Anda di halaman 1dari 26

BOOK ANATOMI KULIT

DAN
READING FISIOLOGI KULIT
Dipresentasikan oleh:
 Aurora Amelia Pasha
 M.Noer Gusti

Preceptor:
dr. Chyntia Giska, M.Ked,Sp.DV

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
RS PERTAMINA BINTANG AMIN
BANDAR LAMPUNG
2023
*Pendahuluan

Kulit merupakan organ tubuh paling luar,


memudahkan pengamatan baik dalam kondisi
normal atau sakit. Dari kulit, muncul berbagai
aksesori yang terindera manusia, rambut
(kasar dan halus), kuku, dan kelenjar.

Kulit adalah organ terbesar pada tubuh


manusia, dengan berat ± 5kg dan luas 2m²
pada seseorang dengan BB 70kg.
Kulit terdiri dari
3 lapisan utama :

  1. lapisan epidermis
2. lapisan dermis
  3. lapisan subkutis
1.
Lapisan Lapisan epidermis adalah lapisan kulit dinamis, senantiasa
Epidermis beregenerasi, berespons terhadap rangsangan di luar maupun
dalam tubuh manusia. Tebalnya bervariasi antara 0,4- 1,5
mm.
Penyusun terbesar epidermis adalah keratinosit.
Terselip di antara keratinosit adalah sel Langerhans dan
melanosit, dan kadang-kadang juga sel Merkel dan limfosit.
Keratinosit tersusun dalam beberapa lapisan, yaitu stratum
basalis, di atasnya berturut-turut adalah stratum spinosum dan
stratum granulosum. Ketiga lapisan epidermis ini dikenal
sebagai stratum Malpighi. Lapisan teratas adalah stratum
korneum yang tersusun oleh keratinosit yang telah mati
(komeosit). 
a. Stratum Korneum

 Lapisan terluar, tersusun beberapa sel gepeng mati, tidak berinti,


protoplasma berubah menjadi keratin.
 Berfungsi sebagai proteksi kulit yang lebih dalam, seperti menahan
kehilangan air dan juga mengatur permeabilitas, deskuama, aktivisas
peptide antimikroba, ekslusi toksin dan penyerapan kimia secara selektif
 Korneosit lebih berperan dalam memberi penguatan terhadap trauma
mekanis, produksi sitokin yang memulai proses peradangan serta
perlindungan terhadap sinar ultraviolet. Waktu yang diperlukan bagi
korneosit untuk melepaskan diri (shedding) dari epidermis kira-kira 14
hari. 
b. Stratum Lusidium

 Stratum lusidium terletak dibawah stratum korneum.


 Terdiri dari 2-3 lapisan sel gepeng, tanpa inti, protoplasma telah
berubah menjadi protein (eleidin)
 pada lapisan ini adhesi kurang sehingga pada sajian seringkali tampak
garis celah yang memisahkan stratum korneum dari lapisan lain di
bawahnya.
c. Stratum Granulosum

• Terdiri dari 2-3 lapisan sel gepeng, memiliki inti, sitoplasma berbutir kasar
(keratohyalin)
• Keratohyaline granules (KG) mengandung profilagrin dan loricrin yang
penting dalam pembentukan comified cell envelope (CCE). Secara
sederhana, keratinosit di stratum granulosum memulai program
kematiannya sendiri (apoptosis), sehingga kehilangan inti dan organel sel
penunjang hidupnya. 
• Waktu yang diperlukan bagi keratinosit basal untuk mencapai stratum
komeum kira-kira 14 hari, dan dapat lebih singkat pada keadaan
hiperproliferasi misalnya psoriasis dan dermatitis kronik
d. Stratum Spinosum

 Terdiri dari beberapa lapis sel poligonal, dengan sitoplasma jernih yang banyak mengandung
glikogen
 Keratinosit stratum spinosum berukuran lebih besar daripada keratinosit stratum basale. Pada
pemeriksaan mikroskopik terlihat struktur mirip taji (spina) yang berfungsi sebagai penyambung
antar keratinosit yang disebut desmosom. Desmosom terdiri dari berbagai protein struktural,
misalnya desmoglein dan desmokolin.
 Keratinosit stratum spinosum mulai membentuk struktur khusus yang disebut lamelar granules (LG)
yang berperan dalam pembentukan sawar lipid pada stratum korneum.
 Pada stratum spinosum dan granulosum terdapat sel Langerhans (SL), sel dendritik penyaji antigen
yang berperan penting dalam pertahanan imunologik manusia.
 Keratinosit sendiri hingga derajat tertentu juga mampu membangkitkan respons imunologik dengan
cara melepaskan sitokin proinflamasi, jika terjadi jejas yang mengancam.
e. Stratum Basalis
 Terdiri dari sel berbentuk kolumnar dengan protoplasma basofilik berinti lonjong dan besar, dan sel pembentuk melanin
(melanosit).
 Keratinosit stratum basalis terletak berjajar di atas lapisan struktural yang disebut basal membrane zone
(BMZ). Keratinosit basal berdiri kokoh di atas BMZ karena protein struktural yang 'memaku' membran
sitoplasma keratinosit pada BMZ yang disebut hemidesmosom.
 Terdapat berbagai jenis hemidesmosom, yang penting di antaranya adalah BPAg dan integrin. Gangguan pada struktur
hemidesmosom akan menyebabkan kulit tidak dapat menahan trauma mekanik. Pada penyakit pemfigoid bulosa
misalnya, reaksi autoimun yang menghancurkan BPAg akan menyebabkan timbulnya celah subepidermal yang
terletak antara keratinosit basal dan BMZ. Terdapat tiga subpopulasi keratinosit di stratum basalis, yaitu:
1. sel punca (stem cells),
2. transient amplifying cells (TAC),
3. sel pascamitosis (post-mitotic cells). 
 Keratinosit memiliki struktur intrasttoplasma yang disebut keratin intermediate filament {KIF).
 Sitoplasma keratinosit banyak mengandung melanin, pigmen wama yang tersimpan dalam melanosom.
 Sel Merkel berfungsi sebagai reseptor mekanik (mechanoreceptors), terutama berlokasi pada kulit dengan sensitivitas
raba yang tinggi, termasuk kulit yang berambut maupun glabrosa (bibir dan jari).
2. LapisanDermis
Dermis merupakan Jaringan di bawah epidermis yang juga
memberi ketahanan pada kulit, termoregulasi, perlindungan
imunologik, dan ekskresi.
Serabut kolagen (collagen bundles) membentuk sebagian
besar dermis, bersama serabut elastik memberikan kulit
kekuatan dan elastisitasnya.
Fibroblas, makrofag dan sel mast rutin ditemukan pada
dermis. Fibroblas adalah sel yang memproduksi protein
matriks jaringan ikat dan serabut kolagen serta elastik di
dermis. Makrofag merupakan salah satu elemen pertahanan
imunologik pada kulit yang mampu bertindak sebagai fagosit,
sel penyaji antigen, maupun mikrobisidal dan tumorisidal.
Lanjutan

  a. pars papilare   :   menonjol ke epidermis,


terdapat ujung serabut saraf & pembuluh
darah
  b. pars retikulare  :   menonjol ke arah subkutis
terdiri atas serabut penunjang, mis   kolagen,
elastin & retikulin

 
3. Lapisan Terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel lemak mampu mempert-
ahankan suhu tubuh, dan merupakan cadangan energi, juga menye-
Subkutis diakan bantalan yang meredam trauma melalui permukaan kulit.
Deposisi lemak menyebabkan terbentuknya lekuk tubuh yang
memberikan efek kosmetis.
•Sel lemak : bulat, besar, inti di pinggir sitoplasma
•Lapisan sel lemak /fanikulus adiposa berfungsi sebagai bantalan &
cadangan makanan
•Terdapat ujung saraf, pembuluh darah & getah bening
•Ketebalan bervariasi bergantung lokasi :  abdomen tebal, kelopak
mata & penis tipis
• Vaskularisasi kulit
a. pleksus superfisialis di dermis pars papilare
b. pleksus profunda di pars retikulare & subkutis 
Gambar Kulit
&
Adneksa
Adneksa Kulit
Yang tergolong adneksa kulit adalah rambut, kelenjar ekrin dan apokrin, serta kuku.

1. Rambut
• Folikel rambut sering disebut sebagai unit pilosebasea karena terdiri atas
bagian rambut dan kelenjar sebasea yang bermuara ke bagian folikel rambut
yang disebut ismus. Rambut yang tebal dan berpigmen disebut rambut termina-
l misalnya rambut kulit kepala dan janggut. Rambut yang halus, panjangnya
kurang dari 1 cm dan tidak berpigmen disebut velus, terdapat pada sebagian
besar permukaan kulit kecuali kulit glabrosa. 

• Rambut tumbuh mengikuti siklus 3 fase anagen (pertumbuhan), katagen


(involusi) dan telogen (istirahat). Panjang masing-masing fase berbeda pada
lokasi kulit yang berbeda. Pada kulit kepala, fase anagen berlangsung kira-
kira selama 3 tahun, fase katagen 3 minggu dan fase telogen 3 bulan. Pada
suatu waktu pada kulit kepala 85% rambut berada pada fase anagen, sekitar
10% berada pada fase telogen dan sisanya pada tahap katagen. Maka, pada
keadaan norma-l dapat ditemukan rambut yang rontok.
Struktur Rambut :
1. Kutikula : terdiri dari lapisan keratin yang berguna
untuk perlindungan terhadap kekeringan dan
pengaruh lain
2. Korteks : terdiri atas serabut polipeptida yang
memanjang dan saling berdekatan. Lapisan ini
mengandung pigmen.
3. Medula : terdiri atas 3-4 lapis sel kubus/kuboid
yang berisi keratohialin, badan lemak, dan rongga
udara. Rambut velus tidak mempunyai medula.
2. Kelenjar kulit di lapisan dermis
  a.  kelenjar keringat/glandula sudorifera
   kel ekrin   : letak superfisial, kecil, sekret encer, di seluruh   permukaan kulit, 
  terbanyak di telapak tangan & kaki, dahi, aksila
Fungsi utama kelenjar ekrin adalah :
(1) mengatur penglepasan panas,
(2) eksresi air dan elektrolit,
(3) mempertahankan keasaman pennukaan kulit sehingga mencegah kolonisasi 
kuman patogen.
   kel apokrin   : letak propunda, lebih besar, sekret kental (aksila, areola mamma,
pubis, labia minora &   saluran telinga luar)
Fungsi kelenjar apokrin pada manusia tidak jelas tetapi mungkin sekret kelenjar
ini mengandung semacam feromon. 
  b. kelenjar palit/glandula sebasea
  - di seluruh permukaan kulit kecuali telapak tangan dan kaki
  - letak di samping akar rambut, muara ke lumen akar rambut
  - sekresi dipengaruhi hormon androgen
 
*Adneksa Kulit
2. Kuku
  - Bagian terminal lapisan tanduk / str korneum yg menebal 
Terdiri atas :
  a. matriks kuku   : pembentuk jar kuku baru
  b. dinding kuku   : lipatan kulit tutupi bag pinggir & atas
  c. dasar kuku       : bagian kulit yang ditutupi kuku    
  d. alur kuku : celah antara dinding & dasar kuku
  e. akar kuku  : bagian proksimal kuku
  f. lempeng kuku   : bagian tengah kuku dikelilingi dinding kuku
 g. lunula  : bagian lempeng kuku warna putih dekat akar   kuku,
bentuk bulan sabit
  h. eponikium  : dinding kuku bagian proksimal, kulit arinya  
menutupi permukaan lempeng kuku
 i. hiponikium  : dasar kuku, kulit ari di bawah kuku bebas yang
menebal
FUNGSI KULIT

1. Proteksi
2. Absorpsi
3. Ekskresi
4. Persepsi
5. Termoregulasi
6. Pembentukan pigmen
7. Pembentukan vit D
FUNGSI 1. Fungsi proteksi
  Pelindung tubuh terhadap :
KULIT   -   gangguan fisis/mekanis
  lemak, ketebalan kulit, keratinisasi, & jaringan penunjang
  -  gangguan kimiawi
  sifat str korneum impermeabel terhadap zat kimia & air
  keasaman kulit lindungi kontak kimiawi
  -   gangguan panas
  melanosit : pelindung terhadap paparan matahari/radiasi UV
  -  infeksi
  keasaman kulit (hasil ekskresi keringat & sebum) pH 5-6,5
FUNGSI 2. Fungsi  absorpsi
  -  penyerapan cairan mudah menguap & larut lemak
KULIT
  -  permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 & uap air      
fungsi respirasi
  -   absorpsi dipengaruhi : ketebalan kulit, hidrasi,
kelembaban,   metabolisme & vehikulum
 
3.   Fungsi ekskresi
  -  hasil kelenjar  : keringat, sebum
  -  sisa metabolisma : NaCl, as urat, & amonia.
FUNGSI 4.  Fungsi persepsi
  Terdapat ujung saraf sensoris di dermis & subkutis :
KULIT
  -   Badan ruffini    : sensasi panas
  -   Badan Krause   : sensasi dingin
  -  Badan Meissner & Merkel Ranvier : sensasi raba
  -  Badan Paccini   : sensasi tekanan

5. Fungsi termoregulasi
  -  keluarkan keringat &  kontraksi otot pembuluh darah
kulit
FUNGSI 6. Pembentukan pigmen
  -  melanosit dilapisan basal
KULIT   -   warna kulit dipengaruhi oleh :
  sel melanosit, besar butiran pigmen (melanosom), ketebalan ku-lit,
reduksi Hb, Oksi Hb, & karoten
    
7. Pembentukan vit D
  -  kemampuan mengubah 7 dehidroksikolesterol dgn bantuan
sinar   matahari   

Anda mungkin juga menyukai