Anda di halaman 1dari 14

KERATOKONJUNGTIVITIS SICCA

ANNISA AULIA WIDYANTI


1310211045

DEFINISI
Keratokonjungtivitis

sicca adalah suatu kondisi


yang ditandai oleh ketidakmampuan mata dalam
memproduksi air mata yang cukup untuk membuat
mata tetap lembab.

Sinonim : Dry Eyes Syndrome (DES), Keratitis Sicca

KLASIFIKASI
Dry eye syndrome may be subdivided into 2
main types as follows:
Dry eye syndrome associated withSjorgen
Syndrome(SS)
Dry eye syndrome unassociated with SS
(non-SS KCS)

EPIDEMIOLOGI
Di Indonesia, prevalensi dry eye syndrome sekitar

27.5%, dengan peningkatan prevalensi yang


berhubungan dengan umur, merokok, dan
pterigium.
Umumnya terjadi pada orang tua (> 40 tahun)
Di US 3.23 juta wanita
dan 1.68 juta laki-laki
berumur 50 tahun keatas terkena penyakit ini.
Pada
beberapa kasus berhubungan dengan
penyakit yang mendasarinya, seperti Sindrom
Sjorgen, rheumatoid arthritis, dan lupus.

ETIOLOGI
1. AQUEOUS

TEAR DEFICIENCY
penyebab tersering, disebabkan
produksi air mata.

(ATD)
penurunan

Sjorgen Syndrome dry eye (RA, SLE, dll)


Lacrimal gland deficiency (idiopathic, congenital alacrima

{Riley-Day Syndrome}, age-related dry eye, familial


dysautonomia,
Systemic
vitamin
A
deficiency
{xerophthalmia} )
Lacrimal gland duct obstruction (Tracoma, chemical and
thermal burns, endocrine imbalance)
Reflex hyposecretion (neurothropic keratitis, corneal
surgery, infective, diabetes)
Systemic drugs (antihistamines, beta blockrs, atropine,
oral contraceptives, diuretics)

2. EVAPORATIVE LOSS
INTRINSIK
Kurangnya mengedip
Fenomena Fisiologis
mengerjakan
sesuatu
dengan
konsentrasi
penuh
Extrapyramidal disorder
parkinson disease
Gangguan fungsi kelopak
mata
Bells palsy
Ectropion
Exposure

exophthalmus

EKSTRINSIK
Defisiensi Vitamin A
Obat
topikal
yang
menyebabkan kerusakan sel
epitel
Pemakaian lensa kontak

SYMPTOMS
Foreign body

sensation
Hiperemis
Discharge mukoid
Iritasi
Keluarnya airmata
yang berlebihan
(refleks sekresi)
Fotophobia
Blurry vision

SIGNS
Mukus yang

berserabut dan
partikel pada tear-film
Permukaan oculi yang
tidak bercahaya.
Conjungtival xerosis
Perubahan pada
kornea (erosi epitel
dan filamen yang
tidak rata)

FAKTOR RESIKO
Wanita umur 50 tahun
Wanita dengan postmenopausal hormone

replacement therapy
Pengguna lensa kontak
Perokok

DIAGNOSIS
1.
2.
3.

ANAMNESIS
PX. FISIK
PX. PENUNJANG

TES SCHIRMER
Untuk memastikan apakah produksi
airmata normal (Normal > 15 mm)
- Apabila <5,5 mm selama 2 kali tes
berturut-turut Aqueous tear deficient
(ATD)
- Normal kemungkinan Evaporative Loss

TEAR BREAKUP TEST (TBUT)


Interval antara kedipan dan kemunculan dry spot
pada kornea
Setelah pemberian pewarna fluorescence,
dilakukan pemeriksaan di bawah cobalt blue light.
Normal : 15-35 detik
< 10 detik unstable tear film

TATALAKSANA
Artificial teardrops (Ringan 4 kali tetes

sehari, Berat 10-12 kali tetes sehari)


0,25 0,7 % methyl cellulose
0,3 % hypromellose
Polyvinyl alcohol

Anti-inflammatory agents
Topical cyclosporine
Topical kortikosteroid
Sistemic immunosupresants

Anda mungkin juga menyukai