Oleh:
NIM : 19J10131
FISIOLOGI KULIT
Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut:
1. Pelindung atau proteksi
Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi jaringan-
jaringan tubuh di sebelah dalam dan melindungi tubuh dari pengaruh-
pengaruh luar seperti luka dan serangan kuman. Lapisan paling luar dari kulit
ari diselubungi dengan lapisan tipis lemak, yang menjadikan kulit tahan air.
Kulit dapat menahan suhu tubuh, menahan luka-luka kecil, mencegah zat
kimia dan bakteri masuk ke dalam tubuh serta menghalau rangsang-
rangsang fisik seperti sinar ultraviolet dari matahari.
2. Penerima rangsang
Kulit sangat peka terhadap berbagai rangsang sensorik yang
berhubungan dengan sakit, suhu panas atau dingin, tekanan, rabaan, dan
getaran. Kulit sebagai alat perasa dirasakan melalui ujung-ujung saraf
sensasi.
3. Pengatur panas atau thermoregulasi
Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan konstruksi pembuluh
kapiler serta melalui respirasi yang keduanya dipengaruhi saraf
otonom. Tubuh yang sehat memiliki suhu tetap kira-kira 98,6 derajat
Farenheit atau sekitar 36,50C. Ketika terjadi perubahan pada suhu luar,
darah dan kelenjar keringat kulit mengadakan penyesuaian seperlunya
dalam fungsinya masing-masing. Pengatur panas adalah salah satu fungsi
kulit sebagai organ antara tubuh dan lingkungan. Panas akan hilang
dengan penguapan keringat.
4. Pengeluaran (ekskresi)
Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-kelenjar
keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan membawa
garam, yodium dan zat kimia lainnya. Air yang dikeluarkan melalui kulit
tidak saja disalurkan melalui keringat tetapi juga melalui penguapan air
transepidermis sebagai pembentukan keringat yang tidak disadari.
5. Penyimpanan.
Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak.
6. Penyerapan terbatas
Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat yang larut dalam
lemak dapat diserap ke dalam kulit. Hormon yang terdapat pada krim
muka dapat masuk melalui kulit dan mempengaruhi lapisan kulit pada
tingkatan yang sangat tipis. Penyerapan terjadi melalui muara kandung
rambut dan masuk ke dalam saluran kelenjar palit, merembes melalui
dinding pembuluh darah ke dalam peredaran darah kemudian ke berbagai
organ tubuh lainnya.
7. Penunjang penampilan
Fungsi yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan kulit yang
tampak halus, putih dan bersih akan dapat menunjang penampilan Fungsi lain
dari kulit yaitu kulit dapat mengekspresikan emosi seseorang seperti kulit
memerah, pucat maupun konstraksi otot penegak rambut.
3. Faktor Predisposisi dan Presipitasi
a. Faktor Predisposisi
Gangguan jaringan kulit epidermis dan dermis
b. Faktor Presipitasi
1) Lesi
2) Edema
3) Eritema
4) Kekeringan membran mukosa
5) Leukoplakia
6) Lidah kotor
4. Gangguan Terkait Kerusakan Integritas kulit
a. Etiologi
Kerusakan integritas kulit adalah keadaan dimana seorang individu
mengalami atau beresiko terhadap kerusakan jaringan epidermis dan dermis.
Batasan karakteristik mayor harus terdapat gangguan jaringan epidermis dan
dermis. Batasan minor mungkin terdapat pemasukan kulit, eritema, lesi
(Primer, skunder) pruritus.
Etiologi atau penyebab masalah kerusakan integritas kulit yaitu adanya
warna kemerahan pada daerah luka, terjadi nekrosis sekitar ulkus. Diagnosa
keperawatan kerusakan integritas kulit ini penulis prioritaskan sebagai
prioritas ketiga karena menurut Maslow, integritas kulit masuk dalam
kebutuhan keselamatan dan rasa aman yang terdapat pada piramida kedua.
Kerusakan integritas kulit juga diprioritaskan sebagai diagnosa ketiga
setelah nutrisi karena dengan meningkatnya kebutuhan nutrisi dapat
mempercepat penyembuhan luka. Kerusakan integritas kulit terjadi karena
kerusakan sel β yang menyebabkan produksi insulin berkurang dan
mengakibatkan terjadinya peningkatan konsentrasi glukosa disekresi mukus,
gula darah meningkat, darah menjadi pekat dan mengakibatkan kerusakan
sistem vaskuler, terjadi gangguan fungsi imun, penurunan aliran darah
menjadikan gangguan penyembuhan luka pada ulkus.
b. Patofiologi
Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta dapat diibaratkan sebagai anak kunci
yang dapat membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel, untuk kemudian
di dalam sel glukosa itu dimetabolisasikan menjadi tenaga. Bila insulin tidak
ada atau bila insulin itu kerjanya tidak baik seperti dalam keadaan resistensi
insulin maka glukosa tak dapat masuk sel dengan akibat kadarnya di dalam
darah meningkat. Dalam keadaan seperti ini badan akan jadi lemah karena
tidak ada sumber energi di dalam sel. Sehingga terjadi hiperglikemia adalah
keadaan dimana kadar gula dalam darah lebih tinggi dari normal dan
glycosuria adalah air senin mengandung kadar gula tinggi menimbulkan efek
osmotic yang menarik air bersamanya, menimbulkan osmotic dieresis yang
ditandai oleh poliuria (sering berkemih) cairan yang berlebihan keluar dari
tubuh menyebabkan dehidrasi sehingga dapat menyebabkan hemokonsentrasi
adalah pengentalan darah akibat perembesan plasma (komponen darah cair
non seluler) ditandai dengan nilai hematokrit yang meningkat 20% dari nilai
normal. Sehingga mempengaruhi trombosis adalah salah satu komponen darah
yang mempunyai fungsi utama dalam pembekuan darah. Trombosit akan
bekerja dengan menutupi pembuluh darah yang rusak dan membentuk benang-
benang fibrin seperti jaringan-jaringan yang akan menutup kerusakan tersebut,
sehingga terjadi aterosklerosis adalah proses pengerasan pada pembuluh darah
yang ditandai oleh penimbunan sejumlah substansi berupa trombosit, sehingga
menyebabkan makrovaskuler adalah komplikasi yang mengenai pembuluh
darah arteri yang lebih besar yang dan timbul gangren pada ekstremitas.
c. Manifestasi klinis
1) Kerusakan integritas kulit (dermis)
2) Gangguan permukaan kulit (epidermis)
3) Invasi struktur tubuh
d. Komplikasi
1) Infeksi
Resiko infeksi akan menjadi lebih besar jika luka banyak terdapat
jaringan mati atau adanya benda asing di sekitar luka sehingga sirkulai
darah ke luka berkurang.
2) Sepsis
Bila ada kuman dan luka sampai mengenai Pembuluh darah maka kuman
akan ikut masuk ke aliran darah didalam pembuluh darah dan menyebar
keseluruh tubuh.
3) Kematian
Sepsis dapat mengakibatkan kematian bila tidak ditangani dengan baik.
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Jenis Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan Laboratorium
a) Gula Darah Sewaktu
b) Gula Darah Puasa
c) Gula Darah 2 jam PP (Post Prandial)
2) Nilai normal :
Puasa : 70 – 110 mg/dl
½ jam : 110 – 170 mg/dl
jam : 120 – 170 mg/dl
1½ jam : 100 – 140 mg/dl
2 jam : 70 – 120 mg/dl
Internal :
Djuanda, Adhi, dkk. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Nanda 2016.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Nanda NIC NOC Edisi Revisi Jilid
1.Jakarta:EGC
C. WOC
Defisiensi Insulin
Hiperglikemia
Glycosuria
Osmotic Diuresis
Dehidrasi
Hemokonsentrasi
Trombosis
Aterosklerosis
Makrovaskuler
Ekstremitas
Gangren