Anemia
Eva Meltyza
Preceptor:
Dr. Nina Surtiretna Sp.A., M.Kes.
Eritrosit
Eritrosit atau sel darah merah merupakan salah
satu komponen sel yang terdapat dalam darah,
fungsi utamanya adalah sebagai pengangkut
hemoglobin yang akan membawa oksigen dari
paru-paru ke jaringan.
berbentuk bikonkaf
diameter 7,5 m
tebal 2 m
C. Anemia hemolitik
Anemia hemolotik intrakorpuskular
Gangguan membran eritrosit (membranopati)
Gangguan enzim eritrosit (enzimpati : anemia akibat
defisiensi G6PD
Gangguan hemoglobin (hemoglobinopati)
- Thalassemia
- Hemoglobinopati struktural : HbS, HbE, dll
Anemia hemolitik ekstrakorpuskular
Anemia hemolitik autoimun
Anemia hemolitik mikroangiopati
Lain-lain
Berdasarkan Morfologi
Anemia makrositer
Kriteria Anemia
Parameter umum yang menunjukkan
penurunan massa eritrosit
Kadar hemoglobin
Hematokrit
Hitung eritrosit
Gejala Umum
Iskemia organ
terget serta
akibat
kompensasi Sindrom
tubuh terhadap anemia: lemah,
penurunan kadar lesu, cepat
hemoglobin lelah, telinga
mendenging,
mata
berkunang-
kunang, kaki
terasa dingin,
Penurunan sesak napas,
hemoglobin dan dispepsia
sampai kadar
tertentu (Hb
<7 gr/dl)
Alogaritme Pendekatan
Diagnosis Anemia
Anemia hipokromik mikrositer
Gambar 1
Anemia normokromik normositer gambar 2
Diagnosis Anemia makrositer gambar 3
Pemeriksaan Penunjang
Darah perifer lengkap : eritrosit,
hemoglobin, hematokrit, indeks eritrosit
(MCV, MCH, MCHC), RDW dan hitung
retikulosit.
Gejala khas Pica, disfagia - Kuning di kulit Perdarahan, panas badan diare, lemah otot, baal.
Tanda koilonychia, atrofi papil - ikterus, hepato Tanda-tanda perdarahan dan Glositis, gangguan
lidah, stomatitis angularis splenomegali, cooley face infeksi, tidak ada neurologis
limfadenopati ataupun
hepatosplenomegali
Labora
torium
WBC dan Leukosit normal (granulo Perubahan leukosit dan Dapat terjadi leukopenia dan Pansitopenia Dapat terjadi trombosi
Trombosit sitopenia, trombosit tergantung trombosi topenia
eosinofilia), trombositosis penyebabnya, leukositosis topenia
sering ada
Apus darah Hipokrom mikrositer, Normokrom normositer Hipokrom mikrositer, Normokrom normositer, Normokrom makrositer,
anisositosis, poikilositosis (kadang hipokrom gambaran hemolitik kadang ditemukan anisositosis, poikilositosis
termasuk target cell, mikrositer), tidak ada (anisositosis, poikilositosis, makrositosis, anisositosis, bersamaan dengan makro
pewarnaan besi sumsum anisositosis+ poikilositosis, target cell, normoblas) dan poikilositosis, ovalositosis.
tulang menurun atau tidak pewarnaan besi sumsum granulosit+
ada tulang ada trombosit rendah,
Pengobatan anemia dapat
berupa :
Terapi kausal
Terapi untuk untuk
keadaan Terapi Terapi yang
mengobati
darurat suportif khas untuk
penyakit
masing-
c/: (makanan gizi dasar yang
masing
perdarahan seimbang) menyebabka
anemia
hipoksia n anemia
tersebut.
ANEMIA DEFISIENSI BESI
Definisi
Anemia akibat kurangnya zat besi untuk
sintesis hemoglobin kebanyakan penyakit
hematologi infant dan anak-anak.
Epidemiologi
>50% ADB yang terutama mengenai bayi,anak
sekolah, ibu hamil dan menyusui.
Di Indonesia masalah gizi utama dengan
prevalensi pada anak balita sekitar 30-40%, pada
anak sekolah 25-35% sedangkan prevalensi ADB
pada balita sebesar 55,5%.
Etiologi
BBLR & perdarahan perinatal
Anak yang banyak mengkonsumsi susu sapi
Asupan Fe kurang :
feritin serum
Nilai FEP
Diagnosa Banding
Talasemia dan
- RBC count meningkat diatas normal
- HbA2 dan atau HbF, Fe danTIBC normal.
- newborn period
Hemoglobinipati
- Hb electroporesis
Anemia yang disebabkan oleh penyakit
kronik
Terapi
Umum
Makanan gizi seimbang
Mengatasi faktor penyebab
Khusus
Preparat besi
Dipakai senyawa fero-sulfat, fero-fumarat, atau fero-
glukonat
Dosis 4-6 mg Fe elemental/KgBB/hari p.o dalam 3 dosis
(8minggu)
Transfusi PRC
Bila terdapat kemungkinan adanya gangguan
kardiovaskular atau anemia berat dengan kadar Hb <4
g/dL
Dosis 2-3 mL/KgBB/x
Anemia hemolitik
Definisi
Anemia yang disebabkan oleh masa hidup
eritrosit yang memendek (destruksi RBC
prematur).
Normal usia RBC : 110-120.
Etiologi
Defek intrinsik:
Kongenital:
Defek membran eritrosit: sferositosis,
eliptositosis
Defisisiensi piruvat kinase
Defisiensi G6PD
Defek struktur
(hemoglobinopati),sintesis(talasemia), elastis
(anemia sel sabit)
Didapat:
Paroksismal nokturnal hemoglobinuria,
stomasitosis.
Defek ekstrinsik:
Anemia hemolitik autoimun (warm/cold
antibody)
Hiperaktivitas retikuloendotelial : hiperspenism
Infeksi : malaria
Trauma mekanik (mikroangiopati) : TTP
(Thrombotic thrombocytopenic Purpura), HUS
(Haemolytic Uremic Syndrome).
Paparan bahan oksidan : dapsone, nitrit.
Gigitan ular, serangga.
Gambaran Klinis
Dapat asimptomatik
Sedang : lemah, pucat, ikterik
Berat : demam, lemah, nyeri perut, sesak
Pemeriksaan fisik : pucat pada membran
kardiomegali.
Laboratorium
Normokrom normositer, normoblast (+).
Retikulositosis, leukositosis ringan, trombosit
dapat naik.
SST : hiperplasia eritropoietik
Terhadap etiologi:
G6PD: G6PD defisiensi
Piruvat kinase: piruvat kinase defisiensi
Hb elektgroforesa: talasemia
apus darah tepi: malaria
Coombs test
Diagnosis Banding
Anemia defisiensi Fe stadium awal
Anemia pasca perdarahan masif
Anemia aplastik
Terapi
Tergantung etiologi:
Anemia hemolitik autoimun:
a. Glukokortikoid: Prednison 40 mg/m2 luas permukaan
tubuh (LPT)/hari. Dosis steroid dapat diturunkan dalam 4-
6 minggu sampai 20 mg/m2 LPT/hari; kemudian
diturunkan selama 3-4 bulan
b. Imunosupresif
Azatioprin: 80 mg/m2/hari, atau
Siklofosfamid: 60-75 mg/m2/hari
Diberikan selama 6 bulan, kemudian tappering off,
biasanya dikombinasikan dengan prednison 40
mg/m2/LPT/hari. Dosis prednison diturunkan bertahap
dalam waktu 3 bulan
e. Danazol
600-800 mg/hari,diberikan bersama dengan prednison
f. Imunoglobulin iv
0.4 gr/kg/BB/hari sampai 1 gr/kgBB/hari selama 5 hari
Thalasemia
Definisi
Thalasemi adalah kelainan herediter akibat
Klasifikasi
Talasemi
Talasemi
Etiologi
Talasemi : adanya delesi 1,2,3 atau keempat
Berlebihan
22 Hb F Presipitasi
Destruksi prekursor
Hemolisis eritrosit
Afinitas O2
Eritropoesis
Splenomegali inefektif
Anemi
Hipoksia jaringan
Gangguan Endokrin
Sirosis
Gagal jantung
Penatalaksanaan
Talasemi minor dan :
Hindari suplemen Fe , kecuali bila terbukti adanya
defisiensi Fe
Suplemen asam folat mungkin diperlukan bila asupan
Etiologi :
- idiopatik
- Kongenital
- Anemia aplastik sekunder : radiasi, virus, obat,
toksin, penyakit imun.
Gambaran Klinis
Riwayat terpapar zat kimia, obat-obatan, radiasi,
virus
Eritropoietik hipoplasia : pucat, lemah badan,
lelah
Gejala infeksi: demam,menggigil, faringitis dan
lain-lain, terjadi akibat lekopeni.
Perdarahan: akibat trombositopeni, dapat
terjadi di semua organ
Pansitopeni perifer
Anemia normokrom normositer
Sumsum tulang: aplasia atau hipoplasia
dengan infiltrasi sel lemak
Kriteria anemi aplastik berat
(International Aplastic Anemia Study Group)
Darah tepi:
Netrofil < 500/mm3
Trombosit < 20.000/mm3
Retikulosit < 1% (setelah koreksi)
Sumsum tulang :
Hiposelularitas berat (selularitas < 25%)
Hiposelularitas sedang ( selularitas < 50%)
dengan sel hematopoetik <30%
Klasifikasi :
1. Defisiensi asam folat
2. Anemia pernisiosa
Defisiensi Asam Folat
ANAK :
Kwasiorkor
Marasmus
Laboratorium
Makrositik anemia, anisocytosis, poikilocytosis.
Leukopenia dengan hipersegmen neutrofil
Trombositopenia ringan
Kadar serum folat rendah
SST : hiperseluler, megaloblastik
Bulky stool
Hipokalsemia, hipolipidemia
Terapi
Asam folat : 0,5-1,0 mg/hari (1minggu)
Diet tinggi protein dan kalori, rendah
lemak.
Defisiensi Kobalamin
Intake vit.B12 inadekuat
Malabsorbsi:
a. Defek distribusi kobalamin dari makanan
b. Produksi faktor intrinsik yang tak mencukupi
c. Gangguan dari ileum terminalis
d. Kompetisi pada kobalamin
e. Obat-obatan: kolkisin, neomisin
f. Lain-lain: NO (Nitrous Oxide)anestesia,
defisiensi transkobalamin II(jarang), defek
enzim kengenital (jarang)
Gambaran Klinis
Defisiensi B12, terdapat 3 keluhan utama, yaitu:
Anemia megaloblastik
Lemah, lesu
Gangguan perkembangan
Rewel
Pucat
Diare, muntah
Glositis
ikterus
Neuropati : parestesi, penurunan sensory,
hypotonia, seizure, pertumbuhan terhambat.
Laboratory
Leukopeni
Trombositopeni
Sst : hiperselular, metamielosit besar dan