Pangan, Gizi, dan Pertanian. UI Press, Jakarta.
Spiegel, R. M., & Stephens, J. L. 2004. Schaum's Outllines - Teori dan Soal-soal
Statistik. Erlangga, Jakarta.
Sudikno, S. 2016. Prevalensi dan Faktor Risiko Anemia pada Wanita Usia Subur
di Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis, Provinsi
Jawa Barat. Jurnal Kesehatan Reproduksi, 7(2):71-82.
Sumantri. 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan. Prenada Media.
Supariasa, et al. 2002. Penilaian Status Gizi. EGC, Jakarta.
Tesfase, M., Tilahun, Y., Adisu, W., Asres, Y., & Gedefaw, L. 2015. Anemia and
Iron Deficiency among School Adolescents: Burden Severity, and
Determinant Factors in Southwest Ethiopia. Adolescent Health, Medicine
and Therapeutics, 6:189-196.
UNSCN. 2010. 6th Report on the World Nutrition Situation - Progress in
Nutrition. UNSCN, Geneva.
Wahana Komputer. 2010. Panduan Praktis Adobe After Effects CS4 untuk Kreasi
Efek Video. ANDI, Yogyakarta.
WHO. Iron Deficiency Anaemia [Online]. Available
at:http://www.who.int/nutrition/topics/ida/en (diakses 12 Desember 2017,
jam 10:115 WIB)
WHO. 2011. Haemoglobin Concentration for the Diagnosis of Anaemia and
Assesment of Severity.World Health Organization, Geneva.
Win, N. 2015. Video Motion Graphic sebagai Promosi Perpustakaan Bank
Indonesia. Createvitas, 4 (2): 345-358.

Anda mungkin juga menyukai