1. Pengkajian Fokus
Tanda-tanda yang muncul pada kerusakan integritas kulit meliputi
adanya luka, perubahan tekstur kulit, kelembapan pada kulit dan perubahan
vaskularitas (warna) pada kulit.
a. Riwayat kesehatan (Smeltzer & Bare,2013)
Riwayat kesehatan perlu dikaji untuk mengetahui kemungkinan
adanya penyakit tertentu yang dapat mempengaruhi proses penyembuhan
luka. Jika dalam proses perawatan luka tidak sesuai dengan standar
operasional prosedur maka dapat mengakibatkan terjadinya infeksi, yang
ditandai dengan adanya color, dolor, rubor, tumor, dan gangguan fungsi
dan lama kelamaan akan mengeluarkan pus yang berwarna kekuningan
sehingga menyebabkan kerusakan pada integritas kulit yang lebih
komplek.
Pengkajian riwayat luka seperti :
- Sejak kapan luka terjadi
- Bagaimana kejadiannya
- Ukuran awal kejadiannya
- Gejala yang dirasakan
Jika luka kronis :
- Lama luka lebih dari 12 minggu
- Bagaimana pengobatannya
- Penyakit yang menyertai
Luka akut :
- Lama luka kurang dari 12 minggu
- Adanya benda asing yang masuk
b. Pengkajian luka meliputi cara mengkaji mendokumentasi lokasi dan
gambaran luka serta area sekitar luka (Potter & Perry, 2010)
- Lokasi
Pengkajian diawali dengan mengamati dimana lokasi luka misalnya
terdapat luka pada tangan, kaki dll.
- Ukuran
Ukuran luka meliputi panjang, lebar dan tinggi/kedalaman. Luka dapat
diukur dengan alat bantu ukur seperti penggaris dan daerah luka yang
memiliki ketinggian atau kedalaman, cara mengukur lukanya yaitu
sbb:
P x L x T/D
Jika pada luka terdapat goa, cara menghitumg ukuran luka dengan
menggunakan ilustrasi jarum jam.
Contoh penulisan
Goa diarah jam ..., ...cm
kedalaman dapat diukur menggunakan alat bantu seperti cuttonbad
- Gambaran umum luka
Pengkajian dan dokumentasi gambaran luka meliputi warna, bau,
cairan yang keluar dari luka serta gambaran area sekitarnya. Lakukan
inspeksi dan palpasi khususnya daerah sekitar luka :
1) Inspeksi : penampilan luka, kaji tanda penyembuhan luka, adanya
perdarahan, pinggiran luka terikat, adanya gejala inflamasi,
kedalaman luka, luas luka, tempat luka, produksi cairan, bau dan
warna cairan.
2) Palpasi : kedalaman nyeri, nyeri, pembengkakan
c. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik tidak hanya dilakukan terhadap lukanya saja,
tetapi juga kondisi fisik secara umum termasuk mengkaji perubahan
tanda-tanda vital seperti
- Kenaikan denyut nadi ( > 100 x/m)
- Kenaikan pernafasan ( > 22 x/m)
- Penurunan tekanan darah (< 120/80 mmHg)
- Suhu meningkat ( > 38oC ) jika terjadi infeksi pada luka
d. Laboratorium
- Pemeriksaan albumin dilakukan untuk menentukan perkembangan
penyembuhan luka (N : 3,5 – 4,5 mg/dl)
- Hb menurun jika terdapat pendarahan pada luka ( N : pada perempuan
12-15 g/dl dan pada laki-laki 13-17 g/dl)
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut NANDA (2015) diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan,
yaitu :
1) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan cedera kimiawi kulit (mis,
luka bakar, kapsaisin, metilen klorida, agens mustard, faktor mekanik
(mis., daya gesek, tekanan, imobilitas fisik), hipertermia, hipotermia,
kelembapan, lembap, terapi radiasi,usia ekstrem, gangguan metabolisme,
gangguan pigmentasi, gangguan sensasi (akibat cedera medulla spinalis,
diabetes mellitus, dll), gangguan sirkulasi, gangguan turgor kulit,
gangguan volume cairan, imunodefisiensi, nutrisi tidak adekuat,
perubahan hormonal dan tekanan pada tonjolan tulang ditandai dengan
benda asing menusuk permukaan kulit dan kerusakan integritas kulit.
2) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (mis, infeksi,
iskemia dan neoplasma), agen cedera fisik (mis., abses, amputasi, luka
bakar, terpotong, mengangkat berat, prosedur bedah, trauma, olahraga
berlebihan), agen cedera kimiawi (mis., luka bakar, kapsaisin, metilen
klorida, agens mustard) ditandai dengan diaphoresis, ekspresi wajah nyeri
(mis., mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan mata berpencar atau
tetap pada satu fokus, meringis), fokus menyempit (mis., persepsi waktu,
proses berpikir, interaksi dengan orang dan lingkungan), focus pada diri
sendiri, keluhan tentang karakteristik nyeri dengan menggunakan standar
instrument nyeri (mis., McGill Pain Questionnaire Brief Pain Inventory),
laporan tentang perilaku nyeri/perubahan aktivitas (mis., anggota
keluarga, pemberi asuhan), mengekspresikan perilaku (mis., gelisah,
merengek, menangis, waspada), perilaku distraksi, perubahan pada
parameter fisiologis (mis., tekanan darah, frekuensi jantung, frekuensi
pernapasan, saturasi oksigen dan end tidal karbon dioksida), keluhan
tentang intensitas menggunakan standar skala nyeri (mis., skala Wong-
Baker faces atau skala penilaian numerik), perubahan selera makan, putus
asa, sikap melindungi area nyeri, sikap tubuh melindungi dan perubahan
posisi untuk menghindari nyeri.
3) Risiko infeksi dengan faktor risiko kurang pengetahuan untuk
menghindari pemajanan pathogen, malnutrisi, obesitas, penyakit kronis
(mis., diabetes mellitus), prosedur invasif, gangguan integritas kulit,
gangguan peristalsis, imunosupresi, leukopenia, penurunan Hb,
pemajanan terhadap pathogen lingkungan meningkat (terpajan pada
wabah).
3. Intervensi Keperawatan
11. Manajemen
sentuhan pada
saat nyeri berupa
14. lakukan managemen nyeri terapi sentuhan
non farmakologi foot massage dukungan
(Nila, 2016) psikologis dapat
15. pemberian rendam air hangat membantu
(Zuriati, 2016) menurunkan
nyeri..
12. Istirahatkan
secara fisiologis
akan
menurunkan
kebutuhan
oksigen untuk
memenuhi
metabolisme
basal.
13. Musik dan nyeri
mempunyai
persamaan
penting yaitu
bahwa keduanya
bisa digolongkan
sebagai input dan
output. Sensori
input berarti
bahwa ketika
music terdengar,
sinyal dikirm
keotak ketika
rasa sakit
dirasakan. Jika
getaran music
dapat dibawa
kedalam
resonansi dekat
dengan getaran
rasa sakit, maka
persepsi
psikologis rasa
sakit akan diubah
dan dihilangkan.
14. melancarkan
sirkulasi darah
15. pemberian
rendam air
hangat dapat
melancarkan
sirkulasi darah
yang tidak lancar
sehingga
menimbulkan
efek rileks
DAFTAR REFERENSI