Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA


TPB 18138 / 1 SKS
SISTEM INTEGUMEN

Dosen Pengampu:
Nurul Himmah, M.Pd.

Asisten Dosen:
Norfajrina, S.Pd
Zaida, S.Pd

Oleh:
Kasmiyah
NIM 190101110290

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
BANJARMASIN
SEPTEMBER 2021
PRAKTIKUM II
SISTEM INTEGUMEN

Tujuan : 1. Mengetahui letak susunan syaraf pada indra peraba


2. Mengetahui struktur penyusunan integumen
3. Mengetahui struktur penyusun dermis
4. Mengetahui struktur penyusunan epidermis
Hari, tanggal : Selasa, 28 September 2021
Tempat : Banjarmasin
A. ALAT DAN BAHAN
1. Alat :
a. Gambar Kulit
b. Atlas Anatomi Tubuh Manusia
c. Alat tulis

B. CARA KERJA
1. Menggambar bagian-bagian integumen.
2. Memberi keterangan bagaian-bagaian tersebut.
3. Memberi warna pada tiap-tiap jaringan.

C. TEORI DASAR

Gambar 1.1 Kulit


(Sumber: Harismi, 2020)
Kulit merupakan lapisan atau jaringan yang menutup seluruh bagian tubuh
manusia dan melindungi tubuh dari bahaya yang datang dari luar. Pada
dasarnya lapisan kulit sama di semua bagian tubuh, kecuali di telapak tangan,
telapak kaki, dan bibir. Memiliki tebal yang bervariasi dari 0,5mm di kelopak
mata sampai 4mm di telapak kaki. Pada kulit wajah sedikit berbeda karena
lapisan bawahnya terdapat banyak pembuluh darah, hal itu menyababkan
bagian kulit pada wajah gampang berdarah saat terkena goresan. Pembuluh
darah di wajah sangat sensitif terhadap pengaruh emosi, maka dari itu wajah
seseorang mudah menjadi merah saat emosinya terusik. Kulit merupakan organ
terbesar pada tubuh manusia, membungkus otot dan organ-organ dalam
manusia. Luas kulit pada orang dewasa mencapai 1,5 m2 dengan berat 15%
dari total berat badan. Kulit adalah organ yang esensial dan vital dapat
mencerminkan kesehatan dan kehidupan setiap orang.
Epidermis merupakan bagian lapisan terluar dari kulit yang terdiri dari
stratum korneum, stratum iusidum, stratum granulosum, stratum spinosum, dan
stratum basale. Stratum korneum (lapisan tanduk) merupakan lapisan kulit
yang luar dan terdiri dari beberapa lapis sel gepeng yang mati, stratum iusidium
berada setelah lapisan korneum yang merupakan lapisan sel gepeng tanpa inti
dengan protoplasma yang berubah menjadi protein yang disebut eledin.
Stratum granulosum (lapisan keratohialin) merupakan 2 atau 3 lapisan sel
gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti. Di bawah lapisan
epidermis terdapat lapisan dermis yang terdiri dari serabut kolagen, elastin, dan
retikulin. Lapisan dermis jauh lebih tebal dibanding dengan lapisan epidermis,
terdiri atas lapisan elastik dan fibrosa padat dengan elemen-elemen selular dan
folikel rambut. Dibagi menjadi dua garis besar, yaitu: Pars papilelare dan Pars
retikulare. Pars papilare adalah lapisan yang bagiannya menonjol ke epidermis
yang berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah, sedangkan pars retikulare
adalah bagian dibawahnya yang menonjol ke arah subkutan, terdiri dari
serabut-serabut penunjang. Dasar dari lapisan ini terdiri atas cairan kental asam
hialuronat dan kondroitin suflat. Lapisan kulit berikutnya yang terletak di
bawah dermis adalah lapisan subkutis atau biasa disebut dengan lapisan lemak.
Lapisan ini merupakan kelanjutan dari dermis, terdiri dari atas jaringan ikat
longgar yang berisi jaringan lemak di dalamya. Sel-sel ini membentuk
kelompok yang dipisahkan satu sama lain oleh trabekula yang fibrosa. Lapisam
sel lemak panikulus adiposa berfungsi sebagai cadangan makanan, terdapat
ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah, dan getah bening.
Menurut Sloane (1995) mengemukakan bahwa fungsi kulit ini adalah
memantau lingkungan dan berbagai mekanoreseptor dengan lokasi khusus di
kulit terhadap interaksi tubuh dengan objek fisis dan mekanik seperti paparan
sinar matahari yang dapat terjadi secara akut yaitu timbulnya reaksi terbakar
sunburn dan pigmentasi, maupun kronis yang dapat menyebabkan penuaan dini
dan pertumbuhan tumor.
Menurut Kalangi (2013) epidermis merupakan lapisan paling luar kulit dan
terdiri atas epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk. Epidermis hanya
terdiri dari jaringan epitel, tidak mempunyai pembuluh darah maupun limf;
oleh karenaitu semua nutrien dan oksigen diperoleh dari kapiler pada lapisan
dermis. Epitel berlapis gepeng pada epidermis ini tersusun oleh banyak lapis
sel yang disebut keratinosit. Sel-sel ini secara tetap diperbarui melalui mitosis
sel-sel dalam lapis basal yang secara berangsur digeser ke permukaan epitel.
Selama perjalanan-nya, sel-sel ini berdiferensiasi, membesar, dan
mengumpulkan filamen keratin dalam sitoplasmanya. Mendekati permukaan,
sel-sel ini mati dan secara tetap dilepaskan (terkelupas). Waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai permukaan adalah 20 sampai 30 hari. Modifikasi
struktur selama perjalanan ini disebut sitomorfosis dari sel-sel epider-mis.
Bentuknya yang berubah pada tingkat berbeda dalam epitel memungkinkan
pembagian dalam potongan histologik tegak lurus terhadap permukaan kulit.
Epidermis terdiri atas 5 lapisan yaitu, dari dalam ke luar, stratum basal, stratum
spinosum, stratum granulosum, stratum lusidum, dan stratum korneum.
1. Stratum basal (lapis basal, lapis benih)
Lapisan ini terletak paling dalam dan terdiri atas satu lapis sel yang tersusun
berderet-deret di atas membran basal dan melekat pada dermis di bawahnya.
Sel-selnya kuboid atau silindris. Intinya besar, jika dibanding ukuran selnya,
dan sitoplasmanya basofilik. Pada lapisan ini biasanya terlihat gambaran
mitotik sel, proliferasi selnya berfungsi untuk regenerasi epitel. Sel-sel pada
lapisan ini bermigrasi ke arah permukaan untuk memasok sel-sel pada
lapisan yang lebih superfisial. Pergerakan ini dipercepat oleh adalah luka,
dan regenerasinya dalam keadaan normal cepat.
2. Stratum spinosum (lapis taju)
Lapisan ini terdiri atas beberapa lapis sel yang besar-besar berbentuk
poligonal dengan inti lonjong. Sitoplasmanya kebiruan. Bila dilakukan
pengamatan dengan pembesaran obyektif 45x, maka pada dinding sel yang
berbatasan dengan sel di sebelahnya akan terlihat taju-taju yang seolah-olah
menghubungkan sel yang satu dengan yang lainnya. Pada taju inilah terletak
desmosom yang melekatkan sel-sel satu sama lain pada lapisan ini. Semakin
ke atas bentuk sel semakin gepeng.
3. Stratum granulosum (lapis berbutir)
Lapisan ini terdiri atas 2-4 lapis sel gepeng yang mengandung banyak
granula basofilik yang disebut granula kerato-hialin, yang dengan
mikroskop elektron ternyata merupakan partikel amorf tanpa membran
tetapi dikelilingi ribosom. Mikro-filamen melekat pada permukaan granula.
4. Stratum lusidum (lapis bening)
Lapisan ini dibentuk oleh 2-3 lapisan sel gepeng yang tembus cahaya, dan
agak eosinofilik. Tak ada inti maupun organel pada sel-sel lapisan ini.
Walaupun ada sedikit desmosom, tetapi pada lapisan ini adhesi kurang
sehingga pada sajian seringkali tampak garis celah yang memisahkan
stratum korneum dari lapisan lain di bawahnya.
5. Stratum korneum (lapis tanduk)
Lapisan ini terdiri atas banyak lapisan sel-sel mati, pipih dan tidak berinti
serta sitoplasmanya digantikan oleh keratin. Sel-sel yang paling permukaan
merupakan sisik zat tanduk yang terdehidrasi yang selalu terkelupas.
Sel-sel epidermis terdiri dari empat jenis yaitu keratinosit, melanosit, sel
Langerhans, dan sel Merkel. Keratinosit merupakan sel terbanyak (85-95%),
berasal dari ektoderm permukaan. Merupakan sel epitel yang mengalami
keratinisasi, menghasilkan lapisan kedap air dan perisai pelidung tubuh.
Melanosit meliputi 7-10% sel epidermis, merupakan sel kecil dengan cabang
dendritik panjang tipis dan berakhir pada keratinosit di stratum basal dan
spinosum. Terletak di antara sel pada stratum basal, folikel rambut dan sedikit
dalam dermis. Kemudian sel Langerhans merupakan sel dendritik yang
bentuknya ireguler, ditemukan terutama di antara keratinosit dalam stratum
spinosum. Tidak berwarna baik dengan HE. Sel ini berperan dalam respon
imun kulit, merupakan sel pembawa-antigen yang merangsang reaksi
hipersensitivitas tipe lambat pada kulit. Dan sel merkel pada jumlah sel nya
paling sedikit, berasal dari krista neuralis dan ditemukan pada lapisan basal
kulit tebal, folikel rambut, dan membran mukosa mulut. Merupakan sel besar
dengan cabang sitoplasma pendek. Serat saraf tak bermielin menembus
membran basal, melebar seperti cakram dan berakhir pada bagian bawah sel
Merkel. Kemungkinan badan Merkel ini merupakan mekano-reseptor atau
reseptor rasa sentuh.
Menurut Kalangi (2013) dermis terdiri atas stratum papilaris dan stratum
retikularis, batas antara kedua lapisan tidak tegas, serat antaranya saling
menjalin. Jumlah sel dalam dermis relatif sedikit. Sel-sel dermis merupakan
sel-sel jaringan ikat seperti fibroblas, sel lemak, sedikit makrofag dan sel mast.
1. Stratum papilaris
Lapisan ini tersusun lebih longgar, ditandai oleh adanya papila dermis yang
2
jumlahnya bervariasi antara 50 – 250/mm . Jumlahnya terbanyak dan lebih
dalam pada daerah di mana tekanan paling besar, seperti pada telapak kaki.
Sebagian besar papila mengandung pembuluh-pembuluh kapiler yang
memberi nutrisi pada epitel di atasnya. Papila lainnya mengandung badan
akhir saraf sensoris yaitu badan Meissner. Tepat di bawah epidermis serat-
serat kolagen tersusun rapat.
2. Stratum retikularis
Lapisan ini lebih tebal dan dalam. Berkas-berkas kolagen kasar dan
sejumlah kecil serat elastin membentuk jalinan yang padat ireguler. Pada
bagian lebih dalam, jalinan lebih terbuka, rongga-rongga di antaranya terisi
jaringan lemak, kelenjar keringat dan sebasea, serta folikel rambut. Serat
otot polos juga ditemukan pada tempat-tempat tertentu, seperti folikel
rambut, skrotum, preputium, dan puting payudara. Pada kulit wajah dan
leher, serat otot skelet menyusupi jaringan ikat pada dermis. Otot-otot ini
berperan untuk ekspresi wajah. Lapisan retikular menyatu dengan
hipodermis/fasia superfisialis di bawahnya yaitu jaringan ikat longgar yang
banyak mengandung sel lemak.
Menurut Kalangi (2013) hipodermis merupakan sebuah lapisan subkutan
di bawah retikularis dermis disebut hipodermis. Ia berupa jaringan ikat lebih
longgar dengan serat kolagen halus terorientasi terutama sejajar terhadap
permukaan kulit, dengan beberapa di antaranya menyatu dengan yang dari
dermis. Pada daerah tertentu, seperti punggung tangan, lapis ini meungkinkan
gerakan kulit di atas struktur di bawahnya. Di daerah lain, serat-serat yang
masuk ke dermis lebih banyak dan kulit relatif sukar digerakkan. Sel-sel lemak
lebih banyak daripada dalam dermis. Jumlahnya tergantung jenis kelamin dan
keadaan gizinya. Lemak subkutan cenderung mengumpul di daerah tertentu.
Tidak ada atau sedikit lemak ditemukan dalam jaringan subkutan kelopak mata
atau penis, namun di abdomen, paha, dan bokong, dapat mencapai ketebalan 3
cm atau lebih. Lapisan lemak ini disebut pannikulus adiposus.
D. HASIL PENGAMATAN
1. Kulit
a. Gambar hasil pengamatan
Keterangan:
a. Hair shaft
b. Pore
c. Dermal papillae
d. Meissner’s corpuscle
e. Free nerve ending
f. Reticular layer of dermis
g. Sebaceous (oil) gland
h. Arrectorpill muscle
i. Sensory nerve fiber
j. Eccrine sweat gland
k. Pacinian corpuscle
l. Artery
m. Vein
n. Adipose tissue
o. Hair follicle receptor
p. Epidermis
q. Dermis
r. Hypodermis
s. Hair root
t. Hair follicle
u. Eccrine sweat gland
b. Literatur

Keterangan:
a. Hair shaft
a b b. Pore
f i
j c. Dermal papillae
h c d. Meissner’s corpuscle
p e. Free nerve ending
d f. Reticular layer of dermis
q e g. Sebaceous (oil) gland
h. Arrector pill muscle
r m
i. Sensory nerve fiber
t g j. Eccrine sweat gland
s u
k
k. Pacinian corpuscle
o
l l. Artery
n
m. Vein
n. Adipose tissue
o. Hair follicle receptor
p. Epidermis
Sumber: Harismi, 2020
q. Dermis
r. Hypodermis
s. Hair root
t. Hair follicle
u. Eccrine sweat gland
E. ANALISIS DATA
1. Sistem integumen
Berdasarkan hasil pengamatan pada sistem integumen tersebut, kulit
merupakan lapisan atau jaringan yang menutup seluruh bagian tubuh manusia
dan melindungi tubuh dari bahaya yang datang dari luar. Kemudian fungsi
dari kulit ini adalah melindungi otot, tulang, ligamen, pembuluh darah, sel
saraf serta organ di dalam tubuh. Menurut Sloane (1995) mengemukakan
bahwa fungsi kulit ini adalah memantau lingkungan dan berbagai
mekanoreseptor dengan lokasi khusus di kulit terhadap interaksi tubuh
dengan objek fisis dan mekanik seperti paparan sinar matahari yang dapat
terjadi secara akut yaitu timbulnya reaksi terbakar sunburn dan pigmentasi,
maupun kronis yang dapat menyebabkan penuaan dini dan pertumbuhan
tumor.Pada kulit ini sangat berperan pada daya tahan tubuh untuk melindugi
dari kuman berbahaya dan zat atau benda asing lainnya. Integumen memiliki
lapisan yaitu epidermis, dermis da hipodermis.
Sistem integumen pada hasil pengamatan saya, terdapat beberapa bagian
yang ditunjukkan yaitu hair shaft, pore, dermal papillae, meissner’s
corpuscle, free nerve ending, reticular layer of dermis, sebaceous (oil) gland,
arrector pill muscle, sensory nerve fiber, eccrine sweat gland, pacinian
corpuscle, artery, vein, adipose tissue, hair follicle receptor, epidermis,
dermis, hypodermis, hair root, hair follicle dan eccrine sweat gland. Pada kulit
ini terdiri memiliki lapisan yaitu epidermis, dermis dan hipodermis.
Epidermis ini adalah lapisan paling utama (luar). Hal ini sesuai dengan
pernyataan dari Kalangi (2013) bahwa epidermis merupakan lapisan paling
luar kulit dan terdiri atas epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk.
Epidermis hanya terdiri dari jaringan epitel, tidak mempunyai pembuluh
darah maupun limfa oleh karena itu semua nutrien dan oksigen diperoleh dari
kapiler pada lapisan dermis. Epitel berlapis gepeng pada epidermis ini
tersusun oleh banyak lapis sel yang disebut keratinosit. Sel-sel ini secara tetap
diperbarui melalui mitosis sel-sel dalam lapis basal yang secara berangsur
digeser ke permukaan epitel. Selama perjalanannya, sel-sel ini
berdiferensiasi, membesar, dan mengumpulkan filamen keratin dalam
sitoplasmanya. Mendekati permukaan, sel-sel ini mati dan secara tetap
dilepaskan (terkelupas). Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai permukaan
adalah 20 sampai 30 hari. Modifikasi struktur selama perjalanan ini disebut
sitomorfosis dari sel-sel epider-mis. Bentuknya yang berubah pada tingkat
berbeda dalam epitel memungkinkan pembagian dalam potongan histologi
tegak lurus terhadap permukaan kulit. Epidermis terdiri atas 5 lapisan yaitu,
dari dalam ke luar, stratum basal, stratum spinosum, stratum granulosum,
stratum lusidum, dan stratum korneum.
Kemudian pada dermis ini menurut Kalangi (2013) terdiri atas stratum
papilaris dan stratum retikularis, batas antara kedua lapisan tidak tegas, serat
antaranya saling menjalin. Pada stratum papilaris ini lapisannya tersusun
longgar yang dtandai adanya papila dermis dengan jumlahnya terbanyak.
Sebagian besar papila mengandung pembuluh-pembuluh kapiler yang
memberi nutrisi pada epitel di atasnya. Papila lainnya mengandung badan
akhir saraf sensoris yaitu badan Meissner. Tepat di bawah epidermis serat-
serat kolagen tersusun rapat. Dan pada stratum retikularis ini lapisannya lebih
tebal dan lebih dalam. Ditandai dengan berkas-berkas kolagen kasar dan
sejumlah kecil serat elastin membentuk jalinan yang padat ireguler. Pada
bagian lebih dalam, jalinan lebih terbuka, rongga-rongga di antaranya terisi
jaringan lemak, kelenjar keringat dan sebasea, serta folikel rambut. Serat otot
polos juga ditemukan pada tempat-tempat tertentu, seperti folikel rambut,
skrotum, preputium, dan puting payudara.
Dan pada hipodermis ini menurut Kalangi (2013) merupakan lapisan
subkutan di bawah retikularis dermis berupa jaringan ikat lebih longgar
dengan serat kolagen halus terorientasi terutama sejajar terhadap permukaan
kulit, dengan beberapa di antaranya menyatu dengan yang dari dermis. Pada
daerah tertentu, seperti punggung tangan, lapis ini meungkinkan gerakan kulit
di atas struktur di bawahnya. Di daerah lain, serat-serat yang masuk ke dermis
lebih banyak dan kulit relatif sukar digerakkan. Sel-sel lemak lebih banyak
daripada dalam dermis. Jumlahnya tergantung jenis kelamin dan keadaan
gizinya. Lemak subkutan cenderung mengumpul di daerah tertentu. Lapisan
lemak ini disebut pannikulus adiposus.
Letak susunan syaraf pada indra peraba yaituujung saraf tanpa selaput
merupakan ujung saraf perasa nyeri. Ruffini merupakan ujung saraf pada kulit
yang pea terhadap rangsangan panas. Krause merupakan ujung saraf pada
kulit yang pea terhadap rangsangan dingin. Meisner merupakan ujung saraf
perasa pada kulit yang peka terhadap sentuhan. Lempeng merkel merupakan
ujung perasa sentuhan dan tekanan ringan yang terletak dekat pada
permukaan kulit dan Paccini merupakan ujung saraf pada kulit yang peka
terhadap rangsangan berupa tekanan serta terletak disekitar akar rambut.
Kemudian struktur penyusunan integumen terdiri atas kelenjar minyak,
kelenjar sebaceous, kelenjar eccrine, kelnajr apocrine, kuku, saraf kulit, saraf
pembawa rangsangan, rambut dan folikel rambut.
F. KESIMPULAN
1. Pada hasil pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa letak susunan syaraf
pada indra peraba yaituujung saraf tanpa selaput merupakan ujung saraf
perasa nyeri. Ruffini merupakan ujung saraf pada kulit yang pea terhadap
rangsangan panas. Krause merupakan ujung saraf pada kulit yang pea
terhadap rangsangan dingin. Meisner merupakan ujung saraf perasa pada kulit
yang peka terhadap sentuhan. Lempeng merkel merupakan ujung perasa
sentuhan dan tekanan ringan yang terletak dekat pada permukaan kulit dan
Paccini merupakan ujung saraf pada kulit yang peka terhadap rangsangan
berupa tekanan serta terletak disekitar akar rambut.
2. Pada hasil pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa struktur
penyusunan integumen terdiri atas kelenjar minyak, kelenjar sebaceous,
kelenjar eccrine, kelnajr apocrine, kuku, saraf kulit, saraf pembawa
rangsangan, rambut dan folikel rambut.
3. Pada hasil pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa struktur penyusun
dermis terdiri dari serabut kolagen, elastin, dan retikulin.
4. Pada hasil pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa struktur penyusun
epidermis terdiri dari stratum korneum, stratum iusidum, stratum granulosum,
stratum spinosum, dan stratum basale.
G. DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Biologi Edisi Kelima Jilid III. Jakarta: Erlangga, 2004.

Harismi, Asni, “Gambar kulit manusia”,


https://www.sehatq.com/artikel/struktur-kulit-manusia-dan-penyakit-yang-
menyertainya, dalam Google.com, 2020.

Kalangi, Sonny J.R. 2013. HISTOLOGI KULIT. Jurnal Biomedik (JBM). 5(3):
12-20.

Sloane E. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: EGC, 1995.

Syaifuddin. Atlas Berwarna Tiga Bahasa Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta:


Salemba Medika. 2010.
H. LAMPIRAN
1. Dermis terdiri atas apa sajakah?
Jawab:
Dermis ini terdiri dari serat elastis, serat retikular, dan serat kolagen.
2. Apakah fungsi dari pembuluh darah dan limfa?
Jawab:
Fungsi dari pembuluh darah dan limfa adalah membantu mengatur
keseimbangan cairan dalam tubuh. Sistem ini akan mengumpulkan cairan dari
jaringan tubuh, lalu mengembalikan kelebihan cairan dan protein
ke dalam pembuluh darah.

Anda mungkin juga menyukai