Anda di halaman 1dari 26

Moh.

Rakan Hidayat 16710295


Ika Novitasari 16710312
 Keratitis merupakan suatu proses peradangan kornea yang
dapat bersifat akut maupun kronis yang mengakibatkan
kornea menjadi keruh sehingga tajam penglihatan menurun
 Berbagai faktor penyebabnya, antara lain virus, bakteri
(pneumococci, streptococci, atau staphylococci), jamur, dan
protozoa
 Keratitis dapat dibagi menjadi beberapa golongan
berdasarkan kedalaman lesi pada kornea (tempatnya),
penyebab dan bentuk klinisnya.
 Photofobia
 Lakrimasi
 Blefarospasme
Keratitis Bakteri Keratitis Infeksi
Keratitis Jamur Herpes Zoster

Keratitis Keratitis Virus Keratitis Infeksi


Herpes Simplek
Keratitis Herpetik
Keratitis Keratitis
Keratitis Alergi Dendritik Disiformis

Keratokonjungtivitis

Keratokonjungtivitis epidemi

Tukak / Ulkus Fiktenular

Keratitis Fasikularis

Keratokonjungtivitis Vernal
Keratitis Suatu peradangan pada kornea

Berdasarkan tempatnya  Keratitis pungtata superfisialis


 Keratitis marginal
 Keratitis interstitial
Berdasarkan penyebabnya  Keratitis bakterialis
 Keratitis fungal
 Keratitis viral
 Keratitis akibat alergi
Berdasarkan bentuk klinisnya  Keratitis sika
 Keratitis fikten
 Keratitis numuralis
 Keratitis neuroparalitik
Gejala umum keratitis  Visus turun mendadak
 Mata merah
 Silau
 Merada ada benda asing dimatanya
Gejala khususnya Tergantung dari jenis keratitis yang diderita
oleh pasien
KERATITIS PUNGTATA

Keratitis yang
terkumpul di daerah
membran bowman,
dengan infiltrat
berbentuk bercak-bercak
halus .
KERATITIS MARGINAL

 Infiltrat yang tertimbun


pada tepi kornea sejajar
dengan limbus.
 Bila tidak diobati dengan
baik, mengakibatkan tukak
kornea yang bersifat
rekuren.
 Penderita mengeluh sakit
seperti kelilipan disertai
fotofobia hebat dan pada
satu mata akan terlihat
blefarospasme.
 Kondisi dimana masuknya
pembuluh darah ke kornea dan
menyebabkan hilanganya
transparansi kornea.
 Penderita mengeluh
- Fotofobia
- Kelopak meradang
- Menurunnya visus,
- Keluhan akan bertahan
seumur hidup
 Bakteri staphylococcus,
pseudomonas, hemophilus,
streptococci, dan
enterobacteriacea dapat
mengakibatkan keratitis
bakteri
 Keluhan dari keratitis
bakteri yaitu, kelopak mata
terasa lengket saat bangun
pagi, mata terasa sakit,
silau, merah, berair, dan
penglihatan yang
berkurang.
Pengobatan antibiotik dapat diberikan pada keratitis bakteri
berdasarkan :

Gram (-) Batang Gram (+) Batang

Trobramisin, Ceftazidime, Cefazoline, Vancomycin,


Fluoroquinolone Moxifloxacin/Gatifloxacin

Gram (-) Coccus


Ceftriaxone, Ceftazidime,
Moxifloxacin/Gatifloxacin
 Disebabkan Fusarium, Filamentous, Yeast, Candida,
Aspergillus.
 Penderita mengeluh sakit mata yang hebat, berair,
penglihatan menurun dan silau.
 Mata terlihat infiltrat kelabu, disertai hipopion, peradangan,
ulserasi superfisial, dan satelit bila terletak didalam stroma.
Biasanya disertai dengan cincin endotel dengan plaque
tampak bercabang-cabang, gambaran satelit pada kornea,
dan lipatan descement.
 Diagnosa pasti dengan pemeriksaan mikroskopik dengan
KOH 10% terhadap kerokan kornea yang menunjukkan
adanya hifa.
 Virus yang sering menyebabkan infeksi kornea
- Herpes simplex
- Herpes zoster
- Varicella
- Variolla, dll
 Terdapat 2 tipe virus pada herpes simplex
- HSV tipe 1 (H. Labialis)  Keratitis
- HSV tipe 2 (H. Genitalis)
 Penyebab penyakit mata utama dewasa yang
mengakibatkan infeksi kornea kronis.
 Gejalanya berupa terbentuk pembuluh darah halus pada
mata, penglihatan berkurang, jaringan parut dan glaukoma.
 Infeksi herpes biasanya dimulai radang konjungtiva yang
mengenai satu mata dan biasanya berlanjut menjadi
keratitis dendritik
 Keratitis yang disebabkan herpes simpleks dibagi dalam 2
bentuk yaitu epithelial dan stromal. Hal yang murni
epithelial adalah dendritik dan stromal adalah diskiformis.
 Keratitis superfisial yang
membentuk garis infiltrat pada
permukaan kornea kemudian
membentuk cabang.
 Disebabkan virus herpes
simplek yang bermanifestasi
dalam bentuk keratitis dengan
gejala ringan seperti fotofobia,
kelilipan, tajam penglihatan
menurun, konjungtiva
hiperemia disertai sensibilitas
kornea yang hipestesia
 Keratitis membentuk
kekeruhan infiltrat yang
bulat atau lonjong didalam
jaringan kornea.
 Biasanya merupakan
keratitis profunda
superfisial, terjadi akibat
infeksi virus herpes
simpleks.
 Keratitis herpes zoster
disebabkan virus herpes zoster
akibat reaktivasi dan menyebar
melalui nervus trigeminus
cabang oftalmikus.
 Gejala yang terlihat pada mata
adalah rasa sakit pada daerah
yang terkena dan badan terasa
hangat, penglihatan berkurang
dan merah, adanya vesikel pada
kelopak dan kening.
 Terapi  Acyclovir salep 3%
dan steroid (tidak spesifik dan
hanya simtom)
 Reaksi hipersensitivitas tipe I yang mengenai kedua mata,
 Biasanya penderita sering menunjukkan gejala alergi
terhadap tepung sari rumput-rumputan
 Manifestasi klinis yang terjadi pada penderita adalah bentuk
palpebra yang khas cabble stone (pertumbuhan papil yang
besar) yang diliputi sekret mukoid. Selain itu adanya
bentukan limbus tantras dot, yaitu penonjolan berwarna
abu-abu seperti lilin, terasa gatal, fotofobia, sensasi seperti
benda asing, mata berair dan blefarospasme.
 Reaksi peradangan kornea dan konjungtiva yang
disebabkan oleh reaksi alergi terhadap adenovirus tipe 8,
19, atau 37.
 Keluhan umum demam, gangguan saluran nafas,
penglihatan menurun, merasa seperti ada benda asing,
berair kadang disertai nyeri.
 Gejala klinis : edema kelopak dan folikel konjungtuva,
pseudomembran pada konjungtiva tarsal membentuk
jaringan parut, kelenjar preaurikel membesar.
 Radang karena reaksi imun sel
mediated
 Manifestasi klinis :
- Hiperemia konjungtiva

- Kurangnya air mata

- Menebalnya epitel kornea

- Perasaan panas disertai gatal dan


tajam penglihatan yang berkurang
- Limbus tampak benjolan putih
kemerahan dikelilingi daerah
konjungtiva yang hiperemia
- Bila terjadi penyembuhan akan
terjadi jaringan parut dengan
neovaskularisasi pada kornea
 Keadaan keringnya permukaan
kornea dan konjungtiva
 Keluhan : mata terasa gatal,
berpasir, silau, visus turun
 Kelainan ini terjadi pada penyakit
yang mengakibatkan :
- Defisiensi komponen lemak air
mata
- Defisiensi kelenjar air mata
- Defisiensi komponen musin
- Akibat penguapan yang
berlebihan
- Parut pada kornea
 Keratitis akibat kelainan saraf trigeminus, sehingga terdapat
kekeruhan kornea dan kekeringan kornea
 Dapat terjadi akibat herpes zoster, tumor fosa podterior
kranium, peradangan atau keadaan lain sehingga kornea
menjadi anestetis  pertahanan kornea turun.
 Penderita mengeluh tajam penglihatan menurun, silau, dan
tidak nyeri.
 Mata memberikan gejala jarang berkedip karena hilangnya
refleks berkedip, injeksi siliar, permukaan kornea keruh,
infiltrat dan vesikel pada kornea.
 Penatalaksaan keratitis sebaiknya berdasarkan etiologi
penyebabnya. Secara umum pengobatan yang dapat diberikan
diantaranya
1. Salep mata
- Antibiotika
- Anti virus
- Anti jamur
2. Simtomatis
• Ditangani dengan tepat
• Tidak diobati dengan baik dapat menimbulkan ulkus yang
Keratitis dapat akan menjadi sikatriks dan dapat mengakibatkan hilang
sembuh dengan
penglihatan.
baik

• Virulensi organisme
Prognosis visual • Luas dan lokasi keratitis
tergantung pada • Hasil vaskularisasi dan atau deposisi kolagen
beberapa faktor,
tergantung dari:

Anda mungkin juga menyukai