Anda di halaman 1dari 37

ANATOMI & FISIOLOGI

KULIT MANUSIA
apt. Diana Agustin, M.M., M.Si.

Kosmetologi
Semester III – 2 SKS
Pertemuan ke-2
Outline
01 Pendahuluan

02 Anatomi Kulit
• Struktur Kulit

• Adneksa Kulit

03 Fisiologi Kulit
Daftar Pustaka
• Tranggono, R.I.S. dan Latifah, F. 2014. Buku Pegangan Dasar Kos-
metologi. Jakarta: Sagung Seto

• Wardani, T.S., 2021. Kosmetologi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

• Wasitaatmadja, S.M. 2012. Dermatologi Kosmetik Edisi Kedua.


Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Pendahuluan
• Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya
dari lingkungan hidup manusia.
• Luas kulit orang dewasa berkisar 1,8 m2 dengan berat kira-kira 15% berat
badan dan tebal kira-kira 2-3 mm. Setiap cm2 mengandung 6 juta sel dan
5000 ujung saraf perasa.
• Variasi kulit disebabkan oleh iklim, umur, seks, ras, dan lokasi tubuh.
• Warna kulit bermacam-macam: warna terang (fair skin), pirang, kuning,
sawo matang dan hitam, merah muda pada telapak kaki dan tangan, kecokla-
tan pada genitalia eksterna orang dewasa.
• Kulit yang elastis dan longgar terdapat pada kelopak mata, bibir dan prepu-
sium (kulit yang menutupi dan melingkari gland/ kepala penis).
• Kulit yang tebal dan tegang terdapat pada telapak kaki.
• Kulit yang kasar terdapat pada skrotum (kantong buah zakar) dan labia mayor
(bibir kemaluan besar).
• Kulit yang tipis dan lembut terdapat di sekitar mata dan leher.
Anatomi Kulit
Struktur Kulit, tersusun dari 3
lapisan utama:
1. Lapisan Epidermis (ku-
tikel)
2. Lapisan Dermis
(korium, kutis vera, true
skin)
3. Lapisan Subkutis
(hipodermis)

Kulit Manusia
LAPISAN EPIDER-
MIS
• Ketebalan epidermis bervariasi antara 0,4 - 4 mm,
• tergantung pada lokasi kulit, umur dan ras.

Epidermis terdiri dari 5 lapisan:


a. Stratum Korneum (SC – Lapisan Tanduk)
b. Stratum Lusidum (SL – Lapisan Jernih)
c. Stratum Granulosum (SG - Lapisan Kerato-
hialin atau Lapisan Berbutir- butir)
d. Stratum Spinosum (SS - Stratum Malphigi)
atau disebut pula Prickle Cell Layer (Lapisan
Akanta)
e. Stratum Basale (SB - Lapisan Basal atau Stra-
tum Germinativum)
STRATUM KO-
RNEUM
• Adalah: lapisan kulit yang paling luar dan terdiri atas beberapa lapis sel gepeng yang mati,
tidak berinti, protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zat tanduk), tidak terdapat proses
metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit mengandung air.
• Sel-sel pada lapisan SC ini disebut sel keratinosit.
• Permukaan SC dilapisi oleh suatu lapisan pelindung lembap tipis yang bersifat asam, disebut
Mantel Asam Kulit.

STRATUM
• LUSIDUM
Terletak tepat di bawah SC sebagai lapisan barrier.
• Merupakan lapisan tebal sel berbentuk pipih atau gepeng tanpa inti, tidak berwarna dan ben-
ing/ jernih, bersifat translusen (dapat dilewati sinar atau tembus cahaya), protoplasmanya telah
berubah menjadi protein yang disebut zat eleidin.
• Eleidin adalah lapisan mengeras dan tebal yang ditemukan hanya pada lapisan telapak kaki
dan tangan, berfungsi sebagai pelindung.
• Tempat bermulanya proses keratinisasi.
STRATUM GRANULO-
SUM
• Merupakan 2 - 3 lapis sel gepeng berben-
tuk poligonal dengan sitoplasma berbutir
kasar dan intinya mengkerut.
• Butir-butir kasar ini terdiri atas kerato-
hialin. Ahli menyatakan bahwa di dalam
butir keratohialin itu terdapat bahan
logam, khususnya tembaga, yang menjadi
katalisator proses pertandukan kulit.
• Mukosa tidak mempunyai lapisan ini.
• Antara SL dan SG terdapat lapisan keratin
tipis yang disebut rein’s barrier yang Penampang Kulit
bersifat impermeabel
STRATUM
SPINOSUM
• Terdiri atas beberapa lapis sel berbentuk poligonal dengan ukuran berbeda-beda aki-
bat proses mitosis.
• Protoplasmanya jernih karena banyak mengandung glikogen.
• Inti sel besar dan oval, terletak di tengah.
• Semakin dekat ke permukaan kulit, bentuk sel semakin gepeng.
• Di antara sel-sel SS terdapat jembatan antar sel (intercellular bridges) yang terdiri
atas protoplasma dan tonofibril atau keratin.
• Perlekatan antar jembatan membentuk penebalan bulat kecil yang disebut nodulus
Bizzozero.
• Di antara sel-sel SS terdapat sel Langerhans yang berperan pada sistem imun tubuh.
STRATUM BASALE

• Merupakan lapisan epidermis yang paling bawah.


• Terdiri atas sel-sel berbentuk kubus (kolumnar) yang tersusun vertikal. Pada per-
batasan dermo-epidermal, sel-sel berbaris seperti pagar (palisade).
• Sel-sel SB berfungsi reproduktif dengan cara mitosis.
• Di SB terdapat 2 jenis sel:
1. sel basal: sel yang berbentuk kolumnar dengan protoplasma basofilik, inti lon-
jong dan besar, dihubungkan satu dengan yang lain oleh jembatan antarsel.
2. sel melanosit atau clear cell (sel pembentuk melanin): sel berwarna muda/ pu-
cat, dengan sitoplasma basofilik, inti gelap, serta mengandung badan pemben-
tuk pigmen (melanosom).
KESIMPULAN – Lapisan Epidermis

• Sel basal adalah sel yang mampu berproliferasi (memperbanyak diri) untuk mem-
bentuk sel baru yang didorong ke atas dan berubah jadi sel spinosum, sel granulo-
sum, sel lusidum dan sel keratinosit yang akhirnya dilepas oleh kulit. Proses ini
disebut sebagai proses keratinogenesis/ keratinisasi yang berlangsung sekitar 21-
28 hari. Lamanya waktu yang dilalui sel untuk beregenerasi (proliferasi-differensi-
asi-kematian sel-deskuamasi/ pengelupasan) ini disebut cell turn over time.
• Proses pembentukan melanin dalam sel melanosit dan disebarkan oleh melanosom
ke sel epidermis di atasnya disebut sebagai melanogenesis.
LAPISAN DER-
MIS

• Adalah lapisan di bawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada epidermis.
• Terbentuk oleh jaringan elastik dan fibrosa padat dengan elemen selular disebut matriks,
kemudian terbentuk juga oleh berbagai kelenjar kulit, akar dan batang rambut.
• Kelenjar kulit, rambut dan kuku disebut: adneksa kulit.
• Lapisan dermis terdiri atas:
a. Pars papilaris
b. Pars retikularis
PARS PAPI-
LARIS

• Adalah bagian yang menonjol ke


dalam epidermis.
• Berisi ujung serabut saraf dan pem-
buluh darah.

Penampang Kulit
PARS RETIKU-
LARIS
• Adalah bagian bawah dermis yang berhubungan dengan subkutis.
• Terdiri atas serabut penunjang kolagen, elastin dan retikulin.
• Dasar (matriks) lapisan ini terdiri atas cairan kental asam hialuronat dan kondroitin
sulfat dan sel-sel fibroblast.
• Serabut kolagen dibentuk oleh fibroblast, membentuk ikatan bundle yang mengan-
dung hidroksipirolin dan hidroksisilin. Kolagen muda bersifat lentur namun dengan
bertambahnya umur menjadi stabil dan keras. Serabut kolagen dapat mencapai 72
persen dari keseluruhan berat kulit manusia tanpa lemak.
• Elastin biasanya bergelombang, berbentuk amorf, mudah mengembang dan elastis.
• Retikulin mirip dengan kolagen muda.
LAPISAN SUB-
KUTIS

• Merupakan kelanjutan dermis


• Terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak.
• Sel lemak merupakan sel bulat, besar dengan inti terdesak ke pinggir karena sitoplasma lemak
yang bertambah.
• Sel-sel lemak tsb membentuk kelompok yang dipisahkan satu dengan lainnya oleh trabekula (ton-
jolan otot) yang fibrosa.
• Lapisan sel lemak disebut panikulus adiposus, berfungsi sebagai cadangan makanan dan juga se-
bagai bantalan.
• Di lapisan lemak tsb terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah, dan getah bening.
• Tebal jaringan lemak tidak sama tergantung pada lokasi, misal di abdomen 3 cm; di daerah
kelopak mata dan penis sangat tipis.
Cont… LAPISAN SUBKUTIS

• Vaskularisasi kulit diatur oleh 2 pleksus pembuluh darah,


yaitu:
1. Pleksus superfisialis: terletak di bagian atas dermis
2. Pleksus profunda: terletak di subkutis.

• Pembuluh darah yang terdapat di bagian subkutis dan


pars retikularis berukuran lebih besar.

• Bergandengan dengan pembuluh darah terdapat saluran getah bening.


ADNEKSA
KULIT
(Asesoris Kulit)
Adneksa Kulit terdiri atas:
1. Kelenjar kulit
2. Rambut
tidak dibahas
3. Kuku

Kulit, dalam disiplin dermatologi, dipelajari bersamaan


dengan kuku dan rambut karena:
• memiliki keterkaitan asal embrional,
• memiliki sifat yang sama (misalnya cara pertumbuhan,
fungsi), dan
• terkena efek oleh penyakit yang sama (infeksi jamur, psori-
asis).
KELENJAR KULIT

Terdapat di dermis dan terdiri atas:


1. Kelenjar keringat (glandula sudorifera)
a. Kelenjar Ekrin
b. Kelenjar Apokrin

2. Kelenjar palit (glandula sebasea)


KELENJAR KERINGAT (glandula sudorifera)

1. Kelenjar ekrin:
• kecil, terletak dangkal di dermis dengan sekret encer.
• telah terbentuk sempurna pada usia kehamilan 28 minggu dan baru
berfungsi 40 minggu setelah kelahiran.
• saluran kelenjar berbentuk spiral dan bermuara langsung di permukaan
kulit.
• terdapat di seluruh permukaan kulit terutama di telapak tangan dan kaki,
dahi dan ketiak.
• sekresi tergantung pada beberapa faktor dan mekanismenya diatur oleh
saraf kolinergik.
Cont… KELENJAR
KERINGAT
b. kelenjar apokrin:
• lebih besar, terletak lebih dalam dengan sekret lebih kental.
• dipengaruhi oleh saraf adrenergik.
• terdapat di aksila (ketiak), areola ibu, pubis, labia minora, dan
saluran telinga luar.
• Fungsi kelenjar ini dihubungkan dengan sistem hormonal atau sek-
sual.
• Pada waktu lahir, ukurannya kecil dan pada masa pubertas mulai
membesar serta mengeluarkan sekret.
KELENJAR PALIT (glandula sebasea)

• disebut juga sebagai holokrin karena tidak berlumen.


• sekresi kelenjar dipengaruhi oleh hormon androgen.
• sekret kelenjar berasal dari dekomposisi sel.
• sebum adalah sekret dari kelenjar sebasea, mengandung bermacam
lipid, yaitu trigliserida, skualen, wax esters, kolesterol, dan mendekati
permukaan kulit terdapat asam lemak bebas.
• terdapat di seluruh permukaan kulit manusia, kecuali telapak tangan
dan kaki.
• terletak di samping akar rambut dan bermuara pada lumen akar rambut
(folikel rambut).
• Mulai berkembang pada usia remaja dan maksimal pada waktu de-
wasa.
Fisiologi Kulit
FUNGSI UTAMA KULIT

1. Fungsi Proteksi
2. Fungsi Absorpsi
3. Fungsi Ekskresi
4. Fungsi Sensori (Pengindra)
5. Fungsi Termoregulasi (Pengaturan suhu tubuh)
6. Fungsi Melanogenesis (Pembentukan pigmen)
7. Fungsi Keratinisasi
8. Fungsi Produksi Vitamin D
9. Fungsi Ekspresi Emosi
1. FUNGSI PROTEKSI

Kulit melindungi bagian dalam tubuh manusia terhadap:


a. gangguan fisik maupun mekanik, misalnya tekanan, gesekan, tarikan.
– Gangguan ini ditanggulangi dengan adanya bantalan lemak subkutis.
– Tebalnya lapisan kulit dan serabut penunjang menjadi pelindung bagian luar tubuh.
– Proses keratinisasi juga merupakan proteksi mekanis karena sel-sel tanduk
melepaskan diri secara teratur dan diganti oleh sel muda di bawahnya sehingga
kulit tetap utuh.

b. gangguan kimiawi dari zat-zat kimia terutama yang bersifat iritan, misalnya asam atau
basa kuat.
– Gangguan ini ditanggulangi dengan adanya lemak permukaan kulit yang berasal
dari kelenjar palit kulit yang mempunyai pH 5,0 - 6,5.
– Sawar kulit atau permeabilitas kulit berperan ganda yaitu mencegah keluar atau ma-
suknya zat yang berada di luar ke dalam tubuh atau dari dalam ke luar tubuh.
Fungsi sawar kulit terutama berada di sel-sel epidermis.
Cont… 1. FUNGSI PROTEKSI

c. gangguan panas atau dingin

d. ganggan sinar radiasi atau sinar ultraviolet.


– Gangguan ini diatasi oleh sel melanin yang menyerap sebagian
sinar tsb.

e. gangguan kuman, jamur, bakteri atau virus yang ingin masuk ke dalam
kulit.
– Gangguan ini juga diatasi oleh lemak permukaan kulit
2. FUNGSI ABSORPSI

• Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan, maupun benda
padat. Namun, cairan yang mudah menguap dan zat yang larut dalam
minyak lebih mungkin diserap kulit.

• Permeabilitas kulit terhadap gas CO2 atau O2 memungkinkan kulit


menjalankan fungsi respirasi.

• Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit,


hidrasi, kelembapan udara, metabolisme dan jenis vehikulum (pem-
bawa) zat yang menempel di kulit.
3. FUNGSI EKSKRESI

• Kelenjar-kelenjar pada kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna atau


sisa metabolisme dalam tubuh, misal NaCl, urea, asam urat, amonia, dan
sedikit lemak.

• Kelenjar lemak pada fetus (bayi) atas pengaruh hormon androgen dari
ibunya akan menghasilkan sebum untuk melindungi kulitnya terhadap cairan
amnion yang disebut vernix caseosa.

• Sebum yang diproduksi kelenjar palit kulit melindungi kulit dengan cara
meminyaki kulit dan menahan penguapan yang berlebihan sehingga kulit
tidak menjadi kering.

• Penguapan air dari dalam tubuh selain melalui sekresi kelenjar keringat da-
pat pula terjadi secara difusi melalui sel-sel epidermis (transepidermal water
loss - TEWL).
4. FUNGSI SENSORI (PENGINDERAAN)

Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis,


yaitu:

a. badan Ruffini: terletak di dermis.


b. badan Krause: menerima rangsangan dingin dan panas.
c. badan taktil Meissener: terletak di papil dermis, menerima rangsangan
rabaan.
d. badan Merkel-Renvier: terletak di epidermis.

Saraf-saraf sensorik tsb lebih banyak jumlahnya di daerah erotik.


5. FUNGSI TERMOREGULASI (PENGATURAN SUHU
TUBUH)

• Kulit melakukan peran ini dengan cara mengeluarkan keringat dan


mengerutkan otot dinding pembuluh darah kulit.

• Pada keadaan suhu tubuh meningkat, kelenjar keringat mengeluarkan


banyak keringat ke permukaan kulit dan dengan penguapan keringat tsb
terbuang pula kalori panas tubuh.

• Vasokontriksi pembuluh darah kapiler kulit menyebabkan kulit melin-


dungi diri dari kehilangan panas pada waktu dingin.

• Mekanisme termoregulasi ini diatur oleh sistem saraf simpatis yang


mengeluarkan zat perantara asetilkolin
6. FUNGSI MELANOGENESIS (PEMBENTUKAN PIGMEN)

• Jumlah melanosit serta jumlah dan besarnya pigmen melanin yang terbentuk
menentukan warna kulit. Selain itu, ketebalan dan lokasi kulit, karoten, oksi-/
deoksi hemoglobin juga menentukan warna kulit

• Pigmen melanin disintesis di melanosom (organel berbentuk oval yang terletak


pada sel melanosit pada lapisan basale epidermis).

• Paparan sinar matahari mempengaruhi produksi melanin. Semakin banyak pa-


paran, semakin meningkat produksi melanin.

• Pigmen disebarkan ke lapisan epidermis melalui tangan-tangan dendrit yang


mirip kaki cumi-cumi di melanosit.

• Ke arah dermis, pigmen disebarkan melalui sel melanofag.


7. FUNGSI KERATIN-
ISASI
• Keratinisasi dimulai dari sel basal yang kuboid, bermitosis ke atas berubah
bentuk lebih poligonal, yaitu sel spinosum, terangkat lebih ke atas menjadi
lebih gepeng, dan bergranula menjadi sel granulosum. Kemudian, sel tsb
terangkat ke atas lebih gepeng, dan granula serta intinya hilang menjadi sel
lusidum dan akhirnya sampai di permukaan kulit menjadi sel yang mati, pro-
toplasmanya mengering menjadi keras, gepeng, tanpa inti yang disebut sel
tanduk. Proses ini berlangsung selama 21-28 hari.

• Sel tanduk ini secara kontinue lepas dari permukaan kulit dan diganti oleh sel
yang terletak di bawahnya.

• Keratinisasi berlangsung terus-menerus dan berguna untuk fungsi rehabilitasi


kulit agar kulit selalu dapat melaksanakan fungsinya secara baik.
8. FUNGSI PRODUKSI VITAMIN
D

• Kulit memproduksi vitamin D dari bahan baku 7-dihidroksi kolesterol


dengan bantuan sinar matahari.

• Produksi vit D oleh kulit masih rendah bila dibandingkan dengan kebu-
tuhan tubuh akan vit D itu sendiri sehingga diperlukan tambahan vit D
dari luar melalui makanan.
9. FUNGSI EKSPRESI EMOSI

• Kegembiraan dapat dinyatakan oleh otot kulit muka yang relaksasi dan otot
muka pembentuk senyum.

• Kesedihan diutarakan oleh kelenjar air mata yang meneteskan air mata.

• Ketegangan diungkapkan oleh otot kulit dan kelenjar keringat.

• Rasa takut dinyatakan oleh kontraksi pembuluh darah kapiler sehingga kulit
menjadi pucat.

• Rasa erotik diutarakan oleh kelenjar minyak dan pembuluh darah kulit yang
melebar sehingga kulit tampak semakin merah, berminyak dan menyebarkan
bau khas.
Thank you
Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai