2. Ismala Adam 173112620120038 3. Indri Astuti 173112620120045 4. Muhammad Ispandi 173112620120055 5. Isrizal Zaili 173112620120061 Pengertian HACCP
• HACCP merupakan ensit yang mengidentifikasi
bahaya spesifik yang mungkin timbul dan cara pencegahan untuk mengendalikan bahaya tersebut. Bahaya tersebut berasal dari bahan biologi, kimia atau fisik, atau kondisi yang dapat menimbulkan resiko kesehatan yang tidak diinginkan terhadap konsumen • Control Point (CP: titik kendali/ ensiti kritis) adalah setiap titik, tahap atau prosedur yang dapat mengendalikan faktor biologi, kimia dan fisik. Critical Control point (CCP: titik kendali/ ensiti kritis) adalah setiap titik, tahap atau prosedur pada suatu ensit makanan yang jika tidak terkendali dapat mengakibatkan resiko kesehatan yang tidak diinginkan. Cara Kerja • Identifikasi Bahaya dan Penetapan Resiko • Penetapan CCP • Penetapan Batas/Limit Kritis • Pemantauan • Tindakan Koreksi Terhadap Penyimpangan • Verifikasi • Dokumentasi 1. Identifikasi Bahaya dan Penetapan Resiko • A. Jenis bahaya • Jenis bahaya yang mungkin terdapat didalam makanan dibedakan atas tiga kelompok bahaya, yaitu: • Bahaya biologis disebabkan oleh bakteri ensitiv, virus, ensitiv yang dapat menyebabkan keracunan, penyakit infeksi, atau infestasi • Bahaya kimia disebabkan karena tertelannya toksin alami atau bahan kimia yang beracun baik yang ditambahkan secara sengaja maupun tidak sengaja. • Bahaya fisik disebabkan karena tertelannya benda-benda asing yang seharusnya tidak boleh terdapat pada makanan. Bahaya dapat fisik dapat timbul selama pemanenan, penanganan, pengolahan, pengemasan, penghidangan dan sebagainya, seperti pecahan kayu, pecahan gelas, kerikil, logam, serangga, rambut dan lain-lain • B. Identifikasi berdasarkan biologi, fisik, dan kimia. Lalu kelompokkan berdasarkan tabel • C. Penetapan Resiko • Setiap produk diidentifikasi terhadap kemungkinan mengandung bahaya A dan F, kemudian dikelompokkan berdasarkan kategori resiko. 2. Penetapan CCP
• CCP (Critical Control Point) atau titik kendali kritis
atau titik ensiti adalah titik prosedur atau tahap operasional yang dapat dikendalikan untuk menghilangkan atau mengurangi kemungkinan terjadinya bahaya. Titik, prosedur atau tahap operasional yang dapat dikendalikan termasuk bahan mentah (produksi, pemeliharaan dan pengadaan), penerimaan dan penanganan bahan, formulasi atau komposisi, pengolahan, pengemasan, distribusi dan transportasi, penjualan konsumsi, lokasi, kondisi atau lingkungan. 3. Penetapan Batas/Limit Kritis • Batas/limit kritis adalah suatu nilai yang merupakan batas antara keadaan dapat diterima dan tidak dapat diterima • Batas kritis ditetapkan pada setiap CCp yang telah ditentukan • Batas kritis tersebut harus dipenuhi untuk menjamin bahwa CCP dapat dikendalikan dengan baik. 4. Pemantauan • Kegiatan pemantauan mencakup: pemeriksaan apakah prosedur penanganan dan pengolahan CCP dapat dikendalikan dengan baik. • Pengamatan terjadwal terhadap efektifitas suatu proses tujuan pengendalian CCP dan batas kritisnya untuk memperoleh data dengan tujuan menjamin batas kritis yang ditetapkan dapat menjamin keamanan produk. 5. Tindakan Koreksi Terhadap Penyimpangan • Jika hasil pemantauan telah terjadi penyimpangan terhadap CCP dan batas kritisnya, maka harus dilakukan tindakan koreksi. Tindakan koreksi berbeda-beda tergantung tingkat resiko produk. Semakin tinggi resiko produk semakin cepat tindakan koreksi harus dilakukan. • 6. Verifikasi • Verifikasi merupakan kegiatan evaluasi terhadap program atau rancangan HACCP untuk membuktikan bahwa ensit HACCP yang diterapkan bekerja secara efektif. Tujuannya untuk memeriksa apakah program HACCP telah dilaksanakan sesuai dengan rancangan HACCP yang ditetapkan masih efektif. • 7. Dokumentasi • Tujuan dari ensit dokumentasi dalam program HACCP adalah untuk mengarsipkan rancangan HACCP dengan cara menyusun catatan yang teliti, rapi mengenai seluruh ensit dan penerapan HACCP dan memudahkan pemeriksaan oleh instansi berwenang jika produk yang dihasilkan diketahui penyebab kasus keracunan. Penentuan HACCP
• Produk : Sayur Asem
Identifikasi Bahaya dan Cara Pencegahannya, Serta Analisis Resiko Tabel: Identifikasi Bahaya dan Cara Pencegahan Pembahasan • Analisis bahaya pada sayur asem termasuk dalam kategori resiko bahaya rendah sehingga berarti produk dapat diproses, penyimpangan harus dikoreksi atau diperbaiki jika waktu memungkinkan dan pengawasan rutin harus dilakukan. • 1. Penerimaan • Penerimaan bahan makanan dilakukan sebelum persiapan bahan makanan. Proses penerimaan bahan makanan mentah didapat dari rekanan yang diperiksa berdasarkan order/pemesanan oleh tim pemeriksa barang dan bendaharawan barang. Proses penerimaan bahan makanan termasuk ke dalam CCP 2, karena pada proses ini ditujukan untuk mengurangi bahaya serta kontaminasi bahaya yang kemungkinan akan meningkat melebihi batas berdasarkan spesifikasi yang ada. • Usaha untuk mengurangi maupun menghilangkan bahaya pada saat proses penerimaan tersebut telah dilakukan dengan cara menerima bahan yang sesuai dengan standar spesifikasi yang telah ditetapkan. 2. Penyimpanan • Penyimpanan dilakukan setelah proses penerimaan bahan makanan. Proses penyimpanan dilakukan pada bahan makanan dari sayur asem • 3. Persiapan (Pencucian) • Bahan makanan yang disimpan pada ruang transit dikirim keruang persiapan oleh petugas. Persiapan bahan makanan dilakukan dengan pencucian bahan makanan. Proses persiapan bahan makanan dilakukan oleh tenaga pengolah. Proses persiapan (pencucian) merupakan CCP 2 karena hanya dapat mengurangi bahaya yang ada. Proses pencucian dilakukan dengan menggunakan air mengalir yang berasal dari PDAM yang telah mendapat lisensi sehingga mutu dapat terjamin. 4. Pengolahan ( Pemasakan) • Pengolahan dilakukan oleh 1 tenaga pengolah. Sebelum dilakukan pengolahan alat yang akan digunakan dicuci terlebih dahulu. Tenaga pengolah wajib memakai clemek serta tutup kepala dan tidak wajib memakai masker pada saat pengolahan tetapi harus meminimalkan frekuensi bicara kepada petugas lain. Proses pengolahan merupakan CCP 1 karena pada proses ini diharapkan mampu menghilangkan bahaya yang ada. Pada proses ini alat yang digunakan dicuci menggunakan air kran, yang bersumber dari air tanah. 5. Pendistribusian • Proses pendistribusian merupakan CCP 2 karena dapat mengurangi bahaya yang ada, khususnya bahaya karena ada proses penyajian makanan, petugas penyaji telah menggunakan masker yang ditujukan agar makanan tidak terkontaminasi dengan mikrobia yang ada pada mulut saat para penyaji sedang berbicara. • KESIMPULAN • • Beberapa bahan dan proses dari pembuatan dan sayur asem mempunyai potensi bahaya fisik, kimia maupun biologi. Pada proses penerimaan bahan makanan hingga proses pendistribusian terdapat beberapa titik kritis diantaranya yaitu : • 1. CCP 1 : Proses pemasakan • 2. CCP 2 : Proses penerimaan, sortasi, persiapan (pencucian) dan pendistribusian. • Pada proses persiapan sampai dengan proses pendistribusian terdapat beberapa batas CCP serta toleransinya dari setiap proses yang dilakukan. Tidak adanya tahap penyimpanan pada proses pembuatannya sehingga juga tidak terdapat tindakan koreksi yang diperlukan. • Pencatatan dan dokumentasi dilakukan dengan melihat kembali judul, tanggal pengamatan dan pencatatan, keterangan produk, alat dan bahan, serta proses yang dilakukan mulai dari proses penerimaan sampai dengan pendistribusian. • • Saran • • Sebaiknya pada proses masing-masing kendali kritis (CCP) perlu pemantauan lebih ketat. • • Kedisiplinan penggunaan APD seperti celemek, penutup kepala, masker dan sarung tangan perlu ditingkatkan. Apabila pramumasak dan pramusaji tidak menggunakan APD lengkap maka perlu diberi teguran.