Anda di halaman 1dari 17

Cindy Lidia

I11112006

Pembimbing
dr. Lollytha C. S., Sp. KJ

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA


RUMKIT TK II DUSTIRA CIMAHI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2017
DEFINISI
1. Suatu gangguan yang dapat ditemukan pola
defisit dalam hubungan sosial dan interpersonal
2. Merasa tidak nyaman dan kurang mampu
membina hubungan yang akrab dengan orang
lain
3. Disertai distorsi kognitif atau persepsi
4. Perilaku yang eksentrik, bersifat pervasif
5. Awitannya dewasa muda

Rusdi Maslim. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III, Departemen Kesehatan Jiwa,
Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, 2013.
Sadock, B.J., Sadock, V.A. Synopsis Of Psychiatry Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry (10thed). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins. 2007
Kaplan dan Sadock. Buku Ajar Psikiatri: Gangguan Kepribadian. Edisi 2. Jakarta: EGC, 2010. hal 366-386.
2
3 persen populasi.
Terdapat hubungan erat pada kasus-kasus antar
kerabat biologis pasien dengan skizofrenia
Prevalensi gangguan kepribadian skizotipal menurut
NESARC adalah 3,9% pada tahun 2009.
Tingkat kejadian gangguan kepribadian skizotipal
secara signifikan lebih besar pada laki-laki (4,2%)
dibandingkan perempuan (3,7%).

Kaplan dan Sadock. Buku Ajar Psikiatri: Gangguan Kepribadian. Edisi 2. Jakarta: EGC, 2010. hal 366-386
Attila J. Pulay, Frederick S, Stinson, Deborah A, Dawson, et al. Prevalence, Correlates, Disability, and Comorbidity of
DSM-IV Schizotypal Personality Disorder: Results From the Wave 2 National Epidemiologic Survey on Alcohol and
Related Conditions. Prim Care Companion J Clin Psychiatry 2009;11(2):5367.
Tidak diketahui secara pasti, tetapi
kemungkinan bahwa perubahan dalam cara
fungsi otak dan genetik mungkin memainkan
peran.
Faktor genetik
Faktor biologis
Faktor psikoanalitik

Rosell DR, et al. Schizotypal personality disorder: A current review. Current Psychiatry Report. 2014;16:452.
Kaplan dan Sadock. Buku Ajar Psikiatri: Gangguan Kepribadian. Edisi 2. Jakarta: EGC, 2010. hal 366-386
5
Pola pervasif deficit sosial dan interpersonal, peyimpangan
kognitif atau persepsi dan perilaku eksentrik, dimulai pada masa
dewasa awal dan tampak dalam berbagai konteks, seperti yang
ditunjukkan oleh lima (atau lebih) hal berikut ini:

Gagasan yang menyangkut diri sendiri (ideas of reference) kecuali


waham yang menyangkut diri sendiri.
Keyakinan aneh atau pikiran magis yang mempengaruhi perilaku
dan tidak konsisten dengan norma cultural (misalnya, percaya
takhyul), (superstitiousness), percaya dapat melihat apa yang
akan terjadi (clairvoyance), telepati, atau indera keenam, pada
anak-anak dan remaja khayalan atau preokupasi yang kacau)
Pengalaman persepsi yang tidak lazim, termasuk ilusi tubuh.

Kaplan dan Sadock. Buku Ajar Psikiatri: Gangguan Kepribadian. Edisi 2. Jakarta: EGC, 2010. hal 366-386

7
Pikiran dan bicara yang aneh (misalnya, samar-
samar, sirkumstansialitas, metaforik, terlalu
berbelit-belit, atau stereotipik )
Kecurigaan atau ide paranoid.
Afek yang tidak sesuai atau terbatas.
Perilaku atau penampilan yang aneh, eksentrik
atau janggal.
Tidak memiliki teman akrab atau orang yang
dipercaya selain sanak saudara derajat pertama
Kecemasan sosial yang bertebihan yang tidak
menghilang dengan keakraban dan cenderung
disertai dengan ketakutan paranoid ketimbang
pertimbangan negative tentang diri sendiri.

Kaplan dan Sadock. Buku Ajar Psikiatri: Gangguan Kepribadian. Edisi 2. Jakarta: EGC, 2010. hal 366-386
Tidak terjadi semata-mata selama perjalanan
skizofrenia, suatu gangguan mood dengan ciri
psikotik lain, atau gangguan psikotik lainnya
serta tidak disebabkan oleh efek fisiologis
langsung atau suatu keadaan medis umum.

Kaplan dan Sadock. Buku Ajar Psikiatri: Gangguan Kepribadian. Edisi 2. Jakarta: EGC, 2010. hal 366-386
Rubrik diagnostik ini tidak dianjurkan untuk
digunakan secara umum karena tidak dibatasi
secara tegas dengan skizofrenia simpleks
atau dengan gangguan kepribadian skizoid
atau paranoid.

Rusdi Maslim. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III, Departemen Kesehatan Jiwa,
Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, 2013.
Bila istilah ini digunakan untuk diagnosis, tiga atau
empat gejala khas berikut ini harus sudah ada, secara
terus menerus atau secara episodik, sedikitnya untuk
2 tahun lamanya:
afek yang tidak wajar atau menyempit/ constricted
(individu tampak dingin dan acuh tak acuh)
perilaku atau penampilan aneh, eksentrik, atau ganjil
hubungan sosial yang buruk dengan orang lain dan
tendensi menarik diri dari pergaulan sosial
kepercayaan yang aneh atau pikiran bersifat magik,
yang mempengaruhi perilaku dan tidak serasi dengan
norma-norma budaya setempat
kecurigaan atau ide-ide yang paranoid
Rusdi Maslim. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III, Departemen Kesehatan Jiwa,
Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, 2013.
pikiran obsesif berulang-ulang yang tak terkendali, sering
dengan isi yang bersifat dismorfobik (keyakinan tentang
bentuk tubuh yang tidak normal atau buruk dan tidak
terlihat secara objektif oleh orang lain), seksual atau
agresif
persepsi-persepsi panca indra yang tidak lazim termasuk
mengenai tubuh atau ilusi-ilusi lain, depersonalisasi atau
derealisasi
pikiran yang bersifat samar-samar (vague), berputar-putar
(circumtansial),penuh kiasan (metaphorical)
sangat terinci dan ruwet atau stereotipik yang
bermanisfestasi dalam pembicaraan yang aneh atau
dengan cara lain tanpa inkoherensi yang jelas dan nyata
sewaktu-waktu ada episode menyerupai keadaan psikotik
yang bersifat sementara dengan ilusi, halusinasi auditorik
atau lainnya yang bertubi-tubi, dan gagasan yang mirip
waham, biasanya terjadi tanpa provokasi dari luar
Rusdi Maslim. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III, Departemen Kesehatan Jiwa,
Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, 2013.
Individu harus tidak pernah memenuhi
kriteria skizofrenia dalam stadium manapun
Suatu riwayat skizofrenia pada salah seorang
anggota keluarga terdekat memberikan
bobot tambahan untuk diagnosis ini, tetapi
bukan merupakan suatu prasyarat.

Rusdi Maslim. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III, Departemen Kesehatan Jiwa,
Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, 2013.
Klinisi harus secara sensitif
menghadapi pasien
Tidak boleh menganggap konyol
aktivitas, bersikap menghakimi
PSIKOTERAPI keyakinan

Obat antipsikotik mungkin berguna


untuk menghadapi ide-ide referensi,
ilusi dan gejala lain gangguan serta
dapat digunakan bersama dengan
FARMAKOTERAPI psikoterapi.
Antidepresan berguna jika ada
komponen depresif pada kepribadian
ini

Kaplan dan Sadock. Buku Ajar Psikiatri: Gangguan Kepribadian. Edisi 2. Jakarta: EGC, 2010. hal 366-386

14
GANGGUAN KEPRIBADIAN SKIZOID
GANGGUAN KEPRIBADIAN PARANOID
SKIZOFRENIA

Kaplan dan Sadock. Buku Ajar Psikiatri: Gangguan Kepribadian. Edisi 2. Jakarta: EGC, 2010. hal 366-386
Studi jangka panjang oleh Thomas McGlashan melaporkan bahwa 10
persen pasien gangguan kepribadian skizotipal akhirnya melakukan
bunuh diri.
Beberapa orang tetap mempertahankan kepribadian skizotipal yang
stabil di sepanjang hidup mereka, menikah dan bekerja di luar dari
keanehan mereka

Kaplan dan Sadock. Buku Ajar Psikiatri: Gangguan Kepribadian. Edisi 2. Jakarta: EGC, 2010. hal 366-386

Anda mungkin juga menyukai