PENDAHULUAN
1.1 Pemicu
Seorang siswa sedang duduk ditaman. Ia mengamati kulit dan rambut orang yang berlalu dari
berbagai usia, gender dan ras. Ia mengamati tampak perbedaan tekstur dan warna yang jelas
pada kulit dan rambut mereka.
1.3 Rumusan Masalah
Terlihat perbedaan tekstur dan warna pada kulit dan rambut pada setiap orang dari berbagai usia,
gender dan ras
1.4 Analisis Masalah
Kulit dan Rambut
Tekstur dan
Warna
Faktor yang mempengaruhi
Internal
Eksternal
1.5 Hipotesis
Perbedaan tekstur dan warna pada kulit dan rambut manusia dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal
1.6 Pertanyaan Diskusi
1. Bagaimana proses embriologi kulit?
2. Bagaimana anatomi kulit?
3. Bagaimana fisiologi kulit?
4. Bagaimana histologi kulit?
5. Bagaimana biokimia kulit?
6. Bagaimana pengaruh hormon terhadap kulit?
7. Apa saja derivate dari kulit?
8. Apa fungsi kulit dan rambut?
9. Bagaimana proses pertahanan tubuh dari kulit dan rambut?
10. Bagaimana proses pembentukan melanin?
11. Bagaimana proses pigmentasi pada kulit?
12. Bagaimana proses penuaan kulit?
13. Bagaimana pengaruh usia terhadap karakteristik kulit?
14. Bagaimana pengaruh jenis kelamin terhadap karakteristik kulit?
15. Bagaimana pengaruh nutrisi terhadap karakteristik kulit dan rambut?
16. Bagaimana pengaruh genetik terhadap perbedaan karakteristik warna pada kulit dan rambut?
17. Apa saja faktor yang mempengaruhi perbedaan karakteristik dan warna kulit?
18. Apa saja faktor yang mempengaruhi warna rambut?
19. Bagaimana pola pemeliharaan kulit dan rambut?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Embriologi kulit
Cakram mudigah akan memisah dari yolk sac. Lalu melalui pembentukan mesenkim yang
berasal dari somit akan terbentuk tubuh embrio yang berdimensi tiga, dan embrio juga akan
mendapatkan selubung ektoderm di semua sisinya, yang nantinya akan tetap berhubungan
dengan amnion melalui tali pusat.1
Lapisan epitel selubung ini (peridermis) mula-mula hanya terdiri atas satu lapis dan sangat
tipis (Gbr.34). Lapisan ini bertumpu pada lapisan mesenkim yang kaya akan proteodoglikan
tanpa pembuluh darah. Lapisan mesenkim ini berasal dari segmen dermatom somit di daerah
ekstremitas dan ektomesenkim krista neuralisdi daerah kepala.1
Gambar 2.1 perkembangan organ kulit. (a) Mula-mula tersusun ectoderm dan mesenkim
yang terletak di bawahnya. (b) lalu suatu lapisan tipis terbentuk di atas epitel yang terletak di
bawahnya (c) mulai dari bulan ke 3 epidermis lebi berlapis-lapis. (d) dan akhirnya mulai
membentuk lapisan tanduk.1
Mesenkim ini nantinya akan menginduksi diferensiasi lebih lanjut dari bakal epidermis
ektodermal kearah struktur yang tipikal untuk setiap daerah tubuh. Contohnya, epidermis
dinding perut bersifat tipis dan elastis, sedangkan epidermis pada telapak tangan dan kaki akan
menebal dan tahan terhadap daya mekanik. Kemudian perkembangan pertumbuhan rambut,
pembentukan pigmen dan distribusi kelenjar untuk setiap daerah yang khas ditentukan oleh
mesenkim dermis (corium) melalui sekresi faktor yang spesifik.
Pada bulan ke-2 epidermis ektodermal menjadi dua lapis yaitu epitel permukaan dan lapisan
basal.Lapisan sel permukaan (peridermis) terdiri atas sel-sel tipis, pipih, lebar, dan mampu
membelah, yang menangani pertukaran sejumlah besar zat (seperti air, elektrolit, glukosa, dll)
dengan cairan amnion.
Lapisan sel basal bersandar pada suatu membran basal dan pada bulan ke-3 mulai
berproliferasi dengan giat sehingga epidermis menjadi 3 lapis dan beberapa lapis lebih banyak
pada bulan ke-5.
Pada bulan ke-5 juga, proses keratinisasi dimulai, yakni terbentuknya selapis stratum
korneum sehingga peridermis akhirnya berdegradasi.
Kemudian ada yang namanya keratinosit dan sel mesenkim. Keratinosit akan menyekresi
faktor penghambat mitosis (chalone) yang mengurangi kecepatan mitosis sel basal, sedangkan
sel mesenkim dermis menyekresi faktor (contoh, faktor pertumbuhan epidermis, EGF), yang
meningkat kan kecepatan pembelahan epitel. Dengan cara ini, terbentuk suatu sistem umpan
balik antara lapisan permukaan dan lapisan kulit embrional yang lebih dalam, dan mencegah
terjadinya proses perkembangan atipik setempat dalam satu arah.
Selain mulai berproliferasi dengan giat, pada bulan ke-3 juga melanosit bermunculan pada
epidermis, yang berasal dari Krista neuralis, namun granula pigmennya (melanosom) tidak
disimpan, melainkan diberikan ke sel epidermis basal (transfer pigmen) sehingga menimbulkan
warna kecoklatan pada kulit.1
2.1.1 Epidermis
Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum, stratum granulosum, stratum
spinosum, dan stratum basale.2
a. Stratum korneum
Stratum korneum adalah lapisan kulit yang paling luar dan terdiri atas beberapa lapisan sel-sel
gepeng yang mati, tidak berinti, dan protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zat tanduk).
b. Stratum lusidum
Stratum lusidum terdapat langsung di bawah lapisan korneum, merupakan lapisan sel-sel gepeng
tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein yang disebut eleidin. Lapisan
tersebut tampak lebih jelas di telapak tangan dan kaki.
c. Stratum granulosum
Merupakan 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti di
antaranya. Butir-butir kasar ini terdiri atas keratohialin.
d. Stratum spinosum
Terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-beda karena
adanya proses mitosis. Protoplasmanya jernih karena banyak mengandung glikogen, dan inti
terletak ditengah-tengah. Sel-sel ini makin dekat ke permukaan makin gepeng bentuknya. Di
antara sel-sel stratum spinosun terdapat jembatan-jembatan antar sel yang terdiri atas
protoplasma dan tonofibril atau keratin. Pelekatan antar jembatan-jembatan ini membentuk
penebalan bulat kecil yang disebut nodulus Bizzozero. Di antara sel-sel spinosum terdapat pula
sel Langerhans. Sel-sel stratum spinosum mengandung banyak glikogen.
e. Stratum germinativum
Terdiri atas sel-sel berbentuk kubus yang tersusun vertical pada perbatasan dermo-epidermal
berbasis seperti pagar (palisade). Lapisan ini merupakan lapisan epidermis yang paling bawah.
Sel-sel basal ini mrngalami mitosis dan berfungsi reproduktif. Lapisan ini terdiri atas dua jenis
sel yaitu sel-sel yang berbentuk kolumnar dengan protoplasma basofilik inti lonjong dan besar,
dihubungkan satu dengan lain oleh jembatan antar sel, dan sel pembentuk melanin atau clear
cell yang merupakan sel-sel berwarna muda, dengan sitoplasma basofilik dan inti gelap, dan
mengandung butir pigmen (melanosomes)
2.2. Anatomi kulit
Pembagian kulit secara garis besar disusun oleh tiga bagian utama yaitu lapisan epidermis,
lapisan dermis, dan subkutis.
2.2.1 Epidermis
Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum, stratum granulosum,
stratum spinosum, dan stratum basale.4
a. Stratum korneum adalah lapisan kulit yang paling luar dan terdiri atas beberapa lapisan sel-sel
gepeng yang mati, tidak berinti, dan protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zat tanduk).
b. Stratum lusidum terdapat langsung di bawah lapisan korneum, merupakan lapisan sel-sel
gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein yang disebut eleidin.
Lapisan tersebut tampak lebih jelas di telapak tangan dan kaki.
c. Stratum granulosum merupakan 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar
dan terdapat inti di antaranya. Butir-butir kasar ini terdiri atas keratohialin.
d. Stratum spinosum terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang besarnya
berbeda-beda karena adanya proses mitosis. Protoplasmanya jernih karena banyak mengandung
glikogen, dan inti terletak ditengah-tengah. Sel-sel ini makin dekat ke permukaan makin gepeng
bentuknya. Di antara sel-sel stratum spinosun terdapat jembatan-jembatan antar sel yang terdiri
atas protoplasma dan tonofibril atau keratin. Pelekatan antar jembatan-jembatan ini membentuk
penebalan bulat kecil yang disebut nodulus Bizzozero. Di antara sel-sel spinosum terdapat pula
sel Langerhans. Sel-sel stratum spinosum mengandung banyak glikogen.
e. Stratum basalis terdiri atas sel-sel berbentuk kubus yang tersusun vertical pada perbatasan
dermo-epidermal berbasis seperti pagar (palisade). Lapisan ini merupakan lapisan epidermis
yang paling bawah. Sel-sel basal ini mrngalami mitosis dan berfungsi reproduktif. Lapisan ini
terdiri atas dua jenis sel yaitu sel-sel yang berbentuk kolumnar dengan protoplasma basofilik inti
lonjong dan besar, dihubungkan satu dengan lain oleh jembatan antar sel, dan sel pembentuk
melanin atau clear cell yang merupakan sel-selmberwarna muda, dengan sitoplasma basofilik
dan inti gelap, dan mengandung butir pigmen (melanosomes). 4
2.2.2. Lapisan Dermis
Lapisan yang terletak dibawah lapisan epidermis adalah lapisan dermis, yang jauh lebih
tebal daripada epidermis. Lapisan ini terdiri atas lapisan elastis dan fibrosa padat dengan
elemen-elemen selular dan folikel rambut. Secara garis besar dibagi menjadi 2 bagian yakni pars
papilare yaitu bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pembuluh
darah, dan pars retikulare yaitu bagian bawahnya yang menonjol kea rah subkutan, bagian ini
terdiri atas serabut-serabut penunjang misalnya serabut kolagen, elastin dan retikulin. 3
Dasar lapisan ini terdiri atas cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat, dibagian
ini terdapat pula fibroblast, membentuk ikatan yang mengandung hidrksiprolin dan hidroksisilin.
Kolagen muda bersifat lentur dengan bertambah umur menjadi kurang larut sehingga makin
stabil. Retikulin mirip kolagen muda. Serabut elastin biasanya bergelombang, berbentuk amorf
dan mudah mengembang serta lebih elastis.3
2.2.3. Lapisan Subkutis
Lapisan subkutis adalah kelanjutan dermis yang terdiri atas jaringan ikat longgarberisi sel-
sel lemak di dalamnya. Sel-sel lemak merupakan sel bulat, besar, dengan inti terdesak ke pinggir
sitoplasma lemak yang bertambah. Sel-sel ini membentuk kelompok yang dipisahkan satu
dengan yang lain oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan sel-sel lemak disebut panikulus adipose,
berfungsi sebagai cadangan makanan. Di lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh
darah, dan getah bening. Tebal tipisnya jaringan lemak tidak sama bergantung pada lokasinya.
Di abdomen dapat mencapai ketebalan 3 cm, di daerah kelopak mata dan penis sangat sedikit.
Lapisan lemak ini juga merupakan bantalan.3
Vaskularisasi di kulit diatur oleh 2 pleksus, yaitu pleksus yang terletak di bagian atas dermis
(pleksus superficial) dan yang terletak di subkutis (pleksus profunda). Pleksus yang di dermis
bagian atas mengadakan anastomosis di papil dermis, pleksus yang di subkutis dan di pars
retikulare juga mengadakan anastomosis, di bagian ini pembuluh darah berukuran lebih besar.
Bergandengan dengan pembuluh darah teedapat saluran getah bening.3
a. Fase anagen (fase pertumbuhan)
Fase anagen adalah fase pertumbuhan rambut ketika papil rambut terus membentuk selrambut s
ecara mitosis. Fase anagen berlangsung 2-6 tahun.
b. Fase katagen (fase istirahat)
Fase ini berlangsung hanya beberapa minggu.
c. Fase telogen (fase kerontokan)
Fase ini berlangsung antara 90-100 hari.Pada akhir fase ini, folikel rambut beralih ke
faseanagen secaras pontan
2.2.Melanosit6
Melanosit merupakan salah satu jenis sel yang ditemukan di lapisan epidermis kulit, meliputi
7-10% sel yang ada di epidermis. Sel melanosit terdapat pada stratum basale dan paling jauh
terdapat pada lapisan stratum spinosum. Sel ini berasal dari lapisan ektoderm (krista neuralis).
Bentuk dari sel ini kecil, bercabang dendritik, serta paling banyak ditemukan pada kulit muka
dan genitalia eksterna.
Jumlah melanosit pada setiap individu relatif sama walaupun memiliki ras yang berbeda.
Perbedaan warna kulit terutama ditentukan oleh aktivitas pembentukan melanin. Melanosit
mensistesis pigmen melanin di melanosom. Pigmen tersebut tidak disimpan tetapi
didistribusikan ke sitoplasma sel-sel keratinosit yang berada di sekitarnya.
2.3.Sel Langerhans6
Merupakan sel dendritik yang berbentuk bintang (stelata) yang ditemukan di antara
keratinosit pada daerah atas stratum spinosum. Permukaan selnya mempunyai reseptor
permukaan penanda imunologis yang mirip makrofag. Sel ini berfungsi mengikat antigen dan
merupakan sel pembawa antigen (APC) sehingga limfosit T bereaksi terhadap antigen yang
dibawanya. Sel Langerhans juga memiliki peran penting dalam respon alergi kontak (dermatitis
kontak) dan respon imun selular lain pada kulit.
2.4.Sel Merkel6
Sel Merkel merupakan sel yang terdapat di epidermis kulit dengan jumlah yang paling sedikit di
bandingkan sel-sel yang lain. Sel ini berdasarkan embriologinya berasal dari krista neuralis. Sel
merkel dapat ditemukan di stratum basal kulit tebal terutama pd ujung jari, dan juga dapat di
temukan di folikel rambut dan mukosa mulut. Bentuk sel besar, sitoplasma bercabang pendek.
Serat saraf tak bermielin tampak menembus membran basalnya, melebar seperti cakram dan
menempel pd bagian basal sel. Fungsi dari sel ini adalah sebagai mekanoreseptor.
2.4.2Histologi Rambut6
2.4.2.1 Bagian-bagian pada rambut,
a. Batang rambut/ scapus pili
b. Akar rambut/ radix pili
c. Folikel rambut
d. Papila rambut dalam bulbus pili
e. Matrix pili
f. m. arektor pili
g. kelenjar sebasea + kelenjar keringat
2.4.2.2 Rambut mempunyai tiga lapisan utama yaitu:6
a. Medula pili, terletak paling tengah, biasanya tampak lebih terang daripada bagian lainnya. Sel-
selnya berbentuk polygonal, tersusun jarang satu sama lain. Di dalam sitoplasmanya terlihat
sedikit pigmen melanin. Ingat, bahwa tidak semua rambut mempunyai medulla.
b. Korteks pili, merupakan bagian yang paling tebal, struktur sel dalam lapisan ini tidak jelas
karena tertutup pigmen melanin.
c. Kutikula pili, lapisan ini kadang dapat terlihat jelas. Sel-sel yang menyusun lapisan ini sangat
gepeng, saling berselip, berhimpitan dengan sel-sel kutikula sarung akar rambut dalam, sehingga
sulit dibedakan satu dengan lainnya.
2.4.2.3 Sarung akar rambut
Kemudian folikel rambut, terdiri atas sarung akar rambut dalam dan sarung akar rambut luar.
Sarung akar rambut dalam mempunyai 3 lapisan,, dari dalam keluar berturut-turut yaitu:6
a. Kutikula sarung akar rambut, sukar dikenali karena menyatu dengan kutikula pili.
b. Lapisan Huxley, mempunyai granula trikohialin, biasanya mudah dikenali, struktur sel menjadi
kabur karena inti selnya tertutup granula ini.
c. Lapisan Henle, kadang tidak tampak karena sering hanya satu atau dua lapis sel saja, sel-selnya
tampak jernih karena tidak mempunyai granula.
Sarung akar rambut luar, merupakan lanjutan stratum Malpighi epidermis, sehingga
mempunyai gambaran yang sama. Sel-selnya tampak lebih padat dan kecil-kecil. Bagian paling
luar sarung ini juga mempunyai lanjutan membran basalis epidermis, di sini tampak lebih tebal
dan terang sehingga disebut membrana vitrea (“glassy membrane”) Bila akar rambut diikuti
terus ke bawah, maka terdapat matrix pili yang sel-selnya relatif lebih besar. Sel-sel ini tersusun
di puncak papila pili. Jaringan yang menyusun papila pili adalah jaringan ikat jarang yang
menonjol ke dasar bulbus pili.Kebanyakan sajian dapat dilihat berkas otot polos yang
membentuk arektor pili.6
2.5. Biokimia kulit
Protein penyusun kulit yang utama adalah zat keratin, kolagen, elastin dan melanin.
2.1.Keratin
Keratin merupakan protein struktural terpenting (merupakan intermediate filament) dari
jaringan epitel yang memberi fungsi struktural. Intermediate filament ini memiliki diameter
sekitar 8-10 nm. Keratin banyak ditemukan di kulit bagian lapisan tanduk, kuku dan rambut.
Secara biokimia, keratin merupakan untaian -heliks yang panjang diselingi oleh segmen non
heliks pendek. -heliks adalah asam amino yang memutar ke arah kanan yang disebut heliks
karena susunannya yang tidak menetap. Keratin memiliki dua tipe, tipe yang pertama disebut
keratin asam (tipe I, ± 310 aa), sedangkan tipe yang kedua adalah keratin basa (tipe II, ± 310 aa)
yang memiliki ujung karboksil yang lebih panjang. Baik tipe I maupun tipe II memiliki struktur
yang sama, yaitu bagian –NH2 yang membentuk kepala, dan bagian -COOH yang membentuk
ekornya.7
Keratin tipe I dan II yang masing-masing memiliki 15 varian ini akan berpilin, berikatan
membentuk coiled coil atau kumparan yang disebut struktur heterodimer. Kontak antara kedua
jenis-heliks dibentuk oleh rantai samping asam amino yang hidrofobik pada satu sisi dari tiap
heliks. Dua struktur heterodimer tadi akan tersusun secara antiparalel yang disebut protofilamen,
Dua protofilamen akan membentuk protofibril dimana empat protofibril akan membentuk
sebuah mikrofibril. Gambar 1 dapat memberi gambaran utuk komponen pembentuk serat ini. 7
Perlu dipahami bahwa keratin yang berbeda akan diekspresikan pada sel yang berbeda.
Contohnya pada lamina basal dari epidermis kulit, K14 adalah keratin tipe I terbanyak dan K15
adalah keratin tipe 2 terbanyak; Stratum spinosum dan granulosum, K10 dan K1 adalah keratin
tipe I dan II terbanyak; sedangkan pada single-layeredepithelial cells keratin yang diekspresikan
paling banyak adalah K18, 19, 20 (tipe nI) dan K7,8 (tipe II); pada kuku dan rambut berbagai
pasangan keratin lainnya.7
Keratin kemiliki kekhasan yaitu banyak mengandung sistein, sistin (sistein-
sistein). Sisteinmerupakan asam amino yang mengandung sulfur (sehingga jika rambut (yang zat
mengandung keratin)dibakar, akan tercium bau sulfur, bau sengit) sedangkan
sistin merupakan ikatan antara 2 sistein. 2 sistein bergabung membentuk sistin. Sistein memiliki
ikatan S-H, dan sistin memiliki ikatan S-S. Pada perubahan jenis/tipe rambut yang permanen
misalnya, yang diganggu/di intervensi adalah ikatan sistinnya, ikatan S-S nya yang akan di
dekomposisi, di reduksi/diurai menjadi ikatan sistein (S-H). Dan dibentuk lagi ikatan S-S yang
baru.7
2.2.Kolagen
Salah satu hal yang membedakan kulit dari organ lainnya adalah penentu kekuatan
mekanisnya. Jika organ lain ditentukan oleh sel junction dan protein struktural pada sel, kulit
ditentukan oleh zar antar sel, terutama kolagen. Kolagen merupakan protein fibrosa yang
merupakan komponen utama jaringan ikat dan merupakan protein yang paling banyak
jumlahnya pada mamalia. Kolagen dapat dijumpai di tulang, tendon, kulit, pembuluh darah, dan
kornea mata. Sedikitnya terdapat 14 jenis kolagen, namun hanya kolagen tipe I, II, III, V, VI dan
Xi yang membentuk fibril. Kolagen tipe I dan III terdapat di kulit, pembuluh darah dan hollow
viscera; kolagen tipe I dan II banyak ditemukan di kartilago; sedangkan kolagen tipe IV
merupakan kolagen nonfibliar yang terpenting dan menyusun membrane basal. 7
Kolagen tipe I merupakan kolagen yang paling banyak di tubuh, terdiri dari 33% aa glisin,
dan 10% aa prolin, sisanya adalah asam amino 3-hydroxyproline, 4-hydroxyproline, dan 5-
hidroxilisin. Ketiga asam amino ini tidak memiliki kodon penyandi sehingga pembentukannya
dilakukan saat masa post-translasi. Kolagen tidak mengandung asam amino essensial sehingga
kolagen tidak cocok untuk menjadi sumber makanan. Kolagen juga mengandung sedikit
karbohidrat pada bagian hydroxilisin dengan konstituen glu-gal. Kolagen tidak dapat larut dalam
air, akan tetapi pemanasan akan mengubah kolagen menjadi gelatin. 7
Struktur dasar penyusun kolagen adalah tropokolagen yang terdiri dari 3 polipeptida, yaitu
dua set a1(I) dan 1 set a2(I) yang memutar membentuk heliks dengan putaran ke arah kanan
seperti terlihat pada Gambar 2. Masing-masing polipeptida ini memiliki struktur yang unik,
yakni membentuk heliks poliproline tipe II yang berbeda dengan -heliks. Selain itu, polipeptida
ini menempatkan glisin pada setiap posisi yang ketiga dan setiap putaran terdiri dari 3 asam
amino sehingga residu glisin akan berada pada sisi yang sama. Struktur polipeptida distabilkan
dengan adanya sisi samping hydroxiproline dan proline, bukan dengan ikatan hidrogen. 7
Tropokolagen akan membentuk tali tambang dengan menyusun diri secara parallel
dengan bentuk yang sangat khas, seperti Gambar 2.8. Dengan struktur seperti ini, kolagen akan
terlihat membentuk lapisan saat di bawah mikroskop elektron, struktur ini disebut serabut
kolagen atau kolagen fibril. Fibril ini sangat kuat, hanya dengan diameter 1 mm, fibril kolagen
dapat menahan beban hingga 10 Kg, karena itu serat ini banyak ditemukan di tendon. Kolagen
juga tahan lama, dimana usianya dimulai dari mingguan (pada pembuluh darah dan scar) hingga
masa tahunan (pada tulanag). Kolagen bersifat sangat tahan terhadap protease biasa (pepsin dan
renin) sehingga butuh protease khusus berupa kolagenase ekstraseluler yang memotong ikatan
peptida pada tiga perempat panjang teriple heliks tadi. Fragmen ini akan membuka secara spotan
dan akhirnya dipotong oleh protease7
Seperti semua protein ekstraseluler, kolagen dikeluarkan melalui jalur sekretori.
Polipeptida disintesis di ribosom pada RE dinamakan pre-prokolagen yang terdiri dari kurang
lebih 1050 aa. Pada bagian terminalnya, temukan bagian perpanjangan yang disebut propeptida,
sejumlah ± 170 aa di ujung amina dan ±220 aa di ujung karboksil. Jalur dari prekolagen menjadi
kolagen yang matur tergambar pada Gambar 2.9. 7
Keterangan : 7
1. Polipeptida akan disintesis di ribosom oleh RER, kemudian sinyal peptidase akan memotong 25
aa pada bagian ujung amino, membentuk pre-prokolagen menjadi prokolagen.
2. Terbentuk ikatan disulfat intrachain pada rantai 1(1) pada ujung amina dan ikatan
disulfidainterchain pada ujung karboksilat.
3. Terjadi hidroksilasi rantai samping prolyl dan lysyl, sehingga dibutuhkan 4-hydroxyproline, 3-
hydroxyproline, 5-hydroxylysine.
4. Beberapa residu pro dan lys mengalami hidroksilasi. Setelah di hidroksilasi, 5-hidroksi-lys
mengalami glikosilasi dengan prekursor UDP-Galaktosa dan UDP-Glukosa.
5. Pembentukan tripel heliks dari terminal C ke terminal N. Perlu diperhatikan proses ini adalah
ikatan sulfida akan membantu menginisiasi proses ini. Apabila terjadi keterlambatan
pembentukan heliks, maka glikosilasi akan terjadi terus menerus.
6. Prokolagen kan disekresi dari sel, yaitu dalam bentuk tripel heliks. Pada saat ini, molekul coil
yang bersifat improper berdegenerasi di dalam sel.
7. Propeptida (170aa pada ujung N dan 220 aa pada ujung C) dilepaskan oleh protease ekstrasel –
prokolagen diubah menjadi tropokolagen atau telopeptida (molekul nonhelikal pendek yang
terletak di ujung).
8. Tropokolagen yang telah terpotong ujungnya akan bersatu membentuk fibril. Propeptida
berfungsi untuk menghambat terbentuknya fibril yang terjadi di dalam sel dan juga berfungsi
untuk menginisiasi triple heliks
9. Fibril akan menggandakan cross-linked dengan bantuan enzim lysyl oksidase. Enzim ini
membutuhkan oksigen dan coper yang bekerja pada ujung tropokolagen. Mekanisme yang
terjadi adalah mengoksidasi residu alisil lainnya dan membentuk ikatan yang sangat kuat.
Pada manusia dengan usia yang lebih tua, kolagen akan memiliki ikatan persilangan lebih
banyak dibandingkan dengan manusia dengan umur yang lebih muda. Selain itu, asam askorbat
juga berperan sangat penting untuk mengkatalis reaksi hidroksilasi prolil dan lysil. Penyakit
akibat kekurangan vitamin C adalah scurvy yang ditandai dengan kolagen yang muidah
terdenaturasi pada suhu ruangan. 7
2.3.Elastin
Elastin bersama-sama dengan mikrofibril disekitarnya memegang peranan penting untuk
mengembalikan struktur ke bentuk semula setelah mengalami deformasi mekanik. 7 Elastin
terdiri dari asam amino glisin (31%), alanin (22%), prolin (11%), dan sedikit 4-hidroksiproline,
namun tidak mengandung OH-Lys (pembeda dengan kolagen). Elastin disintesis sebagai
monomer solubel – tropoelastin. Sebagai residu Pro mengalami hidroksilasi menjadi OH-Pro.
Alisin membentuk cross-linked antara tiap fibril sehingga membutuhkan enzim lysil oksidase.
Akan tetapi, yang unik padacross-linked elastin adalah adanya desmosin (tidak terdapat pada
kolagen). 7
Elastin dapar meregang dan memendek seperti karet. Hal ini dimungkinkan karena
adanya interaksi hidrofobik pada rantai samping. Pada peregangan, ikatan ini hilang tetapi masih
ada ikatan kovalen yang menahan agar elastin kembali ke bentuk semula seperti terlihat pada
Gambar 2.11. 7
Serat Elastin dikelilingi oleh mikrofibril. Mikrofibril yang penting adalah fibrilin-1.
Defek pada fibrilin-1 akan menyebabkan Marfan Syndrome Banyak pesien meninggal karena
ruptur aorta. 7
2.4.Melanin
Melanin adalah produk dari melanosit dan berfungsi untuk membedakan warna kulit.
Melanin disintesis dalam dua bentuk, yakni berwarna gelap-coklat kehitaman (ditemukan pada
rambut dan retina manusia) yang dinamakan eumelanin dan pheomelanin yang berwarna kuning
cerah. Tirosinase akan mengkatalis pembentukan melanin dan tirosin yang dikenal dengan jalur
Raper Manson 32. Tirosinase mengubah tirosin menjadi DOPAquinon, dengan produk
intermediet berupa DOPA yang tetap terikat pada sisi aktif tirosinase.
Proses ini mengubah DOPA menjadi DOPAquinon. Step ini memungkinkan transisi ke
ikatan dengan oksigen dengan mereduksi tembaga pada sisi aktifnya. Dengan bantuan oksigen,
tirosinase bisa menggunakan tirosin dan DOPA sebagai substratnya. Yang menarik dari
tirosinase adalah DOPA dapat memicu maturasi tirosinase dangan menginduksi transport dari
RE ke Golgi. 8
Tirosin menjadi DOPA dan DOPA menjadi DOPAquinon dikatalis oleh enzim tirosinase.
DOPA dapat dengan spontan teroksidasi menjadi melanin. Oleh karena itu, kecepatan sintesis
melanin dari tirosin dikendalikan oleh tahapan tirosin menjadi DOPA2
DOPA dibutuhkan secara terus menerus untuk aktifitas dari tirosinase sehingga terus
menerus dapat berubah menjadi DOPAquinon. Salah satu mekanisme adalah endocyclization
spontan dari DOPAquinon menjadi cyclodopa. Jalur alternative adalah DOPAquinon direduksi
menjadi DOPA dengan mengoksidasi gugus sulfihidril pada tirosinase yang membentuk gugus
disulfide yang diperlukan untuk menstabilkan protein. 8
Melanin adalah campuran pheomelanin dan eumelanin monomer yang rasionya
menentukan warna akhir dari kulit. Karakteristik melanin adalah kemampuannya mengabsorbsi
sinar UV dan memproteksi DNA dari kerusakan. Akan tetapi, intermediet dari sintesis
melanindan melanin sendiri bisa berbahaya. Quinon yang diproduksi tirosinase adalah bersifat
sitotoksik dan memediasi kematian sel apabila terdapat dalam konsentrasi tinggi. Melanin dapat
bersifat fotoreaktif dan merusak DNA sengan memproduksi oksigen reaktif terhadap kelebihan
UVA. Peningkatan jumloah pheomelanin dan intermediet melanin – diekstrak dari kulit kerang –
menginduksi kerusakan DNA yang lebih tinggi pada kulit terang tidak disebabkan oleh proteksi
natural melainkan pheomelanin yang berlebihan dan bersifat mutagenesis. 8
b. Kuku
Kuku adalah bagian dari terminal lapisan tanduk (stratum korneum) yang menebal.
Bagain kuku yang terbenam dalam kulit jari disebut akar kuku (nail root), bagain terbuka diatas
dasar jaringan lunak kulit pada ujung jari disebut badan kuku (nail plate), yang paling ujung
adalah bagian kuku yang bebas. Kuku tumbuh dari akar kukukeluar dengan kecepatan tumbuh
kira-kira 1 mm per minggu.3
Sisi kuku agak mencekung membentuk alur kuku (nail groove). Kulit tipis yang
menutupi kuku di bagaian proksimal disebut eponikium. Kulit yang ditutupi bagian kuku bebas
disebut hiponikium.3
c. Rambut
Rambut terdiri atas begian yang terbenam dalam kulit (akar rambut) dan bagaian yang
berada diluar kulit (batang rambut). Ada 2 macam tipe rambut, yaitu lanugo yang merupakan
rambut halus, tidak mengandung pigmen dan terdapat pada bayi dan rambut terminal yaitu
rambut yang lebih kasardengan banyak pigmen, mempunya medulla, dan terdapat pada orang
dewasa.3
Selain di kepala, rambut juga terdapat di bulu mata, rambut ketiak, rambut kemaluan,
kumis dan janggut yang pertumbuhannya dipengaruhi oleh hormone seks (androgen). Rambut
halus di dahi dan badan lain disebut rambut velus.
Rambut tumbuh secara siklik, fase anagen (pertumbuhan) berlangsung 2-6 tahun dengan
kecepatan tumbuh kira-kira 0.355 mm per hari. Fase telogen (istirahat) berlangsung beberapa
bulan. Diantara kedua fase tersebut terdapat fase katagen (involusi temporer). Pada saat 85%
seluruh rambut mengalami fase anagen dan 15% sisanya dalam fase telogen.3
Rambut normal dan sehat berkilat, elastis dan tidak mudah patah dan dapat menyerap air.
Komposis rambut terdiri atas karbon 50.60%, hidrogen 6.36%, nitrogen 17.14%, sulfur 5.0%
dan oksigen 20.80%. Rambut dapat mudah dibentuk dengan mempengaruhi gugsan disulfida
misalnya dengan panas atau bahan kimia.3
2.7.2 Fungsi Rambut
Rambut memiliki banyak fungsi yang penting bagi sesorang. Berikut adalah fungsi
rambut secara umum5:
a. Pengaturan suhu badan
Dalam kondisi dingin, pori-pori rambut akan mengecil. Dalam kondisi panas, maka kondisi
tersebut berlaku sebaliknya.
b. Fungsi sensorik
Rambut memperbesar efek rangsang sentuhan terhadap kulit. Sentuhan terhadap bulu mata
menimbulkan refleks menutup kelopak mata. Kepekaan kulit terhadap sentuhan berbanding
sejajar dengan kelebatan pertumbuhan rambut. Maka kulit kepala dengan kelebatan
pertumbuhan rambut 312/cm2 sangat peka terhadap sentuhan. Rambut meningkatkan kepekaan
kulit terhadap rangsangan sentuhan.
c. Fungsi motorik
Kandung rambut yang berhubungan dengan ujung syaraf perasa dengan cepat mampu bereaksi
terhadap keadaan yang menjadi penyebabnya, misal jika mendadak merasa tegang atau sangat
ketakutan, penegak rambut yang menempel di kandung rambut akan mengkerut (bulu kuduk
berdiri).
d. Indikator kematangan seksual
Pada laki-laki, kumis, jenggot, rambut dada, rambut pada kemaluan, dan rambut yang tumbuh di
perut berfungsi sebagai tanda kelamin sekunder yang merupakan ciri-ciri masa pubertas.
e. Fungsi proteksi
Walaupun memiliki struktur anatomi yang seperti benang, namun dengan kuantitas rambut yang
terbilang banyak, rambut dapat melindungi organ dibawahnya dengan cukup efektif.
Berdasarkan tempatnya, fungsi proteksi rambut dapat dibagi menjadi:
1) Pada kepala
Rambut pada kepala melindungi kulit kepala dari berbagai gesekan atau benturan, paparan sinar
matahari dan hawa dingin.
2) Pada Mata.
Rambut mata yang sering kita sebut sebagai alis atau bulu mata, selain untuk kecantikan dan
keindahan juga berfungsi sebagai penahan keringat dan hujan yang mengenai dahi dan kemudian
ke mata.
3) Pada Hidung
Dengan adanya rambut pada hidung, maka bakteri, jamur, ataupun debu yang masuk ke dalam
hidung akan terhambat dan tersaring. Tidak hanya itu saja, rambut pada hidung juga berfungsi
meningkatkan kelembaban udara yang dihirup. Hal ini sangat penting untuk proses respirasi
lanjutan.
4) Pertanda status sosial
Berkembangnya suatu peradaban membawa serta terbentuknya strata sosial.
5) Menunjukkan identitas profesi
Misalnya seperti guru, anggota TNI dan siswa memiliki keharusan berambut pendek, seniman
seperti penyair, pemusik, dan pelukis memiliki kebiasaan memelihara panjang rambutnya.
6) Penunjang penampilan (estetika)
Rambut pada kepala atau lebih sering diibaratkan sebagai mahkotanya kepala. Berhubungan
dengan ini, rambut juga membentuk bingkai dari wajah serta menambah keindahan dan garis
warna pada wajah.
Antigen terikat pada sel yang dapat mempresentasikan antigen seperti sel Langerhans,
makrofag dan dendrosit dermis. Sel tersebut akan memproses antigen dan mempresentasikan
fragmen antigen kepada limfosit spesifik.13 Dalam keadaan normal sejumlah kecil limfosit akan
melalui dermis di luar pembuluh darah.
Limfosit kemudian akan membentuk sel inflamasi perivaskular. Banyak ahli imunologis
berpendapat bahwa populasi limfosit di kulit dilengkapi oleh suatu program untuk beraksi
dengan antigen yang sebelumnya telah pernah kontak dengan kulit. Sirkulasi limfosit dari kulit
ke kelenjar limfe kembali ke kulit disebut homing. Limfosit homing masuk ke dalam kulit yang
tidak mengalami inflamasi untuk mencari adanya antigen. Bila ada antigen, limfosit akan
mengaktivasi sel endotel gepeng untuk mengumpulkan limfosit lain sebagai bagian dari reaksi
inflamasi yang ditimbulkannya. Bila limfosit spesifik yang telah tersentisisasi bereaksi dengan
antigen, respons imun dapat timbul. Kurang lebih 5% dari limfosit di dermis pada reaksi imun
yang diperantarai oleh sel adalah limfosit yang secara spesifik bereaksi terhadap antigen.
Limfosit tambahan dapat dikumpulkan ke area tersebut oleh limfokin yang dikeluarkan oleh
limfosit spesifik sebagai respons terhadap adanya antigen. Respons imun dapat pula ditimbulkan
di epidermis. Sel T masuk ke dalam epidermis dari dermis. Agar hal ini dapat terjadi sel T harus
melewati daerah membran basalis dan menembus keratinosit. Substansi mediator seperti IL-8
dianggap berperan terhadap penarikan limfosit ke dalam epidermis. Keratinosit memproduksi
IL-8 terutama bila dirangsang oleh gamma-interferon. Bila telah terdapat dalam epidermis,
limfosit dapat diaktivasi oleh sel Langerhans. Keadaan ini dapat memperkuat respons imun dan
membantu eliminasi antigen atau menghancurkan sel yang terinfeksi. Sejumlah sel helper dan
sel supresor pada infiltrat akan mengatur proses inflamasi yang terjadi.13
Proses melanisasi mleanosom terjadi di fase III dan IV sebelum melanosom di ekresikan ke
keratinosit. Di antara ras-ras kulit bangsa di dunia , tidak ada perbedaan jumlah melanosit.
perbedaan jumlah melanosit terdapat pada daerah –daerah tubuh tertentu di tubuh. Di kulit
kepala dan lengan (bagian yang tidak tertutup pakian) dengan 1mm 2 terdapat lebih kurang 2.000
melanosit epidermal. Sedangkan pada bagian badan lainnya, dalam 1 mm2 terdapat kurang lebih
1.000 melanosit epidermal. 15
Melanosom di dalam keratinosit akhirnya mengalami degradasi. Melanosom yang terbentuk
dari gabungan beberapa partikel dan besarnya kurang 1 mikron akan mengalami degradsi. Ini
terdapat pada ras Eropa (Kaukasoid), mongoloid, dan Indian Amerika . melanosom yang
besarnya lebih dari 1 mikron dan tunggal , tidak mengalami degradsi , misalnya terdapat pada
ras Negro dan Aborigin .Ukuran melanosom di pengaruhi oleh faktor genetik dan non-genetik,
misal nya penyinaran oleh sinar matahari.15
Telah terbukti adanya korelasi antara warna kulit dan besarnya melanosom . kulit hitam
memiliki melanosom besar, tunggal, padat dengan melanin , sedangkan melanosom pada orang
kulit putih tersusun atas partikel kecil yang bergabung dan tidak padat dengan melanin.15
2.11.2 Proses Penuaan kulit mempunyai dua fenomena yang saling berbeda, yaitu:18,19
a. Proses Menua Intrinsik (Intrinsic Aging)
Merupakan proses menua fisiologis yang berlangsung secara alamiah, disebabkan berbagai
faktor dari dalam tubuh. Seperti genetik, hormonal, dan rasial. Fenomena ini tidak dapat dicegah
dan mengakibatkan perubahan kulit yang menyeluruh sesuai dengan pertambahan usia.
b. Proses Menua Ekstrinsik (Extrinsic Aging)
Terjadi akibat berbagai faktor dari luar tubuh, seperti pola diet, stress, obat/bahan kimia dan
faktor lingkungan seperti sinar matahari, kelembaban udara, dan suhu dapat mempercepat proses
menua kulit sehingga terjadi penuaan dini.perubahan pada kulit terutama terjadi di daerah
terpajan seperti kulit wajah sehingga wajah terlihat lebih tua, tidak sesuai dengan usia yang
sebenarnya.
2.11.3 Perubahan perubahan pada kulit lansia
Perubahan perubahan pada kulit lansia bisa disebabkan histologic, fisiologik, maupun
klinik dan terjadi karena proses penuaan, baik bersifat intrinsic maupun ekstrinsik. Perubahan
tersebut antara lain, bentuk dan ukuran sel, menurunnya melanosi, penurunan jumlah sel
Langerhans. Dermis mengalami penurunan jumlah sel, vaskularisasi berkurang, hilangnya fungsi
elastisitas yang berakibat banyak terjadi kerutan.3
Demikian juga saraf, mikrosirkulasi serta kelenjar keringat mengalami penurunan secara
glandularm yang merupakan predisposisi untuk terjadinya penurunan termolegurasi, sensitivitas
terhadap panas. Kuku mengalami penurunan kecepatan pertumbuhan, dengan terjadinya
penipisan dan lempengan kuku, serta terjadinya kerapuhan dan keretakan kelenjar lemak
subkutan mengalami atrofi, misalnya pada pipi, ekstremitas bagian distal, tetapi juga terjadi
hipertofi pada paha pada wanita dan perut pada pria.3
2.11.4 Kelainan Histologi yang dapat terjadi akibat proses penuaan ini antara lain,18,19
a. Proses keratinisasi melambat, sehingga keratinosit jumlahnya menurun dan terjadi penipisann
pada lapisan epidermis.
b. Sirkulasi darah pada dermis menurun, sehingga suplai nutrisi dan oksigen menjadi menurun ke
lapisan epidermis. Hal ini dapat membuat sel-sel yang terdapat di epidermis menjadi mati.
c. Penurunan retensi air, keadaan ini menyebabkan sel akan kehilangan tekanan turgornya
sehingga akan banyak kehilangan air. Penurunan retensi air ini akan membuat seseorang mudah
mengalami dehidrasi.
d. Penurunan jumlah dan aktivitas fibroblast sehingga sintesis serat kolagen dan elastin menurun
yang mengakibatkan kekuatan struktural melemah dan fleksibilitas sel berkurang.
e. Disfungsi dari beberapa sel melanosit, sehingga terjadi distribusi yang tidak merata dari
melanosit dan melanogenesis meningkat tidak merata.
f. Penurunan jumlah Sel Langerhans. Penurunan jumlah sel langerhans ini turut mempengaruhi
penurunan dari sistem imunologi kulit.
Terdapatnya hormon testosteron pada laki-laki menyebabkan kulit laki-laki cenderung lebih
tebal daripada perempuan. Oleh karena itu, kondisi kolagen dan elastin pada kulit laki-laki lebih
padat daripada perempuan. Hal ini menyebabkan pria dapat tampak lebih muda dari wanita yang
sama usianya. Selain itu pengaruh hormon testosteron membuat wajah pria lebih berambut, lebih
kasar dengan pori-pori yang besar.
Penelitian menunjukan laki-laki memiliki skin melanin index dan transepidermal water
loss yang lebih tinggi dibandingkan perempuan. Selain itu kulit perempuan juga memiliki skin
erythema indexyang lebih tinggi dibandingkan laki-laki sehingga kulit perempuan lebih mudah
memerah saat terpapar sinar matahari (photosensitive)9.
2.15 Pengaruh genetik terhadap perbedaan karakteristik warna pada kulit dan rambut
Berdasarkan perbedaan sifat-sifat fisiknya, secara antropologis manusia digolongkan dalam
berbagai suku dan ras. Penggolongan ini didasarkan atas perbedaan parameter morfologis, salah
satunya adalah warna kulit. Perbedaan warna kulit ditentukan atas banyak sedikitnya melanin
pada kulit. Semakin banyak kandungan melanin, warna kulit semakin gelap. Gen yang mengatur
pembentukan melanin oleh sel melanosit adalah gen Multiallelic Melanocortin Stimulating
Hormone Receptor-1 (MC1R). Gen ini ini mengkode produksi melanin pada kulit dan rambut.
Apabila kulit terpapar sinar matahari, gen MC1R akan mengkode stimulasi hormon αMSH
selanjutnya hormon ini akan menstimulasi pembentukan melanin. Sehingga kerusakan sel kulit
akibat paparan sinar matahari dapat dihindari.22,23
Pada setiap manusia, gen yang dimiliki sama, namun ekspresi dari gen tersebut dapat
berbeda-beda. Hal ini dapat disebabkan banyak faktor, salah satunya adalah kondisi lingkungan
tempat tinggal. Selain perbedaan ekspresi gen, gen juga dapat mengalami mutasi (misal:
duplikasi, adisi, inversi). Pada orang Eropa yang berambut merah, terdapat mutasi MC1R yang
menyebabkan penggantian satu asam amino dengan asam amino lainnya, sedang pada populasi
Eropa dan Asia terdapat minimum 13 variasi berbeda dari gen MC1R, 10 diantaranya mengubah
protein MC1R dan 3 tidak (sinonim substitusi). Pada populasi Afrika, ada 5 varian gen MC1R,
semua sinonim dan tidak ada varian pada protein MC1R. Mutasi pada gen ini juga dapat
menentukan perbedaan penampilan fisik yang berbeda-beda antara satu orang dengan orang
lain.22,23
2.15.1 Pengaruh genetik terhadap warna kulit
Kebanyakan pigmen kulit manusia terdapat di dalam keratinosit, setelah di buat dalam melanosit
dan di transfer di dalam melanosom. Ada perbedaan dalam hal reproduksi, distribusi, dan
degradasi melanosom, tetapi tidak dalam hal jumlah melanosit. Akan tetapi, ada perbedaan
genetik yang penting dalam hal kemampuan merespon terhadap radiasi ultraviolet, yang
biasanya di sebut dengan tipe-tipe kulit. Berikut ini adalah tipe-tipe kulit,24
a. Tipe I
Selalu terbakar, tak oernah menjadi coklat
b. Tipe II
Mudah terbakar, sulit menjadi coklat
c. Tipe III
Kadang - kadang terbakar, mudah menjadi coklat
d. Tipe VI
Secara genetik coklat (misalnya India atau Mongoloid)
e. Tipe V
Secara genetik hitam (misalnya Kongoid atau Negroid). Respon pertama terhadap radiasi UV
adalah peningkatan distribusi melanosom. Hal ini dengan cepat dapat meningkatkan pigmentasi
pada lapisan basal.
2.15.2 Pengaruh genetik terhadap warna rambut
Warna rambut manusia dihasilkan oleh dua macam melanin-eumelanin pada rambut berwarna
hitam dan coklat, dan feomeleanin di rambut berwarna coklat kemerahan dan pirang. Warna
rambut yang berubah kelabu (uban) merupakan akibat dari berkurangnya aktivitas Tirosinase
dalam melanosit pada bulbulus rambut. Usia mulai tumbuhnya uban di tentukan secara genetik ,
tetapi faktor lain juga ikut mempengaruhi.24