Anda di halaman 1dari 7

Nama : Juwita Dwi Astuti

Npm : 18360207

Universitas : Malahayati

PRETEST STASE KULIT DAN KELAMIN

Soal :

1. Jelaskan mengenai anatomi kulit dan pembagiannya


2. Jelaskan mengenai fungsi-fungsi kulit
3. Jelaskan perbedaan ruam primer dan ruam sekunder, berikan 5 contoh masing-masingnya
4. Jelaskan pembagian penyakit-penyakit kulit dibagian kulit yang kamu ketahui
5. Jelaskan perbedaan DKA dan DKI

Jawaban :
1. – Anatomi Kulit dan Pembagiannya
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat kira-kira 15%
berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cerminan
kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis, dan sensitive, bervariasi
pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan juga bergantung pada lokasi tubuh.
Warna kulit berbeda-beda, dari kulit yang berwarna terang (fair skin), pirang dan
hitam, warna merah muda pada telapak kaki dan tangan bayi, serta warna hitam
kecoklatan pada genitlita orang dewasa.
Demikian pada kulit bervariasi mengenai lembut, tipis dan tebalnya kulit yang
elastis dan longgar terdapat pada palpebral, bibir dan preputium, kulit yang tebal dan
tegang terdapa di telapak kaki dan tangan dewasa. Kulit yang tipis terdapat pada muka,
yang lembut pada leher dan badan yang berambut kasar terdapat pada kepala.
Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu :
1. Lapisan epidermis atau kutikel
2. Lapisan dermis (korium, kutis vera, true skin)
3. Lapisan subkutis (hipodermis)

Tidak ada garis tegas yang memisahkan dermis dan subkutis, subkutis ditandai
dengan adanya jaringan ikta longgar dan adanya sel dan jaringan lemak.

1. Lapisan Epidermis
Lapisan epidermis terdiri atas : stratum korneum, stratum lusidum, stratum
granulosum, stratum spinosum, dan stratum basale.
a. Stratum korneum (lapisan tanduk) adalah lapisan kulit yang paling luar dan terdiri
atas beberapa lapisan sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti, dan protoplasmanya
telah berubah menjadi keratin (zat tanduk).
b. Stratum lusidum terdapat langsung di bawah lapisan korneum, merupakan lapisan
sel-sel gepeng tanpa inti dengan protoplasmanya yang berubah menjadi protein
yang disebut eleidin. Lapisan tersebut tampak lebih jelas di telapak tangan dan
kaki.
c. Stratum granulosum (lapisan keratonhialin) merupakan 2 atau 3 lapis sel-sel
gepeng dengan sitoplasmanya berbutir kasar dan terdapat inti di antaranya. Butir-
butir kasar ini terdiri atas keratohialin. Mukosa biasanya tidak mempunyai lapisan
ini. Stratum granulosum juga tampak jelas di telapak tangan dan kaki.
d. Stratum spinosum (stratum Malphigi) atau disebut pula prickle cell layer (lapisan
akanta) terdiri atas beberapa lapisan sel yang berbentuk polygonal yang besarnya
berbeda-beda karena adanya proses mitosis. Protoplasmanya jerih karena banyak
mengandung glikogen, dan inti terletak di tengah-tengah. Sel-sel ini makin dekat
ke permukaan makin gepeng bentuknya. Di antara sel-sel stratum spinosum
terdapat jembatan-jembatan antar sel (intercellular bridges) yang terdiri atas
protoplasma dan tonofibril atau keratin. Perlekatan antar jembatan-jembatan ini
membentuk penebalan bulat kecil yang disebut nodulus Bizzozero. Di antara sel-
sel stratum spinosum mengandung banyak glikogen.
e. Stratum basale terdiri atas sel-sel berbentuk kubus (kolumnar) yang tersusun
vertical pada perbatasan dermo-epidermal berbaris seperti pagar (palisade).
Lapisan ini merupakan lapisan epidermis yang paling bawah. Sel-sel basal ini
mengadakan mitosis dan fungsi reproduktif. Lapisan ini terdiri atas dua jenis sel
yaitu :
- Sel-sel yang berbentuk kolumnar dengan protoplasma basofilik inti lonjong
dan besar, dihubungkan satu dengan yang lain oleh jembatan antar sel.
- Sel pembentuk melanin (melanosit) atau clear cell merupakan sel-sel
berwarna muda, dengan sitoplasmanya basofilik dan inti gelap, dan
mengandung butir pigmen (melanosomes).

2. Lapisan dermis
Lapisan dermis adalah lapisan di bawah epidermis yang jauh lebih tebal dari pada
epidermis. Lapisan ini terdiri atas lapisan elastik dan fibrosa padat dengan elemen-
elemen selular dan folikel rambut. Secara garis besar dibagi menjadi dua bagian
yakni:
a. Pars papilare, yaitu bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf
dan pembuluh darah.
b. Pars retikulare, yaitu bagian di bawahnya yang menonjol ke arah subkutan, bagian
ini terdiri atas serabut-serabut penunjang misalnya serabut kolagen, elastin dan
retikulin. Dasar (matriks) lapisan ini terdiri atas cairan kental asam hialuronat dan
kondroitin suflat, di bagian ini terdapat pula fibroblast, membentuk ikatan
(bundel) yang mengandung hidroksiprolin dan hidroksisilin. Kolagen muda
bersifat lentur dengan bertambah umur menjadi kurang larut sehingga makin
stabil. Retikulin mirip kolagen muda. Serabut elastin biasanya bergelombang,
berbentuk amorf dan mudah mengembang serta lebih elastis.
3. Lapisan subkutis
Lapisan subkutis adalah kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat lonngar berisi
sel-sel lemak di dalamnya. Sel-sel lemak merupakan sel bulat, besar, dengan inti
terdesak ke pinggir sitoplasma lemak yang bertambah.
Sel-sel ini membentuk kelompok yang dipisahkan satu dengan yang lain oleh
trabekula yang fibrosa. Lapisan sel-sel lemak disebut panikulus adipose, berfungsi
sebagai cadang makanan. Di lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh
darah, dan getah bening. Tebal tipisnya jaringan lemak tidak sama bergantung pasa
lokaslisasinya. Di abdomen dapat mencapai ketebalan 3 cm, di daerah kelopak mata
dan penis sangat sedikit. Lapisan lemak ini juga merupakan bantalan.
Vaskularisasi di kulit diatur oleh 2 pleksus, yaitu pleksus yang terletak di bagian
atas dermis (pleksus superfisial) dan yang terletak di subkutis (pleksus profunda).
Pleksus yang di dermis bagian atas mengadakan anastomosis di papil dermis, pleksus
yang di subkutis dan di pars retikulare juga mengadakan anastomosis, di bagian ini
pembuluh darah berukuran lebih besar. Bergadengan dengan pembuluh darah terdapat
saluran getah bening.

2. Fungsi – fungsi Kulit


Kulit dapat dengan mudah dilihat dan di raba, hidup, dan menjamin kelangsungan
hidup. Kulit pun menyokong penampilan dan kepribadian seseorang. Dengan demikian
kulit pada manusia mempunyai peran yang sangat penting, selain fungsi utama yang
menjamin kelangsungan hidup juga mempunyai arti lan yaitu estetik, ras, indikator
sistemik, dan sarana komunikasi non verbal antara individu satu dengan yang lain.
a. Fungsi Proteksi
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisi atau mekanis,
misalnya tekanan, gesekan, tarikan, gangguan kimiawi, misalnya zat-zat kimia
terutama yang bersifat iritan, contohnya lisol, karbol, asam, dan alkali kuat
lainnya, gangguan yang bersifat panas, misalnya radiasi, sengatan sinar ultra
violet, gangguan infeksi luar terutama kuman/bakteri maupun jamur.
b. Fungsi absorpsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat.
Cairan yang mudah menguap lebih mudah untuk diserap, begitupun yang larut
lemak. Kemampuan absorspi kulit dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tebal
tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum.
c. Fungsi ekskresi
Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau
sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asan urat, dan amonia. Kelenjar
lemak pada fetus atas pengaruh hormon androigen dari ibunya memproduksi
sebum untuk melindungi kulitnya dari cairan amnio. Sebum melindungi kulit
karena lapisan sebum ini selain meminyaki kulit juga menahan evaporasi air yang
berlebihan sehingga kulit tidak kering.
d. Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensori di dermis dan subkutis. Hal
inilah yang menyebabkan kulit dapat Fungsi pengaturan suhu tubuh
mempersepsikan rangsangan-rangsangan berupa panas, dingin, rabaan dan
tekanan. Kulit melakukan peranan ini dengan cara mengeluarkan keringat dan
vasokontriksi.Kulit kaya akan pembuluh darah sehingga memungkinkan kulit
mendapat nutrisi yang baik.
e. Fungsi pembentukan pigmen
Fungsi ini diperankan oleh melanosit. Melanosit adalah sel pembentuk
pigmen yang terletak di lapisan basal. Jumlah melanosit dan jumlah besarnya
butiran pigmen (melanosomes) menentukan warna kulit ras maupun individu.
f. Fungsi keratinisasi
Keratinosit dimulai dari dari sel basal mengadakan pembelahan sedangkan
sel basal lain akan berpindah ke atas dan berubah bentuk menjadi sel spinosum
kemudian makin lama inti akan menghilang dan keratinosit akan menjadi sel
tanduk yang amorf.
g. Fungsi pembentukan vitamin D
Vitamin D dibentuk dengan mengubah 7 dihidroksi kolesterol dengan
pertolongan sinar matahari tetapi kebutuhan vitamin D tidak cukup hanya dari hal
tersebut sehingga pemberian sistemik masih tetap diperlukan.
3. Ruam Primer dan Ruam Sekunder ( Berikan 5 contoh )
-Ruam Primer : adalah ruam kulit yang timbul pertama kali, tidak
dipengaruhi oleh trauma dan manipulasi (garuka,
gosokan).
Contoh : macula, papula, plak, urtika, nodus, nodulus, vesikel, bula,
pustule dan kista.
-Ruam Sekunder : timbul akibat garukan / gosokan ataupun lanjutan dari
ruam primer.
Contoh : skuama, krusta, erosi, ulkus,dan sikatriks.

4. Pembagian penyakit-penyakit kulit dibagian kulit


A. Penyakit kulit karena peradangan
- dermatitis kontak iritan
- dermatitis kontak alergi
- dermatitis atopik
- dermatitis seboroik
B. Penyakit kulit karena kelainan autoimun
- Psoriasis
- Vitiligo
- Scleroderma
- Pemphigus
- Discoid lupus erythematosus
C. Penyakit kulit karena infeksi
- Infeksi bakteri (impetigo, kusta, folikulitis dan selulitis)
- Infeksi virus (herpes zoster, molluscum contagiosum)
- Infeksi jamur (tinea cruris)
- Infeksi parasite (scabies)
5. Perbedaan DKA dan DKI

Anda mungkin juga menyukai