PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anatomi
1
Karena kulit terletak paling luar, maka organ ini membatasi tubuh dengan
lingkungan sekitar. Luas kulit dewasa 1,5 m2 dengan berat kira-kira 15% berat
badan.3
Warna kulit juga berbeda-beda dari mulai berwarna terang, pirang dan
hitam. Demikian pula kulit bervariasi mengenai lembut, tipis dan tebalnya. Kulit
yang elastis dan longgar terdapat pada palpebra, bibir dan preputium, kulit yang
tebal dan tegang terdapat ditelapak kaki dan tangan orang dewasa. Kulit yang tipis
terdapat pada muka, yang lembut pada leher dan badan serta yang berambut kasar
terdapat pada kepala.3
mengandung
sel melanosit,
elastin dan retikulin. Dasar lapisan ini terdiri dari cairan kental asam
hialuronat dan kondroitin sulfat, dibagian ini terdapat pula fibroblast.
Di antara pleksus ini, tersebar badan Glomus yang mengandung pirau (shunt)
arteri vena; bila pirau terbuka, aliran darah ke kulit membesar dan panas
terpancar keluar. Termoregulasi ini diaktifkan oleh rangsangan saraf otonom
yang juga mempersarafi kelenjar keringat dan otot penegak rambut. Terdapat
juga reseptor saraf sensoris berupa badan Pacini, Meissner, dan Rufini yang
masing-masing mendeteksi tekanan, getaran, dan sentuhan. Ujung saraf
sensoris berakhir pada sel Merkel di dasar epidermis dan pada folikel rambut;
fungsinya adalah untuk mendeteksi suhu, sentuhan, sensai nyeri dan gatal.
Batas antara epidermis dan dermis dibentuk oleh zone membrane basalis.
Dengan menggunakan mikroskop electron, membrane ini dapat dilihat terdiri
dari 4 komponen yaitu : membrane sel dari sel basal dengan hemidesmosom,
celah intermembranous, lamina basalis, komponen fibrous dermis yang dapat
dilihat dengan mikroskop biasa dengan pewarna khusus menggunakan PAS.
Zone membrane basalis ini merupakan filter semipermeable yang
memungkinkan pertukaran sel dan cairan antara dermis dan epidermis.
3.
Lapisan Hipodermis
Merupakan lapisan di bawah dermis yang terdiri dari lapisan lemak. Lapisan
ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan
jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah
di tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke
dermis untuk regenerasi.
Vaskularisasi kulit yaitu arteri yang memberi nutrisi pada kulit membentuk
pleksus terletak antara lapisan papiler dan retikuler dermis dan selain itu antara
dermis dan jaringan subkutis. Cabang kecil meninggalkan pleksus ini
memperdarahi papilla dermis, tiap papilla dermis punya satu arteri asenden dan
satu cabang vena. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah tapi mendapat
nutrient dari dermis melalui membran epidermis
2.2 Fisiologi
Kulit mempunyai fungsi bermacam-macam untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya :3,4
6
Keratinisasi adalah proses diferensiasi sel-sel stratum basale menjadi selsel yang berubah bentuk dan berpindah ke lapisan atas menjadi sel-sel yang
makin gepeng dan akhirnya mengalami deskuamasi. Proses keratinisasi ini
berlangsung 14-21 hari dan memberi perlindungan kulit terhadap infeksi secara
mekanis fisiologik.
5. Fungsi Pembentukan Pigmen
Pembentukan pigmen kulit dilaksanakan oleh sel melanosit yang ada di
stratum basale. Proses pembentukan melanin terjadi didalam melanosom yang
terdapat dalam melanosit dan kemudian melalui dendrit-dendritnya membawa
melanosom ke sel keratinosit, jaringan sekitarnya bahkan sampai ke dermis.
Warna kulit ditentukan oleh jumlah, tipe, ukuran, distribusi pigmen, ketebalan
kulit, reduksi Hb, oksi Hb dan karoten.
6. Fungsi Termoregulasi
Pengaturan regulasi panas dilaksanakan oleh sekresi kelenjar keringat,
kemampuan pembuluh darah untuk berkontraksi dan vaskularisasi kulit yang
banyak pada dermis. Panas tubuh keluar melalui kulit dengan cara radiasi,
konveksi, konduksi dan evaporasi.
7. Fungsi Pembentukan Vitamin D
Pembentukan Vitamin D berlangsung pada stratum spinosum dan stratum
basale yaitu dengan mengubah 7 dehidro kolesterol dengan bantuan sinar
ultraviolet B. Walaupun didapat pembentukan vitamin D ditubuh tapi kebutuhan
ini belum cukup sehingga perlu pemberian vitamin D dari luar.
8. Fungsi Persepsi
Fungsi persepsi dimungkinkan dengan adanya saraf sensori di dermis dan
sub kutis. Persepsi yang dapat diterima kulit adalah perabaan, tekanan, panas,
dingin dan rasa sakit. Persepsi raba terletak pada badan taktil Meisnier yang
berada di papila dermis dan Merkel Ranvier di epidermis. Persepsi tekana oleh
badan Vater Paccini di epidermis, rasa panas oleh badan Ruffini di dermis dan
sub kutis, rasa dingin oleh badan Krause dan rasa sakit oleh free nerve ending.
Saraf-saraf sensorik lebih banyak jumlahnya di daerah erotik.
9. Peran dalam imunologi kulit
Pada kulit didapat apa yang disebut SALT ( Skin Associated Lymphoid
Tissue ) yang terdiri dari sel Langerhans, keratinosit, saluran limfatik kulit dan
sel endotel kapiler khusus yang memiliki reseptor khusus untuk menarik sel
limfosit T kedalam epidermis. Sel Langerhans berfungsi sebagai antigen
presenting cell yang membawa antigen ke sel limfatik dalam reaksi alergi
kontak. Sel keratinosit memproduksi cairan yang mengandung protein yang akan
berikatan dengan antigen yang masuk ke epidermis untuk membentuk antigen
kompleks yang potensial. Keratinosit juga memproduksi Limphokine Like
Activity seperti Epidermal Thymocyte Activating Factor ( ETAF ) yang identik
dengan IL-1 dan berbagai fungsi lain. SALT juga sangat penting untuk
memonitor sel-sel ganas yang timbul akibat radiasi UV, zat kimia maupun oleh
virus onkogenik. Sampai saat ini peranan SALT masih terus diselidiki.
2.3 Definisi
Tumor
(neoplasma)
merupakan
suatu
lesi
hasil pertumbuhan abnormal dari sel yang autonom atau relatif autonom,
sebagai
yang
2.5 Klasifikasi
Tumor kulit dapat dibagi menjadi:
Tumor jinak
Tumor Ganas
2.5.1 Tumor Jinak (Benign tumor )
A. Definisi tumor jinak kulit
Tumor jinak adalah tumor yang berdiferensiasi normal (matang).
Pertumbuhannya lambat dan ekspansif serta kadang-kadang berkapsul. Tumor
jinak umumnya tidak menimbulkan persoalan, akan tetapi perlu diketahui
beberapa jenis yang sering ditemukan agar tidak terjadi kekeliruan dalam tata
cara diagnosis, maupun penatalaksanaanya.7
Tumor jinak biasanya terlokalisir. Tumor jinak memiliki kecenderungan
pertumbuhan yang lambat, yang biasanya tidak menembus jaringan sekitarnya
atau menyebar ke bagian lain dalam tubuh, pada waktu tumor jinak timbul
pada
epitel
atau
permukaan mukosa,
tumor akan
tumbuh
menjauhi
10
Sel-sel nevus kulit berasal dari neural crest, sel ini membentuk sarangsarang kecil pada lapisan sel basal epidermis dan zona dermoepidermal. Sel ini
membelah, masuk ke dermis kemudian membentuk sarang-sarang pada dermis.7
Nevus pigmentosus dapat terjadi disemua kulit tubuh, termasuk membrane
mukosa dekat permukaan tubuh. Lesi dapat datar, papuler, atau papilomatosa,
ukuran bervariasi mulai dari sebesar ujung jarum sampai sebesar telapak tangan.
Pigmentasinya juga bervariasi dari warna kulit sampai cokelat kehitaman.6,7
Nevus pigmentosus dapat terjadi secara kongenital, dimana nevus terjadi
sejak lahir atau beberapan bulan setelah kelahiran. 7
Beberapa jenis nevus yang dikenal yaitu :6-9
-
Nevus juntional yang merupakan sel-sel nevus yang terdapat diantara lapisan
epidermis dan dermis yaitu di stratum basal atau diatasnya. Bentuknya rata,
tidak menonjol dan umunya bersifat stasioner artinya tidak berkembang,
tumbuh perlahan-lahan.
Nevus intradermal yang terdiri dari sel melanosit yang berada di lapisan
dermis, menonjol tumbuh menebal dan melebar walaupun sangat perlahanlahan.
11
1. Hemangioma kapiler
a. Hemangioma kapiler pada anak (nevus vasculosus,strauberry
nevus)
b. Granuloma piogenik
c. Cherry spot (ruby Spot) angioa senilis
2. Hemangioma kavernosum
a. Hemangioma kavernosum (hemangioma matang)
b. Hemangioma keratotik
c. Hemangioma vascular
3. Talangiektasis
a. Nevus flameus
b. Angiokeratoma
c. Spider angioma
12
13
C. Hemangioma campuran
Jenis ini terdiri dari campuran antara jenis kapiler dan jenis
kavernosum. Gambaran klinisnya juga terjdi atas gambaran kedua jenis
tersebut. Sebagian besar diteukan pada ekstremitas inferior, biasanya
unilateral, soleter, dan dapat terjadi sejak lahir atau masa anak-anak. Lesi
berupa tumor yang lunak berwarna merah kebiruan dan kemudian pada
perkembangannya dapat memberi gambaran keratotik dan verukosa.
Diagnosis
14
cepat
dan
destruksi
kosmetik,
secara
mekanik
15
yang biasanya muncul pada masa kanak-kanak atau awal masa remaja dimana lesi
terdapat pada muka, jarang pada kulit kepala, leher dan badan.(3)
Ada pula yang menyebutkan TE sebagai suatu nama yang diberikan pada
suatu kondisi yang tidak biasa terjadi dimana terdapat satu atau multipel lesi
tumor jinak yang muncul pada muka setelah masa pubertas. Sel tumor ini
merupakan bentuk dari folikel rambut yang belum sempurnaTrikoepitelioma
adalah tumor jinak kulit berbentuk kista yang bersifat herediter.7
Secara umum, penyebab dari trikoepitelioma tidak diketahui, diduga ada
faktor herediter yang bersifat autosomal dominan. Dapat mengenai anak-anak
sampai dewasa muda. Lebih sering pada wanita. 6,7 Kasus yang diturunkan secara
familial muncul sehubungan dengan adanya mutasi gen yang disandi oleh supresi
tumor pada pita kromosom 9p21. Gen yang terlibat dalam karsinoma sel basal
(PTCH, human patched gene yang terdapat pada pita kromosom 9q22.3) juga
berperan dalam patogenesis TE.(2,3)
Pasien dengan sindrom Brooke-Spiegler mempunyai kecenderungan
terkena tumor adneksa kulir yang multipel seperti silindroma, TE dan
spiradenoma.
Gen
yang
bertanggungjawab
adalah
gen
CYLD
(gen
16
Gen yang berhubungan dengan TE tipe familial adalah lengan pendek dari
kromosom 9. Karena beberapa gen supresor tumor berada pada area ini (misalnya
p16, p15, dan gen pada sindrom nevus sel basal), maka gen untuk perkembangan
TE tipe familial juga menyandi supresor tumor. Jika dirubah, proliferasi seluler
akan meningkat karena kurang baiknya fungsi atau bahkan ketiadaan dari supresi
tumor. Dengan adanya angka yang signifikan dari sel Merkel dalam sarang tumor
dan deteksi positif sarung dari dendrosit CD34 di sekeliling sarang tumor, ini
menunjukkan bahwa diferensiasi TE mengarah atau berasal dari struktur rambut,
terutama dari tonjolan rambut. Jarang sekali tumor yang menyerupai TE
dilaporkan mengenai hewan.(2)
Diagnosis dapat ditegakkan melalui:
1. Anamnesis
Pasien datang biasanya dengan keluhan kosmetik, tidak
gatal, tidak nyeri, tidak panas tapi hanya tidak nyaman.
2. Pemeriksaan fisik
Dari pemeriksaan dermatologis, akan didapat ujud kelainan kulit
sebagai berikut:
ulserasi.
Lesi sewarna dengan kulit, tapi terkadang dapat berwarna coklat,
kuning, merah jambu, atau kebiru-biruan dengan permukaan licin.
Sebagian besar lesi berlokasi di kelopak mata, pipi, lipatan
nasolabial, hidung, dahi, di atas bibir, dan pada kulit kepala; 50%
lesi terjadi dimuka dan kulit kepala, adakalanya lesi juga dapat
17
terdapat
multipel
silindroma
spiradenoma,
dan
trikoepitelioma.(2,12,13)
18
3. Pemeriksaan Histopatologis
Untuk memperoleh gambaran histopatologi perlu dilakukan
punch biopsi pada kulit. Prosedur biopsi dengan cara melakukan
irisan kecil sehingga dapat mengambil jaringan untuk pemeriksaan
histologi.(2,3)
Kista yang berisi zat tanduk dan sel-sel stratum basalis
merupakan gambaran histologi yang khas pada TE. (2,3,7) Terdapat
pula palisade perifer, jarang dengan bentuk apoptotik maupun
mitotik. Sebagian besar stroma terdiri dari jaringan ikat fibrous
dengan sedikit komponen miksoid. Biasanya dijumpai kalsifikasi
bila terdapat kista yang ruptur.(2)
Gambar 1. Kista berisi keratin, tampak pula adanya gambaran mitosis dan
apoptosis.
19
20
Pada proses ini dapat terjadi kerusakan pada jaringan yang lebih
dalam. Lesi dapat tersentuh atau tidak tersentuh tergantung dari
kedalaman kerusakan yang dibutuhkan. Percikan kecil yang
dilakukan dapat berupa asap atau sebagian berupa gelombang sinus
dengan amper yang tinggi tetapi voltasi yang rendah. Kerusakan
jaringan berakibat nekrosis dan koagulasi pada jaringan di
bawahnya dengan gambaran hialinisasi. Trombosis pada vena
(ukuran 1-2 mm) juga dapat terlihat. Hasilnya akan tampak
wire
brush
yang
digerakkan
oleh
mesin.
ini
mungkin
berguna
dalam
memperbaiki
tumbuh kembali.(2,4,5)
Manajemen lain adalah dengan melakukan superfisial biopsi jika
dicurigai terjadi perubahan ke arah keganasan.(2)
4. Veruka Vulgaris
Veruka merupakan tumor intraepidermal yang disebabkan oleh virus
papiloma, kebanyakan infeksi disebabkan oleh HPV tipe 2 dan 4.7,9
Pada veruka vulgaris terjadi pertumbuhan epitel berupa tonjolan dengan
permukaan tidak rata, kasar dan bergigi. Veruka dapat timbul tunggal atau
berkelompok. Sering timbul pada kulit tangan atau jari, kadang terdapat dibibir
atau lidah karena kebiasaan menggigit kuku. Terjadi terutama pada anak-anak.
Insidennya untuk pria dan wanita adalah sama.7
21
Bila daya tahan tubuh terhadap virus menurun. Veruka bisa timbul sekaligus
dibanyak tempat. Bila daya tahan tubuh meningkat kembali, veruka tiba-tiba dapat
sembuh sendiri.
Veruka dapat diobati dengan beberapa cara dengan tujuan mendestruksi lesi,
yaitu :7
-
22
2.6 Lipoma
6.
Keloid
Keloid adalah tumor jinak jaringan ikat kulit yang umumnya timbul akibat
trauma atau bakat. Penyakit ini kebanyakan terjadi pada dewasa muda dan lebih
sering pada wanita.7
Biasanya lesi pada keloid terasa lebih keras, tidak teratur, berbatas tegas,
menebal, hipertrofik, padat, berwarna merah muda hingga cokelat. Pertumbuhan
keloid dapat dimulai dari sebuah bekas luka, terbakar, lecet, acne pustulosa.
Permukaan tumor licin seperti karet, kadang dikelilingi halo eritematosa dan
mungkin juga terdapat teleangiektasis.
Keloid pada dasarnya dapat terjadi dibagian tubuh mana saja, namun paling
sering terdapat pada daerah deltoid, dada, punggung, dan anggota gerak.7
Faktor-faktor yang menyokong timbulnya keloid, meliputi: Infeksi kronis,
benda asing dalam luka, tidak adanya relaksasi setempat saat penyembuhan luka,
regangan yang berlebihan pada pertautan luka. Keloid terbentuk 2-4 minggu atau
lebih dari 1 tahun setelah trauma. Selain itu keloid dapat juga timbul spontan dan
sering ditemukan adanya riwayat keluarga yang menderita keloid. Harus
dibedakan antara istilah keloid dan parut hipertrofik. Pada paru hipertrofik, besar
parut sesuai dengan lukanya. Parut ini tidak melewati batas tepi luka, timbul
segera setelah luka biasanya 4 minggu dan akan mengalami regresi.
Keloid ditangani secara konservatif yaitu dengan penyuntikan kortikosteroid
(misalnya golongan triamcinolon) intralesi keloid. Penyuntikan ini diulang 2-3
minggu sekali sampai efek yang diinginkan tercapai. Cara ini cocok untuk keloid
yang tidak terlalu luas dan tebal.
23
Pembedahan
sederhana
untuk
mengeksisi
keloid
harus
dilakukan
dengan tissue handling yang baik. Pembedahan pada keloid dapat berupa bedah
beku, bedah laser, bedah listrik, dan cryosurgery. Penutupan kulit harus
diusahakan dengan regangan yang seminimal mungkin, kalau perlu dilakukan
jahitan lapis demi lapis untuk mendekatkan jaringan dibawah kulit dalam rangka
meminimalkan regangan. Skin grafting dapat juga digunakan untuk mengurangi
ketegangan kulit. Usahakan untuk mencegah semua sumber inflamasi post
operatif seperti terperangkapnya folikel rambut, benda asing, hematom dan
infeksi. Angka rekurensi pembedahan sendiri sekitar 45-100%. Oleh karena itu
pembedahan akan lebih efektif bila dikombinasi dengan eksternal radiasi, dan
injeksi kortikosteroid. Cegah terjadinya reaksi inflamasi di daerah operasi,
kombinasi dengan radiasi eksternal atau injeksi kortikosteroid.7
7.
Siringoma
Siringoma merupakan tumor jinak adneksa kulit yang berasal dari saluran
24
Kista Ateroma
Kista ateroma adalah benjolan dengan bentuk yang kurang lebih bulat dan
berdinding tipis, yang terbentuk dari kelenjar keringat (sebacea), dan terbentuk
akibat adanya sumbatan pada muara kelenjar tersebut.
Disebut juga kista sebacea, kista epidermal. Sumbatan pada muara kelenjar
sebacea, dapat disebabkan oleh infeksi, trauma (luka/benturan), atau jerawat.
Banyak dijumpai di kulit yang banyak mengandung kelenjar keringat, misalnya di
muka, kepala, punggung. Bentuk bulat, berbatas tegas, berdinding tipis, dapat
digerakkan, melekat pada kulit di atasnya. Isinya cairan kental berwarna putih
abu-abu, kadang disertai bau asam. Merah dan nyeri jika terjadi peradangan.7
Penatalaksanaan kista ateroma dilakukan dengan mengambil benjolan
dengan menyertakan kulit dan isinya, tujuannya untuk mengangkat seluruh bagian
kista hingga ke dindingnya secara utuh. Bila dinding kista tertinggal saat eksisi,
kista dapat kambuh, oleh karena itu, harus dipastikan seluruh dinding kista telah
terangkat.
Bila terjadi infeksi sekunder, dan terbentuk abses, dilakukan pembedahan
dan evakuasi nanah, biasanya diberikan antibiotik selama 2 minggu. Terapi
antibiotik diberikan jika ada tanda infeksi yaitu kemerahan dan inflamasi, yang
25
tersering oleh bakteri staphylococci. Setelah luka tenang (3-6 bulan) dapat
dilakukan operasi untuk kista ateromanya.6,7
9.
Steatosistoma Multipleks
Steatosistoma termasuk tumor jinak kulit dengan gambaran banyak kista
Keratosis seboroika
Merupakan tumor jinak yang banyak ditemukan pada orang tua berupa
tumor-tumor kecil atau macula hitam yang menonjol di atas permukaan kulit.
Dengan penyebab yang belum diketahui, namun diduga ada hubungan genetik.7
Beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit ini yaitu adanya
infeksi kronis, paparan sinar matahari, kecenderungan secara autosomal dominan.
Penderita biasanya sering mengeluh gatal. Mula-mula timbul bercak
berwarna cokelat kehitaman yang makin lama makin membesar menjadi papula
dengan permukaan verukosa, konsistensi agak lunak dengan sumbatan keratosis,
kadang bertangkai menyerupai fibroma. Berlokasi di punggung, dada, perut,
wajah, dan leher dengan distribusi simetris bilateral.
26
Kornu Kutaneus
Kornu kutaneus merupakan tonjolan jinak mirip tanduk yang tumbuh pada
Fibroma
27
Fibroma adalah tumor jinak jaringan ikat berbentuk benjolan tunggal atau
multipel, rata atau bertangkai, dan terasa lunak atau kenyal pada palpasi. Sebagian
besar fibroma berasal dari perineurium atau jaringan interstisial saraf perifer
sehingga disebut neurofibroma. Fibroma yang berasal dari jaringan ikat pada
dermis dapat menjadi keloid. Tidak semua fibroma adalah neoplasma, sebagian
besar merupakan bentuk fibrosis atau cacat bawaan.7
13.
28
atau
beberapa
dapat
bervariasi
dengan
diameter
1-6
mm
dengan
hiperpigmentasi.6,7
Penyebab skin tag ini masih diperdebatkan, mungkin berhubungan kondisi
inflamasi non spesifik dari kulit. Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa skin
tag merupakan efek yang biasa terjadi akibat penuaan kulit dengan beberapa
faktor yang mempengaruhinya, diantara ketidakseimbangan hormon memudahkan
pertumbuhan skin tag misalnya pada peningkatan hormon estrogen dan
progesterone
selama
kehamilan,
peningkatan
hormon
pertumbuhan
dan
akromegali.
Untuk terapinya sendiri biasanya dilakukan eksisi atau pengangkatan dari
skin tag.
Tumor Pramaligna
Prakanker berarti mempunyai kecendurungan berkembang menjadi kanker.
Mengenai penyakit ini penting karena apabila data di temukan dalam bentuk
prakanker serta diobati adekuat akan memberikan penyembuhan memuaskan.
Secara histopatologinya ditemukan perubahan yang menyimpang dari polarisasi
sel normal. Istilah ca in situ berarti bahwa kelainan tersebut telah memenuhi
syarat sebagai kanker histopatologik saja.10
Tumor pramaligna dapat dibedakan atas :
1. Morbus Bowen
Morbus bowen adalah suatu karsinoma sel gepeng intraepidermal yang
mengenai kulit dan mukosa mulut.7
29
30
3. Keratoakantoma
Keratoakantoma merupakan suatu tumor jinak kulit yang berasal dari sel
skuamosa. Penyebabnya tidak diketahui, diduga erat hubungannya dengan
paparan sinar matahari.7
Timbul didaerah kulit yang terpapar terutama diwajah. Tumor ini tumbuh
cepat, dalam beberapa minggu atau bulan keratoakantoma akan berukuran 1-2 cm
dengan inti didaerah yang hiperkeratosis. Setelah beberapa bulan, keratoakantoma
hilang sendiri tanpa bekas yang jelas. Kelainan ini harus dibedakan dengan
karsinoma sel basal.6
Ada 2 bentuk keratoakantoma, yaitu :
-
Keratoakantoma soliter
Yang pada awalnya timbul bintik kecil kemudian cepat membesar dalam
beberapa minggu menjadi papul dan nodul dengan permukaan yang licin
Keratoakantoma multiple
Ukuran sama dengan soliterm hanya jumlahnya banyak. Nodul-nodul berbatas
tegas dan terdapat teleangiektasis di pinggir nodul.
31
4. Xeroderma Pigmentosum
Merupakan kelainan bawaan kulit yang diturunkan secara resesif terangkai
sekx (sex-linked), jarang ditenukan dan berprognosis buruk. Pada kelainan ini
terdapat defisiensi enzim endonuclease yang dibutuhkanuntuk memperbaiki sel
DNA yang rusak akibat sinar ultraviolet. Kelainan ini timbul pada usia muda,
didaerah kulit yang terbuka, seperti wajah, leher, tanagn dan lengan. Pada
pengamatan tampak bercak pigmentasi diselingi bercak atrofi berwarna pucat,
keratosis, teleangiektasis dan tumbuhan papilomatous. Prognosis penyakit ini
kurang baik karena dapat berdegenerasi menjadi basalioma.6
32
2.6.2
tidak teratur dengan diferensiasi sel dalam pelbagai tingkatan pada kromatin,
nuklkeus dan sitoplasma.9
Umumnya pertumbuhannya cepat (kecuali basalioma) dengan gambaran
mitosis yang abnormal. Tumor ganas bersifat ekspansif, infiltrative sampai
merusak jaringan di sekitarnya serta bermetastasis melalui pembuluh darah dan
atau pembuluh getah bening. Jenis yang ditemukan dikulit umumnya karsinoma
atau sarcoma. Tumor ganas kulit dapat primer dan sekunder. Jenis tumor ganas
kulit yang banyak ditemukan diseluruh dunia ialah: Karsinoma sel basal (Basal sel
karsinoma), Karsinoma sel skuamosa (Skuamous sel karsinoma), dan Melanoma
maligna.9
Faktor-faktor yang memegang peranan peranan pada penyakit neoplastik
kulit dapat diuraikan dalam dua hal yakni faktor luar dan faktor dalam.1,9
1. Faktor luar meliputi bahan karsinogen (zat kimia), cahaya matahari, radiasi,
lingkungan/ pekerjaan. Persoalan erat sekali hubungannya antara sinar
ultraviolet (khususnya UVB) yang terdapat dalam sinar matahari dan
pigmentasi kulit. Ultraviolet merangsang pertumbuhan kanker serta sebaliknya
terjadinya pigmentasi mencegah penyakit neoplasma kulit. Sampai dimana
hubungan kedua persoalan ini merupakan hal yang menarik untuk diteliti.
Trauma sebagai penyebab keganasan memang belum dapat dibuktikan. Pada
keganasan karena radiasi terutama ditemukan jenis karsinoma jenis skuamosa
umunya kegansaan terjadi pada pemakaina sinr X atau radium.
2. Faktor dalam meliputi genetik, imunologik, ras dan jenis kelamin.
Diagnosa dini keganasan dikulit merupakan hal yang sangat penting maka dari
itu diuraikan beberapa patokan yang penting untuk dipakai sebagai pedoman
agar apabila melihat pertumbuhan dikulit timbul rasa curiga terhadap
pertumbuhan ganas. Kecurigaan akan keganasaan hendaknya sudah timbul
bila :
- Secara anamnesis terdapat rasa gatal, perubahan warna (gelap, pucat dan
terang), ukurannya membesar, pelebarannya tak merata kesamping,
permukaan tak rata, trauma, perdarahan (walaupun karena trauma ringan,
dan ulserasi/ infeksi yang suakr sembuh.
33
Sangat sulit membedakan bentuk dini karsinoma sel basal, karsinoma sel
skuamosa maupun melanoma maligna. Diagnosis pasti keganasaan ditentukan
dengan pemeriksaan patologik anatomi.
Beberapa keganasan yang terdapat pada kulit, yaitu:
1. Karsinoma Sel Basal (Basalioma)
Karsinoma sel basal (KSB) merupakan suatu tumor ganas kulit yang paling
sering pada manusia. Biasanya mengenai pada daerah yang sering terpajan dengan
sinar matahari. KSB adalah suatu tumor ganas kulit (kanker) yang berasal dari
pertumbuhan neoplastik sel basal epidermis dan apendiks kulit. Pertumbuhan
tumor ini lambat, dengan beberapa macam pola pertumbuhan sehingga memberi
gambaran klinis yang bervariasi, bersifat invasive, serta jarang mengadakan
metastasis.1,7,9
Penyebab pasti dari karsinoma ini masih belum diketahui walaupun diyakini
terdapat beberapa faktor prediposisi. Paparan terhadap radiasi ultraviolet B (290320 nm) dari sinar matahari merupakan faktor penyebab utama dari patogenesis
karsinoma sel basal. Faktor genetik (sering terjadi pada kulit terang, mata biru
atau hijau dan rambut pirang atau merah) dan pemaparan sinar X yang berlebihan
atau penyinaran lainnya.10
34
Patofisiologi Karsinoma sel basal terdiri atas sel tumor epithelial dan elemen
stroma. Komponen epithelial berasal dari sel primitive selubung akar rambut,
sedangkan komponen stroma menyerupai lapisan papilaris dermis dan terdiri dari
kolagen, fibroblast, dan substansia dasar yang sebagian besar berupa berbagai
jenis glukosa aminoglikans (GAGs). Kedua komponen ini saling ketergantungan,
sehingga tidak bisa berkembang tanpa komponen yang lainnya. Hubungan
ketergantungan ini sifatnya unik, sehingga dapat menjelaskan alasan karsinoma
sel basal sangat jarang bermetastasis dan pertumbuhannya pada kultur sel dan
jaringan sulit terjadi. Hal tersebut disebabkan oleh bolus metastase yang besar
dengan komponen sel dan stroma didalamnya sulit memasuki sistem limfatik
ataupun sistem vaskuler. Hal ini membedakan karsinoma sel basal dengan
melanoma maligna dan karsinoma sel skuamousa yang keduanya sering
mengadakan metastasis.1,6
Karsinoma sel basal dianggap berasal dari sel-sel pluripotensial (sel yang
dapat berubah menjadi sel-sel lain) yang ada pada stratum basalis epidermis atau
lapisan folikuler. Sel ini diproduksi sepanjang hidup dan membentuk kelenjar
sebasea dan kelenjar apokrin. Tumor tumbuh dari epidermis dan muncul di bagian
luar selubung akar rambut dan sel stem folikel rambut tepat dibawah duktus
glandula sebasea. Sinar ultraviolet menginduksi mutasi pada gen supresor tumor
p53 yang terletak pada kromosom 17p. Mutasi gen supresor tumor pada lokus
9q22 yang menyebabkan sindrom nevoid basalioma, suatu keadaan autosomal
dominan ditandai dengan timbulnya karsinoma sel basal secara dini.
Gambaran klinik basal cell karsinoma bervariasi. Terdapat 5 tipe dan 3
sindroma klinik, yaitu:1,9
1. Tipe Nodular-Ulseratif (Ulkus Rosdens)
Jenis ini dimulai dengan nodus kecil 2-4 mm, translusen, warna pucat seperti
lilin (Waxy-nodule). Dengan inspeksi yang teliti, dapat dilihat perubahan
pembuluh darah superficial melebar (telangiektasis).
Permukaan nodus mula-mula rata tetapi kalau lesi membesar, terjadi cekungan
ditengahnya dan pinggir lesi menyerupai bintil-bintil seperti mutiara (pearly
35
border). Nodus mudah berdarah pada trauma ringan dan mengadakan erosi
spontan yang kemudian menjadi ulkus yang terlihat di bagian sentral lesi.
Kalau telah terjadi ulkus, bentuk ulkus seperti kawah, berbatas tegas, dasar
irreguler dan ditutupi oleh krusta. Pada palpasi teraba adanya indurasi
disekitar lesi terutama pada lesi yang mencapai ukuran lebih dari 1 cm,
biasanya berbatas tegas, tidak sakit atau gatal. Dengan trauma ringan atau bila
krusta diatasnya diangkat, mudah berdarah.
36
Merupakan jenis yang agak jarang ditemukan. Lesinya berbentuk plakat yang
berwarna kekuningan dengan tepi yang tidak jelas, kadang-kadang tepinya
meninggi. Pada permukaannya tampak beberapa folikel rambut yang
mencekung sehingga memberikan gambaran seperti sikatriks. Kadang-kadang
tetutup krusta yang melekat erat. Jarang mengalami ulserasi. Tapi ini
cenderung invasive kearah dalam. Tepi ini menyerupai morphea atau
skleroderma.
37
5. Tipe Fibroepitelial
Berupa satu atau beberapa nodul keras dan sering bertangkai pendek,
permukaannya
halus
dan
sedikit
kemerahan.
Terutama
dijumpai
38
39
40
Pemeriksaan dilakukan setiap 4-6 bulan dengan melakukan biopsy pada lesi
yang dicurigai. Pemeriksaan rutin ini dilakukan pasca pembedahan.1
Tabel 2.2 Faktor Risiko untuk rekurensi dari KSB
H&P
Location/size
Borders
Primary vs recurrent
Immunosupression
Site of prior RT
Pathology
Subtype
Perineural
Low risk
Area L <20mm
High risk
Area L 20mm
Area M <10mm
Area M 10mm
Area H <6 mm
Well defined
Primary
(-)
(-)
Area H 6mm
Poorly defined
Recurrent
(+)
(+)
Nodular,
superficial
(-)
(+)
involvement
Area H: wajah (central wajah, kelopak mata, perorbital, hidung, bibir,
dagu, mandibula, pre dan post aurikula, pelipis, telinga), genital, tangan, dan
kaki. Area M: pipi, forehead, scalp, dan leher. Area L: trunkus dan
ekstremitas.10
2. Squamous Cell Carcinoma (Planoseluler)
Karsinoma Sel Skuamosa adalah kanker yang berasal dari lapisan tengah
epidermis. Penyakit Bowen adalah suatu bentuk karsinoma sel skuamosa yang
terbatas pada epidermis dan belum menyusup ke jaringan di bawahnya (dermis).
Kulit yang terkena tampak coklat-merah dan bersisik atau berkeropeng dan
mendatar, kadang menyerupai bercak pada psoriasis, dermatitis atau infeksi
jamur.1,7
41
Faktor genetik (kanker kulit lebih sering ditemukan pada berkulit terang,
mata biru atau hijau dan rambut pirang atau merah)
Predileksi terjadi pada daerah kulit yang terpapar sinar matahari dan
membrane mukosa, namun dapat pula terjadi pada setiap bagian tubuh. Pada
orang kulit putih lebih sering dijumpai pada daerah muka dan ekstremitas,
sedangkan pada orang kulit berwarna gelap di daerah tropic lebih banyak pada
ekstremitas bawah, badan, dan dapat pula dijumpai bibir bawah serta punggung
tangan.1,7
Gambaran klinis KSS bervariasi, dapat berupa :
1.
42
2.
3.
4.
KSS yang timbul dari kulit normal (de novo) lebih sering mengadakan
invasi yang cepat dan terjadi metastasis, dibandingkan lesi yang timbul dari
keratosis aktinik.
5.
6.
7.
43
44
70-80% dari semua KSS rekuren dalam 2 tahun pertama setelah terapi.
Borders
Primary vs recurrent
Immunosupression
Site of prior RT or chronic
inflammatory process
Rapidly growing tumor
Neuralogic symptom
Pathology
Degree of differentiation
Adenoid
Area M <10mm
Area M 10mm
Area H <6 mm
Well defined
Primary
(-)
(-)
Area H 6mm
Poorly defined
Recurrent
(+)
(+)
(-)
(-)
(+)
(+)
Well
Moderately of poorly
production)
or
differentiated
(+)
(showing
desmoplastic subtypes
Depth:
clark
level
thickness
Perineural
High risk
Area L 20mm
defferentiation
(acanttholitic), (-)
adenosquamosa
mucin
Low risk
Area L <20mm
or
or I, II, III, <4mm
vascular (-)
IV, V, or 4mm
(+)
45
involvement
3. Melanoma maligna
Lebih dari 90% melanoma terjadi di kulit, tetapi melanoma juga dapat
terjadi pada sel berpigmen di retina (ocular melanoma) dan membran mukosa
seperti pada nasofaring, vulva, dan anal canal. Kira-kira 2% dari kasus melanoma
disertai metastasis kelenjar limfe nodus regional atau metastasis jauh tanpa
diketahui tumor primernya. Adapun lesi nevus yang mengarah keganasan
melanoma maligna mempunyai tiga gejala yang didapat adalah perubahan warna
kulit (lebih gelap, perubahan ukuran lesi, dan peninggian lesi.1,7
Sinar Ultraviolet
Paparan sinar matahari, terutama radiasi ultraviolet (UV) merupakan faktor
resiko utama terjadinya melanoma. Radiasi UVB paling berbahaya (panjang
gelombang : 290-320 nm), tetapi UVA (320-400 nm) juga dapat bersifat
karsinogenik. Resiko terjadinya melanoma akan meningkat seiring dengan
terjadinya sunburn. Diduga insidensi melanoma lebih sering dijumpai pada
penduduk atau populasi di daerah sekitar ekuator.
Paparan sinar matahari mungkin merupakan faktor risiko lingkungan yang
paling relevan untuk melanoma. Ambang paparan sinar UVA dan UVB yang
diperlukan untuk meningkatkan resiko melanoma masih belum diketahui.
Kerentanan genetik untuk radiasi UV sangat bervariasi antar individu dan ini
46
tidak sepenuhnya berkorelasi dengan jenis kulit, karena itu faktor genetik lain
b)
Tipe jenis kulit menurut Fitzpatrick. Resiko terbesar melanoma terjadi pada
tipe kulit 1 dan 2, yaitu pada jenis kulit putih, sedangkan, pada tipe kulit gelap
yaitu tipe 5 dan 6 jarang ditemui melanoma maligna.
c)
Nevus Nevus adalah tumor jinak melanosit yang mulai muncul di masa
kecil, terus berkembang di masa dewasa awal, dan menurun secara bertahap
pada usia 40-50 tahun dan seterusnya. Nevi dipengaruhi oleh jenis kelamin.
Pada anak perempuan, nevi lebih banyak ditemukan di anggota badan
sedangkan pada anak laki-laki sering ditemukan pada batang badan. Alasan
mengapa gender mempengaruhi distribusi pada melanoma belum diketahui.
Nevi merupakan faktor risiko terkuat untuk melanoma, jauh lebih besar
daripada resiko relatif yang berhubungan dengan paparan sinar matahari.
Benign moles, disebut juga melanocytic nevus :
-
Bulat
Simetris
47
Asimetris
Bila terdapat 1 tanda klinis dari atypical nevi memiliki kemungkinan terkena
melanoma sebesar 6%.
d) Faktor Biologis
Trauma mekanis yang berkepanjangan merupakan resiko terjadinya keganasan
ini, Selain itu juga dilaporkan
maligna dengan merokok konsumsi alkohol dan iritasi karena oral appliances
lain.
e) Faktor Genotip
Riwayat keluarga terhadap melanoma akan meningkatkan resiko terjadinya
melanoma terhadap seseorang. Kira-kira sebesar 10% melanoma terjadi pada
pasien dengan riwayat melanoma pada keluarga. Beberapa penelitian
mengatakan adanya faktor autosomal dominan, pada kasus sering terlihat pada
kromosom 1p atau 9p.
kecenderungan
melanoma
terjadi
memiliki
kontribusi
tinggi
tetapi
Cyclin-
pertumbuhan
radial
menunjukkan
48
untuk waktu yang lama. Selama tahap pertumbuhan ini, sel-sel melanoma
tidak memiliki kemampuan untuk bermetastasis, dan tidak ada bukti
angiogenesis. Dengan berjalannya waktu, pola pertumbuhan menjadi vertikal,
tumbuh ke bawah ke lapisan dermal yang lebih dalam sebagai massa yang
meluas dan kurang pematangan selular.
Adapun keluhan utama pada pasien dengan penyakit ini adalah tahi lalat
yang membesar, tumbuh progresif, gatal, berdarah, dan disertai borok.
Pemeriksaan fisik tumor di kulit berwarna coklat muda sampai hitam, bentuk
nodul, plak disertai luka.6,7,10
Untuk menegakkan diagnosis secara klinis, sebagai penuntun untuk
menyaringnya ada 3 gejala mayor dan 4 gejala minor yang ditemukan pada lesi
yang berpigmentasi (nevus).
Tiga gejala mayor adalah:
Perubahan warna
Tepi yang ireguler
Warna yang tidak merata
Empat gejala minor adalah:
49
50
51
A: Asimetry
52
D: Diameter
53
Bintik atau tahi lalat berpigmen (terutama yang berwarna hitam atau biru tua)
yang semakin membesar
Perubahan warna pada tahi lalat, terutama pigmentasi merah, putih dan biru di
kulit sekelilingnya
54
Clark dan Mihm (1965) atas dasar tingkat penyebaran secara histologik
mengklasifikasikan melanoma maligna menjadi stadium, yaitu :
1. Sel melanoma maligna berada di dalam epidermis tetapi tidak menembus
membrane basal (karsinoma insitu)
2. Melanoma maligna sampai ke stratum papillare
3. Melanoma maligna masuk di antara dermis papillare dan dermis retikulare
4. Melanoma maligna masuk dalam dermis retikulare
5. Melanoma maligna masuk ke dalam jaringan subkutis
0,75 mm
> 0,75-1,50 mm
> 1,50-3,99 mm
> 4 mm
55
N0
N1
Metastasis (M)
Mx
M0
M1
Stadium
Stadium 0
Stadium I
Stadium II
Stadium III
Stadium IV
N0
N0
N0
N0
N0
N1
Semua N
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M1
Klasifikasi Clark
Tingkat I
Klasifikasi Breslow
Golongan I
Golongan II
56
57
4.
Limfosarkoma
Limfosarkoma merupakan salah satu bentuk limfoma maligna yang
58
5. Mikosis Fungoides
Mikosis fungoides merupakan tumor ganas kulit yang berasal dari limfosit
T. Penyebabnya belum diketahui. Biasanya mengenai orang dewasa dengan
rentang usia antara 30-70 tahun.7
Perkembangan penyakitnya dibagi dalam 3 stadium, yaitu:
1. Stadium pramikotik
Gejala tidak khas, dapat berupa dermatitis tak spesifik atau berbentuk
psoriasis atau ptiriasis rubra, bahkan urtikaria. Rasa gatal sangat menonjol
pada stadium ini.
2. Stadium infiltrat
Gejala berupa granuloma berbentuk infiltrat pada kulit dan selaput lender.
Infiltrat tidak berbatas tegas dan dapat menyebar ke seluruh tubuh.
3. Stadium tumor
Gejala berupa tumor pada daerah infiltrat atau pada kulti normal. Tumor
ini dapat mengalami ulserasi dengan dasar penuh jaringan nekrosis.
Radioterapi mulai dengan dosis 200 Rad 5x/minggu sampai dosis total
3000 Rad
Electron beam
Terapi UV
Interferon 50x 106 unit/m2, 3x perminggu
Metotreksat 50mg/minggu
BAB III
KESIMPULAN
Kulit adalah organ terbesar dan organ yang paling kompleks dari tubuh
serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit menutupi seluruh
permukaan luar tubuh dan merupakan tempat interaksi dengan dunia luar kulit
memberikan proteksi jaringan internal dari paparan trauma, radiasi ultraviolet,
temperatur yang ekstrim, toksin, dan bakteri. Fungsi penting lainnya adalah untuk
persepsi sensoris, immunologic surveillance, termoregulasi, serta kontrol
kehilangan cairan.
Salah satu penyakit kulit yang dapat ditemui adalah tumor kulit. Tumor
kulit dapat didefinisikan sebagai suatu penyakit yang ditandai dengan
pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di
sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh yang lain. Secara umum, tumor
kulit dapat dibagi menjadi tumor kulit yang bersifat jinak, pramaligna dan ganas.
Pada perkembangannya angka kejadian tumor kulit saat ini cenderung
meningkat. Oleh karenanya penyakit ini perlu dipahami karena selain
60
DAFTAR PUSTAKA
Gentur,
Petunjuk
Praktis
ILMU
BEDAH
PLASTIK
61
62