Anda di halaman 1dari 64

Clinical Science Session

Anemia

Eva Meltyza

Preceptor:
Dr. Nina Surtiretna Sp.A., M.Kes.
Eritrosit
Eritrosit atau sel darah merah merupakan salah
satu komponen sel yang terdapat dalam darah,
fungsi utamanya adalah sebagai pengangkut
hemoglobin yang akan membawa oksigen dari
paru-paru ke jaringan.
berbentuk bikonkaf

diameter 7,5 m

tebal 2 m

Siklus hidup 120 hari

neonatal 60-90 hari


- Komponen : hemoglobin
Hemoglobin
- Kompleks hemeprotein yang terdiri atas dua
rantai polipeptida yang mirip.
- Terdapat 6 tipe hemoglobin pada manusia:
Embrionik
Gower I
Gower II
Portland
Hb Fetal (HbF)
Hb A
Anemia
Definisi
Anemia didefinisikan sebagai
pengurangan volume sel darah merah atau
konsentrasi hemoglobin (Hb) di bawah
kisaran nilai normal yang terjadi pada orang
sehat. (Nelson)
Tabel Kadar Hematologi Selama
Masa Bayi dan Anak
Prevalensi Anemia
Husaini dkk memberikan gambaran prevalansi
anemia tahun 1989 sebagai berikut :

Anak prasekolah : 30 - 40%


Anak usia sekolah : 25 - 35%
Perempuan dewasa tidak hamil : 30 40%
Perempuan hamil : 50 70%
Laki-laki dewasa : 20 30%
Pekerja penghasilan rendah : 30 40%
Klasifikasi berdasarkan
etiologi
Gangguan pembentukan eritrosit
oleh sumsum tulang

Kehilangan darah keluar tubuh


(perdarahan)

Proses penghancuran eritrosit


dalam tubuh sebelum waktunya
(hemolisis)
A. AKIBAT GANGGUAN PEMBENTUKAN ERITROSIT DLM
SUMSUM TULANG
Kekurangan bahan esensial pembentuk eritrosit
Anemia defisiensi besi
Anemis defisiensi asam folat
Anemis defisiensi vitamin B12
Gangguan pengguanaan (utilisasi besi)
Anemia akibat penyakit kronik
Anemia sideroblastik
Kerusakan sumsum tulang
Anemia aplastik
Anemia mieloplastik
Anemia pada keganasan hematologi
Anemia diseritropoietik
Anemia pada sindrom mielodisplastik
Anemia akibat kekurangan eritropoietin: anemia
pada gagal ginjal kronik
B. Anemia akibat hemoragi
Anemia pasca perdarahan akut
Anemia akibat perdarahan kronik

C. Anemia hemolitik
Anemia hemolotik intrakorpuskular
Gangguan membran eritrosit (membranopati)
Gangguan enzim eritrosit (enzimpati : anemia akibat
defisiensi G6PD
Gangguan hemoglobin (hemoglobinopati)
- Thalassemia
- Hemoglobinopati struktural : HbS, HbE, dll
Anemia hemolitik ekstrakorpuskular
Anemia hemolitik autoimun
Anemia hemolitik mikroangiopati
Lain-lain
Berdasarkan Morfologi

Anemia hipokrom mikrositer

Anemia normokrom normositer

Anemia makrositer
Kriteria Anemia
Parameter umum yang menunjukkan
penurunan massa eritrosit
Kadar hemoglobin
Hematokrit
Hitung eritrosit
Gejala Umum
Iskemia organ
terget serta
akibat
kompensasi Sindrom
tubuh terhadap anemia: lemah,
penurunan kadar lesu, cepat
hemoglobin lelah, telinga
mendenging,
mata
berkunang-
kunang, kaki
terasa dingin,
Penurunan sesak napas,
hemoglobin dan dispepsia
sampai kadar
tertentu (Hb
<7 gr/dl)
Alogaritme Pendekatan
Diagnosis Anemia
Anemia hipokromik mikrositer
Gambar 1
Anemia normokromik normositer gambar 2
Diagnosis Anemia makrositer gambar 3
Pemeriksaan Penunjang
Darah perifer lengkap : eritrosit,
hemoglobin, hematokrit, indeks eritrosit
(MCV, MCH, MCHC), RDW dan hitung
retikulosit.

Mean Corpuscular Volum(MCV)


Indeks perkiraan volume eritrosit
MCV = Ht/Eritrosit x 10
MCV Normal : 79-96 fl.
Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH)
Indeks untuk mengetahui perkiraan kandungan Hb
dalam eritrosit.
MCH = (Hb/Eri) x 10
MCH normal 27-32pg, <27 hipokrom, >32 hiperkrom
- Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC)
Indeks untuk mengetahui presentasi Hb dalam darah.
MCHC = (Hb/Ht) x 100 %
MCHC normal 32-37 %. MCHC < 32% hipokrom.
- Red cell Distribution Width (RDW)
Untuk memperkirakan variasi ukuran eritrosit.
Semakin tinggi nilainya maka ukuran eritrosit
semakin anisositosis.
- Hitung retikulosit membedakan anemia akibat
penurunan produksi eritrosit dengan proses destrukstif.
Anemia defisiensi besi Anemia karena penyakit Talasemia Anemia aplastik
kronis Anemia megaloblastik

Gejala khas Pica, disfagia - Kuning di kulit Perdarahan, panas badan diare, lemah otot, baal.

Tanda koilonychia, atrofi papil - ikterus, hepato Tanda-tanda perdarahan dan Glositis, gangguan
lidah, stomatitis angularis splenomegali, cooley face infeksi, tidak ada neurologis
limfadenopati ataupun
hepatosplenomegali

Labora
torium
WBC dan Leukosit normal (granulo Perubahan leukosit dan Dapat terjadi leukopenia dan Pansitopenia Dapat terjadi trombosi
Trombosit sitopenia, trombosit tergantung trombosi topenia
eosinofilia), trombositosis penyebabnya, leukositosis topenia
sering ada

MCV Menurun Normal/ Menurun Normal Meningkat


menurun
MCH Menurun Normal/ Menurun Normal Normal
menurun
MCHC Menurun Normal Menurun Normal Normal
RDW Meningkat Normal Meningkat Meningkat Meningkat
Fe serum Menurun Menurun Normal/ Normal Normal
< 30 g/dl <50 g/dl meningkat
TIBC Meningkat Menurun Normal/ Normal Normal
> 350 g/dl <300 g/dl menurun
Ferritin serum Menurun <20 g/l Normal sampai meningkat Meningkat >50 g/l Normal Normal

Saturasi transferin Menurun Normal Meningkat >20% Normal Normal


<16%
FEP Meningkat >100 g/dl Meningkat Normal Normal Normal

Elektroforesis Hb Normal Normal Hb F/Hb A2 meningkat Normal Normal

Apus darah Hipokrom mikrositer, Normokrom normositer Hipokrom mikrositer, Normokrom normositer, Normokrom makrositer,
anisositosis, poikilositosis (kadang hipokrom gambaran hemolitik kadang ditemukan anisositosis, poikilositosis
termasuk target cell, mikrositer), tidak ada (anisositosis, poikilositosis, makrositosis, anisositosis, bersamaan dengan makro
pewarnaan besi sumsum anisositosis+ poikilositosis, target cell, normoblas) dan poikilositosis, ovalositosis.
tulang menurun atau tidak pewarnaan besi sumsum granulosit+
ada tulang ada trombosit rendah,
Pengobatan anemia dapat
berupa :

Terapi kausal
Terapi untuk untuk
keadaan Terapi Terapi yang
mengobati
darurat suportif khas untuk
penyakit
masing-
c/: (makanan gizi dasar yang
masing
perdarahan seimbang) menyebabka
anemia
hipoksia n anemia
tersebut.
ANEMIA DEFISIENSI BESI
Definisi
Anemia akibat kurangnya zat besi untuk
sintesis hemoglobin kebanyakan penyakit
hematologi infant dan anak-anak.

Epidemiologi
>50% ADB yang terutama mengenai bayi,anak
sekolah, ibu hamil dan menyusui.
Di Indonesia masalah gizi utama dengan
prevalensi pada anak balita sekitar 30-40%, pada
anak sekolah 25-35% sedangkan prevalensi ADB
pada balita sebesar 55,5%.
Etiologi
BBLR & perdarahan perinatal
Anak yang banyak mengkonsumsi susu sapi
Asupan Fe kurang :

Diet tidak adekuat, Gangguan absorpsi


Kebutuhan akan zat besi meningkat
Kehilangan Fe :

perdarahan, hookworm, diare kronis.


Manifestasi Klinis
Pucat (palmar who)
Lemah, lesu
Irritable dan anorexia
Tachycardia
Cardiomegali
Systolic murmurs
Pica
Spoon nail
Laboratorium
Anemia hipokrom mikrositer
MCV, MCH, MCHC, retikulosit N/
Fe serum, TIBC, saturasi transferin, kadar

feritin serum
Nilai FEP
Diagnosa Banding
Talasemia dan
- RBC count meningkat diatas normal
- HbA2 dan atau HbF, Fe danTIBC normal.
- newborn period
Hemoglobinipati
- Hb electroporesis
Anemia yang disebabkan oleh penyakit

kronik
Terapi
Umum
Makanan gizi seimbang
Mengatasi faktor penyebab
Khusus
Preparat besi
Dipakai senyawa fero-sulfat, fero-fumarat, atau fero-
glukonat
Dosis 4-6 mg Fe elemental/KgBB/hari p.o dalam 3 dosis
(8minggu)
Transfusi PRC
Bila terdapat kemungkinan adanya gangguan
kardiovaskular atau anemia berat dengan kadar Hb <4
g/dL
Dosis 2-3 mL/KgBB/x
Anemia hemolitik
Definisi
Anemia yang disebabkan oleh masa hidup
eritrosit yang memendek (destruksi RBC
prematur).
Normal usia RBC : 110-120.
Etiologi
Defek intrinsik:
Kongenital:
Defek membran eritrosit: sferositosis,
eliptositosis
Defisisiensi piruvat kinase
Defisiensi G6PD
Defek struktur
(hemoglobinopati),sintesis(talasemia), elastis
(anemia sel sabit)

Didapat:
Paroksismal nokturnal hemoglobinuria,
stomasitosis.
Defek ekstrinsik:
Anemia hemolitik autoimun (warm/cold
antibody)
Hiperaktivitas retikuloendotelial : hiperspenism
Infeksi : malaria
Trauma mekanik (mikroangiopati) : TTP
(Thrombotic thrombocytopenic Purpura), HUS
(Haemolytic Uremic Syndrome).
Paparan bahan oksidan : dapsone, nitrit.
Gigitan ular, serangga.
Gambaran Klinis
Dapat asimptomatik
Sedang : lemah, pucat, ikterik
Berat : demam, lemah, nyeri perut, sesak
Pemeriksaan fisik : pucat pada membran

mukosa, ikterus ringan, spenomegali.


Kongenital : retardasi pertumbuhan,

kardiomegali.
Laboratorium
Normokrom normositer, normoblast (+).
Retikulositosis, leukositosis ringan, trombosit
dapat naik.
SST : hiperplasia eritropoietik
Terhadap etiologi:
G6PD: G6PD defisiensi
Piruvat kinase: piruvat kinase defisiensi
Hb elektgroforesa: talasemia
apus darah tepi: malaria
Coombs test
Diagnosis Banding
Anemia defisiensi Fe stadium awal
Anemia pasca perdarahan masif
Anemia aplastik
Terapi
Tergantung etiologi:
Anemia hemolitik autoimun:
a. Glukokortikoid: Prednison 40 mg/m2 luas permukaan
tubuh (LPT)/hari. Dosis steroid dapat diturunkan dalam 4-
6 minggu sampai 20 mg/m2 LPT/hari; kemudian
diturunkan selama 3-4 bulan
b. Imunosupresif
Azatioprin: 80 mg/m2/hari, atau
Siklofosfamid: 60-75 mg/m2/hari
Diberikan selama 6 bulan, kemudian tappering off,
biasanya dikombinasikan dengan prednison 40
mg/m2/LPT/hari. Dosis prednison diturunkan bertahap
dalam waktu 3 bulan
e. Danazol
600-800 mg/hari,diberikan bersama dengan prednison
f. Imunoglobulin iv
0.4 gr/kg/BB/hari sampai 1 gr/kgBB/hari selama 5 hari
Thalasemia
Definisi
Thalasemi adalah kelainan herediter akibat

adanya mutasi gen globin yang


menyebabkan berkurangnya atau tidak
adanya sintesis 1 atau lebih rantai globin.

Klasifikasi
Talasemi
Talasemi
Etiologi
Talasemi : adanya delesi 1,2,3 atau keempat

lokus gen -globin dari 2 kopi kromosom 16


Talasemi : adanya mutasi.pada kromosom 11

Tanda dan Gejala Klinis


Mongoloid facies / facies rodent karena ekspansi
sumsum tulang pada tulang maksila dan
tengkorak
Tanda-tanda adanya hemolisis: anemi, sklera
ikterik, hepatosplenomegali
Gangguan pertumbuhan
Gangguan maturitas seksual
Gagal jantung kongestif
Rantai Rantai Rantai

Berlebihan

22 Hb F Presipitasi

Destruksi prekursor
Hemolisis eritrosit
Afinitas O2

Eritropoesis
Splenomegali inefektif

Anemi

Hipoksia jaringan

Ekspansi sumsum tulang

Deformitas tulang Absorbsi Fe


Peningkatan metabolisme
Wasting
Gout Penimbunan Fe
Defisiensi folat

Gangguan Endokrin
Sirosis
Gagal jantung
Penatalaksanaan
Talasemi minor dan :
Hindari suplemen Fe , kecuali bila terbukti adanya

defisiensi Fe
Suplemen asam folat mungkin diperlukan bila asupan

berkurang atau selama kehamilan untuk menghindari


terjadinya eritropoiesis megaloblastik
Koreksi surgikal dan ortodontik untuk deformitas fasial

Terapi suplemen hormon untuk memperbaiki

maturitas seksual dan gangguan pertumbuhan


Vaksinasi hepatitis B sebelum tindakan transfusi

Vaksinasi pneumokokus polivalen bila


direncanakan tindakan splenektomi
Thalasemia mayor
- Transfusi regular dimulai bila Hb < 7 gr% atau
bila ada gangguan pertumbuhan . Transfusi yang
dirnulai dini memberikan keuntungan :
mencegah deformitas fasial
memungkinkan pertumbuhan normal
mencegah splenomegali kongestif, infeksi
memperbaiki fungsi cadangan jantung
Splenektomi
Fe chelation
Transplantasi sumsum tulang
Reaktivasi gen globin :

Pada penelitian pemberian 5 Azacytidine dapat


meningkatkan sintesis rantai globin .y sebanyak 4-
7 kali dan meningkatkan retikulosit dan Hb.
Anemia aplastik
Definisi
Kegagalan pluripotential stem cell untuk
memproduksi eritrosit, leukosit dan megakariosit.

Etiologi :
- idiopatik
- Kongenital
- Anemia aplastik sekunder : radiasi, virus, obat,
toksin, penyakit imun.
Gambaran Klinis
Riwayat terpapar zat kimia, obat-obatan, radiasi,
virus
Eritropoietik hipoplasia : pucat, lemah badan,
lelah
Gejala infeksi: demam,menggigil, faringitis dan
lain-lain, terjadi akibat lekopeni.
Perdarahan: akibat trombositopeni, dapat
terjadi di semua organ
Pansitopeni perifer
Anemia normokrom normositer
Sumsum tulang: aplasia atau hipoplasia
dengan infiltrasi sel lemak
Kriteria anemi aplastik berat
(International Aplastic Anemia Study Group)

Darah tepi:
Netrofil < 500/mm3
Trombosit < 20.000/mm3
Retikulosit < 1% (setelah koreksi)
Sumsum tulang :
Hiposelularitas berat (selularitas < 25%)
Hiposelularitas sedang ( selularitas < 50%)
dengan sel hematopoetik <30%

Anemia aplastik berat : 2 atau 3 kriteria darah


tepi dan 1 kriteria sumsum tulang
DIAGNOSIS BANDING

Pansitopenia dengan sebab lain:


Penyakit yang menginfiltrasi sumsum tulang:
leukemia, mieloma multipel, metastase
karsinoma, limfoma, mielofibrosis
Penyakit yang mengenai limpa: Splenomegali
kongestif, limfoma, penyakit infiltratif : penyakit
Gaucher, Niemann-Pick, infeksi : TBC, sifilis,
kalaazar
Defisiensi B12 atau folat
SLE
Paroxysmal nocturnal hemoglobinuria
Terapi
Tidak berat : tidak perlu transfusi PRC atau
trombonsit suportif
Sekunder : terapi etiologi
Aplastik berat : transplantasi SST
Imunosupresif : ATG (Anti thimocyte globulin) 15-
40 mg/kgBB/hari 4-10 hari.
Cyclosporin : oral 3-7mg/kg/hari min 4-6 bulan
ANEMIA MEGALOBLASTIK
Definisi
Keabnormalitasan dari morfologi dan
maturitas RBC.
Disebabkan kegagalan sintesis DNA dan

ditandai dengan adanya sel megaloblastik.


Ini dipengaruhi myeloid dan megakariosit.
Paling banyak karena defisiensi asam folat

atau cobalamin (vit. B12).


Pembelahan sel terjadi lambat, tetapi
perkembangan sitoplasma normal,
sehingga sel-sel megaloblastik cenderung
menjadi besar dan peningkatan rasio dari
RNA terhadap DNA

Klasifikasi :
1. Defisiensi asam folat
2. Anemia pernisiosa
Defisiensi Asam Folat

Asupan yang tak adekuat


Malabsorbsi
Kongenital metabolisme yang abnormal
Obat-obat : methotrexate
Gambaran Klinis
INFANT :
Rewel
Penambahan BB yang tidak adekuat
Diare kronis
Perdarahan

ANAK :
Kwasiorkor
Marasmus
Laboratorium
Makrositik anemia, anisocytosis, poikilocytosis.
Leukopenia dengan hipersegmen neutrofil
Trombositopenia ringan
Kadar serum folat rendah
SST : hiperseluler, megaloblastik
Bulky stool
Hipokalsemia, hipolipidemia
Terapi
Asam folat : 0,5-1,0 mg/hari (1minggu)
Diet tinggi protein dan kalori, rendah

lemak.
Defisiensi Kobalamin
Intake vit.B12 inadekuat
Malabsorbsi:
a. Defek distribusi kobalamin dari makanan
b. Produksi faktor intrinsik yang tak mencukupi
c. Gangguan dari ileum terminalis
d. Kompetisi pada kobalamin
e. Obat-obatan: kolkisin, neomisin
f. Lain-lain: NO (Nitrous Oxide)anestesia,
defisiensi transkobalamin II(jarang), defek
enzim kengenital (jarang)
Gambaran Klinis
Defisiensi B12, terdapat 3 keluhan utama, yaitu:
Anemia megaloblastik
Lemah, lesu
Gangguan perkembangan
Rewel
Pucat
Diare, muntah
Glositis
ikterus
Neuropati : parestesi, penurunan sensory,
hypotonia, seizure, pertumbuhan terhambat.
Laboratory
Leukopeni
Trombositopeni
Sst : hiperselular, metamielosit besar dan

giant stab cell


Pemendekan eritrosit
Schilling test
Diagnosis Banding
Leukemia akut
Anemia hemolitik
Anemia aplastik
spure
Terapi
Parenteral : vit B12 1mg/hari (2minggu)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai