Disusun Oleh :
1. Diyah Anggreini 061211001
2. Rina Seftiana 061211003
3. Bernadetha Putri S. 061211012
4. Inka Wahyu A. 0612111017
pembimbing
Disusun Oleh :
Sering kali sanitasi rumah sakit ditafirkan secara sempit, yakni hanya
aspek kerumah tanggaan (house keeping) seperti kebersihan gedung, kamar
mandi dan pelayanan makan dan minuman. Adapun anggapan yang
mengatakan bahwa sanitasi rumah sakit merupakan upaya pemborosan dan
tidak terkait langsung dengan pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit
sehingga sering kali dengan dalih kurangnya dana pembangunan dan
pemeliharaan ada rumah sakit yang tidak memiliki saranan pemeliharaan
sanitasi yang kurang memadai, bahkan cendurung mengabaikan masalah
sanitasi dan lebih mengutamakan kelengkapan kedoktekteran dan ketenagaan
yang spesialistik.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh Dwi Mustika Adhini,
dkk. tahun 2015 di RSUP Dr. M. Djamil proses persiapan, pengolahan,
makanan cair dan distribusi di Instalasi Gizi tersebut terlihat belum dikelola
sebagai mestinya seperti pada (1) Personal Hygiene, belum secara optimal
diterapkan oleh petugas pelaksana gizi yang bekerja, terlihat sering kali tidak
berpakaian kerja yang lengkap seperti; tidak menggunakan masker dengan
baik, tidak mengunakan sepatu kerja malah menggunakan sandal plastik,
menggunakan perhiasan saat sedang bekerja dan ada yang tidak menggunakan
sarung tangan dalam melakukan pekerja yang berhubungan dengan bahan
makanan langsung. (2) Hygiene Lingkungan, belum optimal, karena terlihat
dari meja pengolahan tidak dibersihkan setelah melakukan pekerjaan, dan
terlihat lantai tempat melakukan persiapan bahan makanan licin karena air dan
sayuran yang jatuh dilantai. (3) Hygiene Makanan dalam instalasi gizi belum
terjaga kualitasnya pada bahan makanan, hal ini dapat dilihat dari teknik
penyimpanan bahan makanan seperti: sayuran yang telah di bersihkan dan
dipotong-potong digabungkan dengan sayuran yang belum di bersihakan. (4)
Fasilitas Sanitasi pada pelaksanaan proses persiapan di instalasi gizi masih
terlihat kurang baik, dimana tempat penyucian bahan makan sayuran berada
diluar ruangan sebab sayuran yang telah dibersihkan pada saat dicuci bersih
akan terkontaminasi melalui udara di sekitar daerah.
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan di Instalasi Gizi RSUD
Pandan Arang Boyolali, terlihat bahwa dalam Instalasi Gizi perlu
memperhatikan Hygiene dan Sanitasi karena Hygiene adalah suatu usaha
kesehatan masyarakat yang mempelajari pengaruh kondisi lingkungan
kesehatan manusia dan upaya mencegah timbulnya penyakit, sedangkan
Sanitasi merupakan suatu usaha pencegahan untuk membebaskan makanan
dan minuman dari segala bahaya yang dapat mengganggu, merusak kesehatan,
mulai dari dalam proses pengolahan, penyimpanan sampai ke 5 tahap
penyajian makanan dan minuman itu siap di komsumsi hal ini dinyatakan oleh
: Sudiara (1996: 18).
2. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hygiene dan sanitasi di Instalasi Gizi RSUD Pandan
Arang Boyolali
2. Tujuan Khusus
a. Menilai hygiene dan sanitasi Instalasi Gizi RSUD Pandan Arang
Boyolali dengan menganalisis hygiene bangunan, fasilitas,
karyawan, makanan serta peralatan makan dan masak
b. Mengetahui total skor uji kelayakan hygiene dan sanitasi di
Instalasi Gizi.
B. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Lokasi bangunan, dan fasilitas
NO URAIAN BOBOT X NILAI KETERANGAN
TOTAL SKOR (√ ) 5
Lantai sendiri merupakan bagian dasar dari suatu ruangan yang terbuatan
dari semen, ubin, papan dan sebgainya. Pada pembuatan lantai sendiri sebaiknya
terbuat dari bahan yang tidak licin, sehingga sehingga tidak membahayakan
ketika bekerja di dalam ruangan. Berdasarkan keputusan Mentri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1098/Menkes/SK/VII/2013 “permukaan lantai rapat
air dan halus, kelandaian cukup, tidak licin dan mudah dibersihkan. Pada
Instalasi Gizi di RSUD Pandang Arang untuk lantai sudah memenuhi persyarat,
karena permukaan lantai rapat dan kedap air, lantai mudah dibersihkan, tidak
licin kelandaian cukup, dan lantai tidak memantulkan cahaya lampu.
Pada dinding dapur juga sebaiknya dibuat dari bahan yang tahan panas dan
dilapisi dengan keramik agar mudah membersihkannya.
Sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
1098/ Menkes/ SK/ VII/ 2003, bahwa:
a. Permukaan dinding sebelah dalam halus, kering / tidak menyerap air dan
mudah dibersihkan.
b. Bila permukaan dinding kena percikan air maka setinggi 2 (dua) meter
dari lantai dilapisi bahan kedap air yang permukaannya halus, tidak
menahan debu dan berwarna terang.
c. Dinding harus dapat memantulkan cahaya yang cukup bagi ruangan.
Semua kabel dan pipa atau instalasi pipa uap harus berada dalam keadaan
terbungkus atau tertanam dalam instalai atau dinding.
Untuk tinggi langit-langit tidak kurang 2,4 meter di atas lantai. Pintu-pintu
pada bangunan yang dipergunakan untuk memasak harus membuka ke arah luar.
Jendela, pintu dan lubang ventilasi dimana makanan diolah dilengkapi kassa
yang dapat dibuka dan dipasang. Semua pintu dari ruang tempat pengolahan
makanan dibuat menutup sendiri atau dilengkapi peralatan anti lalat, seperti
kassa, tirai, pintu rangkap dan lain-lain (Aritonang, 2014).
Berdasarkan pengamat yang dilakukan di Instalasi Gizi RSUD Pandang
Arang kondisi dinding sudah dengan persyaratan. Karena dinding dilapisi
keramik setinggi 2 (dua) meter dari lantai dilapisi bahan kedap air yang
permukaannya halus, tidak menahan debu dan berwarna terang. Sehingga
dinding di Instalasi Gizi mudah dibersihkan secara rutin walapun ada bagian
keramik yang sudah retak. Sedangkan pada bagian jendela dan pintu terbuat dari
bahan yang kuat. Walaupun pintu pada bagian pengolahan tidak didesain meutup
sendiri namun didesain dengan desain yang mudah digeser sehingga
memudahkan untuk membuka dan menutup pintu dipengolahan. Dan pada pintu
pengolahan juga dilengkapi dengan penahan seranga.
Tabel 2. Pencahayaan
NO. URAIAN BOBOT X NILAI KETERANGAN
TOTAL SKOR (√ ) 1
PENCAHAYAAN
TOTAL SKOR (√ ) 0
PENGHAWAAN
TOTAL SKOR (√ ) 5
AIR BERSIH
Penilain untuk air bersih di Instalasi Gizi RSUD Pandang Arang
mendapatkan point 5 dapat diartikan bahwa baik dan sesuai standar. Untuk di
Instalasi Gizi sendiri tekanan air sudah lancar dan air yang mengalalir tidak
berbau, tidak berwarna dan berasa, sesuai dengan kualitas air bersih. Sumber air
untuk pencucian alat berasal dari sumur, sedangkan untuk memasak berasal dari
tandon air. Kualitas air bersih harus memenuhi syarat sesuai dengan keputusan
Menteri Kesehatan (Aritonang, 2014).
TOTAL SKOR (√ ) 1
AIR KOTOR
Pada pengamatan yang kami lakukan untuk pembuangan limbah air dari
dapur, kamar mandi, WC dan saluran air hujan lancar mendapatkan point 1 yang
artinya sudah baik karena pada saluran air limbah kotor tidak menimbulakan
sarang serangga, tidak menjadi jalan masuk untuk hewan pengerat (tikus).
Jasaboga: harus mempunyai jamban dan peturasan yang memenuhi syarat
hygiene sanitasi serta memenuhi pedoman plumbing Indonesia (Aritonang,
2014).
Di Instalasi Gizi RSUD Pandan Arang semuanya sudah baik. Dari ruang
pencucian alat, tempat cuci tangan dan WC tidak ada genangan dan aliran untuk
pembuangan air limbah kotor lancar.
TOTAL SKOR (√ ) 2
PEMBUANGAN SAMPAH
Untuk fasilitas pembuangan sampah kami memberikan nilai 2, kaena
menurut kami tempat pembuangan sampah yang ada di Instalasi Gizi RSUD
Pandanaran sudah memenuhi standar pembuangan sampah seperti yang
dijabarkan oleh Aritonang (2014), menurutnya tempat-tempat pembuangan
sampah seperti kantong plastik / kertas, bak sampah tertutup harus tersedia dalam
jumlah yang cukup dan diletakkan sedekat mungkin dengan sumber produksi
sampah, namun dapat menghindari kemungkinan tercemarnya makanan oleh
sampah (Aritonang, 2014).
Hal lain juga diungkapkan oleh Mustika D (2015), menurutnya
pembuangan sampah yang tidak sesuai dapat menimbulkan pencemaran lain dari
serangga, misalnya pada lalat. Pertumbuhan lalat sangat cepat dalam timbunan
sampah, yaitu 24 jam sampai 2 hari, maka pengumpulan dan pengangkutan
sampah paling tidak dilakukan seminggu tiga kali. Tempat sampah (terpisah
antara sampah kering dan sampah basah) dengan tutup yang rapat agar tidak
dihinggapi lalat dan tidak meninggalkan bau busuk.
TOTAL SKOR (√ ) 2
TOTAL SKOR (√ ) 10
KARYAWAN
Penilaian pada karyawan mendapat poin 10, artinya kurang 1 poin untuk
sesuai dengan standar. Hal ini menunjukan bahwa karyawan di Instalasi Gizi
RSUD Pandan Arang sudah melakukan ihygiene isanitasi dengan cukup baik
meski ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Semua karyawan yang bekerja
di Instalasi gizi tersebut bebas dari penyakit menular, bebrapa karyawan sudah
menerapkan hygiene sanitasi dengan baik seperti cuci tangan sebelum dan
sesudah melakukan aktivitas, kuku selalu pendek dan bebas perhiasan. Tetapi
sebagian karyawan tidak menerapkannya, pada saat pengolahan ada yang tidak
menggunakan APD dengan lengkap, tidak mengenakan hand gloves saat
menjamah makanan, tidak menggunakan sandal tertutup dan masih ada yang
menggunakan kosmetik meski untuk kebutuhan.
TOTAL SKOR (√ ) 6
MAKANAN
Untuk penilaian hygiene makanan mendapat poin sebesar 6/6. Artinya, bahan
makanan yang akan diolah sudah memenuhi standart SOP penanganan pada saat
pendistribusian, sehingga kami tidak menemukan kerusakan bahan pangan akibat
cara pendistribusian yang buruk seperti terpotong atau tidak utuh. Selain
itu penyortiran bahan pangan terutama pada sayuran juga cukup baik, tidak
ditemukan sayuran yang berlubang atau berulat. Bahan makanan terolah dalam
kemasan asli, masih tersegel, terdaftar, berlabel dan tidak kadaluwarsa karena
tempat penyimpanannya yang sudah sesuai.
Menurut standar, pengolahan untuk daging, susu, telur, ikan/udang dan
sayuran harus baik, segar dan tidak rusak atau berubah bentuk, warna dan rasa,
sebaiknya berasal dari tempat resmi yang diawasi. Makanan yang dikemas
mempunyai label dan merk, terdaftar dan mempunyai nomor daftar, kemasan
tidak rusak/pecah atau kembung, belum kadaluarsa dan kemasan digunakan
hanya untuk satu kali penggunaan (Aritonang, 2014).
Tabel 11. Perlindungan Makanan
NO URAIAN BOBOT X NILAI KETERANGAN
( thawing).
TOTAL SKOR (√ ) 6
PERLINDUNGAN MAKANAN
Hygine dan sanitasi dalam perlindungan makanan mendapat point sebesar 6/9.
Karena menurut pengamatan yang kami lakukan sebelumnya bahwa penangan
hygine dan sanitasi sendiri untuk perlindungan makanan sudah cukup baik hanya
saja ada beberapa hal yang harus diperbaiki lagi. Misalnya pada saat penyajian
teh atau susu panas, juru masak menyajikan minuman tersebut dalam keadaan
masih panas yang ditutup sealer agar tidak tumpah. Hal ini dapat menyebabkan
minuman yang panas tersebut menguap pada kemasan plastik dan terkontaminsai
bahan kimia yang bermigrasi dari kemasan plastik tersebut ke uap air.
Penggunaan plastik yang tidak sesuai persyaratan akan menimbulkan berbagai
gangguan kesehatan, karena dapat memicu kanker dan kerusakan jaringan pada
tubuh manusia (karsinogenik) (Karuniastutu N, 2016). Plastik ini sebenarnya
aman digunakan pada suhu ruang sekitar 20-25oC. Tetapi plastik tidak
direkomendasikan untuk menyimpan makanan atau minuman panas karena
hanya resisten terhadap larutnya senyawa dibawah suhu 60oC (Ratna K, 2012)
Tabel 12. Peralatan Makan Dan Masak
NO URAIAN BOBOT X NILAI KETERANGAN
SKOR 41
Penilaian uji kelayakan fisik untuk hygiene sanitasi peralatan masak dan
makan mendapat poin 41 dari total 45 poin.
Dilihat dari pengamatan kami higiene dan sanitasi di Instalasi Gizi RSUD
Pandan Arang Boyolali pada kategori perlindungan terhadap peralatan makanan
dan masak dalam cara pembersihan,penyimpanan,penggunaan,dan pemeliharaan-
nya sudah memenuhi syarat dari tahap pencuciannya, perlindungan dari serangga
maupun bahan beracun yang sudah disimpan, dan pengeluaran asap dapur
dilengkapi dengan alat pembuang asap.
Menurut Anwar (1990), Three Comporment Sink yaitu suatu alat pencuci yang
terdiri atas 3 bilik atau 3 bak, masing-masing bak mempunyai fungsi sebagai
berikut:
1. Bak I : Disebut bak pencuci ( wash)
3. Bak III : Disebut bak pembilas terakhir ( final rinse atau desinfektan)
Uraian Skor
Pencahayaan 1
Penghawaan 0
Air bersih 5
Air kotor 1
Pembuangan sampah 2
Karyawan 10
Makanan 6
Perlindungan makanan 6
Dari table hasil rekapitulasi skor diatas, didapat total skor dengan penilaian
tanda (√ ), sebanyak 81,5 skor. Berdasarkan standar Hygiene Sanitasi Jasaboga,
tempat pengolahan makanan harus memiliki skor minimal 83 atau 83/92= 90,2%
atau masuk standar golongan B.. Dan pada hasil skor di Instalasi Gizi RSUD
Pandan Arang mempunyai scor sebesar 81,5 poin atau setelah di kalkulasikan
sebagai 81,5/92= 88,5%. Sehingga menurut Standar Hygine Sanitasi Jasaboga,
ruang pengolahan makanan di instalasi gizi RSUD Pandan Arang Boyolali belum
mencapai standar Hygine dan Sanitasi golongan B karena belum mencapai
presentase scor sebesar 90,2%