Disusun Oleh:
Bandung,
Pembimbing
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan yang berjudul “Laporan Perencanaan Hazard Analysis and Critical
Control Points (HACCP) pada perkedel kentang di RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung”.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Praktek
Kerja Lapangan Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi. Dalam
kesepatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dyah Widyastuti, SKM., MKM., RD, selaku kepala Instalansi Gizi
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
2. Ibu Nofitry Asih,SST.,RD selaku Clinical Instructure Manajemen
Sistem Penyelenggaraan Makanan di Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung
3. Bapak Asep Ahmad Munawar, SKM, MKM, RD. selaku pembimbing
kami dalam pembuatan laporan HACCP, dan semua pihak yang
membantu penulis dalam pembuatan dan menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kami mengharap kritik serta saran demi
sempurnanya penulisan laporan ini dan semoga laporan ini bermanfaat
bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
C. Tujuan.... ....................................................................................... 10
A. HACCP .......................................................................................... 12
A. Kesimpulan.................................................................................... 41
B. Saran…...........................................................................................41
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti ingin mengetahui
bagaimana penerapan HACCP dan apa saja bahaya yang terdapat dari
setiap tahapan serta bagaimana cara pencegahan untuk meningkatkan
keamanan pangan pada produk perkedel kentang di Instalasi Gizi RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahi penerapan HACCP dari proses penerimaan, penyiapan,
persiapan, proses pengolahan dan distribusi menu perkedel kentang
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan produk perkedel kentang
b. Melakukan analisis bahaya dan penetapan resiko serta cara
pencegahan bahaya pada produk perkedel kentang
c. Melakukan penentuan titik kendali kritis (CCP) didalam proses
produksi perkedel kentang
d. Melakukan penetapan batas kritis (Critical Limits) terhadap
setiap CCP yang telah teridentifikasi
e. Melakukan penyusunan prosedur pemantauan untuk memonitor
CCP
f. Membuat tindakan koreksi yang harus dilakukan bila terjadi
penyimpangan pada batas kritisnya
g. Melakukan prosedur yang efektif untuk pencatatan dan aktivitas
sistem verifikasi
h. Melakukan dokumentasi terhadap produk perkdel kentang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan pembelajaran mengenai penerapan HACCP di
Instalansi Gizi RSUPDr. Hasan Sadikin Bandung.
a. Nama produk
b. Komposisi produk
c. Bagaimana penggunaannya
d. Jenis kemasan
e. Masa simpan dan masa kadaluwarsa
f. Dimana produk tersebut akan dijual
g. Petunjuk yang diperlukan pada label
h. Bagaimana produk didistribusikan
a. Hazard A
Kelompok yang dapat menyebabkan produk yang didesain dan
ditujukan untuk kelompok berisiko (bayi, lanjut usia, orang sakit,
ataupun orang dengan daya tahan tubuh rendah) menjadi tidak
steril.
b. Hazard B
Produk mengandung bahan yang sensitif terhadap Hazard
mikrobiologi
c. Hazard C
Proses yang dilakukan tidak diikuti dengan langkah
pengendalian yang efektif untuk merusak mikroorganisme yang
berbahaya.
d. Hazard D
Produk terkontaminasi ulang setelah pengolahan dan sebelum
pengepakan.
e. Hazard E
Terdapat bahaya yang potensial pada penanganan saat
distribusi atau penanganan oleh konsumen sehingga menebabkan
produk berbahaya jika dikonsumsi.
f. Hazard F
Tidak ada proses pemanasan akhir setelah proses pengepakan
atau ketika dimasak di rumah.
E. Manfaat HACCP
Terdapat beberapa keuntungan pokok yang diperoleh pemerintah
dan instansi kesehatan serta konsumen dari penerapan HACCP sebagai
alat pengatur keamanan makanan :
2. Data Sekunder
Diperoleh dari data yang ada di Instalasi Gizi RSUP dr. Hasan
Sadikin Bandung. Data sekunder meliputi:
C. Prosedur Pelaksanaan
Prosedur dimulai dengan mengumpulkan data sekunder dari Sub.
Instalasi Penyelenggaraan Makanan pihak Instalasi Gizi. Setelah
mengumpulkan data sekunder, langkah selanjutnya adalah melakukan
observasi dan wawancara yang dimulai dari tahap penerimaaan bahan
makanan hingga distribusi makanan.
BAB IV PENERAPAN HACCP & HASIL PENGAMATAN 12
LANGKAH PENERAPAN HACCP
A. Membentuk Tim HACCP
Team HACCP pada produk perkedel kentang ini terdiri dari 2
orang dengan uraian tugas sebagai berikut :
1. Bahan
3. Cara Penyimpanan
4. Cara Distribusi
5. Cara Konsumsi
7. Ingredient (Komposisi)
Jumlah
No Bahan makanan
1. Tepung kentang 8 kg
2. Telur ayam 47 butir
3. Telur ayam (oles) 6 butir
3. Seledri 100 gram
4. Daun bawang 100 gram
5. Garam secukupnya
6. Merica secukpnya
7. Margarine secukupnya
8. Air 28 liter
Bawang goreng
Persiapan(pembersihan,
Tepung kentang -merica
pengupasan, pemotongan)
-garam
-penyedap
rasa indofood
Limbah Dicuci Air
Masukkan ke dalam
Masukkan ke
baskom
dalam air
Diiris
mendidih
Pendinginan perkedel
kentang
Pemotongan sesuai dengan standar porsi
Didistribusikan
Pemorsian di pantry
ruangan
Penyajian
E. Verifikasi Diagram Alir
23
Pemeriksaan bahan
baku yang datang
Kemasan rusak
Fisik dengan cara memilih
dan terbuka
bahan baku yang sesuai
4, Garam dengan spesifikasi.
Terjadinya
proses oksidasi Penyimpanan garam
Kimia
(penguapan dalam wadah tertutup.
iodium)
Penyortiran bahan
a. B.cereus
Biologi sesuai dengan
b. Aspergilus
spesifikasi.
5. Merica Pencucian dengan air
Fisik Debu Pasir
mengalir hingga bersih.
Perebusan dengan suhu
Kimia Alfatoksin
72ºC selama 10 menit.
Jaminan suplayer dan
6. Margarine Biologi Mikroba lipolitik
SOP penyimpanan.
Pemeriksaan bahan
Penyedap baku yang datang
Kemasan rusak
7. rasa Fisik dengan cara memilih
dan terbuka
indofood bahan baku yang sesuai
dengan spesifikasi.
24
Tabel 3 Analisis Resiko Bahaya
Kelompok Bahaya
Kategori
Bahan A B C E F
Resiko
A B C D E F
1.Tepung
kentang
= -
2.Daun sop VI
- -
3.Seledri
-
4.Telur ayam VI
-
-
5.Garam VI
-
= =
6.Merica Vi
- -
= =
7.Margarine Vi
= =
8.Penyedap
rasa indofood
Keterangan :
a. Hazard A
Kelompok yang dapat menyebabkan produk yang
didesain dan ditujukan untuk kelompok berisiko (bayi, lanjut
usia, orang sakit, ataupun orang dengan daya tahan tubuh
rendah) menjadi tidak steril.
25
b. Hazard B
Produk mengandung bahan yang sensitif terhadap
Hazard mikrobiologi.
c. Hazard C
Proses yang dilakukan tidak diikuti dengan langkah
pengendalian yang efektif untuk merusak mikroorganisme yang
berbahaya.
d. Hazard D
Produk terkontaminasi ulang setelah pengolahan dan
sebelum pengepakan.
e. Hazard E
Terdapat bahaya yang potensial pada penanganan saat
distribusi atau penanganan oleh konsumen sehingga
menebabkan produk berbahaya jika dikonsumsi.
f. Hazard F
Tidak ada proses pemanasan akhir setelah proses
pengepakan atau ketika dimasak di rumah.
Tidak mengandung
0 (tidak ada bahaya) 0
bahaya A s.d F
(+) I Satu bahaya B s.d F
(++) II Dua bahaya B s.d F
(+++) III Tiga bahaya B s.d F
(++++) IV Empat bahaya B s.d F
(+++++) V Lima bahaya B s.d F
26
Kategori resiko paling
A+ (kategori khusus tinggi (semua produk
VI
tanpa/ dengan B-F) yang mempunyai
bahan A)
Ya Tidak Bukan
CCP
P2. Apakah proses dapat menghilangkan atau mengurangi bahaya
tersebut?
Ya Tidak CCP
Tidak Ya CCP
Bukan CCP
27
Tabel 5. CCP Bahan Baku
Bahan Baku P1 P2 P3 Tipe CCP
Tepung Kentang Ya Ya Tidak Bukan CCP
Seledri Ya Ya Tidak Bukan CCP
Daun Bawang Ya Ya Tidak Bukan CCP
Telur Ayam Ya Ya Tidak Bukan CCP
Merica Ya Ya Tidak Bukan CCP
Margarine Ya Ya Tidak Bukan CCP
Garam Ya Ya Tidak Bukan CCP
Penyedap Rasa
Ya Ya Tidak Bukan CCP
Indofood
28
2. CCP Proses
Ya Tidak Bukan
CCP
Ya Tidak Modifikasi
proses/produk
Tidak Ya CCP
Ya Tidak Bukan
CCP
P5. Apakah proses selanjutnya dapat menghilangkan/ mengurangi
bahaya?
Ya Tidak CCP
29
Bukan
CCP
3. CCP Formulasi atau Komposisi
ya tidak
30
H. Penyusunan Sistem Pemantauan
Institusi / Rumah Sakit : RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Nama Produk : Perkedel Kentang
Tanggal Produksi : 08 Agustus 2019
T im HACCP : - Auristi
- Redha Listya Dwiningrum
- Setiawati
Tahap/Proses Jenis Bahaya CCP Cara Pencegahan Batas Kritis Prosedur Tindakan Koreksi Catatan/
Pemantauan Dokumentasi
Penerimaan Fisik : Bukan Penerimaan bahan Bahan makanan sesuai Mengamati Mengembalikan Form spesifikasi
bahan baku Kemasan rusak CCP makanan harus sesuai dengan spesifikasi penyimpanan tepung kentang bahan makanan
Tepung kentang dan terbuka dengan spesifikasi dengan fefo yang tidak sesuai dan tindakan
dengan spesifikasi koreksi
kepada rekanan
Penerimaan Biologi: Bukan Penerimaan bahan Bahan makanan sesuai Mengamati Mengembalikan Form spesifikasi
BMS Ulat CCP makanan harus dengan spesifikasi penerimaan sayuran yang bahan makanan
Seledri sesuai dengan sayuran sesuai tidak sesuai dan tindakan
Daun bawang Kimia: spesifikasi yang ada. dengan dengan koreksi.
Residu spesifikasi. spesifikasi
31
Pestisida Memilih rekanan kepada rekanan.
yang telah memiliki
Fisik: sertifikat jaminan
Kotoran mutu, meminta
supplier untuk
menggunakan
wadah container
yang sesuai.
Penerimaan Biologi : Bukan Penerimaan bahan Telur disesuaikan Mengamati Mengembalikan Form spesifikasi
BMS Salmonella CCP makanan harus dengan spesifikasi yaitu penerimaan telur yang tidak bahan makanan
Telur Ayam sesuai dengan segar, kulit bersih, tidak telur sesuai sesuia dengan dan tindakan
Fisik: spesifikasi yang ada. busuk, tidak retak, dengan spesifikasi koreksi.
Adanya kotoran warna coklat muda spesifikasi kepada rekanan.
dan busuk yang ada.
Penerimaan Fisik: Bukan Penerimaan bahan Bahan makanan sesuai Mengamati Mengembalikan Form
BMK Terdapat benda CCP makanan harus dengan spesifikasi merica, garam, bahan makanan spesifikasi
Merica asing (kerikil), sesuai dengan penyedap rasa yang tidak bahan
Garam kemasan rusak spesifikasi indifood sesuai sesuai makanan dan
Penyedap rasa dan terbuka dengan spesifikasi tindakan
indofood spesifikasi. kepada koreksi.
rekanan.
Pengolahan Biologi: CCP Memastikan alat Peralatan bersih dan Mengamati Mencuci alat dan Hygiene dan
Bahan Makanan Kontaminasi yang digunakan petugas pengolahan proses mencuci tangan, sanitasi
dari alat yang bersih, petugas menggunakan celemek, pengolahan seta pengolah.
32
kotor, petugas, pengolahan masker, penutup yang memperhatikan
dan ketepatan menggunakan APD kepala, dan sarung berlangsung. suhu.
suhu. yang lengkap dan tangan serta suhu
mencuci tangan, pemasakan >90°C. Mengamati Pencucian alat
Fisik: serta kelengkapan jika kotor.
Kuku, rambut, memeperhatikan Alat yang digunakan APD petugas
plastic. ketepatan suhu anti karat dan bersih. pengolahan, Mengkoreksi
pemasakan. serta mengukur hygiene dan
Tidak adanya benda suhu sanitasi petugas
Membersihan area asing (plastic) pada alat pengolahan da area
pengolahan dan dan tempat sempurna pengolahan serta
melepaskan semua pengolahan. >90°C. peralatan yang
aksesoris yang ada digunakan.
sesuia dengan Mengamati alat
ketentuan yang ada. pengolahan.
Pemorsian Fisik: CCP Peralatan yang Alat yang digunakan Mengamati Mengulangi Standar alat
Makanan Alat yang kotor digunakan harus anti karat dan bersih. kebersihan alat pencucian alat porsi.
akibat sisa selalu dicuci pemorsian. dan mengganti
makanan dan sebelum dan sesudh Wadah yang digunakan jika sudah tidak Kebersihan
debu. digunakan. terbebas dari kotoran sesuai. wadah.
Wadah yang dan bau sera dalam Mengamati
kotor. Melakukan keadaan kering. wadah Hygiene dan
pembersihan wadah makanan jadi Mengkoreksi sanitasi
makanan. Penggunaan APD yang dalam keadaan hygiene dan petugas.
33
Penggunaan APD lengkap. bersih, tidak sanitasi petugas
lengkap saat bau, serta da area
pemorsian. kering. pengolahan serta
peralatan yang
digunakan.
Distribusi dari Fisik : CCP Alat pengangkut Alat penganggkut Mengamati Membersihkan Standar alat
dapur ke pasien Alat yang kotor makanan dibersihan bersih dan kering. kebersihan alat alat pengangkut pengangkut
sebelum dan pengangkut makanan. makanan.
Biologi: sesudah digunakan. Alat makan pasien makanan.
Ketepatan suhu terbebas dari kotoran, Mengulangi Kebersihan alat
Melakukan bau, serta dalam Mengamati pencucisn alat makan pasien.
pencucian alat keadaan kering. keadaan alat makan pasien.
makan dan pasien. makan pasin
Peralatan yang dalam keadaan Mencuci wadah,
Memastikan alat digunakan bersih dan bersih, tidak mencuci tangan
yang digunakan petugas menggunakan bau, serta dan
bersih, petugas APD yang lengkap. kering. memperhatikan
menggunakan APD suhu.
yang lengkap, Mengamati
mencuci tangan wadah
serta memperhatikan makanan yang
suhu makanan. digunakan
serta
kelengkpan
34
APD petugas
serta megukur
suhu makanan
saat
pendistribusian
35
BAB V PEMBAHASAN
Berikut merupakan hasil pemantauan HACCP pada tanggal 08
Agustus 2019 terhadap perkedel kentang dimana pendokumentasian
kegiatan dapat dilihat pada lampiran 1:
A. Proses Penerimaan
Pada pengamatan yang telah dilakukan pada penerimaan seledri,
daun bawang datang pada pukul 07.46 WIB, sedangkan telur datang pada
jam 09.00 WIB. Bahan makanan yang telah dipesan kepada rekanan
diperiksa, dicatat, diputuskan dan dilaporkan tentang macam dan
jumlahnya sesuai dengan pesanan, lalu dilihat spesifikasi bahan makanan
dan diterima oleh panitia penerimaan bahan makanan. Tetapi pada proses
peneriman yang kami amati, panitia penerimaan hanya mengecek
kesesuain bahan makanan yang datang dengan yang dipesan
berdasarkan beratnya saja tanpa melihat spesifikasi yang lain. Panitia
penerimaan bahan makanan sudah menggunakan APD seperti celemek,
masker, sarung tangan plastik, dan penutup kepala.
B. Persiapan Bumbu
Persiapan bumbu dilakukan pada jam 08.09 WIB. Pada
pengamatan bumbu yang digunakan dalam pengolahan perkedel kentang
ini adalah bawang putih goreng, bawang merah goreng, merica, garam,
indofood penyedap rasa, daun bawang, dan seledri. Bawang putih dan
bawang merah telah digoreng pada hari sebelumnya, kemudian
dimasukkan ke dalam chiller dengan suhu minimal 1̊C dan maksimal 10̊̊̊̊̊C
kemudian di thawing pada hari pemakaian. Tekstur bawang goreng masih
garing, tidak layu. Penggorengan pada hari sebelumnya dimaksudkan
36
untuk mempermudah produksi pada hari pemakaian. Seledri dan daun
bawang dibawa ke dalam ruang persiapan bumbu untuk di bersihkan dari
kotoran dan akarnya. Daun bawang dipotong akarnya kemudian dicuci
dengan air mengalir, seledri juga dicuci dengan air mengalir. Kemudian
ditiriskan ke dalam rak plastik yang bersih. Setelah kering, seledri dan
daun bawang dibawa ke ruang pengolahan untuk diiris-iris. Daun bawang
dan seledri yang telah diiris-iris dimasukkan ke dalam bawang goreng
yang telah melewati proses thawing. Diaduk secara merata. Untuk SDM di
dapur persiapan bumbu menggunakan alat pelindung diri (APD) yang
masih kurang lengkap seperti sarung tangan.
C. Proses pengolahan
Pengolahan perkedel kentang pada jam 08.39 WIB. Perkedel
kentang di RSUD Dr. Hasan Sadikin menggunakan tepung kentang.
Tepung kentang dikeluarkan dari gudang BMK sesuai dengan permintaan
dan kebutuhan pasien. Pembuatan kali ini memakai 8 kg tepung kentang
dengan 2 kali proses pengolahan masing-masing 4 kg tepung kentang
dengan 14 liter air untuk 300 porsi. Perkedel kentang yg dibuat pada
pengamatan kali ini sebanyak 525 porsi. Air didihkan terlebih dahulu
sebanyak 14 liter dan dimasukkan merica, garam, dan penyedap rasa
indofood. Sambil menunggu air mendidih, tepung kentang dimasukkan ke
dalam baskom kemudian dimasukkan bumbu yang telah dicampurkan
sebelumnya seperti daun bawang, seledri,dan bawang goreng. Aduk
secara merata di dalam baskom tersebut. Setelah air mendidih, masukkan
air mendidih tersebut pelan-pelan ke dalam adonan tepung kentang
sambil diaduk-aduk. Aduk hingga adonan kalis. Setelah kalis, loyang
diolesi mentega dan tuangkan adonan ke dalam loyang. Padatkan ke
seluruh loyang dan ratakan. Setelah rata, permukaan adonan diolesi
dengan campuran mentega dan telur agar tekstur permukaan perkedel
kentang menjadi garing. Setelah itu panaskan oven selama 5 menit
dengan suhu 200˚C kemudian masukkan loyang adonan perkedel kentang
ke dalam oven selama 40 menit. Perkedel kentang dipanggang pada jam
09.03 WIB. Setelah 40 menit, adonan di dalam oven di lihat
37
kematangannya. Setelah diketahui belum cukup matang, durasi
pemanggangan ditambahkan lagi 5 menit dengan suhu 190˚C agar
perkedel kentang matang tetapi tidak hangus. Perkedel kentang
dikeluarkan dari oven pada jam 09.50 WIB.
D. Proses pemorsian
Pemorsian dilakukan pada jam 09.55 WIB. Sebelum pemorsian,
perkedel kentang didinginkan terlebih dahulu agar saat pemotongan tidak
lengket pada pisau. Pendinginan ini berlangsung selama kurang lebih 5
menit. Suhu perkedel kentang saat keluar dari oven adalah 78,3˚C. Suhu
tersebut sudah optimal untuk meminimalisir adanya pertumbuhan bakteri
pada makanan karena bakteri dapat tumbuh pada suhu 4˚C hingga 60˚C.
Saat pemotongan, pisau terlebih dahulu di lap dengan tisu untuk
menghilagkan kotoran yang ada. Dalam satu loyang, perkedel kentang
dapat diporsikan menjadi 96 porsi. Setela dilakukan pemotongan,
perkedel kentang di porsikan pada masing-masing tempat lauk nabati per
ruangan sesuai jumlah pasien dengan makanan non diit. Pemindahan
perkedel kentang dari loyang ke dalam tempat lauk nabati menggunakan
spatula kecil yang dibungkus plastik. Fungsi dari pembungkusan plastik itu
adalah agar perkedel kentang tidak lengket pada spatula.
E. Proses Distribusi
Proses distribusi perkedel kentang dilakukan pada jam 10.30 Pagi.
Proses distribusi perkedel kentang adalah sentralisasi dan desentralisasi.
Proses sentralisasi digunakan untuk ruangan adenium dan pasien dengan
38
penyakit yang menular. Perkedel kentang langsung diporsikan ke dalam
bento pasien. Sedangkan distribusi dengan metode desentralisasi
digunakan untuk semua ruangan pasien dengan makanan non diit.
Metode distribusi desentralisasi menggunakan wadah plastik yang
tertutup. Perkedel kentang diporsikan sesuai dengan jumlah pasien non
diit yang ada di setiap ruangan. Saat pendistribusian menggunakan trolley
makanan. Pramusaji yang mendistribusikannya menggunakan APD yang
lengkap. Suhu perkedel kentang saat sampai di ruangan adalah 36,2˚C.
Suhu tersebut sudah masuk ke dalam danger zone, dimana bakteri
memiliki peluang untuk berkembang biak pada suhu tersebut.
39
40
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan pengamatan HACCP pada menu perkedel
kentang pada menu kedelapan di tanggal 8 Agustus 2018 dapat
disimpulkan bahwa perkedel mempunyai resiko bahaya karena ada
beberapa batas kritis yang belum tercapai seperti pada saat penerimaan,
pengolahan dan pemorsian dimana petugas penjamah makanan masih
ada yang belum menggunakan APD lengkap seperti masker, namun
petugas telah menggunakan penutup kepala, sarung tangan, celemek dan
sepatu karet tertutup.
B. Saran
Sebaiknya petugas lebih memperhatikan penggunaan APD yang
lengkap agar kemungkinan terjadinya kontaminasi pada makanan dapat
diminimalisir. Dan untuk proses pengolahan perlu diperhatikan pula durasi
pemasakan dan jam untuk pendistribusian tidak terlalu lama ap hanggar
suhu makanan yang dihidangkan ke pasien tetap hangat.
41
DAFTAR PUSTAKA
42
National Advisory Committee on Microbiology Criteria for Food (1989)
43
Lampiran 1
44
Lampiran 2
penerimaan
BMS seledri dan
daun bawang
Persiapan BMS
di tempat
persiapan
bumbu
Penirisan seledri
dan bawang di
ruang
pengolahan
45
Pencampuran
bumbu bawang
goreng, seledri
dan daun
bawang
Pengolesan
loyang dengan
margarine di
ruang
pengolahan
Pencampuran
tepung kentang
dengan bumbu
46
Pencampuran
air mendidih
sedikit demi
sedikit ke dalam
wadah yang
berisi tepung
kenteng serta
bumbu
Aduk hingga
adonan perkedel
kentang
tercampur rata
Memisahkan
telur ayam dari
cangkang
47
Pencampuran
kocokan telur
kedalam adonan
perkedel
kentang
Aduk adonan
perkedel
kentang hingga
kalis
Pencetakan
adonan perkedel
kentang ke
dalam loyang
yang sudah
diolesi dengan
margarine
48
Campuran telur
ayam dan
margarine untuk
olesan atas
adonan perkedel
kentang
Mengolesi
adonan perkedel
kentang dengan
campuran telur
ayam dan
margarine
Pemanggangan
adonan perkedel
kentang hingga
matang
49
Pengangkatan
dan pendinginan
perkedel
kentang
Pengecekan
suhu perkedel
kentang
Pemotongan
perkedel
kentang
Pemorsian
perkedel
kentang
kedalam wadah
tertutup
50
Penyajian
perkedel
kentang
kedalam plato
51