C. Keadaan pernafasan
Frekuensi : 20x/menit
Abdominalthorakal
A. KEPALA
1. Muka : Tidak terdapat deformitas
2. Mata
Letak : Simetris
Palpebrae : Edema (-)
Kornea : Jernih
Pupil : Bulat, isokor
Sklera : Ikterik (-)
Konjungtiva : Anemis (+)
Pergerakan : +/+
Reaksi cahaya : +/+
Refleks kornea : +/+
A. KEPALA
4. Telinga: Tidak ada sekret ataupun luka
5. Hidung
Tidak ada deformitas.
Pernafasan cuping hidung: (-)
Tidak terdapat deviasi septum
6. Bibir
Sianosis : (-)
9. Rongga leher
Faring : normal, tidak hyperremis
Tonsil : normal, tidak ada pembesaran
Perkusi
Paru-paru
Kanan : sonor
Kiri : sonor
Batas paru hati : ICS V kanan, peranjakan 2 cm
C O R
Batas atas : ICS III LMCS
Batas kiri : ICS V LMCS
Batas kanan : ICS V LSD
D. THORAX
Auskultasi
Paru-paru
Suara pernafasan : VBS, kanan=kiri
Vokal resonans : Normal, kanan=kiri
Suara tambahan : Ronchi -/-, wheezing -/-
COR
Bunyi jantung : S1, S2 normal, regular
Murmur : (-)
D. THORAX
Thorax Belakang
Inspeksi
Bentuk : Simetris
Pergerakan : Simetris
Palpasi
Vokal fremitus : Normal, kanan=kiri
Perkusi : Sonor, kanan=kiri
Auskultasi
Paru-paru
Suara Pernafasan: VBS, kanan=kiri
Vokal resonans : Normal, kanan=kiri
Suara tambahan : Ronchi -/-, wheezing -/-
E. ABDOMEN
Inspeksi
Bentuk : Datar
Kulit : Jaringan parut (-),caput medusae (-).
Palpasi
Dinding perut : Tidak teraba massa
Nyeri tekan : epigastrium (+)
Tidak ada pembesaran hepar
Palpasi
Kulit : Kering
Lain-lain : Capillary refill < 2 detik
Turgor kulit : Normal
F. KAKI & TANGAN
Inspeksi
Bentuk : Normal
Palmar erythema: (-)
Kulit : Normal
Clubbing finger: (-)
Pergerakan : Normal
Udema : (-)
Palpasi
Kulit : Kering
Lain-lain : Capillary refill < 2 detik
Turgor kulit : Normal
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Chrons disease
Hemmorhoid
Colitis ulcerative
Gastritis hemorrhagic
Duodenal ulcer
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah rutin
Hb : 9,5
Ht : 29,4
Leukosit :12.400
Trombosit : 472.000
Feces
Warna : kuning
Darah : (+)
Lendir : (+)
Mikroskopis : Ditemukan banyak sel PMN, tidak
terdapat mikroorganisme H. Pylori.
DIAGNOSIS
Chrons Disease
CROHNS DISEASE
Ulcerative Colitis
Chorons disease
Indeterminated colitis
Ulcerative colitis Chorons disease
Tempat terjadi Terspesifikasi pada Dapat terjadi di
inflamasi kolon dan rektum sepanjang saluran
pencernaan mulai dar
mulut hingga anus.
Namun tempat
tersering adalah
ileum
Kedalaman luka Terbatas pada Seluruh lapisan usus
mukosa hingga sub
mukosa
ETIOLOGI
Infeksi, imunologis, dan genetik
Infeksi : mycobacteria, khususnya Mycobacterium
paratuberculosis dan virus measles. Infeksi lain
yang diperkirakan menjadi penyebab Crohns
disease adalah Chlamydia, Listeria monocytogenes,
Pseudomonas sp, dan retrovirus.
Imunologis : Reaksi-reaksi imunitas humoral dan
seluler yang menyerang sel-sel saluran cerna, yang
menunjukkan adanya proses autoimun.
Genetik : Kelainan pada gen-gen HLA-DR1 dan
DQw5. Latar belakang etnis juga merupakan faktor
risiko.
Lingkungan : merokok meningkatkan risiko
PATOLOGI
Stadium dini Crohns disease ditandai dengan
limfedema obstruktif dan pembesaran
folikel-folikel limfoid pada perbatasan
mukosa dan submukosa.
Ulserasi mukosa yang hiperplastik
menimbulkan pembentukkan ulkus aptosa
yang menutupi folikel-folikel limfoid.
Sebagai tambahan, lapisan mukosa menebal
sebagai akibat dari inflamasi dan edema, dan
proses inflamasi tersebut meluas hingga
melibatkan seluruh lapisan usus.
PATOLOGI
Sejalan dengan makin buruknya penyakit,
dinding usus menjadi semakin menebal
dengan adanya edema dan fibrosis, dan
cenderung menimbulkan pembentukkan
striktura.
Karena lapisan serosa dan mesenterium juga
mengalami inflamasi, maka lengkungan-
lengkungan usus menjadi saling menempel.
Dapat menimbulkan adanya fistula yg dapat
menyebabkan peritonitis.
SIGN N SYMPTOMP
Gejala awal yang paling sering ditemukan
adalah diare menahun, nyeri kram perut,
demam, nafsu makan berkurang dan
penurunan berat badan
Sekitar sepertiga penderita penyakit Crohn
memiliki masalah di sekitar anus, terutama
fistula dan lecet (fissura) pada lapisan
selaput lendir anus
SIGN N SYMPTOMP
Bila penyakit Crohn menyebabkan timbulnya
gejala-gejala saluran pencernaan, penderita
juga bisa mengalami :
- peradangan sendi (artritis)
- peradangan bagian putih mata (episkleritis)
- luka terbuka di mulut (stomatitis aftosa)
- nodul kulit yang meradang pada tangan dan
kaki (eritema nodosum) dan
- luka biru-merah di kulit yang bernanah
(pioderma gangrenosum).
SIGN N SYMPTOMP
Jika penyakit Crohn tidak menyebabkan
timbulnya gejala-gejala saluran pencernaan,
penderita masih bisa mengalami : (cont.)
- peradangan pada tulang belakang (spondilitis
ankilosa)
- peradangan pada sendi panggul (sakroiliitis)
- peradangan di dalam mata (uveitis) dan
- peradangan pada saluran empedu (kolangitis
sklerosis primer).
SIGN N SYMPTOMP
Gejala-gejala penyakit Crohn pada setiap
penderitanya berbeda, tetapi ada 4 pola yang
umum terjadi, yaitu :
Peradangan : nyeri dan nyeri tekan di perut bawah
sebelah kanan
Penyumbatan usus akut yang berulang, yang
menyebabkan kejang dan nyeri hebat di dinding usus,
pembengkakan perut, sembelit dan muntah-muntah
Peradangan dan penyumbatan usus parsial menahun,
yang menyebabkan kurang gizi dan kelemahan menahun
Pembentukan saluran abnormal (fistula) dan kantung
infeksi berisi nanah (abses), yang sering menyebabkan
demam, adanya massa dalam perut yang terasa nyeri
dan penurunan berat badan
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan fisik
Didapatkan nyeri pada kuadran kanan bawah
atau adanya massa.
Bisa terdapat adanya fissura di daerah anus.
Lab :
Pemeriksaan darah rutin
LED
Pemeriksaan penunjang
Barium contrast
Endoscopy
USG
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Penunjang
X-ray foto polos, x-ray foto kontras saluran cerna
bagian atas.
USG dan MRI dapat digunakan sebagai penunjang
jika terdapat masalah dengan penggunaan kontras.
PENATALAKSANAAN
Kram dan diare bisa diatasi dengan obat-obat
antikolinergik, difenoksilat, loperamide,
opium yang dilarutkan dalam alkohol dan
codein.
Antibiotik metronidazole bisa membantu
mengurangi gejala penyakit Crohn, terutama
jika mengenai usus besar atau menyebabkan
terjadinya abses dan fistula sekitar anus.
PENATALAKSANAAN
Prednison bisa menurunkan demam dan
mengurangi diare, menyembuhkan sakit
perut dan memperbaiki nafsu makan dan
menimbulkan perasaan enak.
KOMPLIKASI
Fistula
Abses
Keganasan
Malabsorbsi
KOMPLIKASI
Sejalan dengan makin memburuknya
penyakit, akan terbentuk fibrosis, yang
berakibat menghilangnya diare yang
digantikan oleh konstipasi dan obstruksi.
KOMPLIKASI
Pembentukkan fistula sering terjadi dan
menyebabkan abses, malabsorpsi, fistula
cutaneus, infeksi saluran kemih yang
menetap, atau pneumaturia
Terima Kasih