Anda di halaman 1dari 27

DRY EYES SYNDROME

(KERATOCONJUNCTIVITIS SICCA)

SKENARIO 9
Seorang perempuan usia 50 tahun datang dengan keluhan kedua
mata kering, panas, seperti ada yang mengganjal, kalau bangun
pagi lengket dan susah untuk dibuka sejak 3 bulan yang lalu.

IDENTIFIKASI ISTILAH YANG TIDAK


DIKETAHUI

RUMUSAN MASALAH
Perempuan

50th

mengeluh kedua mata kering,

seperti ada yang mengganjal.

panas,

ANALISIS MASALAH
1.
Anamnesis
Komplikasi

Penatalaks
anaan

PF

PP

Perempuan 50th
mengeluh kedua
mata kering,
panas, seperti ada
yang mengganjal.

Patofisiologi

WD

Epidemiolo
gi

Etiologi

HIPOTESIS
Perempuan 50th tersebut diduga menderita Dry Eyes
Syndrome

1. ANAMNESIS

Identitas pasien

Keluhan utama & penyerta

Riwayat Penyakit Sekarang

Riwayat penyakit dahulu

Riwayat Kesehatan Keluarga

Riwayat sosial

2. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan umum

Catatan Tutor:

Keadaaan umum
Kesadaran

Pemeriksaan mata: Visus kedua mata 6/6

TTV

Pemeriksaan segment anterior tidak ada


kelainan

Pemeriksaan khusus

Tes Schirmer

dalam batas normal

Tes zat warna Rose Bengal konjugtiva


Tear film break-up time

Lensa dan pemeriksaan segmen posterior

Schimmer test 7mm selama 5 menit (N:


15 mm selama 5 menit

Pemeriksaan Mata

Tes Schirmer
Schir mer I : Ker atokonjungtiva sika
Schir mer II : untuk r efleks sekr esi lakr imal
Ker tas filter Whatman no.41 lebar 5mm, panjang 30mm, diselipkan pada for niks
konjungtiva bulbi baw ah

Tes zat warna Rose Bengal konjugtiva

Tear film break-up time

Catatan tutor: Schimmer test 7mm selama 5 menit (N: 15 mm selama 5 menit)

Working
Diagnosis

(NE I) : Dry eye merupakan ggg


dari lapisan air mata akibat
d e fi s i e n s i a i r m a t a / e v a p o r a s i
ber lebihan yg me nyebabkan
ke r u s a k a n p a d a p e r m u k a a n
o ku l a r i n t e r p a l p e b r a d a n
d i k a i t k a n d g n ke t i d a k n y a m a n a n
o ku l a r , g g g v i s u a l , d a n
ke t i d a k s t a b i l a n a i r m a t a .

Ke a d a a n b e r ku r a n g n y a f u n g s i
air mata yang ditandai oleh
h i p e re m i a ko n j u n g t i v a ,
penebalan mata dan epitel
ko r n e a , r a s a g a t a l , r a s a
te rbakar pada ma ta dan ser ing
disertai penurunan penglihatan.

Anatomi

Sistem lakrimal

Sistem produksi : glandula lakrimal

Sistem ekskresi : pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal, dan duktus nasolakrimal

Anatomi

Air mata membentuk lapisan tipis setebal 7


10 m yang menutupi epitel kornea dan
konjungtiva.

Isotonik dengan pH 7,35

Volum air mata normal : 2-7 L pada setiap


mata

Fungi air mata :

Menghapus benda asing dari permukaan kornea

Sumber oksigen terhadap epitel kornea dan


konjuntiva

Pelicin antara kelopak mata dan permukaan


kornea mata

Jalur untuk selsel leukosit menuju ke bagian


sentral kornea avaskuler bila terjadi trauma
kornea

Anti bakterial

Media untuk membuang debris dan sel yang


mengalami deskuamasi

Patofosiologi

Test

Manifestasi Klinis
Gejala Subjektif Mata Kering

Sensasi kering, terbakar, gatal, nyeri

Sensasi benda asing

Fotofobia

Penglihatan kabur

Gejala Objektif Mata Kering

Sekresi mukus yang berlebihan

Sukar menggerakkan kelopak mata

Mata tampak kering dan terdapat erosi kornea

Pada pemeriksaan slit lamp, meniskus air mata pada tepi palpebra inferior menghilang atau terganggu

Konjungtiva bulbi tampak edema, hiperemik, menebal, dan kusam (tidak tampak kilauan). Kadang
kadang terdapat benang mucus kekuning-kunigan pada forniks konjungtiva inferior.

Pada keadaan lanjut, biasa ditemukan filament (benang-benang) yang satu ujungnya melekat di
kornea sedangkan ujung lainnya bergerak bebas. Pada keadaan ini dapat ditemukan neovaskularisasi
kornea

ETIOLOGI
Produksi air mata berkurang

Usia

Pemakain obat-obatan jangka (antihistamin,


antidepresan, kontrasepsi oral, obat tukak
lambung, betabloker, obat-glaukoma dan
obat anestesi)

Penguapan air mata berlebih

Lapisan lemak air mata terlalu tipis

Kelopak mata tidak dapat menutup dengan


sempurna/normal, berkedip tidak normal

Lingkungan udara kering

Klasifikasi sindroma mata kering menurut DEWS,

2007.

EPIDEMIOLOGI

Di Indonesia, Kepulauan Riau, menunjukkan prevalensi 27,5% pada penduduk berusia


di atas 21 tahun dengan faktor risiko utama umur, rokok, dan pterigium (Lee et al..,
2002).

Di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan, Chaironika (2011) menemukan 76,8%
prevalensi SMK pada wanita yang telah menopause.

Gejala keratokonjungtivitis sika didapati sebanyak 20% pada wanita dan 15% pada
pria antara usia 45 sampai 54 tahun. Sedangkan antara usia 55 sampai 60 tahun
didapati

sebanyak

22%

keratokonjungtivitis sika

wanita

dan

10%

pria

yang

mengalami

gejala

Penatalaksanaan

Komplikasi

Pada

awal

perjalanan

keratokonjungtivitis

sicca,

penglihatan sedikit terganggu.

Pada kasus lanjut, dapat timbul ulkus kornea, penipisan


kornea, dan perforasi. Kadang-kadang terjadi infeksi
bakteri sekunder, dan berakibat timbulnya jaringan
parut

dan

vaskularisasi

menurunkan penglihatan.

pada

kornea,

yang

sangat

Prognosis

Secara umum, prognosis untuk ketajaman visual pada pasien dengan sindrom mata
kering adalah baik.

Sebagian besar pasien dengan derajat keparahan ringan hingga sedang dapat diobati
gejalanya dengan pemberian lubricant, dan gejalanya bisa teratasi.

Pada mata kering yang berat, bisa mengganggu kualitas hidup karena seringkali pasien
mengeluhkan penglihatan kabur, iritasi berat sehingga mereka kesulitan membuka
mata dan mereka aktivitas kerja menjadi terganggu

Pencegahan

Kesimpulan
Dry eye merupakan penyakit air mata multifaktorial dan permukaan okular yang
menghasilkan gejala ketidaknyamanan, gangguan visual, dan ketidakstabilan air mata
dengan kerusakan potensial terhadap permukaan okular. Hal ini disertai dengan
meningkatnya osmolaritas film air mata dan inflamasi pada permukaan okular.

Test

Test

Anda mungkin juga menyukai