Anda di halaman 1dari 30

Afrizal Fazza 1102014004

Sasaran Belajar
LI.1. Memahami dan menjelaskan mikroskopik kulit
LI.2. Memahami dan menjelaskan FAAL
LO.2.1 Fungsi kulit
LI.3. Memahami dan menjelaskan infeksi jamur tinea
LO.3.1 Definisi
LO.3.2 Etiologi
LO.3.3 Klasifikasi
LO.3.4 Patofisiologi
LO.3.5 Manifestasi
LO.3.6 Diagnosis dan diagnosis banding
LO.3.7 Penatalaksanaan
LO.3.8 Komplikasi
LO.3.9 Pencegahan
LO.3.10 Prognosis
LI.4 Memahami dan menjelaskan cara memelihara kesehatan kulit sesuai anjuran agama islam

0
STEP 3

LI.1. Histologi Kulit

Kulit adalah organ tunggal terberat di tubuh dengan berat sekitar 15% dari berat badan
total dengan luas permukaan sekitar 1,2 - 2,3 m2 pada orang dewasa. Kulit terdiri atas lapisan
epidermis yang berasal dari ektoderm permukaan dan lapisan dermis yang berasal dari
mesoderm. Berdasarkan ketebalan epidermis kulit dapat dibedakan menjadi kulit tebal dan kulit
tipis. Turunan epidermis meliputi rambut, kuku, kelenjar sebasea, dan kelenjar keringat.

EPIDERMIS

Epidermis terdiri dari 5 lapisan dan tidak mempunyai pemubuluh darah maupun limpa sehingga
semua nutrisi dan oksigen di dapat dari pembuluh kapiler pada lapisan dermis yang berdifusi
melalui cairan jaringan serta membran basal untuk mencapai epidermis.

1
Sel-sel epidermis

a. Keratinosit

Sel terbanyak dengan jumlah mencapai 85%-95% pada epidermis. Berasal dari ektoderm
permukaan. Sel berbentuk gepeng ini memiliki sitoplasma yang dipenuhi oleh skleroprotein
birefringen, yakni keratin. Keratin ini mengandung sedikitnya 6 macam polipeptida dengan berat
molekul 40kDa sampai 70 kDa. Sel basal mengandung berat molekul yang lebih rendah. Proses
keratinisasi berlangsung selama 2-3 minggu yang dimulai dari proses proliferasi, diferensiasi,
kematian sel dan pengelupasan. Pada tahap akhir diferensiasi diikuti penebalan membran sel,
kehilangan inti dan organel lain di dalam sel. Selama proses keratinisasi berlangsung enzim
hidrolitik lisosom berperan pada penghancuran organel sitoplasma.

b. Melanosit

Warna kulit ditentukan oleh berbagai faktor penting seperti kandungan melanin dan
karoten, jumlah pembuluh darah dalam dermis, dan warna darah yang mengalir di dalamnya.
Eumelanin adalah pigmen coklat tua yang dihasilkan oleh melanosit. Sel ini berjumlah 7%-10%
dan berasal dari neuroektoderm. Melanosit memiliki badan sel yang bulat dengan cabang
dendritik yang panjang dan tipis. Hemidesmosom mengikat melanosit ke lamina basalis.

Melanosit paling banyak terdapat pada kulit muka dan genitalia eksterna. Jumlah melanosit tiap
individu hampir sama, hanya jumlah produksi melanin berbeda. Sintesis melanin berlangsung di
dalam melanosit dengan tirosinase berperan penting. Tirosin mula-mula diubah menjadi 3,4-
dihidroksifenilalanin (dopa) dan kemudian menjadi dopaquinon yang kemudian bertransformasi
dan dikonversi menjadi melanin. Dalam melanosit, melanin berkumpul dalam vesikel yang
disebut premelanosom. Vesikel kemudian matang menjadi melanosom yang disebarkan melalui
cabang sitoplasma melanosit ke keratinosit di sekitarnya terutama yang berada di stratum basale.
Setelah granula melanin bermigrasi di dalam juluran sitoplasma, granula melanin akan
berkumpul di daerah supranuklear sehingga inti sel terlindungi dari radiasi matahari yang
merusak. Menggelapnya kulit karena sinar uv adalah hasil proses dua tahap yakni reaksi
fisikokimia menghitamkan melanin dan melepaskannya dengan cepat ke keratinosit. Pada tahap

2
kedua kecepatan sintesis melanin menjadi meningkat dan mengakibatkan peningkatan jumlah
pigmen.

c. Sel langerhans

Merupakan sel dendritik yang berbentuk bintang, ditemukan terutama di antara


keratinosit dalam lapisan atas stratum spinosum. Sel ini mempunyai reseptor penanda imunologis
yang mirip makrofag. Sel ini mengikat antigen asing di permukaannya dan merupakan sel
pembawa antigen yang menyebabkan limfosit T dapat bereaksi terhadap antigen yang
dibawanya. Sel ini berasal dari sekelompok sel prekursor dalam sumsum tulang.

d. Sel Merkel

Sel ini memiliki jumlah paling sedikit dan berasal dari krista neuralis. Sel ini terdapat
pada lapisan basal kulit tebal, terutama banyak ditemukan di ujung jari, folikel rambut dan
mukosa mulut. Sel ini memiliki peranan sebagai mekanoreseptor.

Lapisan Epidermis Kulit

1. Stratum korneum

Lapisan kulit yang terluar dan terdiri dari beberapa sel-sel gepeng yang mati, tidak
berinti, dan protoplasmanya telah berubah menjadi keratin. Selama proses keratinisasi
berlangsung enzim-enzim hidrolitik lisosom berperan dalam penghancuran sitoplasma.

3
2. Stratum lusidum

Stratum lusidum ini terdiri atas lapisan tipis sel epidermis eosinofilik yang sangat gepeng.
Sel-sel gepeng tanpa inti ini memiliki protoplasma yang telah berubah menjadi protein yang
disebut eleidin. Desmosom masih tampak di antara sel-sel yang bersebelahan

3. Stratum granulosum

Stratum granulosum ini terdiri atas 3-5 lapis sel poligonal gepeng yang sitoplasmanya
berisikan granul basofilik kasar yang disebut granul keratohialin. Protein granul ini kaya akan
histidin berfosfor selain protein yang mengandung sistin. Struktur khas lainnya adalah granul
lamela, yakni suatu struktur lonjong yang mengandung cakram berlamel yang dibentuk oleh
lapisan lipid ganda. Granula lamela ini mengeluarkan suatu materi ke dalam ruang antar sel di
stratum granulosum. Materi ini berfungsi sebagai sawar terhadap materi asing dan menyediakan
suatu efek pelindung bagi kulit.

4. Stratum spinosum

Stratum spinosum terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal.
Protoplasmanya jernih karena banyak mengandung glikogen, dan inti terletak di tengah-tengah.
Sel-sel spinosum saling terikat erat melalui spina sitoplasma yang berisi filamen dan desmosom
sehingga memberi corak berduri pada permukaan sel ini. Berkas keratin tersebut disebut
tonofilamen. Filamen ini penting untuk mempertahankan kohesi antar sel dan melawan efek
abrasi. Epidermis di daerah-daerah yang terkena gesekan secara terus menerus memiliki stratum
spinosum yang tebal dengan lebih banyak tonofilamen dan desmosom.

5. Stratum basale

Stratum basale terdiri atas sel-sel berbentuk kubus yang tersusun vertikal pada perbatasan
dermo-epidermal. Sel-sel basal ini berfungsi reproduktif. Lapisan ini terdiri atas dua jenis sel
yaitu sel yang berbentuk kolumnar dengan protoplasma basofilik inti lonjong dan besar dan sel
pembentuk melanin yang berwarna muda, inti gelap, dan memiliki butir pigmen. Sejumlah besar
desmosom saling mengikat sel-sel pada lapisan ini pada permukaan lateral dan atas sedangkan
hemidesmosom membantu mengikat sel ini pada lamina basalis.

4
Epidermis manusia diperbaharui setiap 15-30 hari bergantung pada usia, bagian tubuh dan faktor
lain. Semua sel dalam stratum basale mengandung filamen keratin intermediet. Sewaktu sel
berpindah ke atas, jumlah filamen juga bertambah sehingga mencapai setengah jumlah protein
total begitu sel berada di stratum korneum.

DERMIS

Dermis berasal dari lapisan mesoderm embrional. Terdiri dari jaringan penyambung
dengan beberapa lapisan serat kolagen dan serat elatis. Epidermis dilekatkan pada dermis melalui
lamina basal dan ikatan ini diperkuat oleh adanya tonjolan-tonjolan dermis ke epidermis yang
disebut papila. Epidermis dipermukaan tonjolan dermis ini membentuk rigi (pematang) dengan
alur diantaranya. Pola rigi dan alur ini yang terbentuk pada bulan ketiga dan keempat kehidupan
janin, gambarannya khas pada tiap individu. Gambaran khas pada telapak tangan, kaki, dan
jemari ini disebut sidik jari. Dermis bagian permukaan yang membentuk papila atau tonjolan ke
epidermis, lapisan ini disebut stratum papilare. Stratum pailare tersusun lebih longgar ditandai
oleh banyak papila dermis yang berjumlah 50-250 per mm2. Jumlah papila terbanyak dan lebih
dalam pada daerah yang menerima tekan dan gesekan paling besar misalkan pada telapak kaki.
Sebagian besar papila mengandung pembuluh kapiler yang memberi nutrisi pada epitel
diatasnya. Papila lainnya mengandung badan akhir saraf sensorik untuk reseptor perabaan yang
disebut badan meissner.

Lapisan dermis dibawah strtum papilare disebut stratum retikulare. Lapisan ini lebih padat, tebal
dan dalam. Terdiri atas berkas-berkas kolagen kasar tersusun rapat. Rongga-rongga diantara
berkas serat terisi jaringan lemak, kelenjar keringat, dan kelenjar sebasea serta folikel rambut.
Serat otot polos juga ditemukan pada tempat-tenpat tertentu seperti m.arector pili yang
menempel pada folikel rambut membentuk lapisan tipis pada scrotum, prepusium, dan puting
payudara. Otot ini turut berperan dalam ekspresi fasial. Lapisan retikular dibagian yang lebih
dalam menyatu dengan hipodermis atau fasia superfisialis dibawahnya yang terdiri atas jaringan
ikat longgar yang banyak mengandung jaringan lemak. Jumlah sel dalam dermis relatif sedikit.
Merupakan sel-sel jaringan ikat seperti fibroblas, fibrosit, sel lemak, sedikit makrofag dan sel
mast. Pada daerah yang berpigmen ditemukan melanosit.

Turunan Kulit

Kelenjar Sebasea
5
Kelenjar ini mensekresikan subtansi berminyak yang disebut sebum. Satu atau beberapa
kelenjar sebasea bermuara dan mencurahkan sekretnya ke folikel rambut bagian atas. Kelenjar
ini bertambah jumlahnya pada daerah muka, dahi, dan kulit kepala. Sebum berperan
melembabkan dan membuat kedap air rambut dan permukaan kulit. Pada tempat peralihan kulit
misalkan di daerah bibir, kelopak mata, glans penis, labia minora dan puting payudara ditemukan
kelenjar sebasea yang tak bermuara ke folikel rambut dan mencurahkan sekretnya langsung ke
permukaan tubuh. Kelenjar sebasea merupakan contoh kelenjar holokrin karena produk
sekresinya dilepaskan bersama sisa sel mati. Sebum tidak memiliki andil dalam mencegah
kehilangan air.

Rambut

Rambut merupakann bangunan berzat tanduk yang diproduksi oleh folikel rambut yang
merupakan pertumbuhan epitel permukaan kedalam lapisan dermis dibawahnya. Pertumbuhan
rambut berlangsung dalam bagian pangkal folikel yang menggelembung dan disebut bulbus pili,
yang terdiri atas sel-sel epitelial yang aktif membelah dan mengitari suatu papila jaringan ikat
yang banyak mengandung pembuluh darah, dan saraf yang penting bagi kelangsungan hidup
folikel rambut. Papila dermis dalam bulbus pili ini disebut papila pili. Batang rambut dibentuk
oleh sel folikel yang paling dalam yang membatasi papila yang disebut sel matriks. Sel-sel
folikel rambut merupakan lanjutan dari startum basal dan spinosum epidermis kulit. Pada
permulaan perkembangan semua sel pada folikel aktif bermitosis akan tetapi seltelah folikel
terdiferensiassi sempurna hanya tinggal sel-sel matriks yang aktif bermitosis dan menghasilkan
berbagai bagian rambut yaitu, medula, korteks, dan kutikula rambut. Pigmen melanin ditemukan
terjepit diantara dan di dalam sel tersebut sehingga mewarnai rambut. M. arector pili melekat ke
sarung folikel dan berinsersi di daerah papila dermis pada epidermis. Kontraksi ini menyebabkan
rambut menegak dan menarik ke dalam daerah tempat insersinya pada papila sehingga terjadi
keadaan yang tampak pada kulit yang merinding. Muskulus arektor pili dipersarafi oleh sistem
saraf simpatis dan penegakan rambut terjadi apabila kedinginan atau ketakutan.

Kelenjar Keringat

Kelenjar keringat ini merupakan kelenjar merokrin dimana vesikel/gelembung sekret di bawa ke
permukaan sel kemudian membran vesikel menyatu dengan membran sel dan sekret dicurahkan
ke lumen kelenjar tanpa kehilangan bagian dari sitoplasma sel. Terdapat dua jenis sel pada
sekresi kelenjar keringat yaitu sel gelap dan sel bening. Sel gelap memiliki granula sekretoris dan
6
sel bening sebaliknya. Kelenjar keringat berperan dalam termoregulator. Bila tubuh perlu
melepaskan panas, aliran darah kulit dan sekresi keringat meningkat. Kelenjar merokrin
dipersarafi oleh serabut koligernik sistem saraf simpatis.

Kelenjar apokrin adalah sejenis kelenjar keringat yang berbeda ditemukan pada kulit bagian
ketiak, areola, dan anus. Kelenjar ini bersekresi secara apokrin dimana sekret yang dikeluarkan
lebih kental dan dicurahkan ke dalam folikel rambut. Kelenjar apokrin dipersarafi oleh serabut
adrenergik sistem saraf simpatis, dan perkembangannya dipengaruhi secara hormonal, dan
karenanya kelenjar ini baru mulai aktif setelah puberitas. Kelenjar ini menghasilkan sekret yang
pada awalnya tidak berbau namun akan terdapat bau yang khas bila terdekomposisi oleh bakteri.

Kuku

Kuku berasal dari sel yang sama pada epidermis, mempunyai matriks yang aktif bermitosis
menghasilkan dasar kuku, yang merupakan lanjutan stratum germinatif kulit. Bagian pangkal
kuku diliputi suatu lipatan kulit yang disebut eponikium atau kutikula. Lempeng kuku tumbuh
dari dasar kuku sebagai suatu lempeng zat tanduk.

Dasar kuku merupakan lanjutan stratum germinatif, terdiri atas sel-sel basal di atas membran
basal dan dua atau tiga lapisan spinosum. Di bagian proksimal kuku terdapat daerah putih yang
berbentuk bulan , disebut lunula. Stratum korneum yang mengeras di bawah ujung bebas kuku
disebut hiponikium.

Pertumbuhan kuku bersifat kontinu dan bisa digunakan sebagai indikator kesehatan seseorang
seperti, adanya lekukan dan kekeruhan sering ditemukan pada infeksi kuku.Kuku yang tipis,
mudah sobek, konkaf atau kuku sendok, menandakan adanya penyakit seperti anemia kronik,
sifilis dan demam rematik. Kuku yang kering dan rapuh menunjukan defisiensi vitamin atau
keadaan hipotiroid.

7
LI.2. Memahami Fisiologi Kulit

Kulit berfungsi untuk :

Proteksi

Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis, gangguan kimiawi,
gangguan bersifat panas, serta gangguan infeksi luar terutama kuman/bakteri maupun jamur.

Gangguan fisik dan mekanik ditanggulangi dengan adanya bantalan lemak subkutis, tebalnya
lapisan kilit, dan serabut penunjang yang berfungsi sebagai pelindung bagian luar tubuh.
Gangguan sinar UV diatasi oleh sel melanin yang menyerap sebagian sinar tersebut. Gangguan
kimiawi ditanggulangi dengan adanya lemak permukaan kulit yang berasal dari kelenjar palit
kulit yang mempunyai pH 5,0 – 6,5. Lemak permukaan kulit juga berperan dalam mengatasi
banyak mikroba yang ingin masuk ke dalam kulit.

Absorpsi

Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan, maupun benda padat. tetapi cairan yang
mudah menguap lebih mungkin diserap kulit, begitu pula zat yang larut dalam minyak.
Permeabilitas kulit terhadap gas CO2 atau O2 mengungkapkan kemungkinan kulit mempunyai
peran dalam fungsi respirasi. Kemampuan absorpsi tersebut dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit,
hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum.

Eksresi

Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme berupa NaCl. Urea, asam urat,
dan ammonia. Sebum yang dihasilkan berfungsi untuk melindungi kulit karena selain meminyaki
kulit juga menahan evaporasi air yang berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering.

8
Persepsi

Rangsang panas : badan-badan Ruffini di dermis dan subkutis.

Rangsang dingin : badan-badan Krause yang terletak di dermis.

Rangsang rabaan : badan taktil Meissner di papilla dermis dan badan Merkel Ranvier di
epidermis.

Rangsang tekan : badan Paccini di epidermis.

Pengaturan suhu tubuh

Termoregulasi kulit dilakukan dengan mengeluarkan keringat dan mengerutkan pembuluh darah
kulit.

Pembentukan pigmen

Perbandingan jumlah sel basal : melanosit adalah 10 : 1. Jumlah melanosit dan jumlah serta
besarnya butiran pigmen menentukan warna kulit ras maupun individu. Pajanan sinar matahari
mempengaruhi produksi melanosom. Pigmen disebar ke epidermis melalui tangan-tangan
dendrite, sedangkan pada dermis melalui sel melanofag. Warna kulit juga dipengaruhi oleh tebal
tipisnya kulit, reduksi Hb, oksi Hb dan karoten.

Keratinisasi

Keratinosit dimulai dari sel basal yang mengadakan pembelahan, sel basal yang lain akan
berpindah ke atas dan berubah bentuknya menjadi sel spinosum, makin ke atas makin gepeng
dan bergranula menjadi sel granulosum. Makin lama inti menghilangdan keratinosit ini menjadi
sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung normal selama kira-kira 14-21 hari dan member
perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis fisiologik.

Pembentukan vitamin D

Dimungkinkan dengan mengubah 7 dihidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari.

Fungsi Ekspresi Emosi

Hasil gabungan fungsi yang telah disebut di atas menyebabkan kulit mampu berfungsi sebagai
alat untuk menentukan emosi yang terdapat dalam jiwa manusia. Kegembiraan dapat dinyatakan
oleh otot kulit muka yang relaksasi dan tersenyum, kesedihan diutarakan oleh kelenjar air mata

9
yang meneteskan air matanya, ketegangan dengan otot kulit dan kelenjar keringat, ketakutan oleh
kontraksi pembuluh darah kapiler kulit sehingga kulit menjadi pucat dan rasa erotik oleh kelenjar
minyak dan pembuluh darah kulit yang melebar sehingga kulit tampak semakin merah,
berminyak, dan menyebarkan bau khas.Semua fungsi kulit pada manusia berguna untuk
mempertahankan kehidupannya sama seperti organ tubuh lain.

LI.3. Memahami dan Menjlaskan Dermatofitosis

DEFINISI

Penyakit yang disebabkan oleh golongan jamur dermatofit disebut " Dermatofitosis ".
Golongan jamur ini dapat mencerna keratin kulit oleh karena mempunyai daya tarik kepada
keratin (keratinofilik) sehingga infeksi jamur ini dapat menyerang lapisan-lapisan kulit mulai
dari stratum korneurm sampai dengan stratum basalis.

ETIOLOGI
Dermatofitosis disebabkan jamur golongan dermatofita yang terdiri dari tiga genus yaitu
genus: Mikrosporum, Trichophyton dan Epidermophyton. Dari 41 spesies dermafito yang sudah
dikenal hanya 23 spesies yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang yang
terdiri dari 15 spesies Trikofiton, 7 spesies Mikrosporon dan 1 spesies Epidermafiton.
Cara penentuan dermatofitosis terlihat pada gambaran lesi dan lokasi. Selain sifat keratinofilik
ini, setiap spesies dermatofita mempunyai afinitas terhadap hospes tertentu. Dermatofita yang
zoofilik terutama menyerang binatang, dan kadang-kadang menyerang manusia. Misalnya :
Microsporum canis dan Trichophyton verucosum. Dermatofita yang geofilik adalah jamur yang
hidup di tanah dan dapat menimbulkan radang yang moderat pada manusia, misalnya
Mikrosporon gipsium.

CARA PENULARAN
Cara penularan jamur dapat secara langsung dan secara tidak langsung melalui 3 cara
anthropofilik (penyebaran dari manusia ke manusia), zoofilik (penyebaran dari hewan ke
manusia) dan geofilik (penyebaran dari tanah, air dan udara ke manusia). Penularan langsung
dapat secara fomitis, epitel, rambut-rambut yang mengandung jamur baik dari manusia, binatang

10
atau dari tanah. Penularan tak langsung dapat melalui tanaman, kayu yang dihinggapi jamur,
barang-barang atau pakaian, debu atau air. Disamping cara penularan tersebut diatas, untuk
timbulnya kelainan-kelainan di kulit tergantung dari beberapa faktor:
1. Faktor virulensi dari dermatofita
Virulensi ini tergantung pada afinitas jamur itu, apakah jamur Antropofilik, Zoofilik atau
Geofilik. Selain afinitas ini masing-masing jenis jamur ini berbeda pula satu dengan yang lain
dalam afinitas terhadap manusia maupun bagian-bagian dari tubuh Misalnya : Trichophyton
rubrum jarang menyerang rambut, Epidermatophyton floccosum paling sering menyerang lipat
pada bagian dalam.

2. Faktor trauma
Kulit yang utuh tanpa lesi-lesi kecil, lebih sulit untuk terserang jamur.

3. Faktor suhu dan kelembaban


Kedua faktor ini sangat jelas berpengaruh terhadap infeksi jamur, tampak pada lokalisasi
atau lokal, di mana banyak keringat seperti lipat paha dan sela-sela jari paling sering terserang
penyakit jamur ini.

4. Keadaan sosial serta kurangnya kebersihan


Faktor ini memegang peranan penting pada infeksi jamur di mana terlihat insiden
penyakit jamur pada golongan sosial dan ekonomi yang lebih rendah, penyakit ini lebih sering
ditemukan dibanding golongan sosial dan ekonomi yang lebih baik.

5. Faktor umur dan jenis kelamin


Penyakit Tinea kapitis lebih sering ditemukan pada anak-anak dibandingkan orang
dewasa, dan pada wanita lebih sering ditemukan infeksi jamur di sela-sela jari dibanding pria dan
hal ini banyak berhubungan dengan pekerjaan. Di samping faktor-faktor tadi masih ada faktor-

11
faktor lain seperti faktor perlindungan tubuh (topi, sepatu dan sebagainya), serta pemakaian
pakaian yang serba nilon, dapat mempermudah penyakit jamur ini.

LOKASI
Secara etiologis dermatofitosis disebabkan oleh tiga genus dan penyakit yang
ditimbulkan sesuai dengan penyebabnya. Diagnosis etiologi ini sangat sukar oleh karena harus
menunggu hasil biakan jamur dan ini memerlukan waktu yang agak lama dan tidak praktis.
Disamping itu sering satu gambaran klinik dapat disebabkan oleh beberapa jenis spesies jamur,
dan kadang-kadang satu gambaran klinis dapat disebabkan oleh beberapa spesies dermatofita
sesuai dengan lokalisasi tubuh yang diserang.
Istilah Tinea dipakai untuk semua infeksi oleh dermatofita dengan dibubuhi tempat
bagian tubuh yang terkena infeksi, sehingga diperoleh pembagian dermatofitosis sebagai berikut:
1. Tinea kapitis : bila menyerang kulit kepala clan rambut
2. Tinea korporis : bila menyerang kulit tubuh yang berambut (globrous skin).
3. Tinea kruris : bila menyerang kulit lipat paha, perineum, sekitar anus dapat meluas
sampai ke daerah gluteus, perot bagian bawah dan ketiak atau aksila
4. Tinea manus dan tinea pedis : Bila menyerang daerah kaki dan tangan, terutama
telapak tangan dan kaki serta sela-sela jari.
5. Tinea Unguium : bila menyerang kuku
6. Tinea Barbae : bila menyerang daerah dagu, jenggot, jambang dan kumis.
7. Tinea Imbrikata : bila menyerang seluruh tubuh dengan memberi gambaran klinik
yang khas.

12
KLASIFIKASI

TINEA KAPITIS
(Scalp ring worm ;Tinea Tonsurans)
Biasanya penyakit ini banyak menyerang anak-anak dan sering ditularkan melalui
binatang- binatang peliharaan seperti kucing, anjing dan sebagainya.
Berdasarkan bentuk yangkhas Tinea Kapitis dibagi dalam 4 bentuk :
1. Gray pacth ring worm
Penyakit ini dimulai dengan papula merah kecil yang melebar ke sekitarnya dan
membentuk bercak yang berwarna pucat dan bersisik. Warna rambut jadi abu-abu dan tidak
mengkilat lagi, serta mudah patah dan terlepas dari akarnya, sehingga menimbulkan alopesia
setempat.
Dengan pemeriksaan sinar wood tampak flouresensi kekuning-kuningan pada rambut
yang sakit melalui batas "Grey pacth" tersebut. Jenis ini biasanya disebabkan spesies
Microsporum dan Trichophyton.

2. Black dot ring worm


Terutama disebabkan oleh T. tonsurans, T. violaseum, mentagrofites. infeksi jamur
terjadi di dalam rambut (endotrik) atau luar rambut (ektotrik) yang menyebabkan rambut putus
tepat pada permukaan kulit kepala. Ujung rambut tampak sebagai titik-titik hitam diatas
permukaan ulit, yang berwarna kelabu sehingga tarnpak sebagai gambaran ” back dot". Biasanya

13
bentuk ini terdapat pada orang dewasa dan lebih sering pada wanita. Rambut sekitar lesi juga jadi
tidak bercahaya lagi disebabkan kemungkinan sudah terkena infeksi penyebab utama adalah T.
tonsusurans dan T.violaseum.

3. Kerion
Bentuk ini adalah yang serius, karena disertai dengan radang yang hebat yang bersifat
lokal, sehingga pada kulit kepala tampak bisul-bisul kecil yang berkelompok dan kadang-kadang
ditutupi sisik-sisik tebal. Rambut di daerah ini putus-putus dan mudah dicabut. Bila kerion ini
pecah akan meninggalkan suatu daerah yang botak permanen oleh karena terjadi sikatrik. Bentuk
ini terutama disebabkan oleh Mikosporon kanis, M. gipseum , T.tonsurans dan T. Violaseum.

4. Tinea favosa
Kelainan di kepala dimulai dengan bintik-bintik kecil di bawah kulit yang berwarna
merah kekuningan dan berkembang menjadi krusta yang berbentuk cawan (skutula), serta
memberi bau busuk seperti bau tikus "moussy odor". Rambut di atas skutula putus-putus dan
mudah lepas dan tidak mengkilat lagi. Bila menyembuh akan meninggalkan jaringan parut dan
alopesia yang permanen. Penyebab utamanya adalah Trikofiton schoenleini, T. violasum dan T.
gipsum.
Oleh karena Tinea kapitis ini sering menyerupai penyakit-penyakit kulit yang menyerang
daerah kepala, maka penyakit ini harus dibedakan dengan penyakit-penyakit bukan oleh jamur
seperti: Psoriasis vulgaris dan Dermatitis seboroika.

TINEA KORPORIS
(Tinea circinata=Tinea glabrosa)
Penyakit ini banyak diderita oleh orang-orang yang kurang mengerti kebersihan dan
banyak bekerja ditempat panas, yang banyak berkeringat serta kelembaban kulit yang lebih
tinggi. Predileksi biasanya terdapat dimuka, anggota gerak atas, dada, punggung dan anggota
gerak bawah.
Bentuk yang klasik dimulai dengan lesi-lesi yang bulat atau lonjong dengan tepi yang
aktif. Dengan perkembangan ke arah luar maka bercak-bercak bisa melebar dan akhirnya dapat

14
memberi gambaran yang polisiklis, arsiner, atau sirsiner. Pada bagian tepi tampak aktif dengan
tanda-tanda eritema, adanya papula-papula dan vesikel, sedangkan pada bagian tengah lesi relatif
lebih tenang. Bila tinea korporis ini menahun tanda-tanda aktif jadi menghilang selanjutnya
hanya meningggalkan daerah-daerah yang hiperpigmentasi saja. Kelainan-kelainan ini dapat
terjadibersama-sama dengan Tinea kruris.
Penyebab utamanya adalah : T.violaseum, T.rubrum, T.metagrofites. M. gipseum, M.
kanis, M. audolini. penyakit ini sering menyerupai:
1. Pitiriasis rosea
2. Psoriasis vulgaris
3. Morbus hansen tipe tuberkuloid
4. Lues stadium II bentuk makulo-papular.

TINEA KRURIS
(Eczema marginatum."Dhobi itch", "Jockey itch")
Penyakit ini memberikan keluhan perasaan gatal yang menahun, bertambah hebat bila
disertai dengan keluarnya keringat. Kelainan yang timbul dapat bersifat akut atau menahun.
Kelainan yang akut memberikan gambaran yang berupa makula yang eritematous dengan erosi
dan kadang-kadang terjadi ekskoriasis. Pinggir kelainan kulit tampak tegas dan aktif.
Apabila kelainan menjadi menahun maka efloresensi yang nampak hanya makula yang
hiperpigmentasi disertai skuamasi dan likenifikasi. Gambaran yang khas adalah lokalisasi
kelainan, yakni daerah lipat paha sebelah dalam, daerah perineum dan sekitar anus. Kadang-
kadang dapat meluas sampai ke gluteus, perot bagian bawah dan bahkan dapat sampai ke aksila.
Penyebab utama adalah Epidermofiton flokkosum, T. rubrum dan T. mentografites.
Diagnosa Banding:
1. Kandidiasis inguinalis
2. Eritrasma
3. Psoriasis vulgaris
4. Pitiriasis rosea

15
TINEA MANUS DAN TINEA PEDIS
Tinea pedis disebut juga Athlete's foot = "Ring worm of the foot". Penyakit ini sering
menyerang orang-orang dewasa yang banyak bekerja di tempat basah seperti tukang cuci,
pekerja-pekerja di sawah atau orang-orang yang setiap hari harus memakai sepatu yang tertutup
seperti anggota tentara. Keluhan subjektif bervariasi mulai dari tanpa keluhan sampai rasa gatal
yang hebat dan nyeri bila ada infeksi sekunder.
Ada 3 bentuk Tinea pedis:

1. Bentuk intertriginosa
Keluhan yang tampak berupa maserasi, skuamasi serta erosi, di celah-celah jari terutama
jari IV dan jari V. Hal ini terjadi disebabkan kelembaban di celah-ceIah jari tersebut membuat
jamur-jamur hidup lebih subur. Bila menahun dapat terjadi fisura yang nyeri bila kena sentuh.
Bila terjadi infeksi dapat menimbulkan selulitis atau erisipelas disertai gejala-gejala umum.

2. Bentuk hiperkeratosis
Terjadi penebalan kulit disertai sisik terutama ditelapak kaki, tepi kaki dan punggung
kaki. Bila hiperkeratosisnya hebat dapat terjadi fisura-fisura yang dalam pada bagian lateral
telapak kaki.

3. Bentuk vesikuler subakut


Kelainan-kelainan yang timbul di mulai pada daerah sekitar antar jari, kemudian meluas
ke punggung kaki atau telapak kaki. Tampak ada vesikel dan bula yang terletak agak dalam di
16
bawah kulit, diserta perasaan gatal yang hebat. Bila vesikel-vesikel ini memecah akan
meninggalkan skuama melingkar yang disebut Collorette. Bila terjadi infeksi akan memperhebat
dan memperberat keadaan sehingga dapat terjadi erisipelas. Semua bentuk yang terdapat pada
Tinea pedis, dapat terjadi pada Tinea manus, yaitu dermatofitosis yang menyerang tangan.
Penyebab utamanya ialah : T .rubrum, T .mentagrofites, dan Epidermofiton flokosum.
Tinea manus dan Tinea pedis harus dibedakan dengan:
1. Dermatitis kontak akut alergis
2. Skabiasis
3. Psoriasispustulosa
TINEA UNGUIUM
(Onikomikosis = ring worm of the nails)
Penyakit ini dapat dibedakan dalam 3 bentuk tergantung jamur penyebab dan permulaan
dari dekstruksi kuku. Subinguinal proksimal bila dimulai dari pangkal kuku, Subinguinal distal
bila di mulai dari tepi ujung dan Leukonikia trikofita bila di mulai dari bawah kuku. Permukaan
kuku tampak suram tidak mengkilat lagi, rapuh dan disertai oleh subungual hiperkeratosis.
Dibawah kuku tampak adanya detritus yang banyak mengandung elemen jamur.
Onikomikosis ini merupakan penyakit jamur yang kronik sekali, penderita minta
pertolongan dokter setelah menderita penyakit ini setelah beberapa lama, karena penyakit ini
tidak memberikan keluhan subjektif, tidak gatal, dan tidak sakit. Kadang-kadang penderita baru
datang berobat setelah seluruh kukunya sudah terkena penyakit.
Penyebab utama adalah : T. rubrum, T. mentagrophytes

Diagnosis banding:
1. Kandidiasis kuku
2. Psoriasis yang menyerang kuku
3. Akrodermatitis persisten

17
TINEA BARBAE
Penderita Tinea barbae ini biasanya mengeluh rasa gatal di daerah jenggot, jambang dan
kumis, disertai rambut-rambut di daerah itu menjadi putus. Ada 2 bentuk yaitu superfisialis dan
kerion
1) Superfisialis
Kelainan-kelainan berupa gejala eritem, papel dan skuama yang mula-mula kecil
selanjutnya meluas ke arah luar dan memberi gambaran polisiklik, dengan bagian tepi yang aktif.
Biasanya gambaran seperti ini menyerupai tinea korporis.
2) Kerion
Bentuk ini membentuk lesi-lesi yang eritematous dengan ditutupi krusta atau abses kecil
dengan permukaan membasah oleh karena erosi.

Tinea barbae ini didiagnosa banding dengan :


1. Sikosis barbae (folikulitis oleh karena piokokus)
2. Karbunkel
3. Mikosis dalam

18
TINEA IMBRIKATA
Penyakit ini adalah bentuk yang khas dari Tinea korporis yang disebabkan oleh
Trikofiton konsentrikum. Gambaran klinik berupa makula yang eritematous dengan skuama
yang melingkar.
Apabila diraba terasa jelas skuamanya menghadap ke dalam. Pada umumnya pada bagian
tengah dari lesi tidak menunjukkan daerah yang lebih tenang, tetapi seluruh makula ditutupi oleh
skuama yang melingkar. Penyakit ini sering menyerang seluruh permukaan tubuh sehingga
menyerupai :
1. Eritrodemia
2. Pempigus foliaseus
3. Iktiosis yang sudah menahun

PATOFISIOLOGI

Tinea kruris disebabkan oleh infeksi jamur golongan dermatofita. Dermatofita adalah golongan
jamur yang menyebabkan dermatofitosis. Golongan jamur ini mempunyai sifat mencernakan
keratin.

19
Derrmatofita termasuk kelas Fungi imperfecti, yang terbagi dalam tiga genus, yaitu
Microsporum, Trichophyton, dan Epidermophyton. Penyebab Tinea kruris sendiri sering kali
oleh Epidermophyton floccosum, namun dapat pula oleh Trichophyton rubrum, Trichophyton
mentagrophytes, dan Trichophyton verrucosum.

Golongan jamur ini dapat mencerna keratin kulit oleh karena mempunyai daya tarik kepada
keratin (keratinofilik) sehingga infeksi jamur ini dapat menyerang lapisan-lapisan kulit mulai
dari stratum korneum sampai dengan stratum basalis. Selain sifat keratofilik masih banyak sifat
yang sama di antara dermatofita, misalnya sifat faali, taksonomis, antigenik, kebutuhan zat
makanan untuk pertumbuhannya, dan penyebab penyakit. Jamur ini mudah hidup pada medium
dengan variasi pH yang luas. Jamur ini dapat hidup sebagai saprofit tanpa menyebabkan suatu
kelainan apapun di dalam berbagai organ manusia atau hewan. Pada keadaan tertentu sifat jamur
dapat berubah menjadi patogen dan menyebabkan penyakit bahkan ada yang berakhir fatal.
Beberapa jamur hanya menyerang manusia (antropofilik), dan yang lainnya terutama menyerang
hewan (zoofilik) walau kadang-kadang bisa menyerang manusia. Apabila jamur hewan
menimbulkan lesi kulit pada manusia, keberadaan jamur tersebut sering menyebabkan terjadinya
suatu reaksi inflamasi yang hebat. Penularan biasanya terjadi karena adanya kontak dengan
debris keratin yang mengandung hifa jamur.

MANIFESTASI

Umumnya gejala-gejala klinik yang ditimbulkan oleh golongan geofilik pada manusia
bersifat akut dan sedang namun lebih mudah sembuh. Dermatofita yang antropofilik terutama
menyerang manusia, karena memilih manusia sebagai hospes tetapnya. Golongan jamur ini dapat
menyebabkan perjalanan penyakit menjadi menahun dan residif , karena reaksi penolakan tubuh
yang sangat ringan. Contoh jamur yang antropofilik ialah: Microsporum audoinii dan
Trichophyton rubrum.

DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING


Pemeriksaan mikologik dapat membantu dalam menegakan diagnosis. Pemeriksaan
dalam menentukan diagnosis infeksi dermatofitosis terdiri dari pemeriksaan langsung sediaan
basah dan biakan.

20
Pemeriksaan langsung
Pengambilan spesimen
Pengambilan specimen dimulakan dengan membersihkan lokasi lesi dengan
alcohol/spiritus 70%. Untuk pengambilan specimen pada kulit tidak berambut (kulit glabrosa)
pengerokan dilakukan dari bagian tepi lesi sampai ke bagian sedikit di luar kelainan sisik kulit
menggunakan skapel tumpul steril. Untuk pengambilan spesimen di kulit berambut, rambut pada
kulit yang mengalami kelainan dicabut dan kulit di bagian itu dikerok untuk mengumpulkan sisik
kulit dan pus. Dalam pengambilan specimen di kuku, spesimen diambil dari permukaan kuku
yang sakit dan dipotong sedalam-dalamnya sehingga mengenai seluruh tebal kuku dan bahan di
bawah kuku diambil.

Pemeriksaan mikroskopis
Pemeriksaan mikroskopis dimulai dengan penyediaan slide, bahan diletakan di atas gelas
alas kemudian di tambah 1-2 tetes larutan KOH. Konsentrasi larutan KOH untuk sediaan rambut
adalah 10%, untuk kulit 20% dan untuk kuku 30%. Setelah sediaan dicampurkan dengan larutan
KOH, sediaan ditunggu 15-20 menit untuk melarutkan jaringan. Untuk mempercepatkan proses
pelarutan dapat dilakukan pemanasan sediaan basah dia atas api kecil sehingga berlaku
penguapan. Untuk melihat elemen jamur ditambahkan zat pewarna pada sediaan KOH, tinta
parker blue-black. Elemen jamur dapat diperhatikan di bawah mikroskop cahaya dengan
pembesaran 100x dan 400x.
Pada sediaan kuku dan kulit dapat dilihat hifa sebagai garis sejajar terbahagi oleh sekat
lengkap dan bercabang. Terlihat juga spora berderet (artrospora).Pada sediaan rambut terlihat
spora kecil (mikrospora) dan spora besar (makrospora). Spora yang kelihatan bisa tersusun di
luar rambut (ektotriks) atau di dalam rambut (endotriks). Kadang-kadang dapat terlihat hifa pada
sediaan rambut.

21
22
Pemeriksaan dengan pembiakan
Pemeriksaan pembiakan dapat dilakukan untuk menyokong pemeriksaan sediaan
langsung dan menentukan spesies dermatofita.Pemeriksaan ini dilakukan dengan menanam
bahan klinis dalam media buatan, medium agar dekstrosa Sabouraud. Pada medium ditambahkan
23
antibiotic, Kloramfenikol untuk menghindarkan kontaminasi bakterial maupun jamur
kontaminan.

PENATALAKSANAAN
Terapi lokal
Infeksi pada badan dan lipat paha dan lesi-lesi superfisialis, di daerah jenggot,
telapak tangan dan kaki, biasanya dapat diobati dengan pengobatan topikal saja.
1.) Lesi-lesi yang meradang akut dengan vesikula dan eksudat harus dirawat dengan kompres
basah secara terbuka, dengan berselang-selang atau terus menerus. Vesikel harus dikempeskan
tetapi kulitnya harus tetap utuh.
2. Toksilat, haloprogin, tolnaftate dan derivat imidazol seperti mikonasol, ekonasol, bifonasol,
kotrimasol dalam bentuk larutan atau krem dengan konsentrasi 1-2% dioleskan 2 x sehari akan
menghasilkan penyembuhan dalam waktu 1-3 minggu.
3. Lesi hiperkeratosis yang tebal, seperti pada telapak tangan atau kaki memerlukan terapi lokal
dengan obat-obatan yang mengandung bahan keratolitik seperti asam salisilat 3-6%. Obat ini
akan menyebabkan kulit menjadi lunak dan mengelupas. Obat-obat keratolitik dapat
mengadakan sensitasi kulit sehingga perlu hati-hati kalau menggunakannya.
4. Pengobatan infeksi jamur pada kuku, jarang atau sukar untuk mencapai kesembuhan total.
Kuku yang menebal dapat ditipiskan secara mekanis misalnya dengan kertas amplas, untuk
mengurangi keluhan-keluhan kosmetika. Pemakaian haloprogin lokal atau larutan derivat asol
bisa menolong. Pencabutan kuku jari kaki dengan operasi, bersamaan dengan terapi griseofulvin
sistemik, merupakan satu-satunya pengobatan yang bisa diandalkan terhadap onikomikosis jari
kaki.

Terapi sistemik
Pengobatan sistemik pada umumnya mempergunakan griseofulvin. Griseofulvin adalah
suatu antibiotika fungisidal yang dibuat dari biakan spesies penisillium. Obat ini sangat manjur
terhadap segala jamur dermatofitosis. Griseofulvin diserap lebih cepat oleh saluran pencernaan
apabila diberi bersama-sama dengan makanan yang banyak mengandung lemak, tetapi absorpsi

24
total setelah 24 jam tetap dan tidak dipengaruhi apakah griseofulvin diminum bersamaan waktu
makan atau diantara waktu makan.
Dosis rata-rata orang dewasa 500 mg per hari. Pemberian pengobatan dilakukan 4 x
sehari, 2 x sehari atau sekali sehari. Untuk anak-anak dianjurkan 5 mg per kg berat badan dan
lamanya pemberian adalah 10 hari. Salep ketokonasol dapat diberikan 2 x sehari dalam waktu 14
hari.

KOMPLIKASI
Pada penderita Tinea kruris dapat terjadi komplikasi infeksi sekunder oleh organisme candida
atau bakteri. Pemberian obat steroid topikal dapat mengakibatkan eksaserbasi jamur sehingga
menyebabkan penyakit menyebar.

PENCEGAHAN

Pengobatan Pencegahan :
1.) Perkembangan infeksi jamur diperberat oleh panas, basah dan maserasi. Jika faktor-faktor
lingkungan ini tidak diobati, kemungkinan penyembuhan akan lambat. Daerah intertrigo atau
daerah antara jari-jari sesudah mandi harus dikeringkan betul dan diberi bedak pengering atau
bedak anti jamur.
2.) Alas kaki harus pas betul dan tidak terlalu ketat.
3.) Pasien dengan hiperhidrosis dianjurkan agar memakai kaos dari bahan katun yang menyerap
keringat, jangan memakai bahan yang terbuat dari wool atau bahan sintetis.
4.) Pakaian dan handuk agar sering diganti dan dicuci bersih-bersih dengan air panas.

PROGNOSIS
Perkembangan penyakit dermatofitosis dipengaruhi oleh bentuk klinik dan penyebab
penyakitnya disamping faktor-faktor yang memperberat atau memperingan penyakit. Apabila
faktor-faktor yang memperberat penyakit dapat dihilangkan, umumnya penyakit ini dapat hilang
sempurna.

25
LI.4. Menjaga Kesehatan Kulit menurut Islam

Menjaga kulit dan menutup aurat berdasarkan ajaran Islam.


Menjaga kulit dari sinar Matahari – Matahari memiliki peran utama dalam merusak kulit.
Anda perlu melindungi kulit dari matahari guna mencegah penuaan pada kulit. Matahari
sangat berpengaruh dalam membuat kulit berkerut, kering, dan membuat warna kulit berubah;
Penjarangan kulit, tekstur kulit, penipisan kulit serta penyakit kulit yang berhubungan dengan
paparan sinar matahari.

 Perintah menutup aurat

Aurat diambil dari perkataan Arab 'Aurah' yang berarti keaiban. Manakala dalam istilah fiiah
aurat diartikan sebagai bagian tubuh badan seseorang yang wajib ditutup atau dilindungi dari
pandangan.

Perintah menutup aurat telah difirmankan oleh Allah s.w.t dalam surah al-ahzab ayat 33
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku
seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan
ta'atilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa
dari kamu dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya”.

Manfaat menutup aurat:

1. Selamat dari adzab Allah (adzab neraka)

“Ada dua macam penghuni Neraka yang tak pernah kulihat sebelumnya; sekelompok laki-
laki yang memegang cemeti laksana ekor sapi, mereka mencambuk manusia dengannya.
Dan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang, sesat dan menyesatkan, yang
dikepala mereka ada sesuatu mirip punuk unta. Mereka (wanita-wanita seperti ini) tidak
akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya. Sedangkan bau surga itu tercium dari
jarak yang jauh” (HR. Muslim).

Imam An-Nawawi rahimahullah menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “Wanita-


wanita yang berpakaian namun telanjang” ialah mereka yang menutup sebagian tubuhnya
dan menampakkan sebagian lainnya dengan maksud menunjukkan kecantikannya.

2. Terhindar dari pelecehan

Banyaknya pelecehan seksual terhadap kaum wanita adalah akibat tingkah laku mereka
sendiri. Karena wanita merupakan fitnah (godaan) terbesar. Sebagaiman sabda Nabi
Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam,  
26
“Sepeninggalku tak ada fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada wanita.”
(HR. Bukhari)

ASAS AURAT

Islam telah menggariskan batasan aurat pada lelaki dan wanita.Aurat asas pada lelaki
adalah menutup antara pusat dan lutut. Manakala aurat wanita pula adalah menutup
seluruh badan kecuali muka dan tapak tangan.

1. Aurat Ketika Sembahyang


Aurat wanita ketika sembahyang adalah menutup seluruh badan kecuali muka dan tapak
tangan.

2. Aurat Ketika Sendirian


Aurat wanita ketika mereka bersendirian adalah bahagian anggota pusat dan lutut. Ini
bererti bahagian tubuh yang tidak boleh dilihat antara pusat dan lutut.

3. Aurat Ketika Bersama Mahram


Pada asasnya aurat seseorang wanita dengan mahramnya adalah antara pusat dan lutut.
Walau pun begitu wanita dituntut agar menutup mana-mana bahagian tubuh badan yang
boleh menaikkan syahwat lelaki walaupun mahram sendiri.
Perkara ini dilakukan bagi menjaga adab dan tatsusila wanita terutana dalam menjaga
kehormatan agar perkara-perkara sumbang yang tidak diingini tidak akan berlaku.

Syarak telah menggariskan golongan yang dianggap sebagai mahram kepada seseorang
wanita iaitu :

1.Suami
2.Ayah mertua
3.Anak-anak lelaki termasuk cucu sama ada dari anak lelaki atau perempuan
4. Saudara lelaki kandung atau seibu atau sebapak
5. Anak saudara lelaki karena mereka ini tidak boleh dinikahi selama-lamanya
6. Anak saudara dari saudara perempuan
7. Sesama wanita sama ada kaitan keturunan atau seagama
8. Hamba sahaya
9. Pelayan yang tidak ada nafsu syahwat
10. Anak-anak kecil yang belum mempunyai syahwat terhadap wanita. Walau pun begitu,
bagi kanak-kanak yang telah mempunyai syahwat tetapi belum baligh,wanita dilarang
menampakkan aurat terhadap mereka.

27
 Berwudhu
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang
menyucikan/membersihkan diri”. (Al-Baqarah : 222)

Ajaran kebersihan dalam Agama Islam berpangkal atau merupakan konsekusensi


dari pada iman kepada Allah, berupaya menjadikan dirinya suci/bersih supaya Ia
berpeluang mendekat kepada Allah SWT.
Kebersihan itu bersumber dari iman dan merupakan bagian dari iman. Dengan demikian
kebersihan dalam Islam mempunyai aspek ibadah dan aspek moral, dan karena itu sering
juga dipakai kata “bersuci” sebagai padanan kata “membersihkan/melakukan
kebersihan”.

Ajaran kebersihan tidak hanya merupakan slogan atau teori belaka, tetapi harus dijadikan
pola hidup praktis, yang mendidik manusia hidup bersih sepanjang masa, bahkan
dikembangkan dalam hukum Islam. Dalam rangka inilah dikenal sarana-sarana
kebersihan yang termasuk kelompok ibadah, seperti : wudhlu, tayamum, mandi (ghusl),
pembersihan gigi (siwak).

Adanya kewajiban shalat 5 waktu sehari merupakan jaminan terpeliharanya kebersihan


badan secara terbatas dan minimal, karena ibadah shalat itu baru sah kalau orang terlebih
dahulu membersihkan diri dengan berwudhlu. Demikian juga ibadah tersebut baru sah
jika pakaian dan tempat dimana kita melakukannya memang bersih. Jadi jaminan
kebersihan diri, pakaian dan lingkungan mereka yang melaksanakannya. Disinilah
letaknya ibadah itu ikut berperan membina kesehatan jasmani selain tentunya peran
utamanya membina kesehatan jiwa/rohani manusia.

28
DAFTAR PUSTAKA

1. Gunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdi (2007) Farmakologi dan Terapi edisi 5, Jakarta,
Balai Penerbit FKUI
2. Mansjoer A., Triyanti K, dkk. (2001). Kapita Selekta Kedokteran Edisi ke-3 jilid 1.
Jakarta : Media Aesculapius
3. Sherwood, Lauralee.2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 2. Jakarta : EGC
4. Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta : EGC
5. Snell, Richard.S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi 6. Jakarta.
EGC
6. Sudoyo,Aru W,dkk.2006.Ilmu Penyakit Dalam edisi 4 jilid 2.jakarta:balai pustaka FKUI
7. http://alishlahfise.multiply.com/journal/item/10
8. http://www.mail-archive.com/syiar-islam@yahoogroups.com/msg06863.html

29

Anda mungkin juga menyukai