Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MANAJEMEN SDM

DISUSUN OLEH :

NAMA : MUHAMMAD ISPANDI

NIM : PO71341230176

KELAS : A KOTA JAMBI

PRODI TEKMOLOGI LABORATORIUM MEDIS

PROGRAM SARJANA TERAPAN

POLTEKES KEMENKES JAMBI


Kepemenkes RI Nomor HK.01.07/MENKES/313/2020 tentang Standar Ahli
Teknologi Laboratorium Medik

Matriks tingkat keterampilan ahli teknologi laboratorium medik, metode pembelajaran dan
metode penilaian untuk setiap tingkat kemampuan terdapat 3 kriteria dalam 4 tingkatan yaitu :

1. Kriteria tingkat keterampilan dibagi 4 tingkat:

1. Mengetahui teori keterampilan


2. Pernah melihat atau didemonstasikan
3. Terampil melakukan atau mampu melakukan di bawah supervisi
4. Mampu melakukan secara mandiri

2. Kriteria metode pembelajaran dibagi 4 tingkat:

1. Perkuliahan, diskusi penugasan, belajar mandiri


2. Observasi langsung, demonstrasi
3. Berlatih dengan alat peraga
4. Melakukan kerja mandiri

3. Kriteria metode penelitian dibagi 4 tingkat:

1. Ujian tulis
2. Penyelesaian kasus secara tertulis atau lisan
3. Ujian praktik dalam pengawasan\
4. Ujian praktik kerja misalnya portofolio, logbook

Pada ketiga kriteria tersebut 4 tingkat yang harus dikuasai antara lain :

1. Mampu memahami untuk diri sendiri


2. Mampu memahami dan menjalaskan
3. Mampu memahami, menjelaskan dan melaksanakan di bawah supervise
4. Mampu memahami, menjelaskan , dan melaksanakan secara mandiri.

Pada keterampilan ahli teknologi laboratorium medik terdapat empat kategori


keterampilanyang harus dikuasai.
A. Kemampuan mempersiapkan dan mengalisis bahan biologis, terdapat 5 jenis
keterampilan yang harus dipenuhi, yaitu:
1. Kemampuan melakukan pengambilan specimen sesuai prosedur yang tepat, dengan
sub keterampilan yang harus dimiliki ialah pengambilan darah vena untuk tes
diagnostic di lab klinik; pengambilan darah kapiler; pengambilan darah arteri;
pengambilan spesimen urine; pengambilan spesimen sel serviks; penanganan
spesimen feses; pengambilan specimen sumsum tulang; pengambilan sampel cairan
sendi; pengambilan dan penanganan cairan pleura; pengambilan dan penangan cairan
sperma; pengambilan dahak/sputum; pengambilan spesimen secret uretha/vagina;
penanganan sampel cairan otak; pengambilan spesimen saliva.
2. Kemampuan pengolahan specimen untuk pengujian, dengan sub keterampilan yang
harus dimiliki ialah sentrifugasi; pembagian spesimen sesuai peruntukan pengujian;
pengawetan spesimen; penyimpanan spesimen; penetapan, prioritas pemeriksaan (sito,
penting, rutin, stabilitas sampel).
3. Kemampuan melakukan proses pengujian, dengan sub keterampilan yang harus
dimiliki ialah kalibrator standar dan bahan material kontrol; penentuan dan pemilihan
alat/metode yang akan dipakai; pengaturan spesimen berdasarkan daftar kerja atau
logbook.
4. Teknik pengujian, dengan sub keterampilan yang harus dimiliki ialah pengujian
analisis mikroskopis dasar; penggunaan dan pemeliharan mikroskop; aplikasi Teknik
pengujian dengan mikroskop (Phase kontras, Fluorosensi lapang pandang gelap,
polarisasi dnana inverted); identifikasi morfologi sel dan elemen non seluler pada
sediaan mikroskop; prosedur pembuatan dan pewarnaan: preparat olesan, hapusan, dan
preparat utuh serta mampu mengidentifikasi masalah dalam pewarnaan dan melakukan
tindakan perbaikan; pelaksanaan pengujian dengan prinsip dasar pengukuran Cahaya;
pengoperasian alat spektoroskopi absopsi, spektoroskopi emisi, spektoroskopi
refelktometei dan turbidimeteri; identifikasi sumber pengganggu pada alat tersebut dan
tindakan perbaikan jika diperlukan; pelaksanaan pengujian dengan prinsip dasar
pengukuran elektrokimia; pengoperasian dan pemeliharaan alat elektroda ion selektif
dan elektroda; identifikasi sumber pengganggu pada alat tersebut dan tindakan
perbaikan jika diperlukan; pengujian dengan prinsip dasar elektroforensis dan
kromatografi; pengoperasian dan pemeliharaan alat elektroforesis dan kromatografi;
identifikasi sumber pengganggu alat tersebut dan tindakan perbaikan jika diperlukan;
kemampuan melakukan pengujian laboratorium dengan prinsip dasar immunoassay;
kemampuan melakukan pengujian laboratorium dengan prinsip dasar penghitungan
partikel/sel; pengujian yang berkaitan dnegan hemostasis : mengetahui kebutuhan tesa
dan tindakan lanjutannya; pengujian kualitatif dengan analisis biokimiawi; identifikasi
antigen dan antibodi pasien untuk pemeriksaan di laboratorium klinik; pengujian
untuk deteksi bakteri dan jamur yang berdampak klinis; pengujian kepekaan
antimikroba sesuai rekomendasi CLSI; pengujian biologi molekuler dengan prinsip
dasar sekuens asam nukleat; teknik preparasi jaringan untuk produksi paraffin untuk
pengujian mikroskopis; pengoperasian dan pemeliharaan instrument dasar di
laboratorium (Pipet, timbangan, autoclave, biosafey cabinet, laminar air flow,
waterbath. inkubator, dan lain-lain); pembuatan bahan/reagensia dengan berbagai
konsentrasi sesuai kebutuhan
5. Pelaporan dan validasi hasil, dengan sub keterampilan yang harus dimiliki ialah
pelaporan hasil dalam format baku; dan pembacaan hasil pengujian dan validasi hasil.

B. Inteprestasi hasil terdapat 3 jenis keterampilan yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Hubungan antara hasil pengujian, diagnosis, informasi klinis dan terapi berdasarkan :
nilai rujukan, nilai kritis, keterbatasan metode, hasil yang tidak mungkin, kondisi
klinis dan hasil pengujian lainnya.
2. Penggabungan antara hasil pengujian dengan kriteria pengendalian mutu internal
3. Investigasi terhadap hasil yang tidak lazim

C. Penjaminan mutu terdapat 4 jenis keterampilan yang harus dipenuhi yaitu:

1. Pelaksanaan, penilaian, kelayakan hasil proses serta melakukan tindakan perbaikan dri
pemantapan mutu internal
2. Pelaksanaan, penilaian kelayakan hasil proses serta melakukan tindakan perbaikan
dari pemantapan mutu eksternal
3. Identifikasi jenis-jenis kesalahan dalam pengujian laboratorium
4. Validasi/verifikasi alat metode dan atau reagen meliputi: uji presisi, akurasi, banding,
korelasi, recovery, linieritas, limit deteksi, nilai rujukan

D. Keamaan kerja terdapat 5 jenis keterampilan yang harus dipenuhi yaitu:

1. Penggunaan peralatan proteksi personal di laboratorium medis


2. Aplikasi praktik hygiene dan pengontrolan infeksi di lingkungan kerja
3. Penggunaan alat safety dengan baik (Biosafety cabinet, safety shower, dll)
4. Pemilihan dan penggunaan desinfektan dan alat sterilisasi sesuai dengan kebutuhan
5. Tindakan darurat kebakaran di lingkungan kerja

KESIMPULAN

Standar kompetensi ahli teknologi laboratorium medik ini dapat menjadi acuan dan landasan
bagi ahli teknologi medik dalam laboratorium medik dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya dalam memberikan pelayanan laboratorium medik yang terstandar di semua
pelayanan kesehatan. Standar ini juga dapat digunakan sebagai acuan dalam merancang dan
melaksanakan program pendidikan teknologi laboratorium medik di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai