Anda di halaman 1dari 16

1

BORDERLINE PERSONALITY
DISORDER Disusun oleh:
Afrizal Fazza 1102014004

Pembimbing :
dr. Dian Widiastuti Vietara Sp.KJ (K)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI


KEPANITERAAN KLINIK ILMU PSIKIATR RS
JIWA ISLAM KLENDER JAKARTA TIMUR
2

PENDAHULUAN
Gangguan kepribadian ambang adalah
gangguan kepribadian dengan ciri-ciri afek,
mood, tingkah laku, hubungan objek, dan citra
diri yang sangat labil. Gangguan ini juga sering
disebut ambulatory schizophrenia, as-if
personality, pseudoneurotic schizophrenia, dan
psychotic character disorder. Revisi ke-10 dari
International Classification of Diseases (ICD-
10) menggunakan istilah emotionally unstable

www.slidesgo.com
personality disorder.
DEFINISI
Gangguan kepribadian ambang adalah gangguan
kepribadian dengan ciri-ciri afek, mood, tingkah
laku, hubungan objek, dan citra diri yang sangat
labil. Gangguan ini juga sering disebut
ambulatory schizophrenia, as-if personality,
pseudoneurotic schizophrenia, dan psychotic
character disorder.

3
KLASIFIKASI
A B C
Paranoid, Skizoid dan BPD, Antisosial, Narsistik, dan Menghindar, Dependen dan
Skizotipikal. Histrionik Obsesif-Kompulsif

4
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi populasi median gangguan kepribadian ambang diperkirakan 1,6% tetapi
mungkin setinggi 5,9%. Prevalensi gangguan kepribadian ambang sekitar 6% pada fasilitas
kesehatan primer, sekitar 10% pada pasien rawat jalan psikiatri, dan 20% pada pasien rawat
inap psikiatri. Prevalensi dari gangguan kepribadian ambang berkurang seiring
bertambahnya usia.

5
6

ETIOLOGI
 Faktor Genetik
 Faktor Biologik
 Faktor Psikososial
FAKTOR RESIKO
Psikiatri dinamis dan biologis sepakat bahwa gabungan dari trauma masa kecil dan
beberapa kerentanan biologis tertentu (sebagian besar pada bagian emosional) merupakan
faktor predisposisi utama untuk gangguan ini.

7
8

MANIFESTASI KLINIS
POLA TINGKAH

1 MOOD
SWING 2 LAKU YANG
TIDAK BISA
DIPREDIKSI
HUBUNGAN
EPISODE
3 PSIKOTIK
SEMENTARA
4 SAMBUNG RASA
YANG TIDAK
KONSISTEN
KRITERIA DIAGNOSIS
Berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) III,
Gangguan Kepribadian Emosional Tak Stabil Tipe Ambang (Borderline Personality
Disorder) (F60.31) dapat didiagnosis jika terdapat ciri khas ketidakstabilan emosional;
gambaran-diri pasien, tujuan, dan preferensi internalnya (termasuk seksual) sering kali tidak
jelas atau terganggu. Biasanya terdapat perasaan kosong yang kronis.

9
DIAGNOSIS BANDING
 Skizofrenia
 Gangguan kepribadian Skizotipial
 Gangguan kepribadian Paranoid

10
11

TERAPI
 Psikoterapi Terapi Perilaku:
Latihan keterampilan social (Social skills
training).
 Farmakoterapi Antipsikotik:
Antidepresan, MAO-I, Antidepressan,

www.slidesgo.com
Antikonvulsan

Mental health
KOMPLIKASI
Psychosis-like symptoms (halusinasi, body image distortion, fenomena hipnagogik, waham
referensi) karena stress; kematian prematur atau cacat fisik akibat bunuh diri atau percobaan
bunuh diri, failed suicide, dan kelakuan mencedarai diri sendiri.

12
PROGNOSIS
 Prognosis gangguan kepribadian ini bervariasi, umumnya mengikuti pola instabilitas
kronis pada dewasa muda, dengan episode afektif serius dan ketidakmampuan kontrol
impulsif.
 Risiko kerusakan dan bunuh diri paling tinggi pada usia dewasa muda dan secara
berangsur berkurang seiring usia. Pada dekade keempat dan kelima kehidupan, orang
dengan gangguan kepribadian ambang menjadi lebih stabil dalam kehidupan dan
hubungan mereka.

13
KESIMPULAN
Psikiatri dinamis dan biologis sepakat bahwa gabungan dari trauma masa kecil dan
beberapa kerentanan biologis tertentu (sebagian besar pada bagian emosional) merupakan
faktor predisposisi utama untuk gangguan ini.
Tingkah laku orang dengan gangguan kepribadian ambang tidak dapat diprediksi, untuk
mendapatkan bantuan dari orang lain, untuk mengekspresikan kemarahan, atau menyakiti
diri mereka sendiri dengan afek yang tidak jelas atau serasi.
Penatalaksanaan gangguan kepribadian ini meliputi psikoterapi, yang meliputi terapi
perilaku, latihan ketrampilan sosial (social skills training) dan farmakoterapi, yang meliputi
antipsikotik, antidepressan, MAOI, benzodiazepin, dan antikonvulsan.

14
DAFTAR PUSTAKA
1. Elvira SD, Hadisukanto G. Buku Ajar Psikiatri Edisi Ke-3. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2017: 376-384.
2. Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. Kaplan & Saddock’s Synopsis of Psychiatry Behavioral
Sciences/Clinical Psychiatry. 11th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015: 750-751.
3. Yeomans FE, Tusiani-Eng P. Borderline Personality Disorder. Psychiatric Clinics of
North America; 2018; 41(4): 698.
4. Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. Kaplan & Saddock’s Comprehensive Textbook of
Psychiatry. 10th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2017: 5490, 5503- 5505.
5. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder
(DSM-5) 5th ed. England: American Psychiatric Publishing; 2013: 663- 666.
6. Brüne M. Borderline Personality Disorder: Why ‘fast and furious’?. Evolution, medicine,
and public health; 2016; 2016(1): 52-66.
7. Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III Ed. 1. Departemen
Kesehatan Jakarta. 1993: 266.
15
16

Anda mungkin juga menyukai