KULIT MANUSIA
apt. Diana Agustin, M.M., M.Si.
Kosmetologi
Semester III – 2 SKS
Pertemuan ke-2
Outline
01 Pendahuluan
02 Anatomi Kulit
• Struktur Kulit
• Adneksa Kulit
03 Fisiologi Kulit
Daftar Pustaka
• Tranggono, R.I.S. dan Latifah, F. 2014. Buku Pegangan Dasar Kos-
metologi. Jakarta: Sagung Seto
Kulit Manusia
LAPISAN EPIDER-
MIS
• Ketebalan epidermis bervariasi antara 0,4 - 4 mm,
• tergantung pada lokasi kulit, umur dan ras.
STRATUM
• LUSIDUM
Terletak tepat di bawah SC sebagai lapisan barrier.
• Merupakan lapisan tebal sel berbentuk pipih atau gepeng tanpa inti, tidak berwarna dan ben-
ing/ jernih, bersifat translusen (dapat dilewati sinar atau tembus cahaya), protoplasmanya telah
berubah menjadi protein yang disebut zat eleidin.
• Eleidin adalah lapisan mengeras dan tebal yang ditemukan hanya pada lapisan telapak kaki
dan tangan, berfungsi sebagai pelindung.
• Tempat bermulanya proses keratinisasi.
STRATUM GRANULO-
SUM
• Merupakan 2 - 3 lapis sel gepeng berben-
tuk poligonal dengan sitoplasma berbutir
kasar dan intinya mengkerut.
• Butir-butir kasar ini terdiri atas kerato-
hialin. Ahli menyatakan bahwa di dalam
butir keratohialin itu terdapat bahan
logam, khususnya tembaga, yang menjadi
katalisator proses pertandukan kulit.
• Mukosa tidak mempunyai lapisan ini.
• Antara SL dan SG terdapat lapisan keratin
tipis yang disebut rein’s barrier yang Penampang Kulit
bersifat impermeabel
STRATUM
SPINOSUM
• Terdiri atas beberapa lapis sel berbentuk poligonal dengan ukuran berbeda-beda aki-
bat proses mitosis.
• Protoplasmanya jernih karena banyak mengandung glikogen.
• Inti sel besar dan oval, terletak di tengah.
• Semakin dekat ke permukaan kulit, bentuk sel semakin gepeng.
• Di antara sel-sel SS terdapat jembatan antar sel (intercellular bridges) yang terdiri
atas protoplasma dan tonofibril atau keratin.
• Perlekatan antar jembatan membentuk penebalan bulat kecil yang disebut nodulus
Bizzozero.
• Di antara sel-sel SS terdapat sel Langerhans yang berperan pada sistem imun tubuh.
STRATUM BASALE
• Sel basal adalah sel yang mampu berproliferasi (memperbanyak diri) untuk mem-
bentuk sel baru yang didorong ke atas dan berubah jadi sel spinosum, sel granulo-
sum, sel lusidum dan sel keratinosit yang akhirnya dilepas oleh kulit. Proses ini
disebut sebagai proses keratinogenesis/ keratinisasi yang berlangsung sekitar 21-
28 hari. Lamanya waktu yang dilalui sel untuk beregenerasi (proliferasi-differensi-
asi-kematian sel-deskuamasi/ pengelupasan) ini disebut cell turn over time.
• Proses pembentukan melanin dalam sel melanosit dan disebarkan oleh melanosom
ke sel epidermis di atasnya disebut sebagai melanogenesis.
LAPISAN DER-
MIS
• Adalah lapisan di bawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada epidermis.
• Terbentuk oleh jaringan elastik dan fibrosa padat dengan elemen selular disebut matriks,
kemudian terbentuk juga oleh berbagai kelenjar kulit, akar dan batang rambut.
• Kelenjar kulit, rambut dan kuku disebut: adneksa kulit.
• Lapisan dermis terdiri atas:
a. Pars papilaris
b. Pars retikularis
PARS PAPI-
LARIS
Penampang Kulit
PARS RETIKU-
LARIS
• Adalah bagian bawah dermis yang berhubungan dengan subkutis.
• Terdiri atas serabut penunjang kolagen, elastin dan retikulin.
• Dasar (matriks) lapisan ini terdiri atas cairan kental asam hialuronat dan kondroitin
sulfat dan sel-sel fibroblast.
• Serabut kolagen dibentuk oleh fibroblast, membentuk ikatan bundle yang mengan-
dung hidroksipirolin dan hidroksisilin. Kolagen muda bersifat lentur namun dengan
bertambahnya umur menjadi stabil dan keras. Serabut kolagen dapat mencapai 72
persen dari keseluruhan berat kulit manusia tanpa lemak.
• Elastin biasanya bergelombang, berbentuk amorf, mudah mengembang dan elastis.
• Retikulin mirip dengan kolagen muda.
LAPISAN SUB-
KUTIS
1. Kelenjar ekrin:
• kecil, terletak dangkal di dermis dengan sekret encer.
• telah terbentuk sempurna pada usia kehamilan 28 minggu dan baru
berfungsi 40 minggu setelah kelahiran.
• saluran kelenjar berbentuk spiral dan bermuara langsung di permukaan
kulit.
• terdapat di seluruh permukaan kulit terutama di telapak tangan dan kaki,
dahi dan ketiak.
• sekresi tergantung pada beberapa faktor dan mekanismenya diatur oleh
saraf kolinergik.
Cont… KELENJAR
KERINGAT
b. kelenjar apokrin:
• lebih besar, terletak lebih dalam dengan sekret lebih kental.
• dipengaruhi oleh saraf adrenergik.
• terdapat di aksila (ketiak), areola ibu, pubis, labia minora, dan
saluran telinga luar.
• Fungsi kelenjar ini dihubungkan dengan sistem hormonal atau sek-
sual.
• Pada waktu lahir, ukurannya kecil dan pada masa pubertas mulai
membesar serta mengeluarkan sekret.
KELENJAR PALIT (glandula sebasea)
1. Fungsi Proteksi
2. Fungsi Absorpsi
3. Fungsi Ekskresi
4. Fungsi Sensori (Pengindra)
5. Fungsi Termoregulasi (Pengaturan suhu tubuh)
6. Fungsi Melanogenesis (Pembentukan pigmen)
7. Fungsi Keratinisasi
8. Fungsi Produksi Vitamin D
9. Fungsi Ekspresi Emosi
1. FUNGSI PROTEKSI
b. gangguan kimiawi dari zat-zat kimia terutama yang bersifat iritan, misalnya asam atau
basa kuat.
– Gangguan ini ditanggulangi dengan adanya lemak permukaan kulit yang berasal
dari kelenjar palit kulit yang mempunyai pH 5,0 - 6,5.
– Sawar kulit atau permeabilitas kulit berperan ganda yaitu mencegah keluar atau ma-
suknya zat yang berada di luar ke dalam tubuh atau dari dalam ke luar tubuh.
Fungsi sawar kulit terutama berada di sel-sel epidermis.
Cont… 1. FUNGSI PROTEKSI
e. gangguan kuman, jamur, bakteri atau virus yang ingin masuk ke dalam
kulit.
– Gangguan ini juga diatasi oleh lemak permukaan kulit
2. FUNGSI ABSORPSI
• Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan, maupun benda
padat. Namun, cairan yang mudah menguap dan zat yang larut dalam
minyak lebih mungkin diserap kulit.
• Kelenjar lemak pada fetus (bayi) atas pengaruh hormon androgen dari
ibunya akan menghasilkan sebum untuk melindungi kulitnya terhadap cairan
amnion yang disebut vernix caseosa.
• Sebum yang diproduksi kelenjar palit kulit melindungi kulit dengan cara
meminyaki kulit dan menahan penguapan yang berlebihan sehingga kulit
tidak menjadi kering.
• Penguapan air dari dalam tubuh selain melalui sekresi kelenjar keringat da-
pat pula terjadi secara difusi melalui sel-sel epidermis (transepidermal water
loss - TEWL).
4. FUNGSI SENSORI (PENGINDERAAN)
• Jumlah melanosit serta jumlah dan besarnya pigmen melanin yang terbentuk
menentukan warna kulit. Selain itu, ketebalan dan lokasi kulit, karoten, oksi-/
deoksi hemoglobin juga menentukan warna kulit
• Sel tanduk ini secara kontinue lepas dari permukaan kulit dan diganti oleh sel
yang terletak di bawahnya.
• Produksi vit D oleh kulit masih rendah bila dibandingkan dengan kebu-
tuhan tubuh akan vit D itu sendiri sehingga diperlukan tambahan vit D
dari luar melalui makanan.
9. FUNGSI EKSPRESI EMOSI
• Kegembiraan dapat dinyatakan oleh otot kulit muka yang relaksasi dan otot
muka pembentuk senyum.
• Kesedihan diutarakan oleh kelenjar air mata yang meneteskan air mata.
• Rasa takut dinyatakan oleh kontraksi pembuluh darah kapiler sehingga kulit
menjadi pucat.
• Rasa erotik diutarakan oleh kelenjar minyak dan pembuluh darah kulit yang
melebar sehingga kulit tampak semakin merah, berminyak dan menyebarkan
bau khas.
Thank you
Any Questions?