Anda di halaman 1dari 40

GANGGUAN JIWA:

DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN DI FKTP

dr. Lucky Saputra, Sp.KJ., Subsp. Ad.(K), M.Kes


Seksi Psikiatri Adiksi
Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia
Departemen/ KSM Psikiatri
FK UNPAD – RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung
Lucky Saputra dr., SpKJ, Subsp. Ad. (K), M.Kes
RIWAYAT PENDIDIKAN:
o 1992 Dokter Umum FK Universit as Padjadjar an
o 2006 Psikiater FK Universitas Padjadjar an
o 2011 Magister Kedokteran Dasar FK Universitas Padjadjar an
o 2014 Konsultan Psikiatri Adiksi - Kolegium Psikiatri Indonesia
RIWAYAT PEKERJAAN:
o 2006-skrg Staf Medik KSM Ilmu Kedokteran Jiwa RSUP dr Hasan Sadikin
o 2006-skrg Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjar an
o 2011-skrg Pengajar Program S2 Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi Universitas Padjadjar an
o 2011-skrg Ketua Tim PTRM & IPWL RSUP dr Hasan Sadikin
ORGANISASI
o 2016- skrg Ketua Seksi Psikoseksual dan Marital PP PDSKJI
o 2013-2019 Pengurus Seksi Psikiatri Adiksi PP PDSKJI IG
@psikiater_bandung
o 2019-skrg Pengurus PDSKJI Bandung dan sekitarnya
o 2017-skrg Anggota Psychiatry and Human Sexuality Section of World Psychiatr y Associat ion (WPA)
SEHAT
• Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomis.
(UU Kesehatan no 36 Tahun 2009)
SEHAT JIWA
• Kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental,
spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan
sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan
mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya.
(UU Kesehatan Jiwa tahun 2014)
Gangguan Jiwa

• Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK ) adalah orang yang


mempunyai masalah fisik, mental, sosial, pertumbuhan dan
perkembangan, dan/atau kualitas hidup sehingga memiliki risiko
mengalami gangguan jiwa

• Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) adalah orang yang


mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang
termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala dan / atau
perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan
penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi orang
sebagai manusia
(UU Kesehatan Jiwa tahun 2014)
Gangguan Jiwa
• adalah sindrom pola perilaku seseorang yang secara khas berkaitan
dengan suatu gejala penderitaan (distress) atau hendaya
(impairment) di dalam satu atau lebih fungsi yang penting dari
manusia, yaitu fungsi psikologik, perilaku, biologik, dan gangguan itu
tidak hanya terletak di dalam hubungan antara orang itu tetapi juga
dengan masyarakat (PPDGJ III-tahun 1993)

• In 2013, the American Psychiatric Association (APA) redefined


mental disorders in the DSM5 as "a syndrome characterized by
clinically significant disturbance in an individual's cognition,
emotion regulation, or behavior that reflects a dysfunction in the
psychological, biological, or developmental processes underlying
mental functioning
Upaya Kesehatan Jiwa
(UU Keswa No 18 tahun 2014)
• Upaya Kesehatan Jiwa adalah setiap kegiatan untuk
mewujudkan derajat kesehatan jiwa yang optimal bagi
setiap individu, keluarga, dan masyarakat dengan
pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah,
dan/ atau masyarakat.
CIRI CIRI ORANG YANG SEHAT JIWA

• Menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya


• Mampu menghadapi stres kehidupan yang wajar
• Mampu bekerja secara produktif dan memenuhi kebutuhan hidupnya
• Dapat berperan serta dalam lingkungan hidup
• Menerima baik dengan apa yang ada pada dirinya
• Merasa nyaman bersama orang lain

Direktorat Bina PelayananKesehatan Jiwa, Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik, DepKes RI 2008
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

AKSIS 1 - Gangguan klinis


- Kondisi lain yang menjadi fokus perhatian
klinis
AKSIS 2 - Gangguan kepribadian
- Retardasi mental
AKSIS 3 Kondisi medis umum
AKSIS 4 Masalah psikososial dan lingkungan
AKSIS 5 Penilaian fungsi secara global
Termasuk delirium,
demensia, Gangguan
akibat alcohol dan
penggunaan zat
Gangguan Mental Termasuk
skizofrenia
Hirarki Termasuk
Organik

diagnosis Gangguan afektif


bipolar, depresi Gangguan Psikotik
psikotik
psikiatri Gangguan Mood

Gangguan Cemas
Termasuk Gangguan
cemas menyeluruh,
panik, OCD, PTSD,
Gangguan Kepribadian
Gangguan Dan
Penyesuaian
lainnya
9
KOMPETENSI DOKTER
Daftar Penyakit Psikiatri SKDI 2012 SNPPDI 2019
Delirium yang tidak diinduksi oleh alkohol atau zat 3A 3B
Intoksikasi akut zat psikoaktif 3B 2
Skizofrenia 3A 4
Gangguan skizoafektif - 3A
Psikotik akut dan sementara 3A 4
Gangguan bipolar 3A 3A
Gangguan depresif 2 3A-4

Gangguan campuran anxietas & depresif 3A 3A

Gangguan anxietas menyeluruh 3A 3A

Gangguan stres pasca trauma 3A 3B

Gangguan panik 3A 3A
Insomnia 4A 2
Gangguan Penyesuaian 2 4
Kemampuan tingkat I Mengenali dan Menjelaskan

Kemampuan tingkat 2 Mendiagnosis dan Merujuk

Mendiagnosis, melakukan
Kemampuan tingkat 3A penatalaksanaan awal dan
merujuk : bukan gawat darurat

Mendiagnosis, melakukan
Kemampuan tingkat 3B penatalaksanaan awal dan
merujuk : gawat darurat

Mendiagnosis, melakukan
Kemampuan tingkat 4 penatalaksanaan secara mandiri
dan tuntas
11
Konsil Kedokteran Indonesia. Standar Nasional Pendidikan Profesi Dokter Indonesia. 2019
Skizofrenia

12
Gangguan Psikotik: Skizofrenia
(3A4)
Skizofrenia adalah penyakit kronik

Pengobatan jangka panjang diperlukan

Penggunaan obat dalam jangka waktu lama sangat penting


agar hasil keluaran baik
Pedoman Diagnosis Berdasarkan ICD-10 dan PPDGJ-III
A. Pikiran bergema, penarikan atau penyisipan pikiran, dan penyiaran pikiran
B. Waham dikendalikan, waham dipengaruhi, atau “ passivity”, yang jelas merujuk pada
pergerakan tubuh atau pergerakan anggota gerak, atau pikiran, perbuatan atau
perasaan (sensations) khusus; waham persepsi.
C. Halusinasi berupa suara yang berkomentar tentang perilaku pasien atau sekelompok
orang yang sedang mendiskusikan pasien, atau bentuk halusinasi suara lainnya yang
datang dari beberapa bagian tubuh.
D. Waham-waham menetap jenis lain yang menurut budayanya dianggap tidak wajar serta
sama sekali mustahil, seperti misalnya mengenai identitas keagamaan atau politik, atau
kekuatan dan kemampuan “manusia super” (tidak sesuai dengan budaya dan sangat
tidak mungkin atau tidak masuk akal, misalnya mampu berkomunikasi dengan makhluk
asing yang datang dari planet lain)

Minimal satu gejala yang jelas (dua atau lebih, bila gejala kurang
jelas) yang tercatat pada kelompok A sampai D diatas
ATAU Slide berikut
E. Halusinasi yang menetap pada berbagai modalitas, apabila disertai baik oleh waham yang
mengambang/melayang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang
jelas, ataupun oleh ide-ide berlebihan (overvalued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi
setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus
F. Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan (interpolasi) yang berakibat
inkoheren atau pembicaraan tidak relevan atau neologisme.
G. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), sikap tubuh tertentu
(posturing), atau fleksibilitas serea, negativisme, mutisme, dan stupor.
H. Gejala-gejala negatif, seperti sikap masa bodoh (apatis), pembicaraan yang terhenti, dan
respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan
diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal
tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika.
I. Perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa aspek
perilaku perorangan, bermanifestasi sebagai hilangnya minat, tak bertujuan, sikap malas,
sikap berdiam diri (self absorbed attitude) dan penarikan diri secara sosial.

Dua gejala dari kelompok E sampai H


Pemeriksaan Penunjang

a)PANSS (Positive and Negative Syndrome Scale)


b)ESRS (Extrapyramidal Symptoms Rating Scale) untuk menapis EPS
c) Pemeriksaan berat badan (BMI), lingkar pinggang, tekanan darah
d)Pemeriksaan laboratorium, darah tepi lengkap, fungsi liver, profil lipid, fungsi ginjal,
glukosa sewaktu

Pemeriksaan BMI, laboratorium diperlukan untuk memantau efek samping


kardiometabolik dari antipsikotik
Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama ( KMK 1936.2022 tentang PPK di FKTP)

Skizofrenia tanpa penyulit


Penatalaksanaan EPS:
Rencana tatalaksana a. Difenhidramin
komprehensif b. Sulfas atropin
c. Triheksifenidil
d. Propanolol
ANTIPSIKOTIK
a. Risperidone Non farmakologik
b. Haloperidol tab/injeksi a. Home visit, home care
c. Trifluoperazin b. Terapi suportif (konseling)
d. Diazepam injeksi c. Psikoedukasi
d. Modifikasi lingkungan
e. Kegiatan
Rujuk jika tidak ada perbaikan setelah diberikan terapi bersama
dalam waktu (TAK)
1x24 jam
17
KMK 1936.2022 tentang PPK di FKTP
Formularium Nasional
KEPMENKES-HK-01-07-MENKES-6485-2021

KEPMENKES-HK-01-07-MENKES-6485-2021 18
19
KMK 1936.2002 tentang PPK di FKTP
Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer

Tatalaksana awal
Gaduh gelisah  Rujuk ke
Tatalaksana awal: FKRTL TK2
• Injeksi Haloperidol short acting 5mg i.m.
dapat diulang dalam 30 menit-1 jam
Dapat ditambahkan injeksi Diazepam i.m
ATAU
• Injeksi Klorpromazin 50mg i.m 2-3 kali

KMK 1936.2022 tentang PPK di FKTP


KEPMENKES-HK-01-07-MENKES-6485-2021
Gangguan Afektif Bipolar

21
Klasifikasi Gangguan Bipolar (PPDGJ-III)
a. F31. Gangguan Afektif Bipolar
Gangguan ini tersifat oleh episode berulang (sekurangkurangnya dua
episode) dimana afek pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, pada
waktu tertentu terdiri dari
peningkatan afek disertai penambahan energi dan aktivitas (mania atau
hipomania) dan pada waku lain berupa penurunan afek disertai
pengurangan energi dan aktivitas (depresi). Episode berulang hanya
hipomania atau mania digolongkan sebagai gangguan bipolar. Episode
manik biasanya dimulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara 2 minggu
sampai 4-5 bulan (rata-rata sekitar 4 bulan). Depresi cenderung
berlangsung lebih lama (rata-rata sekitar 6 bulan) meskipun jarang melebihi
setahun kecuali pada orang lanjut usia)

22
Klasifikasi Gangguan Bipolar
b. F31.0 Gangguan afektif bipolar, episode kini hipomanik
Pasien saat ini hipomanik, dan mengalami sekurangnya satu riwayat
episode afektif (hipomanik, manik, depresi atau campuran).
c. F31.1 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik tanpa gejala
psikotik
Pasien saat ini manik, tanpa gejala psikotik dan memiliki sekurangnya
satu riwayat episode afektif (hipomanik, manik, depresi atau
campuran).
d. F31.2 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala
psikotik
Pasien saat ini manik, dengan gejala psikotik dan memiliki
sekurangnya satu riwayat episode afektif (hipomanik, manik, depresi
atau campuran). 23
Klasifikasi Gangguan Bipolar
e. F31.3 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresi ringan atau sedang
Pasien saat ini depresi, dengan derajat ringan atau sedang, serta sekurangnya satu
riwayat episode afektif hipomanik, manik atau campuran.
f. F31.4 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresi berat tanpa gejala psikotik
Pasien saat ini depresi berat tanpa gejala psikotik, dan mengalami sekurangnya satu
riwayat episode afektif hipomanik, manik atau campuran.
g. F31.5 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresi berat dengan gejala psikotik
Pasien saat ini depresi berat dengan gejala psikotik, dan mengalami sekurangnya satu
riwayat episode afektif hipomanik, manik atau campuran.
h. F31.6 Gangguan afektif bipolar, episode kini campuran
Pasien sekurangnya mengalami satu riwayat episode afektif
hipomanik, manik, depresi atau campuran, serta saat ini
memperlihatkan gejala campuran atau perubahan cepat gejala
manik dan depresi

24
Pemeriksaan Tambahan
• Pemeriksaan Berat Badan (BB), Tinggi Badan (TB), BMI, lingkaran
pinggang, Tekanan Darah

• Pemeriksaan laboratorium, DPL, fungsi liver, profil lipid, fungsi


ginjal, glukosa sewaktu, kadar litium plasma.

• YMRS, MADRS, MDQ, PANSS-EC

Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa skala diagnostik lebih


superior bila dibandingkan dengan wawancara klinis.
Penatalaksanaan
Fase Akut Fase Lanjutan Fase Rumatan

Durasi 3-8 minggu 2-6 bulan Tak terbatas

Simtom Sindrom Subsindrom atau absen Absen atau subsidnrom

Episode Jelas  Jelas atau parsial atau Tidak ada atau  hampir
sama sekali hilang hilang

Tujuan Respons, remisi (idealnya) Recovery ; pencegahan Pencegahan rekuren ;


relaps; perbaikan fungsi fungsi pulih
Penatalaksanaan
• Mood stabilizer:
– lithium (0.6—1.2 mEq/L)
– carbamazepine (6—12 mg/L)
– valproate (50—125 mg/L)
• Anticonvulsants:
– gabapentine
– topiramate
– lamotrigine
• Agitasi / psikotik– tambahkan
– Antipsikotik generasi kedua
(olanzapine, risperidone)
– benzodiazepin (lorazepam,
clonazepam)
• ECT

Tatalaksana awal (gaduh gelisah) dengan antipsikotik


 Rujuk
Gangguan Skizoafektif

28
Gangguan Skizoafektif (3A)
• Gangguan jiwa yang ditandai dengan dua gambaran yang berulang
yaitu gambaran Gangguan skizofrenia (memenuhi kriteria A
skizofrenia) dan episode mood baik depresi mayor maupun bipolar

Tipe manik

Subtipe
Tipe depresi

Tipe campuran

29
Pedoman Diagnosis ICD-10 dan PPDGJ III

Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala definitif

adanya skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama menonjol pada saat yang

bersamaan, atau dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain, dalam

satu

episode penyakit yang sama, dan sebagai konsekuensinya, episode penyakit

tidak memenuhi kriteria baik skizofrenia maupun episode manik atau depresif.
30
Pedoman Diagnosis ICD-10 dan PPDGJ III
• Gangguan Skizoafektif tipe Manik
Suasana perasaan harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan
suasana perasaan yang tak begitu mencolok dikombinasi dengan iritabilitas
atau kegelisahan yang meningkat. Dalam episode yang sama harus jelas ada
sedikitnya satu, atau lebih baik lagi dua gejala skizofrenia yang khas
(sebagaimana ditetapkan untuk skizofrenia).
• Gangguan Skizoafektif Tipe Depresif
Harus ada depresi yang menonjol, disertai oleh sedikitnya dua gejala depresif
yang khas atau kelainan perilaku seperti yang terdapat dalam kriteria episode
depresif; dalam episode yang sama, sedikitnya harus ada satu atau lebih dua
gejala skizofrenia yang khas (sebagaimana ditetapkan untuk pedoman
diagnostik skizofrenia).
31
Pedoman Diagnosis ICD-10 dan PPDGJ III
• Gangguan Skizoafektif Tipe Campuran
Gangguan dengan gejala-gejala skizofrenia ada secara bersama-sama dengan
gejala-gejala gangguan afektif bipolar tipe campuran

32
Pemeriksaan Tambahan

• Pemeriksaan berat badan (BMI), lingkaran pinggang, TD

• Pemeriksaan laboratorium, Darah Perifer Lengkap, fungsi liver, profil

lipid, fungsi ginjal, glukosa sewaktu, kadar litium plasma

• PANSS, YMRS, MADRS

33
Penatalaksanaan (PNPK Jiwa 2015)
Skizoafektif Tipe Manik atau Tipe Campuran
Farmakoterapi injeksi Farmakoterapi oral
- Olanzapin 10mg inj im - Olanzapin 1x10-30mg/hari, atau
- Aripiprazol 9.75mg/mL
- Risperidone 2x 1-3mg/hari, atau
- Haloperidol 5mg/mL
- Quetiapin hari I (200mg), hari II (400mg),
- Diazepam 10mg/2mL (dapat digunakan hari III (600mg), atau hari I (1x300mg-XR)
sebagai adjuvant haloperidol) dan seterusnya dapat ditingkatkan menjadi
1x600mg-XR) atau Aripiprazol 1x 10-
Terapi (Monoterapi) 30mg/hari
1. Olanzapin (Olz), Risperidon (Ris), - Litium karbonat 2x400mg
Quetiapin (Que), Aripiprazol (Aripip)
2. Litium (Li), Divalproat (Dival). - Lorazepam 3x1-2mg/hari (bila sulit tidur)
- Haloperidol 5-20mg/hari
34
• Terapi (Monoterapi)
1. Olanzapin (Olz), Risperidon (Ris), Quetiapin (Que), Aripiprazol
(Aripip)
2. Litium (Li), Divalproat (Dival).
• Terapi Kombinasi
• Olz + Li/Dival; Olz + Lor; Olz + Li/Dival+Lor
• Ris + Li/Dival; Ris + Lor; Ris + Li/Dival + Lor
• Que + Li/Dival
• Aripip + Li/Dival; Aripip + Lor; Aripip + Li/Dival + Lor
• Non farmakologi:
• Psikoedukasi Lama pemberian obat untuk fase akut adalah 2-8 minggu
atau sampai tercapai remisi absolut yaitu YMRS ≤ 9 atau
• ECT MADRS ≤ 11 dan PANSS-EC ≤ 3 per butir PANSS-EC.
35
Penatalaksanaan (PNPK Jiwa 2015)
• Skizoafektif tipe Depresi
Farmakoterapi oral
Farmakoterapi injeksi -Litium 2x400mg/hari
-Olanzapin 10mg inj im -Fluoksetin 1x10-20mg/hari
-Aripiprazol 9.75mg/mL -Olanzapin 1x10-30mg/hari
-Haloperidol 5mg/mL atau risperidone 2x1-3mg/hari
-Diazepam 10mg/2mL (dapat atau quetiapine hari I (200mg),
digunakan sebagai adjuvant hari II (400mg), hari III (600mg)
haloperidol) atau Aripiprazol 1x10-
Lama pemberian obat untuk fase akut 30mg/hari
adalah 2-8minggu atau sampai -Haloperidol 5-20mg/hari
tercapai remisi absolut yaitu YMRS ≤ 9
atau MADRS ≤ 11 dan PANSS-EC ≤ 3
untuk tiap butir PANSS-EC
36
Penatalaksanaan (PNPK Jiwa 2015)
• Fase Lanjutan
Terapi Kombinasi
1) Psikofarmaka
Kombinasi obat-obat di atas. Penggunaan
Terapi (Monoterapi)
antidepresan jangka panjang untuk
a) Litium karbonat 0,6-1 mEq/L
skizoafektif tipe episode depresi tidak
biasanya dicapai dengan dosis 900-
dianjurkan karena dapat menginduksi
1200 mg / hari sekali sedengan dosis
terjadinya episode manik.
500 mg/hari
b) Olanzapin 1 x 10 mg/hari
c) Quetiapin dengan dosis 300 – 600
mg/hari
d) Risperidon dengan 1-4 mg/hari Lama pemberian obat fase lanjutan 2-6
e) Aripirazol dengan dosis 10-20 bulan sampai tercapai recovery yaitu bebas
mg/hari gejala selama 2 bulan.
f) Klozapin dosis 300-750mg/hari
(pasien yang refrakter) 37
FORMULARIUM NASIONAL
KEPMENKES-HK-01-07-MENKES-6485-2021

38
FORMULARIUM NASIONAL
KEPMENKES-HK-01-07-MENKES-6485-2021

39
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai