Anda di halaman 1dari 5

Histologi lapisan kulit dan rambut

1

Kulit atau integumen terdiri atas Epidermis di sebelah luar dan Dermis di sebelah dalam.
Epidermis adalah lapisan nonvaskular yang dilapisi epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk
dengan jenis dan lapisan sel berbeda-beda. Dermis terletak tepat di bawah epidermis dan ditandai
oleh jaringan ikat padat tidak teratur. Di bawah dermis terdapat hipodermis atau lapisan
subkutis, jaringan ikat dan jaringan adiposa.
Berdasarkan ketebalan lapisan epidermisnya, dibedakan antara kulit tebal (glabrosa, atau
licin dan tidak berambut) yang terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki, tebalnya kira-kira
75 sampai 150 mili mikron; dan kulit tipis (berambut), yang terdapat pada bagian tubuh lainnya,
dengan tebal kira-kira 400 sampai 600 mili mikron.
Terdapat 4 jenis sel di epidermis, yakni keratinosit, melanosit, sel Langerhans, dan sel Merkel.
Keratinosit membelah, tumbuh, bergerak ke atas, dan mengalami keratinisasi atau
kornifikasi, dan membentuk lapisan epidermis protektif bagi kulit.
Melanosit berasal dari sel krista saraf. Sel ini memiliki juluran sitoplasma yang tidak teratur
dan bercabang ke dalam epidermis. Melanosit terletak antara stratum basal dan stratum
spinosum dan menyintesis pigmen coklat tua melanin. Melanin dibentuk dari asam amino
tirosin oleh melanosit. Melanin memberi warna gelap pada kulit, dan pemaparan kulit
terhadap sinar matahari merangsang pembentukan melanin. Fungsi melanin adalah
melindungi kulit dari efek radiasi ultraviolet yang merusak.
Sel Langerhans terutama ditemukan di stratum spinosum. Sel ini berperan dalam respons
imun tubuh. Sel Langerhans mengenal, memfagosit, dan memproses antigen asing dan
menyajikannya pada limfosit T untuk memicu respons imun. Karena itu, sel ini berfungsi
sebagai sel penyaji-antigen kulit.
Sel Merkel ditemukan di lapisan basal epidermis dan paling banyak di ujung jari. Karena sel
ini berhubungan erat dengan akson eferen (sensorik) tidak bermielin, sel ini diduga
berfungsi sebagai mekanoreseptor untuk mendeteksi tekanan.
1,3

Lapisan Epidermis :
a. Stratum Basal (Germinativum)
Lapisan paling dalam atau dasar di epidermis. Lapisan ini terdiri dari satu lapis sel kolumnar
hingga kuboid yang terletak pada membran basalis yang memisahkan dermis dari epidermis.
Sel di stratum basal berfungsi sebagai sel induk bagi epidermis, karena itu, di lapisan ini
banyak ditemukan aktivitas mitosis. Sel membelah dan mengalami pematangan sewaktu
bermigrasi ke atas menuju lapisan superfisial. Epidermis manusia diperbarui setiap 15-30
hari, bergantung pada usia, bagian tubuh, dan faktor lain.
b. Stratum Spinosum
Lapisan kedua dari dasar. Lapisan ini terdiri dari empat sampai enam tumpukan sel kuboid,
atau agak gepeng dengan initi di tengah dan sitoplasma yang bercabang-cabang yang terisi
berkas filamen. Pada sediaan histologik rutin, sel di lapisan ini menciut. Akibatnya, ruang
interselular memperlihatkan banyak tonjolan sitoplasma, atau spina (duri), yang keluar dari
permukaannya.

a. Stratum Granulosum
Lapisan ini terdiri dari 3-5 lapis sel poligonal gepeng yang sitoplasmanya berisikan granul
basofilik kasar yang disebut granul keratohialin. Granula tidak dibungkus oleh membran dan
berkaitan dengan berkas tonofilamen keratin. Kombinasi tonofilamen keratin dan
keratohialin di sel ini menghasilkan keratin. Keratin yang dibentuk dengan cara ini adalah
keratin lunak kulit. Selain itu, sitoplasma sel mengandung granula lamellosum terbungkus
membran yang dibentuk oleh lapis ganda lemak. Granula lamellosum dikeluarkan ke dalam
ruang intraselular stratum granulosum sebagai lapisan lemak dan menutupi kulit. Proses ini
menyebabkan kulit relatif impermeabel terhadap air.


b. Stratum Lusidum
Lapisan ini bersifat translusens dan terdiri atas lapisan tipis sel epidermis eosinofilik yang
sangat gepeng, hanya dapat ditemukan pada kulit tebal. Sel-selnya tersusun rapat, organel
dan inti tidak tampak lagi, serta sitoplasma terutama terdiri atas filamen keratin padat yang
berhimpitan dalam matriks padat-elektron.

c. Stratum Korneum
Lapisan ini terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng berkeratin tanpa inti dengan sitoplasma yang
dipenuhi filamen keratin lunak. Sel superfisial berkeratin di lapisan ini secara terus-menerus
dilepaskan atau mengalami deskuamasi serta diganti oleh sel baru yang muncul dari stratum
basal di sebelah dalam. Selama proses keratinisasi, enzim-enzim hidrolitik lisosom merusak
nukleus dan organel sitoplasma, yang kemudian lenyap ketika sel terisi oleh keratin. Setelah
mengalami keratinisasi, sel-sel hanya terdiri atas protein amorf dan fibrilar dan membran
plasma yang menebal disebut sel tanduk.

(doc:google.com)
Lapisan Dermis :
a. Stratum Papillare
Lapisan ini tipis, terdiri dari jaringan ikat longgar. Terdapat fibroblast dan sel jaringan ikat
yang lain seperti sel mast dan makrofag. Leukosit yang keluar dari pembuluh (ekstravasasi)
juga dijumpai.


b. Stratum Retikulare
Lapisan ini lebih tebal, terdiri dari jaringan ikat padat tak teratur. Memiliki lebih banyak
serat dan lebih sedikit sel daripada stratum papilare.
Lapisan Hipodermis (subkutan) :
Lapisan ini terdiri atas jaringan kulit longgar yang megikat kulit secara longgar pada
organ-organ di bawahnya, yang memungkinkan kulit bergeser di atasnya. Hipodermis sering
mengandung sel-sel lemak yang jumlahnya bervariasi sesuai daerah tubuh dan ukuran yang
bervariasi sesuai dengan status gizi seseorang.
1,3
Struktur rambut
Selubung akar luar
Mengandung filament protein epitel keratin intermediet.
Selubung akar dalam
Kutikula
Terdiri atas lapisan keratin dan protein tinggi sulfur. berfungsi untuk menjaga integritas
serat, melindungi terhadap kekeringan dan pengaruh lain dari luar.
Korteks
Terdiri atas serabut polipeptida yang memanjang dan saling berdekatan. Lapisan yang
mengandung pigmen
Medulla

3-4 lapis sel kubus yang berisi keratohialin, badan lemak, dan rongga udara. Vellus tidak
mempunyai medula


Junqueira. Basic histology text & atlas. New York : Basic histology text & atlas; 2005.

Anda mungkin juga menyukai