Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN KUNJUNGAN TEMPAT PEMBUATAN

MAKANAN OTAK-OTAK DESA SIDAWANGI


(F.2 KESEHATAN LINGKUNGAN)
DI PUSKESMAS SUMBER

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer


Program Internsip Dokter Indonesia

Disusun Oleh :

dr. Muhammad Suhanda

Pendamping :
dr. Humiras Ely Darma S.

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


UPT PUSKESMAS SUMBER
CIREBON
2018
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Manusia mempunyai kebutuhan yang beragam seiring dengan
peningkatan kesejahteraannya. Beberapa kebutuhan manusia antara lain,
kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Kebutuhan akan pangan merupakan
kebutuhan primer atau pokok bagi setiap masyarakat disamping kebutuhan
sandang dan papan. Makanan mempunyai peran yang sangat luas bagi
kehidupan, karena kehidupan manusia tidak dapat lepas dari kebutuhan akan
makanan. Manusia dapat hidup karena mendapat asupan gizi dari makanan yang
dikonsumsinya. Hal itulah yang memacu para pengusaha yang bergerak dalam
bidang produksi dan pengolahan bahan makanan untuk memproduksi makanan
bagi masyarakat (konsumen) dalam jumlah yang besar.
Penyediaan makanan yang aman, bergizi dan cukup merupakan
strategi yang penting untuk mencapai sasaran dalam bidang kesehatan. Mutu dan
keamanan makanan tidak hanya berpengaruh langsung terhadap kesehatan
masyarakat, tetapi juga mempunyai pengaruh penting terhadap produktifitas
ekonomi dan perkembangan sosial baik individu, masyarakat maupun negara.
Dalam upaya menumbuh kembangkan industri tersebut, maka
pemerintah melalui berbagai instansi terkait melakukan berbagai upaya
pembinaan, baik yang bersifat teknis produksi, manajemen pemasaran maupun
melalui peraturan yang ada untuk menjamin tersediannya pangan bagi
masyarakat.

1.2 Permasalahan
Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab
utama kematian di Indonesia. Bahkan pada kelompok bayi dan balita, penyakit-
penyakit berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80% dari penyakit yang
diderita oleh bayi dan balita. Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya
cakupan dan kualitas intervensi kesehatan lingkungan.
Berdasarkan UU RI No. 18 Tahun 2012 tentang pangan mengatur
bahwa tujuan pengaturan, pembinaan dan pengawasan pangan adalah untuk
tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan, mutu dan gizi bagi
konsumsi masyarakat. Mengingat hal tersebut diatas maka SP-IRT (Sertifikat
Produksi Industri Rumah Tangga) dan izin Dinas Kesehatan sangat dibutuhkan
untuk meningkatkan kualitas Pangan Industri Rumah Tangga, meletakkan Industri
Rumah Tangga pangan dalam posisi strategis dan sehat.
BAB II
Perencanaan dan Pemilihan Intervensi

2.1 Perencanaan Kegiatan

Pada tahap perencanaan kami menghadap pemegang program kesling di


Puskesmas Sumber untuk mengetahui masalah-masalah kesehatan lingkungan
dari tempat pembuatan makanan otak-otak di Desa Sidawangi. Untuk mengetahui
kondisi nyata maka dilakukan kunjungan langsung. Aspek-aspek yang
diperhatikan pada saat kunjungan antara lain lokasi, bangunan, fasilitas, peralatan
produksi, higiene dan sanitasi, serta penyimpanan.

2.2 Pelaksanaan

1. Kegiatan : Kunjungan tempat pembuatan makanan otak-otak di


Desa Sidawangi
2. Tujuan : Melakukan pembinaan mengenai produksi, higiene,
sanitasi. Sehingga dapat memberikan perlindungan
konsumen terhadap hasil produk pangan industri
rumah tangga terutama dalam hal keamanan pangan.
3. Waktu dan Tempat : Tanggal 6 Januari 2018, Pukul 09.00 di tempat
pembuatan makanan otak-otak di Desa Sidawangi
Hal yang dilakukan :
a. Datang langsung ke tempat pembuatan makanan otak-otak untuk meminta
izin dilakukan kunjungan
b. Perkenalan dan penyampaian tujuan dilakukannya kunjungan
c. Penilaian langsung
d. Dokumentasi.
BAB III
Hasil Kegiatan dan Evaluasi

3.1 Hasil Kegiatan

Pada saat kunjungan kami melakukan sharing atau tukar pikiran


mengenai kondisi kesehatan sanitasi, dan pemilik pabrik mengungkapkan
beberapa kendala seperti permasalahan sanitasi, pemeliharaan peralatan,
kesehatan pekerja sampai kebersihan lingkungan pabrik.
Adapun hasil kunjungan tempat pembuatan makanan otak-otak di Desa
Sidawangi adalah sebagai berikut:
1. Lokasi dan Lingkungan Produksi
Lokasi UKM tempat pembuatan makanan otak-otak sudah jauh dari
sumber pencemaran seperti tempat sampah umum, wc umum, bengkel
cat dan sumber pencemar lainnya. Hal ini sudah sesuai dengan aturan,
dimana jarak minimal 500 meter dari sumber pencemaran.
2. Bangunan dan Fasilitas
Bangunan untuk tempat pembuatan makanan otak-otak sudah
memenuhi persyaratan teknis konstruksi bangunan yang berlaku.
Konstruksi selain kuat juga selalu dalam keadaan bersih secara fisik dan
bebas dari barang-barang sisa atau bekas yang ditempatkan
sembarangan. Permukaan lantai sudah rapat air, halus, mudah dibersihkan,
namun sedikit licin. Permukaan dinding sebelah dalam halus, berwarna
terang, tidak mudah mengelupas, kering atau tidak menyerap air dan
mudah dibersihkan. Di dinding sudah di tempel tulisan “JAGALAH
KEBERSIHAN” dan “BUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA” namun
belum di tempel larangan merokok. Pencahayaan pun dirasa cukup serta
pencahayaan tidak menimbulkan silau. Kontruksi langit-langit bersih,
tidak bocor, tidak berlubang, serta terbuat dari bahan tahan lama.
3. Peralatan Produksi
Peralatan tempat pembuatan makanan otak-otak selalu dalam
keadaan bersih. Alat-alat produksi sehabis pemakaian langsung di cuci
dengan air yang mengalir. Pencucian peralatan menggunakan
bahan pembersih/ deterjen. Tempat pencucian peralatan terbuat dari
bahan yang kuat, aman dan tidak berkarat, dan mudah dibersihkan.
4. Higiene dan Sanitasi
Pembuangan air kotor atau limbah (limbah dapur dan kamar
mandi) sudah dikelola untuk mengurangi pencemaran. Pengelolaan air
limbah dilakukan dengan membuat septic tank. Septic tank dibuat dengan
dinding yang kedap sehingga tidak mencemari lingkungan sekitar, tidak
mencemari sumber air minum yang ada di daerah sekitarnya bak air di
permukaan tanah maupun air di bawah permukaan tanah, tidak mengotori
permukaan tanah, serta tidak menimbulkan bau yang mengganggu.
5. Pemeliharaan dan Program Higiene Sanitasi Karyawan
Karyawan selalu menjaga kebersihan badan. Namun tidak semua
karyawan menggunakan pakaian atau perlengkapan kerja yang sudah
disediakan oleh pemilik seperti masker, celemek, dan sepatu boat. Selama
proses produksi, karyawan tidak memakai sarung tangan. Hal ini berisiko
menyebabkan makanan terkontaminasi oleh kuman yang mungkin ada
di tangan
6. Penyimpanan
Bahan-bahan baku dan barang jadi yang sudah di kemas dan siap
dipasarkan disimpan dalam ruangan tersendiri dan terpisah. Ruang
penyimpanan sudah cukup bersih, dan sudah tersedianya meja untuk bahan
baku dan barang jadi sehingga tidak bersentuhan langsung dengan lantai.

3.2 Evaluasi

Berdasarkan permasalahan tersebut kedepannya perlu diadakan suatu


kegiatan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat baik pekerja maupun
masyarakat diluar pabrik, misalnya melalui penyuluhan mengenai kesehatan kerja,
penyuluhan mengenai penyakit-penyakit yang dapat menularkan dan lain-lain
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai