SKABIES
Anatomi & HIstologi Kulit
Kulit merupakan pembungkus yang elastis yang terletak paling luar yang melindungi tubuh
dari pengaruh lingkungan hidup manusia dan merupakan alat tubuh yang terberat dan terluas.
1. EPIDERMIS
Epidermis merupakan lapisan paling luar kulit dan terdiri atas epitel berlapis gepeng dengan
lapisan tanduk.
Epidermis hanya terdiri dari jaringan epitel, tidak mempunyai pembuluh darah maupun limf
karena itu semua nutrien dan oksigen diperoleh dari kapiler pada lapisan dermis.
2. Stratum spinosum
o lapisan ini merupakan lapisan yang paling tebal dan dapat mencapai 0,2 mm
terdiri dari 5-8 lapisan.
o Sel–selnya disebut spinosum karena jika kita lihat di bawah mikroskop sel–selnya
terdiri dari sel yang bentuknya poligonal (banyak sudut) dan mempunyai tanduk
(spina).
o stratum granulosum, stratum ini terdiri dari sel–sel pipih seperti kumparan.
o Sel–sel tersebut terdapat hanya 2-3 lapis yang sejajar dengan permukaan kulit.
o Dalam sitoplasma terdapat butir–butir yang disebut keratohiolin yang
merupakan fase dalam pembentukan keratin oleh karena banyaknya butir–butir
stratum granulosum.
Sel-sel epidermis
Terdapat 4jenis sel epidermis, yaitu: keratinosit, melanosit, sel Langerhans, dan sel
Merkel.
1. Keratinosit
sel terbanyak (85-95%), berasal dari ektoderm permukaan.
sel epitel yang mengalami keratinisasi, menghasilkan lapisan kedap air dan
perisai pelidung tubuh.
Proses keratinisasi berlangsung 2-3 minggu mulai dari proliferasi mitosis,
diferensiasi, kematian sel, dan pengelupasan (deskuamasi).
Pada tahap akhir diferensiasi terjadi proses penuaan sel diikuti penebalan membran
sel, kehilangan inti organel lainnya.
Keratinosit merupakan sel induk bagi sel epitel di atasnya dan derivat kulit lain.
2. Melanosit
meliputi 7-10% sel epidermis,
merupakan sel kecil dengan cabang dendritik panjang tipis dan berakhir pada keratinosit di
stratum basal dan spinosum.
Terletak di antara sel pada stratum basal, folikel rambut dan sedikit dalam dermis.
Pembentukan melanin terjadi dalam melanosom
3. Tirosin dan enzim tirosinase.
Melalui serentetan reaksi, tirosin akan diubah menjadi melanin yang
berfungsi sebagai tirai penahan radiasi ultraviolet yang berbahaya.
4. Sel Langerhans
sel dendritik yang bentuknya ireguler, ditemukan terutama di antara
keratinosit dalam stratum spinosum. Tidak berwarna baik dengan
HE.
Sel ini berperan dalam respon imun kulit, merupakan sel pembawa-
antigen yang merangsang reaksi hipersensitivitas tipe lambat pada kulit.
5. Sel Merkel
Jumlah sel jenis ini paling sedikit, berasal dari krista neuralis dan
ditemukan pada lapisan basal kulit tebal, folikel rambut, dan membran
mukosa mulut.
Merupakan sel besar dengan cabang sitoplasma pendek.
Serat saraf tak bermielin menembus membran basal, melebar
seperti cakram dan berakhir pada bagian bawah sel Merkel.
Kemungkinan badan Merkel ini merupakan mekano- reseptor atau
reseptor rasa sentuh.
2. DERMIS
Batas dengan epidermis dilapisi oleh membran basalis dan di sebelah bawah berbatasan
dengan subkutis tetapi batas ini tidak jelas
Dermis terdiri dari dua lapisan yaitu bagian atas, pars papilaris (stratum papilar) dan
bagian bawah, retikularis (stratum retikularis).
jaringan ikat longgar yang tersusun dari serabut–serabut yaitu serabut kolagen (untuk
kekuatan kepada kulit) , serabut elastis dan serabut retikulus.
A. Stratum papilar
Lapisan ini tersusun lebih longgar, ditandai oleh adanya papila dermis.
Sebagian besar papila mengandung pembuluh-pembuluh kapiler yang memberi nutrisi pada
epitel di atasnya.
Papila lainnya mengandung badan akhir saraf sensoris yaitu badan Meissner.
B. Stratum retikularis
Lapisan ini lebih tebal dan dalam.
Pada bagian lebih dalam, jalinan lebih terbuka, rongga-rongga di antaranya terisi jaringan
lemak, kelenjar keringat dan sebasea, serta folikel rambut.
Lapisan retikular menyatu dengan hipodermis/fasia superfisialis di bawahnya yaitu jaringan
ikat longgar yang banyak mengandung sel lemak.
Sel-sel dermis
Jumlah sel dalam dermis relatif sedikit. Sel-sel dermis merupakan sel-sel jaringan ikat seperti
fibroblas, sel lemak, sedikit makrofag dan sel mast.
3. Subkutis
Subkutis terdiri dari kumpulan–kumpulan sel–sel lemak dan di antara gerombolan ini berjalan
serabut–serabut jaringan ikat dermis.
Sel–sel lemak ini bentuknya bulat dengan intinya terdesak ke pinggir, sehingga membentuk seperti
cincin.
Lapisan lemak ini disebut penikulus adiposus yang tebalnya tidak sama pada tiap–tiap tempat
Guna penikulus adiposus adalah sebagai shock braker atau pegas bila tekanan trauma mekanis
yang menimpa pada kulit, isolator panas atau untuk mempertahankan suhu, penimbunan kalori, dan
tambahan untuk kecantikan tubuh.
Fisiologi Kulit
Fungsi Kulit
1. Proteksi
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis, misalnya terhadap
gesekan, tarikan, gangguan kimiawi yang dapat menimbulkan iritasi (lisol, karbol dan asam kuat).
Karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut–serabut jaringan penunjang berperan
sebagai pelindung terhadap gangguan fisis.
2. Proteksi rangsangan kimia
Dapat terjadi karena sifat stratum korneum. Di samping itu terdapat lapisan keasaman kulit
yang melindungi kontak zat kimia dengan kulit. Lapisan keasaman kulit terbentuk dari hasil ekskresi
keringat dan sebum yang menyebabkan keasaman kulit antara pH 5-6,5. Ini merupakan perlindungan
terhadap infeksi jamur dan sel–sel kulit yang telah mati melepaskan diri secara teratur.
3. Absorbsi
Kemampuan absorbsi kulit dipengaruhi tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan dan
metabolisme. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah di antara sel, menembus sel–sel epidermis,
atau melalui saluran kelenjar dan yang lebih banyak melalui sel–sel epidermis.
4. Pengatur panas
Suhu tubuh tetap stabil meskipun terjadi perubahan suhu lingkungan. Hal ini karena adanya
penyesuaian antara panas yang dihasilkan oleh pusat pengatur panas, medulla oblongata. Suhu normal
dalam tubuh yaitu suhu visceral 36-37,5 derajat untuk suhu kulit lebih rendah.
Pengendalian persarafan dan vasomotorik dari arterial kutan ada dua cara yaitu vasodilatasi
(kapiler melebar, kulit menjadi panas dan kelebihan panas dipancarkan ke kelenjar keringat sehingga
terjadi penguapan cairan pada permukaan tubuh) dan vasokonstriksi (pembuluh darah mengerut, kulit
menjadi pucat dan dingin, hilangnya keringat dibatasi, dan panas suhu tubuh tidak dikeluarkan).
5. Ekskresi
Sebum yang diproduksi oleh kulit berguna untuk melindungi kulit karena lapisan sebum (bahan
berminyak yang melindungi kulit) ini menahan air yang berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering.
Produksi kelenjar lemak dan keringat menyebabkan keasaman pada kulit.
6. Persepsi
Kulit mengandung ujung–ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Respons terhadap
rangsangan panas diperankan oleh dermis dan subkutis, terhadap dingin diperankan oleh dermis,
peradaban diperankan oleh papila dermis dan markel renvier, sedangkan tekanan diperankan oleh
epidermis. Serabut saraf sensorik lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik.
7. Pembentukan Pigmen
Sel pembentukan pigmen (melanosit) terletak pada lapisan basal dan sel ini berasal dari rigi
saraf. Melanosit membentuk warna kulit. Warna kulit tidak selamanya dipengaruhi oleh pigmen kulit
melainkan juga oleh tebaltipisnya kulit, reduksi Hb dan karoten.
8. Keratinisasi
Keratinosit dimulai dari sel basal yang mengadakan pembelahan. Makin ke atas sel ini semakin
gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Semakin lama intinya menghilang dan keratinosit ini
menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung terus menerus seumur hidup. Keratinosit melalui
proses sintasis dan degenerasi menjadi lapisan tanduk yang berlangsung kira–kira 14-21 hari dan
memberikan perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanisme fisiologik.
kelainan-kelainan kulit
3. Vesikel : gelembung berisi cairan serum, beratap, berukuran kurang dari ½ cm garis
tengah, dan mempunyai dasar; vesikel berisi darah disebut vesikel hemoragik.
4. Pustul : vesikel yang berisi nanah, bila nanah mengendap di bagian bawah vesikel
disebut vesikel hipopion.
4. Abses : merupakan kumpulan nanah dalam jaringan, bila mengenai kulit berarti
didalam kutis atau subkutis.
5. Bula : vesikel yang berukuran lebih besar. Dikenal dengan juga istilah bula
hemoragik, bula purulen, dan bula hipopion.
6. Kista : Ruangan berdinding dan berisi cairan, sel, maupun sisa sel. Kista berbentuk
bukan akibat peradangan, walaupun kemudian dapat meradang.
9. Tumor : Istilah umum untuk benjolan yang berdasarkan pertumbuhan sel maupun jaringan.
2. Erosi : Kelainan kulit yang disebabkan kehilangan jaringan yang tidak melampaui
stratum basal.
2. Ekskoriasi : bila garukan lebih dalam lagi sehingga tergores sampai ujung papil,
maka akan terlihat darah yang keluar selain serum.
UKURAN KELAINAN-LOKALISASI
SUSUNAN KELAINAN
-LINIER : spt.garis lurus
-SIRSINAR: spt lingkaran
-ARSINAR: spt bulan sabit
-POLISIKLIS: bentuk pinggiran
sambung menyambung
-KORIMBIFORMIS: lesi induk
dikelilingi lesi yg lebih kecil
Definisi
Skabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh Sarcoptes scabei varian hominis.
Epidemiologi
Etiologi
Pada manusia disebut Sarcoptes scabiei varian hominis. Sarcoptes scabiei termasuk filum
Arthropoda, kelas Arachnida, ordo Acarina, super famili Sarcoptes.
Morfologi
Tungau kecil berbentuk oval, Punggung yang cembung, Bagian perut rata
(alat perekat)
Siklus Hidup
Setelah kopulasi (perkawinan) di atas kulit Tungau jantan akan mati kadang-kadang masih dapat
hidup beberapa hari di dalam terowongan yang digali oleh betina Tungau betina mengali
terowongan dalam stratum korneum (kecepatan 2-3 milimeter/hari) Sambil meletakan telur 2/4
butir/ hari sampai jumlah telur 40-50 Betina yang dibuahi hidup sebulan.
Telur menetas (3-5 hari) menjadi larva 3 pasang kaki (2-3 hari) nimfa mempunyai 2 bentuk
jantan dan betina dengan 4 pasang kaki. Siklus hidupnya dari telur hingga dewasa memerlukan
waktu antara 8-12 hari
Cara penularan
Klasifikasi
1. Skabies noduler
Bentuk nodus coklat kemerahan yang gatal
Tenpat tertutup genital, inguinal, aksila
Nodus sebagai reaksi hipersensitivitas terhadap tungan skabies
Nodus > 1 bulan tungau jarang ditemukan
Nodus bertahan sampai 1 tahun pengobatan anti skabies dan corticosteroid
2. Skabies krustosa (Norwegian scabies)
Ditandai : Lesi luas dengan krusta, skuama generalisata dan hyperkeratosis yang
tebal
Tempat predileksi : Kulit kepala yang berambut, siku, lutut, telapak tangan dan
kaki
Rasa gatal tidak menonjol beda enga tipe skabies lain
Sangat menular Jumlah tungau yang menginfasi banyak
Norwegia akibat defisiensi imunologik sehingga sistem imun tubuh gagal
membatasi proliferasi tunggau berkembang biak dengan mudah
3. Skabies pada orang bersih
Tingkat kebersihannya cukup
Sangat suakr ditemukan terowongan
Kutu hilang akibat mandi secara teratur
Tandai Lesi berupa papul sdan terowongan sedikit di jumpai
4. Skabies inkognito
Obat steroid topikal atau sistemik dapat menyamarkan gejala dan tanda dari scabies
5. Skabies yang di tularkan oleh hewan
Tidak terdapat terowongan tidak menyerang sela jari dan genitalia eksterna
Lesi pada tempat kontak dengan hewan
Kelainan bersifat sementara dan dapat sembuh sendiri
6. Skabies pada bayi dan anak
Lesi pada anak seluruh tubuh
Sering terjadi infeksi sekunder berupa impetigo, eksima sehingga terowongan
jarang ditemukan
7. Skabies terbaring ditempat tidur
Penderita penyakit kronis pada orang tua tang harus tinggal ditempat tidur
8. Skabies yang disertai dengan penyakit menular seksual
Seperti pada gonore, sifilis, pedikulosis pubis
Patogenesis
Patofisiologi
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies, tetapi juga oleh penderita sendiri
akibat garukan. Gatal yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekret dan ekskret tungau yang
memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu dijumpai kelainan kulit
menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel, urticaria, dan lain-lain. Dengan garukan
dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder.
Gejala Klinis
Gejala dewasa gatal yang hebat pada malam hari, ruam kulit yang terjadi terutama di bagian sela-
sela jari tangan, bawah ketiak, pinggang, sekeliling siku, areola mammae, permukaan depan
pergelangan tangan, skrotum, dan penis
Gejala bayi dan anak lesi biasanya mengenai wajah, kepala, leher, kulit kepala, dan telapak kaki.
a. Pruritus noktural
gatal pada malam hari karena aktifitas tungau yang lebih tinggi pada suhu yang lembab dan panas.
misalnya dalam keluarga, biasanya seluruh anggota keluarga, begitu pula dalam sebuah
perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar tetangga yang berdekatan akan diserang oleh
tungau tersebut. Dikenal keadaan hiposensitisasi, yang seluruh anggota keluarganya
terkena.
pada tempat-tempat yang dicurigai
berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau
berkelok, rata-rata 1 cm, pada ujung terowongan ditemukan papula (tonjolan padat) atau vesikel
(kantung cairan). Jika ada infeksi sekunder, timbul polimorf (gelembung leokosit).
d. Menemukan tungau
merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini.
Gatal yang hebat terutama pada malam sebelum tidur. Adanya tanda : papula (bintil), pustula (bintil
bernanah), ekskoriasi (bekas garukan).
Gejala yang ditunjukkan adalah warna merah, iritasi dan
rasa gatal pada kulit yang umumnya muncul di sela-sela jari, selangkangan dan lipatan paha, dan
muncul gelembung berair pada kulit
Diagnosis
Kerokan kulit
papula menggunakan skalpel nomor 15. Kerokan diletakkan pada kaca objek, diberi minyak mineral
atau minyak imersi, diberi kaca penutup, dan dengan mikroskop pembesaran 20x atau 100x dapat
dilihat tungau, telur, atau fecal pellet.
Kuretase superfisial mengikuti sumbu panjang terowongan atau
puncak papula kemudian kerokan
diperiksa dengan mikroskop, setelah diletakkan di gelas objek atau ditetesi minyak mineral.
Apusan kulit.
Kulit dibersihkan dengan eter, kemudian diletakkan selotip pada
lesi dan diangkat dengan gerakan
cepat. Selotip kemudian diletakk an di atas gelas objek (enam buah dari lesi yang sama pada satu
gelas objek) dan diperiksa dengan mikroskop.
Diagnosis Banding
1. Papular Urtikaria.
Yang membedakannya dari skabies adalah tidak hadiran terowongan pada lesinya.
2. Atopic Dermatitis.
3. Infantile Acropustulosis.
dibedakan dengan skabies dengan tidak adanya lesi pada jaringan cutaneous di badan, dan
juga tidak adanya gatal.
Tatalaksana
Prinsip:
Semua anggota keluarga harus diperiksa dan semua harus diberi pengobatan secara serentak
1. Talaksana secara umum
Komplikasi
Infeksi sekunder
1. Lesi impetiginosa
2. Ektima
3. Furunkulosis
4. Selulitis
Infeksi sistemik Stafilokok dan streptokok yang ada di lesi skabies
1. Pielonefritis
2. Abses interna
3. Septikemia
Prognosis
Ad vitam : bonam
Ad fungsionam : bonam
Ad sanationam : bonam