Anda di halaman 1dari 8

Sistem Integumen pada Manusia

Supranata Tedhak
102015014
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510
Email: Supranata.2015fk014@civitas.ukrida.ac.id
Abstrak

Integumen (kulit) merupakan lapisan yang terletak di bagian paling luar tubuh. Luas kulit
seseorang mencapai 1,8 m2 dengan berat 15% dari berat badan seseorang. Warna kulit seseorang
dipengaruhi oleh ras, iklim, usia, dan lokasi tertentu. Kulit dibedakan menjadi dua lapisan utama,
yaitu epidermis dan dermis, serta satu lapisan bawah kulit yang disebut hipodermis. Pada
epidermis terdapat sel langerhans, sel merkel, sel melanosit, dan sel keratinosit. Epidermis
memiliki lapisan-lapisan yaitu stratum korneum, stratum lusidum, stratum granulosum, stratum
spinosum, dan stratum basalis. Sedangkan pada dermis terdapat lapisan yang dinamakan stratum
papilare dan stratum retikulare. kulit juga berfungsi sebagai penerima rangsangan yang nantinya
akan menimbulkan refleks.

Kata kunci: kulit, epidermis, dermis

Our skin is located in the outermost part of the body. Size of one's skin to 1.8 m2 with a weight of
15% of a person's weight. One's skin color is influenced by race, climate, age, and specific
locations. The skin can be divided into two main layers, the epidermis and the dermis, as well as
the bottom layer of the skin called the hypodermic. Langerhans cells in the epidermis are,
Merkel cells, melanocytes cells, and keratinocytes cells. The epidermis has layers, namely the
stratum corneum, stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum, and stratum basalis.
While in the dermis there is a layer called the stratum corneum papilare and retikulare. skin also
serves as a recipient of stimuli that would cause reflex.

Keywords: skin, epidermis, dermis


Pendahuluan

Kulit adalah lapisan atau jaringan yang menutupi seluruh tubuh dan melindungi tubuh
dari bahaya yang datang dari luar. Kulit merupakan bagian tubuh yang perlu mendapat perhatian
khusus untuk memperindah kecantikan, kulit juga dapat membantu menemukan penyakit yang
diderita pasien.

Tujuan dari makalah ini adalah untuk memahami lapisan-lapisan yang terdapat pada
kulit. Selain itu, makalah ini bertujuan memahami refleks dan impuls saraf karena kulit
merupakan penerima rangsangan paling luar yang akan diteruskan oleh sistem saraf lainnya.

Susunan makroskopik kulit

Luas kulit mencapai 1,8 m2 dengan berat 15% dari berat badan seseorang. Kulit memiliki
gradasi warna, dengan rentang mulai dari putihnya caucasian dan hitam yang negroid. Warna
kulit tergantung dari ras, iklim, usia, dan lokasi tertentu.

Kulit merupakan organ hidup yang mempunyai ketebalan yang sangat bervariasi. Bagian
yang sangat tipis terdapat di sekitar mata dan yang paling tebal disekitar telapak kaki dan telapak
tangan dimana mempunyai ciri khas (dermatologlipic pattern ) yang berbeda-beda pada setiap
orang berupa garis lengkung dan berbelok-belok.2

Susunan mikroskopik kulit

Kulit dapat dibedakan menjadi dua lapisan utama yaitu epidermis dan dermis. Kedua
lapisan ini berhubungan dengan lapisan yang ada di bawahnya dengan perantaraan jaringan ikat
bawah kulit ( hipodermis = subkutis).2 (lihat gambar 1)
Gambar 1. Susunan mikroskopik kulit.6

Epidermis

Selain sel-sel epitel, epidermis juga tersusun atas:

1. Melanosit (sel pigmen), yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui melanogenesis.
Melanosit merupakan sel-sel yang terlibat dalam produksi pigmen melanin yang
mewarnai kulit dan rambut. Semakin banyak melanin, semakin gelap warna kulitnya.
2. Sel langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum tulang, yang
merangsang sel limfosit T, mengikat, mengolah, dan merepresentasikan antigen kepada
sel limfosit T. dengan demikian, sel langerhans berperan penting dalam imunologi kulit.
3. Sel merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris.
4. Sel keratinosit, yaitu sel yang memproduksi keratin, yaitu protein yang memberikan
kekuatan, fleksibilitas, dan anti-air.

Epidermis terdiri dari 5 lapisan, yaitu (1) stratum korneum, Lapisan ini terdiri dari
banyak lapisan tanduk (keratinasi), gepeng, kering, tidak berinti, inti selnya sudah mati, dan
megandung zat keratin; (2) stratum lusidum, Selnya pipih, bedanya dengan stratum granulosum
adalah sel-sel sudah banyak yang kehilangan inti dan butir-butir sel telah menjadi jernih sekali
dan tembus sinar. Lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki; (3) stratum
granulosum, Lapisan ini terdiri dari 2-3 lapis sel pipih seperti kumparan dengan inti ditengah dan
sitoplasma berisi butiran (granula) keratohiali atau gabungan keratin dengan hialin. Lapisan ini
menghalangi benda asing, kuman dan bahan kimia masuk ke dalam tubuh; (4) stratum spinosum,
Lapisan ini merupakan lapisan yang paling tebal dan dapat mencapai 0,2 mm terdiri dari 5-8
lapisan . sel-selnya disebut spinosum karena jika dilihat di bawah mikroskop, sel-selnya terdiri
dari sel yang bentuknya polygonal/banyak sudut dari mempunyai tanduk (spina). Lapisan ini
berfungsi untuk menahan gesekan dan tekanan dari luar. Bentuknya tebal dan terdapat di daerah
tubuh yang banyak bersentuhan atau menahan beban dan tekanan seperti tumit dan pangkal
telapak kaki; (5) stratum basal, disebut stratum basal karena sel-selnya terletak dibagian
basal/basis, stratum basal menggantikan sel-sel yang di atasnya dan merupakan sel-sel induk.
Bentuknya silindris (tabung) dengan inti yang lonjong. Di dalamnya terdapat butir-butir yang
halus disebut butir melanin warna. Sel tersebut disusun seperti pagar pagar (palisade) dibagian
bawah sel tersebut terdapat suatu membran disebut membran basalis, sel-sel basalis dengan
membran basalis merupakan batas terbawah dari pada epidermis dengan dermis.1,2 (lihat gambar
2)

Gambar 2. Lapisan pada epidermis.7

Dermis

Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit, batas dengan epidermis dilapisi oleh
membrane basalis dan di sebelah bawah berbatasan dengan subkutis tapi batas ini tidak terlihat
jelas. Dermis memiliki 2 lapisan yaitu (1) stratum papilare, merupakan lapisan tipis jaringan
pengikat di bawah epidermis yang membentuk papilla corii. Jaringan tersebut terdiri atas sel-sel
yang terdapat pada jaringan pengikat longgar dengan serabut kolagen halus; (2) stratum
retukulare Lapisan ini terdiri atas jaringan pengikat yang mengandung serabut-serabut kolagen
kasar yang jalannya simpang siur tetapi selalu sejajar dengan permukaan. Di dalamnya selain
terdapat sel-sel jaringan pengikat terdapat pula sel khromatofor yang di dalamnya mangandung
butir - butir pigmen.1-3 (lihat gambar 3)

Gambar 3. Lapisan dermis.1

Hipodermis

Hipodermis adalah lapisan bawah kulit (fasia superfisia) yang terdiri atas jaringan
pengikat longgar, komponennya serat longgar, elastis, dan sel lemak. Sel sel lemak
membentuk jaringan lemak pada lapisan adiposa yang terdapat sususnan lapisan subkutan untuk
menentukan mobilitas ini di atasnya. Bila terdapat lobulus lemak yang merata, hipodermis
membentuk bantal lemak disebut panikullus adiposus. Pada daerah perut, lapisan ini dapat
mencapai ketebalan 3cm, sedangkan pada kelopak mata, penis, dan skrotum, lapisan subkutan
tidak mengandung lemak. Bagian superfisial hipodermis mengandung kelenjar keringat dan
folikel rambut. Dalam lapisan hipodermis terdapat anyaman pembuluh arteri, pembuluh vena,
dan anyaman saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit di bawah dermis. Lapisan ini
memepunyai ketebalan bervariasi dan mengikat kulit secara longgar terhadap jaringan di
bawahnya. Pada hipodermis juga terdapat reseptor seperti badan meissner untuk peraba, vetter
pacini untuk tekanan, badan krause untuk rasa dingin, dan badan rufini untuk rasa panas.1,3
Impuls saraf

Impuls dapat mengalir melalui serabut saraf karena mempunyai perbedaan potensial
listrik antara bagian luar dan bagian dalam serabut saraf. Pada saat sel saraf istirahat, bagian
dalam serabut saraf bermuatan negatif, kira-kira -60 mV, sedangkan bagian luarnya bermuatan
positif. Keadaan muatan listrik tersebut diberi nama potensial istirahat, sedangkan membran
serabut saraf dalam keadaan polarisasi.

Jika sebuah impuls bergerak (merambat) melalui sebuah akson, dalam waktu singkat
muatan di sebelah dalam impuls menjadi positif, kira-kira +60 mV, dan muatan sebelah luarnya
akan menjadi negatif. Perubahan tiba-tiba pada potensial istirahat bersamaan dengan impuls
disebut potensial kerja. Pada saat ini terjadi depolarisasi pada selaput membran akson. Proses
depolarisasi merambat sepanjang serabut saraf bersamaan dengan merambatnya impuls.
Akibatnya, muatan negatif di sebelah luar membran merambat sepanjang serabut saraf.

Apabila impuls telah lewat, maka sementara waktu serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls
karena terjadi potensial kerja menjadi potensial istirahat. Agar dapat berfungsi kembali,
diperlukan waktu kira-kira 1/1000 sampai 1/500 detik untuk pemulihan.

Kecepatan impuls merambat berbeda-beda pada setiap spesies. Pada mamalia tertentu,
rambatan impuls dapat mencapai 100 meter per detik, sedangkan pada hewan tingkat rendah
mungkin hanya sekitar 0,5 meter per detik. Faktor yang mempengaruhi kecepatan rambatan ini
adalah : (1) selaput mielin, dan (2) diameter serabut saraf. Pada serabut saraf yang mempunyai
mielin, depolarisasi hanya terjadi pada nodus ranvier sehingga terjadi lompatan potensial kerja,
sehingga impuls saraf akan merambat lebih cepat. Semakin besar diameter serabut saraf pun
akan mempercepat rambatan impuls saraf.4,5

Refleks

Refleks yang akan dibahas pada pembahasan ini adalah refleks otonom khususnya refleks
akson. Umumnya, urutan gerak refleks adalah dari reseptor menuju neuron sensoris, lalu ke
sumsum tulang belakang dilanjutkan ke neuron motoris yang pada akhirnya akan menghasilkan
sebuah aksi. Urutan gerak refleks ini juga berlaku pada proses refleks otonom yang dimulai dari
reseptor yang menerima rangsang, diteruskan melalui serabut aferen, menuju sistem saraf pusat
kemudian ada serabut preganlionik yang bersinap dengan ganglion otonom dan meneruskan
refleks otonom ke efektor dimana efektor dari refleks otonom adalah otot polos, otot jantung, dan
sel kelenjar.

Sistem saraf otonom dikenal sebagai sistem saraf visceral atau tak sadar yang berfungsi
untuk mengendalikan gerakan otot dan yang paling penting untuk mempertahankan kehidupan.
Jawaban dari refleks otonom berupa gerakan tubuh dan kegiatan-kegiatan organ tubuh seperti
kontraksi usus dan sekresi kelenjar usus.

Berdasarkan fungsi sistem saraf otonom, ada dua subsistem utama yang dikenal sebagai
aferen (sensorik) dan eferen (motorik).Kehadiran kedua sinaps rangsang dan penghambatan
mengatur fungsi yang tepat dari sistem saraf otonom dalam tubuh. Sistem saraf simpatik dan
parasimpatik adalah dua modul fungsional utama dalam sistem saraf otonom tersebut.Modul
simpatik memiliki peranan penting karena mendorong pasokan darah yang sangat tinggi untuk
otot rangka, meningkatkan denyut jantung, dan menghambat gerak peristaltik dan pencernaan.
Salah satu hal yang dikelola oleh sistem saraf parasimpatis adalah pelebaran pembuluh darah
pada saluran pencernaan.4,5

Kesimpulan

Kulit merupakan organ yang penting yang terletak paling luar dari tubuh. Kulit bersifat
peka terhadap rangsangan sehingga berperan dalam sistem pertahanan tubuh.

Daftar pustaka

1. Michael SJ, Arnold I. [internet]. fibroblast heterogeneity: more than skin deep;2004
2. Ross, Pawlina. [internet]. Chapter 15 Integumentary System; 2007
3. Anatomy and Physiology of the Integumentary System.
http://www.operationalmedicine.org/DistanceLearning/Integumentary_System.htm.
[diakses 26 maret 2016
4. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC; 2001. 2009. h.78-100
5. Snell RS. Neuroanatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi ke-5. Jakarta: EGC;
2007.h.54-8;106-9
6. Kulit Tebal dan Kulit Tipis. https://abisjatuhbangunlagi.wordpress.com/tag/beda-kulit-
tebal-dan-kulit-tipis/
7. Mengapa Tato Tidak Menghilang Seiring dengan Regenerasi. 28 Novermber 2014.
http://krisnapw.blogspot.co.id/2014/11/mengapa-tato-tidak-menghilang-seiring.html

Anda mungkin juga menyukai