Airin Bismarullah P
1102018160
Kulit adalah organ tunggal terberat di tubuh dengan berat sekitar 15% dari
berat badan total dengan luas permukaan sekitar 1,2 - 2,3 m2 pada orang dewasa.
Kulit terdiri atas lapisan epidermis yang berasal dari ektoderm permukaan dan
lapisan dermis yang berasal dari mesoderm. Berdasarkan ketebalan epidermis
kulit dapat dibedakan menjadi kulit tebal dan kulit tipis. Turunan epidermis
meliputi rambut, kuku, kelenjar sebasea, dan kelenjar keringat.
Kulit terbagi menjadi 3 lapisan:
1) Epidermis
Sel-sel epidermis
a. Keratinosit
b. Melanosit
Melanosit paling banyak terdapat pada kulit muka dan genitalia eksterna.
Jumlah melanosit tiap individu hampir sama, hanya jumlah produksi melanin
berbeda. Sintesis melanin berlangsung di dalam melanosit dengan tirosinase
berperan penting. Tirosin mula-mula diubah menjadi 3,4-dihidroksifenilalanin
(dopa) dan kemudian menjadi dopaquinon yang kemudian bertransformasi dan
dikonversi menjadi melanin. Dalam melanosit, melanin berkumpul dalam vesikel
yang disebut premelanosom. Vesikel kemudian matang menjadi melanosom yang
disebarkan melalui cabang sitoplasma melanosit ke keratinosit di sekitarnya
terutama yang berada di stratum basale. Setelah granula melanin bermigrasi di
dalam juluran sitoplasma, granula melanin akan berkumpul di daerah
supranuklear sehingga inti sel terlindungi dari radiasi matahari yang merusak.
Menggelapnya kulit karena sinar uv adalah hasil proses dua tahap yakni reaksi
fisikokimia menghitamkan melanin dan melepaskannya dengan cepat ke
keratinosit. Pada tahap kedua kecepatan sintesis melanin menjadi meningkat dan
mengakibatkan peningkatan jumlah pigmen.
c. Sel langerhans
d. Sel Merkel
Sel ini memiliki jumlah paling sedikit dan berasal dari krista neuralis.
Sel ini terdapat pada lapisan basal kulit tebal, terutama banyak ditemukan di
ujung jari, folikel rambut dan mukosa mulut. Sel ini memiliki peranan sebagai
mekanoreseptor.
Terdiri dari beberapa lapis sel gepeng yang mati dan tidak berinti
b. Stratum Lusidum
Biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan telapak tangan
e. Stratum basale
Terdiri dari sel – sel kuboid yang tegak lurus terhadap dermis
Setiap kulit yang mati banyak mengandung keratin yaitu protein fibrous
insoluble yang membentuk barier terluar kulit yang berfungsi:
Setiap kulit yang mati akan terganti tiap 3-4 minggu. Epidermis akan
bertambah tebal jika bagian tersebut sering digunakan. Persambungan antara
epidermis dan dermis di sebut rete ridge yang berfunfgsi sebagai tempat
pertukaran nutrisi yang essensial. Dan terdapat kerutan yang disebut fingers
prints.
2) Dermis (korium)
Merupakan lapisan dibawah epidermis. Terdiri dari jaringan ikat yang terdiri
dari 2 lapisan:
a. Pars papilare
b. Pars retikulare
a. Sel lemak
b. Vaskularisasi
o Pleksus superfisialis
o Pleksus profunda
Adneksa Kulit
- Kelenjar Apokrin
Pada telinga bagian luar terdapat kelenjar apokrin khusus yang disebut
K. seruminosa yang menghasilkan serumen (wax)
2) Kelenjar Sebasea
Turunan Kulit
Rambut
Kuku
Kuku berasal dari sel yang sama pada epidermis, mempunyai matriks yang
aktif bermitosis menghasilkan dasar kuku, yang merupakan lanjutan stratum
germinatif kulit. Bagian pangkal kuku diliputi suatu lipatan kulit yang disebut
eponikium atau kutikula. Lempeng kuku tumbuh dari dasar kuku sebagai suatu
lempeng zat tanduk.Dasar kuku merupakan lanjutan stratum germinatif, terdiri
atas sel-sel basal di atas membran basal dan dua atau tiga lapisan spinosum. Di
bagian proksimal kuku terdapat daerah putih yang berbentuk bulan , disebut
lunula. Stratum korneum yang mengeras di bawah ujung bebas kuku disebut
hiponikium.Pertumbuhan kuku bersifat kontinu dan bisa digunakan sebagai
indikator kesehatan seseorang seperti, adanya lekukan dan kekeruhan sering
ditemukan pada infeksi kuku.Kuku yang tipis, mudah sobek, konkaf atau kuku
sendok, menandakan adanya penyakit seperti anemia kronik, sifilis dan demam
rematik. Kuku yang kering dan rapuh menunjukan defisiensi vitamin atau
keadaan hipotiroid.
1.Proteksi
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis,
gangguan kimiawi, gangguan bersifat panas, serta gangguan infeksi luar
terutama kuman/bakteri maupun jamur. Gangguan fisik dan mekanik
ditanggulangi dengan adanya bantalan lemak subkutis, tebalnya lapisan kilit,
dan serabut penunjang yang berfungsi sebagai pelindung bagian luar tubuh.
Gangguan sinar UV diatasi oleh sel melanin yang menyerap sebagian sinar
tersebut. Gangguan kimiawi ditanggulangi dengan adanya lemak permukaan
kulit yang berasal dari kelenjar palit kulit yang mempunyai pH 5,0 – 6,5.
Lemak permukaan kulit juga berperan dalam mengatasi banyak mikroba yang
ingin masuk ke dalam kulit.
2.Absorpsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan, maupun benda padat.
tetapi cairan yang mudah menguap lebih mungkin diserap kulit, begitu pula
zat yang larut dalam minyak. Permeabilitas kulit terhadap gas CO2 atau O2
mengungkapkan kemungkinan kulit mempunyai peran dalam fungsi respirasi.
Kemampuan absorpsi tersebut dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi,
kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum.
3.Eksresi
Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme berupa NaCl.
Urea, asam urat, dan ammonia. Sebum yang dihasilkan berfungsi untuk
melindungi kulit karena selain meminyaki kulit juga menahan evaporasi air
yang berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering.
4.Persepsi
Rangsang panas : badan-badan Ruffini di dermis dan subkutis.
Rangsang dingin : badan-badan Krause yang terletak di dermis.
Rangsang rabaan : badan taktil Meissner di papilla dermis dan badan Merkel
Ranvier di epidermis.
Rangsang tekan : badan Paccini di epidermis.
5.Pengaturan suhu tubuh
Termoregulasi kulit dilakukan dengan mengeluarkan keringat dan
mengerutkan pembuluh darah kulit.
6.Pembentukan pigmen
Perbandingan jumlah sel basal : melanosit adalah 10 : 1. Jumlah melanosit dan
jumlah serta besarnya butiran pigmen menentukan warna kulit ras maupun
individu. Pajanan sinar matahari mempengaruhi produksi melanosom. Pigmen
disebar ke epidermis melalui tangan-tangan dendrite, sedangkan pada dermis
melalui sel melanofag. Warna kulit juga dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit,
reduksi Hb, oksi Hb dan karoten.
7.Keratinisasi
Keratinosit dimulai dari sel basal yang mengadakan pembelahan, sel basal
yang lain akan berpindah ke atas dan berubah bentuknya menjadi sel
spinosum, makin ke atas makin gepeng dan bergranula menjadi sel
granulosum. Makin lama inti menghilangdan keratinosit ini menjadi sel
tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung normal selama kira-kira 14-21 hari
dan member perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis fisiologik.
8.Pembentukan vitamin D
Dimungkinkan dengan mengubah 7 dihidroksi kolesterol dengan pertolongan
sinar matahari.
9.Fungsi Ekspresi Emosi
Hasil gabungan fungsi yang telah disebut di atas menyebabkan kulit mampu
berfungsi sebagai alat untuk menentukan emosi yang terdapat dalam jiwa
manusia. Kegembiraan dapat dinyatakan oleh otot kulit muka yang relaksasi
dan tersenyum, kesedihan diutarakan oleh kelenjar air mata yang meneteskan
air matanya, ketegangan dengan otot kulit dan kelenjar keringat, ketakutan
oleh kontraksi pembuluh darah kapiler kulit sehingga kulit menjadi pucat dan
rasa erotik oleh kelenjar minyak dan pembuluh darah kulit yang melebar
sehingga kulit tampak semakin merah, berminyak, dan menyebarkan bau
khas.Semua fungsi kulit pada manusia berguna untuk mempertahankan
kehidupannya sama seperti organ tubuh lain.
Berbagai jenis cendawan atau jamur yang dapat menimbulkan penyakit kulit telah
banyak ditemukan. Jamur tersebut terdapat pada kulit dalam bentuk muselia (bagain
vegetatif dari cendawan) yang dapat beruas atau tidak beruas. Dari ruas-ruas tersebut
terbentuk spora - spora. Spora kemudian bertunas untuk membentuk muselia baru.
Spora memiliki bentuk bulat atau lonjong dan sangat kecil sehingga hanya bisa
melalui mikroskop dengan pembesaran ganda.
LO 4 M & M DERMATOFITOSIS
4.1 Definisi
4.2 Etiologi
Berdasarkan sifat makro dan mikro, dermatofita dibagi menjadi:
microsporum, tricopyton, dan epidermophyton. Yang paling terbanyak
ditemukan di Indonesia adalah T.rubrum. dermatofita lain adalah:
E.floccosum, T.mentagrophytes, M. canis, M. gypseum, T.cocentricum,
T.schoeleini dan T. tonsurans.
Microsporum
Kelompok dermatofita yang bersifat keratofilik, hidup pada tubuh
manusia (antropofilik) atau pada hewan (zoofilik). Merupakan bentuk
aseksual dari jamur. Terdiri dari 17 spesies, dan yang terbanyak adalah:
Epidermophyton
Tricophyton
4.3 Klasifikasi
Klasifikasi yang paling sering dipakai oleh para spesialis kulit adalah
berdasarkan lokasi
a. Tinea kapitis, tinea pada kulit dan rambut kepala
b. Tinea barbe, dermatofitosis pada dagu dan jengggot.
c. Tinea kruris, dermatofita pada daerah genitokrural, sekitar anus, bokong,
dan kadang-kadang sampai perut bagian bawah
d. Tinea pedis et manum, dermatofitosis pada kaki dan tangan.
e. Tinea unguium, tinea pada kuku kaki dan tangan.
f. Tinea facialis, tinea yang meliputi bagian wajah
g. Tinea korporis, dermatofitosis pada bagian lain yang tidak termasuk 5
bentuk tinea diatas.
Selain 6 bentuk tinea di atas masih dikenal istilah yang mempunyai arti
khusus, yaitu:
a. Tinea imbrikata: dermatofitosis dengan susunan skuama yang kosentris
dan disebabkan oleh tricophyton concentricum.
b. Tinea favosa atau favus: dermatofitosis yang terutama disebabkan oleh
tricophyton schoenleini: secara klinis antara lain berbentuk skutula dan
berbau seperti tikus (mousy odor).
c. Tinea sirsinata, arkuata yang merupakan penamaan deskriptif dari
morfologinya.
d. Tinea incognito: dermatofitosis dengan bentuk klinis tidak khas oleh
karena telah diobati dengan steroid topical kuat.
Dermatofitosis
Tinea Kapitis
Biasanya penyakit ini banyak menyerang anak-anak dan sering
ditularkan melalui binatang- binatang peliharaan seperti kucing, anjing dan
sebagainya.
Berdasarkan bentuk yangkhas Tinea Kapitis dibagi dalam 4 bentuk :
Kerion
Bentuk ini adalah yang serius, karena disertai dengan radang yang
hebat yang bersifat lokal, sehingga pada kulit kepala tampak bisul-bisul kecil
yang berkelompok dan kadang-kadang ditutupi sisik-sisik tebal. Rambut di
daerah ini putus-putus dan mudah dicabut. Bila kerion ini pecah akan
meninggalkan suatu daerah yang botak permanen oleh karena terjadi sikatrik.
Bentuk ini terutama disebabkan oleh Mikosporon kanis, M.gipseum ,
T.tonsurans dan T. Violaseum.
Tinea favosa
Kelainan di kepala dimulai dengan bintik-bintik kecil di bawah kulit
yang berwarna merah kekuningan dan berkembang menjadi krusta yang
berbentuk cawan (skutula), serta memberi bau busuk seperti bau tikus
“moussy odor”. Rambut di atas skutula putus-putus dan mudah lepas dan
tidak mengkilat lagi. Bila menyembuh akan meninggalkan jaringan parut dan
alopesia yang permanen. Penyebab utamanya adalah Trikofiton schoenleini,
T. violasum dan T. gipsum. Oleh karena Tinea kapitis ini sering menyerupai
penyakit-penyakit kulit yang menyerang daerah kepala, maka penyakit ini
harus dibedakan dengan penyakit-penyakit bukan oleh jamur seperti: Psoriasis
vulgaris dan Dermatitis seboroika.
Tinea Korporis
Penyakit ini banyak diderita oleh orang-orang yang kurang mengerti
kebersihan dan banyak bekerja ditempat panas, yang banyak berkeringat serta
kelembaban kulit yang lebih tinggi. Predileksi biasanya terdapat dimuka,
anggota gerak atas, dada, punggung dan anggota gerak bawah.
Bentuk yang klasik dimulai dengan lesi-lesi yang bulat atau lonjong
dengan tepi yang aktif. Dengan perkembangan ke arah luar maka bercak-
bercak bisa melebar dan akhirnya dapat memberi gambaran yang polisiklis,
arsiner, atau sinsiner. Pada bagian tepi tampak aktif dengan tanda-tanda
eritema, adanya papel-papel dan vesikel, sedangkan pada bagian tengah lesi
relatif lebih tenang. Bila tinea korporis ini menahun tanda-tanda aktif jadi
menghilang selanjutnya hanya meningggalkan daerah-daerah yang
hiperpigmentasi saja. Kelainan-kelainan ini dapat teIjadi bersama-sama
dengan Tinea kruris.
Tinea Kruris
Penyakit ini memberikan keluhan perasaan gatal yang menahun,
bertambah hebat bila disertai dengan keluarnya keringat. Kelainan yang
timbul dapat bersifat akut atau menahun. Kelainan yang akut memberikan
gambaran yang berupa makula yang eritematous dengan erosi dan kadang-
kadang terjadi ekskoriasis. Pinggir kelainan kulit tampak tegas dan aktif.
Apabila kelainan menjadi menahun maka efloresensi yang nampak hanya
makula yang hiperpigmentasi disertai skuamasi dan likenifikasi. Gambaran
yang khas adalah lokalisasi kelainan, yakni daerah lipat paha sebelah dalam,
daerah perineum dan sekitar anus. Kadang-kadang dapat meluas sampai ke
gluteus, perot bagian bawah dan bahkan dapat sampai ke aksila. Penyebab
utama adalah Epidermofiton flokkosum, Trikofiton rubrum dan
T.mentografites.
Tinea Pedis
Tinea pedis disebut juga Athlete’s foot = “Ring worm of the foot”.
Penyakit ini sering menyerang orang-orang dewasa yang banyak bekerja di
tempat basah seperti tukang cuci, pekerja-pekerja di sawah atau orang-orang
yang setiap hari harus memakai sepatu yang tertutup seperti anggota tentara.
Keluhan subjektif bervariasi mulai dari tanpa keluhan sampai rasa gatal yang
hebat dan nyeri bila ada infeksi sekunder.
Bentuk hyperkeratosis
Disini lebih jelas tampak ialah terjadi penebalan kulit disertai sisik
terutama ditelapak kaki, tepi kaki dan punggung kaki. Bila hiperkeratosisnya
hebat dapat terjadi fisurafisura yang dalam pada bagian lateral telapak kaki.
Tinea Unguium
Tinea Imbrikata
Penyakit ini adalah bentuk yang khas dari Tinea korporis yang
disebabkan oleh Trikofiton consentricum. Gambaran klinik berupa makula
yang eritematous dengan skuama yang melingkar. Apabila diraba terasa jelas
skuamanya menghadap ke dalam. Pada umumnya pada bagian tengah dari lesi
tidak menunjukkan daerah yang lebih tenang, tetapi seluruh makula ditutupi
oleh skuama yang melingkar. Penyakit ini sering menyerang seluruh
permukaan tubuh sehingga menyerupai:
Eritrodemia
Pempigus foliaseus
Iktiosis yang sudah menahun
Tinea Barbae
Non Dermatofitosis
Infeksi non-dermatofitosis pada kulit biasanya terjadi pada kulit yang
paling luar. Hal ini disebabkan jenis jamur ini tidak dapat mengeluarkan zat
yang dapat mencerna keratin kulit dan tetap hanya menyerang lapisan kulit
yang paling luar. Yang masuk ke dalam golongan ini adalah :
Tinea Versikolor
Tinea versikolor/Pityriasis versikolor adalah infeksi ringan yang sering
terjadi disebabkan oleh Malasezia furfur. Penyakit jamur kulit ini adalah
penyakit yang kronik dan asimtomatik ditandai oleh bercak putih sampai
coklat yang bersisik. Kelainan ini umumnya menyerang badan dan kadang-
kadang terlihat di ketiak, sela paha, tungkai atas, leher, muka dan kulit kepala.
Pertumbuhannya pada kulit (stratum korneum) berupa kelompok sel-
sel bulat, bertunas, berdinding tebal dan memiliki hifa yang berbatang pendek
dan bengkok, biasanya tidak menyebabkan tanda-tanda patologik selain sisik
halus sampai kasar. Bentuk lesi tidak teratur, berbatas tegas sampai difus dan
ukuran lesi dapat milier,lentikuler, numuler sampai plakat.
Piedra hitam
Merupakan jamur penyebab piedra hitam (infeksi pada rambut berupa
benjolan yang melekat erat pada rambut, berwarna hitam) yang disebabkan
oleh jamur Piedraia hortae. Penyakit ini umumnya terdapat di daerah tropik,
terutama Indonesia. Jamur ini tergolong kelas ascomycetes dan membentuk
spora seksual. Piedraia hortae, termasuk jamur Dematiaceae. Pada sediaan
langsung dari koloni yang padat ini terlihat hifa hitam berseptum. Dalam
koloni yang padat tersebut juga dibentuk askus yang berisi askospora.
Infeksi terjadi karena rambut kontak dengan spora jamur penyebab dan
jamur akan tumbuh membentuk koloni di sepanjang batang rambut. Diagnosis
piedra hitam ialah dengan memeriksa benjolan pada rambut.
Otomikosis
Otomikosis adalah infeksi jamur pada liang telinga bagian luar. Jamur
dapat masuk ke dalam liang telinga melalui alat-alat yang dipakai untuk
mengorek-ngorek telinga yang terkontaminasi atau melalui udara atau air.
Penderita akan mengeluh merasa gatal atau sakit di dalam liang telinga. Pada
liang telinga akan tampak berwarna merah, ditutupi oleh skuama, dan
kelainan ini ke bagian luar akan dapat meluas sampai muara liang telinga dan
daun telinga sebelah dalam. Tempat yang terinfeksi menjadi merah dan
ditutupi skuama halus. Bila meluas sampai ke dalam, sampai ke membrana
timpani, maka daerah ini menjadi merah, berskuama, mengeluarkan cairan
srousanguinos. Penderita akan mengalami gangguan pendengaran. Bila ada
infeksi sekunder dapat terjadi otitis ekstema. Penyebab biasanya jamur
kontaminasi yaitu Aspergillus, sp, Mucor, Rhizopus, Candida dan
Penicillium.
f. Tinea Barbae
Penderita Tinea barbae ini biasanya mengeluh rasa gatal di daerah jenggot,
jambang dan kumis, disertai rambut-rambut di daerah itu menjadi putus. Ada
2 bentuk yaitu superfisialis dan kerion:
Superfisialis
Kelainan-kelainan berupa gejala eritem, papel dan skuama yang mula-
mula kecil selanjutnya meluas ke arab luar dan memberi gambaran
polisiklik, dengan bagian tepi yang aktif. Biasanya gambaran seperti
ini menyerupai tinea korporis
Kerion
Bentuk ini membentuk lesi-lesi yang eritematous dengan ditutupi
krusta atau abses kecil dengan permukaan membasah oleh karena
erosi.
g. Tinea Imbrikata
Penyakit ini adalah bentuk yang khas dari Tinea korporis yang disebabkan
oleh Trikofiton konsentrikum. Gambaran klinik berupa makula yang
eritematous dengan skuama yang melingkar. Apabila diraba terasa jelas
skuamanya menghadap ke dalam. Pada umumnya pada bagian tengah dari lesi
tidak menunjukkan daerah yang lebih tenang, tetapi seluruh makula ditutupi
oleh skuama yang melingkar.
4.6 Komplikasi
1. Bisa terjadi infeksi sekunder oleh bakteri atau candida
2. Hiperpigmentasi karena infeksi jamur kronik
3. Efek samping pemakaian obat steroid topikal dapat mengakibatkan
eksaserbasi penyakit
4. Allopecia permanen &kerion (tinea capitis)
5. Onychomycosis (tinea manus/pedis)
4.7 Pencegahan
Perkembangan infeksi jamur diperberat oleh panas, basah dan maserasi. Jika
faktor-faktor lingkungan ini tidak diobati, kemungkinan penyembuhan akan
lambat. Daerah intertrigo atau daerah antara jari-jari sesudah mandi harus
dikeringkan betul dan diberi bedak pengering atau bedak anti jamur.
Alas kaki harus pas betul dan tidak terlalu ketat.
Pasien dengan hiperhidrosis dianjurkan agar memakai kaos dari bahan katun
yang menyerap keringat, jangan memakai bahan yang terbuat dari wool atau
bahan sintetis.
Pakaian dan handuk agar sering diganti dan dicuci bersih-bersih dengan air
panas.
4.8 Prognosis
Bila penatalaksaan dilakukan dengan rutin dan tepat maka dermatofitosis
dapat sembuh total. Prognosis penyakit ini baik dengan diagnosis dan terapi
yang tepat asalkan kelembapan dan kebersihan kulit selalu dijaga.
6. M & M Tatalaksana
6.1 Farmakologi
1.Obat topikal kurang efektif digunakan pada tinea capitis & cruris
Menutup Aurat
Aurat diambil dari perkataan Arab 'Aurah' yang berarti keaiban. Manakala dalam
istilah fiiah aurat diartikan sebagai bagian tubuh badan seseorang yang wajib ditutup
atau dilindungi dari pandangan.
Perintah menutup aurat telah difirmankan oleh Allah s.w.t dalam surah al-ahzab ayat
33
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah
laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah
zakat dan ta'atilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak
menghilangkan dosa dari kamu dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya”.
Islam telah menggariskan batasan aurat pada lelaki dan wanita.Aurat asas
pada lelaki adalah menutup antara pusat dan lutut. Manakala aurat wanita pula adalah
menutup seluruh badan kecuali muka dan tapak tangan.
Widaty, Sandra & Budimulja, Unandar. Dermatofitosis : Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Edisi Ketujuh 2018.