BAGIAN PSIKIATRI
BAGIAN PSIKIATRI
FAKULTAS KEDOKTERAN
2016
DAFTAR MODUL
2
MODUL I
GANGGUAN MENTAL ORGANIK
BAGIAN PSIKIATRI
FK UNAND
TOPIK : SUBTOPIK : DELIRIUM Kompetensi : 3A
GANGGUAN
MENTAL ORGANIK 1. Kognitif
TUJUAN a. Menjelaskan definisi dan kriteria diagnosis
PEMBELAJARAN
Gangguan Mental Organik (terutama delirium)
b. Menjelaskan pembagian Gangguan Mental
Organik
c. Menjelaskan etiologi Gangguan Mental Organik
d. Menjelaskan pemeriksaan fisik dan psikiatrik
Gangguan Mental Organik
e. Menjelaskan penatalaksanaan Gangguan Mental
Organik
f. Menjelaskan prognosis Gangguan Mental Organik
2. Psikomotor
a. Mampu melakukan auto anamnesis dan
alloanamnesis
b. Mampu memperoleh data mengenai keluhan/
masalah utama
c. Mampu memperoleh data mengenai riwayat
perjalanan penyakit sekarang dan dahulu
d. Mampu memperoleh data bermakna mengenai
riwayat perkembangan, pendidikan, pekerjaan,
perkawinan dan kehidupan keluarga
e. Mampu menilai status mental: kesadaran,
orientasi, intelegensia secara klinis, bentuk dan isi
pikiran, mood dan afek, motorik, pengendalian
3
impuls, kemampuan menilai realita, insight,
judgement
f. Mampu menilai kemampuan fungsional ( general
assessment of functioning)
g. Mampu menegakkan diagnosis kerja berdasarkan
diagnosis multiaksial
h. Mampu membuat diagnosis banding
i. Mampu mengidentifikasi kedaruratan psikiatri
j. Mampu mengidentifikasi masalah di bidang fisik,
psikologis dan sosial
k. Mampu memberikan terapi pendahuluan
l. Mampu membuat prognosis
m. Mampu menentukan indikasi rujuk
n. Mampu menindaklanjuti setelah kembali dari
rujukan
3. Attitute
a. Memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga
b. Menjelaskan tujuan wawancara dan pemeriksaan
c. Melakukan Rapport
d. Berempati kepada pasien dan keluarga
e. Mendengarkan keluhan pasien dan keluarga
f. Menghargai pasien dan keluarga
g. Menghargai keputusan keluarga terhadap pasien
h. Mengakhiri wawancara
i. Memberikan edukasi kepada keluarga mengenai
diagnosis, pengobatan dan prognosis
j. Memberikan informed consent kepada keluarga
4
DEFINISI Merupakan gangguan gangguan yang dikaitkan dengan disfungsi
otak secara temporer atau permanen. Disfungsi ini dapat primer,
seperti pada penyakit, cidera, dan rudapaksa yang langsung atau
diduga mengenai otak, dapat juga sekunder, seperti pada
gangguan dan penyakit sistemik yang menyerang otak sebagai
salah satu dari beberapa organ atau sistem tubuh. Disebut juga
dengan organic brain syndrome, meliputi :
1. Delirium dan demensia
2. Sindrom amnestik dan halusinasi
3. Sindrom waham organik
4. Sindrom afektif organik
5. Sindrom kepribadian organik
6. Intoksikasi dan sindrom putus zat
ETIOLOGI Riwayat perubahan tingkah laku yang timbul akibat disfungsi
primer pada otak, seperti pada penyakit, cidera, dan ruda paksa
yang langsung atau diduga mengenai otak, atau sekunder, seperti
pada gangguan dan penyakit sistemik yang menyerang otak
sebagai salah satu dari beberapa organ atau sistem tubuh
5
6. Arus pemikiran cepat dan berubah ubah
7. Gangguan itu demikian parahnya, hingga mengganggu fungsi
sosial dan pekerjaan.
PEMERIKSAAN Pemeriksaan penunjang bergantung pada jenis GMO, sesuai
PENUNJANG dengan saran bagian terkait.
KRITERIA Kriteria Diagnostik untuk Delirium Karena Kondisi Medis Umum:
DIAGNOSIS
1. Gangguan kesadaran (yaitu, penurunan kejernihan kesadaran
terhadap lingkungan) dengan penurunan kemampuan untuk
memusatkan, mempertahankan, atau mengalihkan perhatian.
2. Gangguan timbul setelah suatu periode waktu yang singkat
(biasanya beberapa jam sampai hari dan cenderung
berfluktuasi selama perjalanan hari.
3. Perubahan kognisi (seperti defisit daya ingat disorientasi,
gangguan bahasa) atau perkembangan gangguan persepsi
yang tidak lebih baik diterangkan demensia yang telah ada
sebelumnya, yang telah ditegakkan, atau yang sedang timbul.
4. Terdapat bukti-bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik,
atau temuan Iaboratorium bahwa gangguan adalah
disebabkan oleh akibat fisiologis langsung dan kondisi medis
umum.
Derlirium
DIAGNOSIS KERJA
1. Skizofrenia
DIAGNOSIS
2. Psikosis Akut
BANDING
3. Gangguan Konversi
Anti psikotik
6
Anti ansietas
7
MODUL 2
SKIZOFRENIA
BAGIAN PSIKIATRI
FK UNAND
TOPIK : SUB TOPIK : KOMPENTENSI : 3A
SKIZOFRENIA SKIZOFRENIA
TUJUAN 1. Kognitif
PEMBELAJARA a. Menjelaskan definisi dan kriteria diagnosis skizofrenia
N
b. Menjelaskan pembagian skizofrenia
c. Menjelaskan etiologi skizofrenia
d. Menjelaskan tanda dan gejala skizofrenia
e. Menjelaskan penatalaksanaan skizofrenia
f. Menjelaskan prognosis skizofrenia
2. Psikomotor
a. Mampu melakukan auto anamnesis dan alloanamnesis
b. Mampu memperoleh data mengenai keluhan/ masalah
utama
c. Mampu memperoleh data mengenai riwayat perjalanan
penyakit sekarang dan dahulu
d. Mampu memperoleh data bermakna mengenai riwayat
perkembangan, pendidikan, pekerjaan, perkawinan
dan kehidupan keluarga
e. Mampu menilai status mental: kesadaran, orientasi,
intelegensia secara klinis, bentuk dan isi pikiran, mood
dan afek, motorik, pengendalian impuls, kemampuan
menilai realita, insight, judgement
f. Mampu menilai kemampuan fungsional ( general
assessment of functioning)
g. Mampu menegakkan diagnosis kerja berdasarkan
8
diagnosis multiaksial
h. Mampu membuat diagnosis banding
i. Mampu mengidentifikasi kedaruratan psikiatri
j. Mampu mengidentifikasi masalah di bidang fisik,
psikologis dan sosial
k. Mampu memberikan terapi pendahuluan
l. Mampu membuat prognosis
m. Mampu menentukan indikasi rujuk
k. Mampu menindaklanjuti setelah kembali dari rujukan
3. Attitute
a. Memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga
b. Menjelaskan tujuan wawancara dan pemeriksaan
c. Melakukan Rapport
d. Berempati kepada pasien dan keluarga
e. Mendengarkan keluhan pasien dan keluarga
f. Menghargai pasien dan keluarga
g. Menghargai keputusan keluarga terhadap pasien
h. Mengakhiri wawancara
i. Memberikan edukasi kepada keluarga mengenai
diagnosis, pengobatan dan prognosis
j. Memberikan informed consent kepada keluarga
PENGERTIAN Merupakan gangguan jiwa yang berat, yang ditandai dengan distorsi
fikiran dan persepsi yang mendasar dan khas, dan oleh afek yang tidak
wajar (inapropriate) atau tumpul (blunted).
Meliputi :
1. Skizofrenia Paranoid
2. Skizofrenia Hebefrenik
3. Skizofrenia Katatonik
4. Skizofrenia tak terinci
5. Depressi pasca skizofrenia
9
6. Skizofrenia residual
7. Skizofrenia lainnya
8. Skizofrenia YTT
ETIOLOGI Faktor Organik :
a. Faktor Genetik
b. Faktor Biokimiawi : - Dopamin
- Serotonin
- Norepinephrin
Faktor Psikososial :
Konflik Intrapsikik.
Komunikasi yang patologik.
Interaksi keluarga yang patologik :
1) Adanya dominating figure dalam keluarga.
2) Hub. Suami-istri dalam bentuk permusuhan kronis
PEMERIKSAA Status Mental
N FISIK DAN A. Penampilan :
Kesadaran : kompos mentis
PSIKIATRI
Cara berpakaian : biasanya poor grooming, tidak rapi atau
kotor, kesan tidak dapat mengurus diri
Sikap: tidak koperatif, bermusuhan
B. Psikomotor:
Agitasi psikomotor, hiperaktivitas/ hiperkinesis,
C. Pembicaraaan
Logorrhea (pembicaraan meningkat), kadang-kadang bicara
kacau
D. Emosi
Afek
afek inappropriate/ tidak serasi, afek tumpul, afek yang
terbatas, afek datar
Mood
mood disforik, mood yang iritabel.
E. Proses Pikir
1. Gangguan Umum dalam Bentuk Pikiran
Gangguan mental, psikosis, tes realitas terganggu
10
2. Gangguan Spesifik dalam Bentuk Pikiran Kadang-
kadang jawaban yang tidak relevan dan asosiasi
longgar
3. Gangguan Spesifik dalam Isi Pikiran
Delusi/ waham: waham bizarre, waham persekutorik,
waham kebesaran, waham referensi, though of
withdrawal, though of broadcasting, though of
insertion, though of control, waham agama.
F. Persepsi
Halusinasi
Halusinasi auditorik ( ), halusinasi visual ( ), halusinasi
olfaktorik ( ), halusinasi gustatorik ( ), halusinasi taktil ( ),
halusinasi perintah (command halusination),
Ilusi ( )
G. Tilikan
Derajat I (penyangkalan) pasien skizofrenia paranoid
Derajat II (ambigu)
Derajat III (sadar, melemparkan kesalahan kepada orang/ hal
lain):
Derajat IV ( sadar, tidak mengetahui penyebab)
Derajat V (tilikan intelektual)
Derajat VI (tilikan emosional sesungguhnya)
I. Discriminative Judgement :
Judgment tes : terganggu
Judgment sosial : terganggu
Laboratorium rutin.
PEMERIKSAA
N Pemeriksaan fungsi ginjal dan hepar minimal sekali 6 bulan karena
PENUNJANG penggunaan obat yang lama akibat perjalanan penyakit yang kronis
dan progresif.
Diagnosis skizofrenia dan skizofrenia paranoid menurut PPDGJ III
adalah sebagai berikut :
KRITERIA
DIAGNOSIS Walaupun tidak ada gejala yang patognomonik khusus, dalam
praktek dan manfaatnya untuk membagi gejala-gejala tersebut ke
11
dalam kelompok-kelompok yang penting untuk diagnosis dan yang
sering terdapat secara bersama-sama, misalnya: 2
a. Thought echo, thought insertion atau withdrawal dan thought
broadcasting;
b. Waham dikendalikan (delusion of control), waham dipengaruhi
(delusion of influence) atau passivity yang jelas merujuk pada
pergerakan tubuh atau pergerakan anggota gerak atau pikiran,
perbuatan atau perasaan (sensation) khusus; persepsi delusional;
c. Suara halusinasi yang berkomentar secara terus-menerus
terhadap perilaku pasien, atau mendiskusikan perihal pasien di
antara mereka sendiri, atau jenis suara halusinasi lain yang
berasal dari salah satu bagian tubuh;
d. Waham-waham menetap jenis lain yang menurut budayanya
dianggap tidak wajar serta sama sekali mustahil, seperti misalnya
mengenai identitas keagamaan atau politik, atau kekuatan dan
kemampuan manusia super (misalnya mampu mengendalikan
cuaca, atau berkomunikasi dengan mahluk asing dari dunia lain);
e. Halusinasi yang menetap dalam setiap modalitas, apabila disertai
baik oleh waham yang setengah berbentuk tanpa kandungan
afektif yang jelas, ataupun ide-ide berlebihan ( overload ideas)
yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-
minggu atau berbulan-bulan terus-menerus;
f. Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan
(interpolasi) yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang
tidak relevan atau neologisme;
g. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah ( excitement),
sikap tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas serea,
negativisme, mutisme dan stupor;
h. Gejala-gejala negatif seperti sikap sangat masa bodoh (apatis),
pembicaraan yang terhenti, respon emosional yang menumpul
12
atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari
pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial, tetapi harus jelas
bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau
medikasi neuroleptika;
i. Suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan dari beberapa aspek perilaku perorangan,
bermanisfestasi sebagai hilangnya minat, tak bertujuan, sikap
malas, sikap berdiam diri (self absorbed attiude) dan penarikan
diri secara sosial.2
Pedoman Diagnostik
Persyaratan yang normal untuk diagnostik skizofrenia ialah
harus ada sedikitnya satu gejala tersebut di atas yang amat jelas ( dan
biasanya dua gejala atau lebih apabila gejala-gejala itu kurang tajam
atau kurang jelas) dari gejala yang termasuk salah satu kelompok
gejala (a) sampai (d) tersebut di atas, atau paling sedikit dua gejala dari
kelompok (e) sampai (h) yang harus selalu ada secara jelas selama
kurun waktu satu bulan atau lebih.2
DIAGNOSIS 1. Skizofrenia Paranoid
KERJA 2. Skizofrenia Hebefrenik
3. Skizofrenia Katatonik
4. Skizofrenia tak terinci
5. Depressi pasca skizofrenia
6. Skizofrenia residual
7. Skizofrenia lainnya
8. Skizofrenia YTT
DIAGNOSIS 1. gangguan mental organik
BANDING 2. gangguan afektif gejala psikotik
a.terapi obat
13
b.terapi kejang listrik (ECT=electro convulsive therapy)
2.Psikoterapi
a. berupa tata laksana psikoterapi
b. psikoterapi formal (dapat diberikan hanya pada
kasus yg tenang)
3.Milleu therapy (=terapi lingkungan )
14
Tidak mau / menolak makan
Sangat gelisah sekali
Apabila tidak menunjukkan kemajuan setelah 10 hari
pengobatan psikofarmaka.
- Pelaksanaan ECT mempedomani PPK ECT
Psikoterapi : bila gejala psikotik hilang, pasien mulai tenang, dapat
dilakukan psikoterapi keluarga, individu, CBT dll
Gejala Ekstrapiramidal :
Trihexipenidil 2x2mg selama 2-6 hari
Gejala ekstrapiramidal akut : injeksi Sulfas Atropin 0,25-0,5 mg (IM)
EDUKASI 1. Penjelasan mengenai penyakit pasien.
2. Rencana perawatan dan terapi.
15
MODUL III
BAGIAN PSIKIATRI
GANGGUAN PSIKOTIK AKUT DAN
FK UNAND SEMENTARA
TOPIK : SUB TOPIK : GANGGUAN KOMPETENSI : 3A
GANGGUAN PSIKOSIS AKUT DAN
SEMENTARA
PSIKOSIS LAINNYA
1. Kognitif
TUJUAN a. Menjelaskan definisi dan kriteria diagnosis
PEMBELAJARAN
Gangguan
Psikosis akut dan sementara
b. Menjelaskan pembagian Gangguan Psikosis akut
dan sementara
c. Menjelaskan etiologi Gangguan Psikosis akut dan
sementara
d. Menjelaskan pemeriksaan fisik dan psikiatrik
Gangguan psikosis akut dan sementara
e. Menjelaskan penatalaksanaan Gangguan
Psikosis akut dan sementara
f. Menjelaskan prognosis Gangguan Psikosis akut
dan sementara
2. Psikomotor
a. Mampu melakukan auto anamnesis dan
alloanamnesis
16
b. Mampu memperoleh data mengenai keluhan/
masalah utama
c. Mampu memperoleh data mengenai riwayat
perjalanan penyakit sekarang dan dahulu
d. Mampu memperoleh data bermakna mengenai
riwayat perkembangan, pendidikan, pekerjaan,
perkawinan dan kehidupan keluarga
e. Mampu menilai status mental: kesadaran,
orientasi, intelegensia secara klinis, bentuk dan isi
pikiran, mood dan afek, motorik, pengendalian
impuls, kemampuan menilai realita, insight,
judgement
f. Mampu menilai kemampuan fungsional ( general
assessment of functioning)
g. Mampu menegakkan diagnosis kerja berdasarkan
diagnosis multiaksial
h. Mampu membuat diagnosis banding
i. Mampu mengidentifikasi kedaruratan psikiatri
j. Mampu mengidentifikasi masalah di bidang fisik,
psikologis dan sosial
k. Mampu memberikan terapi pendahuluan
l. Mampu membuat prognosis
m. Mampu menentukan indikasi rujuk
l. Mampu menindaklanjuti setelah kembali dari
rujukan
3. Attitute
a. Memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga
b. Menjelaskan tujuan wawancara dan pemeriksaan
c. Melakukan Rapport
d. Berempati kepada pasien dan keluarga
17
e. Mendengarkan keluhan pasien dan keluarga
f. Menghargai pasien dan keluarga
g. Menghargai keputusan keluarga terhadap pasien
h. Mengakhiri wawancara
i. Memberikan edukasi kepada keluarga mengenai
diagnosis, pengobatan dan prognosis
j. Memberikan informed consent kepada keluarga
PENGERTIAN Psikotik akut didefinisikan sebagai suatu perubahan dari keadaan
tanpa gejala psikotik ke keadaan psikotik yang jelas yang terjadi
dalam periode 2 minggu atau kurang.
Gangguan psikosis akut dan sementara adalah
sekelompok gangguan jiwa yang :
Meliputi :
1. Gangguan Psikotik Polimorfik akut tanpa gejala
Skizofrenia
2. Gangguan Psikotik Polimorfik akut dengan gejala
Skizofrenia
3. Gangguan Psikotik lir Skizofrenia akut.
4. Gangguan Psikotik akut lainnya dengan predominan
wahana.
5. Gangguan Psikotik akut dan sementara lainnya
6. Gangguan Psikotik akut dan sementara YTT
ETIOLOGI Penyebabnya belum diketahui secara pasti, tapi sebagian besar di
jumpai pada pasien dengan gangguan kepribadian mungkin
memiliki kerentanan biologis atau psikologis terhadap
perkembangan gejala psikotik. Satu atau lebih faktor stres berat,
seperti peristiwa traumatis, konflik keluarga, masalah pekerjaan,
kecelakaan, sakit parah, kematian orang yang dicintai, dan status
imigrasi tidak pasti, dapat memicu psikosis reaktif singkat.
Beberapa studi mendukung kerentanan genetik untuk gangguan
psikotik singkat.
PEMERIKSAAN Status Mental
FISIK DAN A. Penampilan :
Kesadaran : kompos mentis
PSIKIATRI
Cara berpakaian : biasanya tidak rapi, kesan tidak
dapat mengurus diri
Sikap: tidak koperatif
B. Psikomotor:
18
Agitasi psikomotor, hiperaktivitas/ hiperkinesis,
C. Pembicaraaan
Logorrhea (pembicaraan meningkat), kadang-kadang
bicara kacau
D. Emosi
Afek
afek inappropriate/ tidak serasi, afek yang terbatas, afek
labil
Mood
mood disforik, mood yang iritabel, mood labil
E. Proses Pikir
4. Gangguan Umum dalam Bentuk Pikiran
Gangguan mental, psikosis, tes realitas terganggu
5. Gangguan Spesifik dalam Bentuk
Pikiran Kadang-kadang jawaban yang
tidak relevan
6. Gangguan Spesifik dalam Isi Pikiran
Delusi/ waham:, waham persekutorik, waham
kebesaran, waham referensi, waham agama dan
lain lain
F. Persepsi
Halusinasi
Halusinasi auditorik ( ), halusinasi visual ( ), halusinasi
olfaktorik ( ), halusinasi gustatorik ( ), halusinasi taktil ( ),
halusinasi perintah (command halusination),
Ilusi ( )
G. Tilikan
Derajat I (penyangkalan) pasien skizofrenia paranoid
Derajat II (ambigu)
Derajat III (sadar, melemparkan kesalahan kepada orang/
hal lain):
Derajat IV ( sadar, tidak mengetahui penyebab)
Derajat V (tilikan intelektual)
Derajat VI (tilikan emosional sesungguhnya)
I. Discriminative Judgement :
Judgment tes : terganggu
19
Judgment sosial : terganggu
PEMERIKSAAN Laboratorium rutin
PENUNJANG
20
TERAPI Perawatan : Jika Membahayakan Lingkungan dan dirinya.
Pada keadaan gelisah dapat diberikan :
Gejala Ekstrapiramidal :
(IM)
21
Quo ad Sanationam : Dubia ad bonam
Quo ad Fungsionam : Dubia ad bonam
MODUL 4
BAGIAN PSIKIATRI
GANGGUAN AFEKTIF MANIK
FK UNAND
SUBTOPIK : GANGGUAN KOMPETENSI : 3A AFEKTIF
TOPIK: MANIK
GANGGUAN
AFEKTIF
TUJUAN
PEMBELAJARA 1. Kognitif
N a. Menjelaskan definisi dan kriteria diagnosis Gangguan
afektif manik
b. Menjelaskan pembagian Gangguan afektif manik
c. Menjelaskan etiologi Gangguan afektif manik
d. Menjelaskan tanda dan gejala Gangguan afektif manik
e. Menjelaskan penatalaksanaan Gangguan afektif manik
f. Menjelaskan prognosis Gangguan afektif manik
2. Psikomotor
a. Mampu melakukan auto anamnesis dan alloanamnesis
b. Mampu memperoleh data mengenai keluhan/ masalah
22
utama
c. Mampu memperoleh data mengenai riwayat perjalanan
penyakit sekarang dan dahulu
d. Mampu memperoleh data bermakna mengenai riwayat
perkembangan, pendidikan, pekerjaan, perkawinan dan
kehidupan keluarga
e. Mampu menilai status mental: kesadaran, orientasi,
intelegensia secara klinis, bentuk dan isi pikiran, mood dan
afek, motorik, pengendalian impuls, kemampuan menilai
realita, insight, judgement
f. Mampu menilai kemampuan fungsional ( general
assessment of functioning)
g. Mampu menegakkan diagnosis kerja berdasarkan
diagnosis multiaksial
h. Mampu membuat diagnosis banding
i. Mampu mengidentifikasi kedaruratan psikiatri
j. Mampu mengidentifikasi masalah di bidang fisik,
psikologis dan sosial
k. Mampu memberikan terapi pendahuluan
l. Mampu membuat prognosis
m. Mampu menentukan indikasi rujuk
m. Mampu menindaklanjuti setelah kembali dari rujukan
3. Attitute
a. Memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga
b. Menjelaskan tujuan wawancara dan pemeriksaan
c. Melakukan Rapport
d. Berempati kepada pasien dan keluarga
e. Mendengarkan keluhan pasien dan keluarga
f. Menghargai pasien dan keluarga
g. Menghargai keputusan keluarga terhadap pasien
23
h. Mengakhiri wawancara
i. Memberikan edukasi kepada keluarga mengenai
diagnosis, pengobatan dan prognosis
j. Memberikan informed consent kepada keluarga
PENGERTIAN Gangguan afektif manik adalah gangguan mental dimana yang menonjol
adalah peningkatan suasana perasaan dan peningkatan dalam jumlah dan
kecepatan aktivitas fisik dan mental.
Meliputi :
1. Hipomania
2. Mania tanpa gejala psikotik
3. Mania dengan gejala psikotik
4. Episode manik lainnya
5. Episode manik YTT
1. Hipomania
Derajat ringan dan mania
Afek meninggi dan meningkatkan aktifitas menetap beberapa
hari berturut-turut.
Tidak begitu mengganggu aktifitas
sehari-hari 2. Mania Tanpa Gejala psikotik
Episode berlangsung minimal satu minggu
Afek meninggi dan peningkatan aktifitas, bicara banyak dan cepat,
kebutuhan tidur kurang, ide-ide kebesaran dan terlalu optimistic
Mengganggu aktifitas sehari-
hari 3. Mania Dengan Gejala Psikotik
Gambaran menyerupai mania tanpa gejala psikotik
Ditemukan waham kejar, waham dan halusinasi sesuai dengan
keadaan afek yang meningkat.
24
B. Psikomotor:
Hiperaktivitas/ hiperkinesis,
C. Pembicaraaan
Produktivitas kata, perbendaharaan bahasa dan nada
suara meningkat
D. Emosi
Afek
afek inappropriate/ tidak serasi
Mood
mood disforik, mood elevated
E. Proses Pikir
7. Gangguan Umum dalam Bentuk Pikiran
Gangguan mental, psikosis (bisa ada/tidak), tes realitas
terganggu/ tidak
8. Gangguan Spesifik dalam Bentuk Pikiran Kadang-
kadang jawaban yang tidak relevan dan asosiasi longgar
G. Tilikan
Derajat I (penyangkalan) pasien skizofrenia paranoid
Derajat II (ambigu)
Derajat III (sadar, melemparkan kesalahan kepada orang/ hal lain):
Derajat IV ( sadar, tidak mengetahui penyebab)
Derajat V (tilikan intelektual)
Derajat VI (tilikan emosional sesungguhnya)
I. Discriminative Judgement :
Judgment tes : terganggu
Judgment sosial : terganggu
25
PEMERIKSAA Laboratorium rutin
N
Fungsi ginjal jika direncanakan untuk mendapat terapi Lithium Carbonat
PENUNJANG
Menurut PPDGJ-III
KRITERIA F. 30 Episode Manik
DIAGNOSIS Kesamaan karakteristik dalam afek yang meningkat, disertai
peningkatan dalam jumlah dan kecepatan aktivitas fisik dan mental,
dalam berbagai derajat keparahan. Kategori ini hanya untuk satu
episode manik tunggal (yang pertama), termasuk gangguan afektif
bipolar, episode manik tunggal. Jika ada episode afektif (depresi, manik
atau hipomanik) sebelumnya atau sesudahnya, termasuk gangguan afektif
bipolar.
Menurut DSM-IV-TR
Pedoman diagnostik episode manik:
a. Periode terpisah mood yang secara abnormal dan persisten
meningkat, ekspansif, atau iritabel yang berlangsung hingga
setidaknya 1 minggu (atau berapa pun lama waktunya jika
memerlukan rawat inap).
b. Selama periode gangguan mood, tiga (atau lebih) gejala berikut
telah ada (empat gejala jika mood hanya iritabel) dan signifikan:
1) Harga diri membumbung atau rasa kebesaran
2) Berkurangnya kebutuhan tidur (merasa telah beristirahat
setelah tidur hanya 3 jam)
3) Lebih banyak berbicara daripada biasanya atau ada
tekanan untuk terus berbicara
4) Flight of ideas atau pengalaman subjektif bahwa
pikirannya saling berlomba
5) Perhatian mudah teralih (perhatian terlalu mudah ditarik ke
stimulus eksternal yang tidak penting dan tidak relevan)
6) Meningkatnya aktivitas yang berorientasi tujuan (baik
secara sosial, di tempat kerja atau sekolah, maupun
secara seksual) atau agitasi psikomotor
7) Keterlibatan yang berlebihan di dalam aktivitas yang
menyenangkan dan berpotensi tinggi memiliki akibat
menyakitkan (terlibat di dalam kegiatan berbelanja yang
tidak bisa ditahan, tindakan seksual yang tidak bijaksana,
atau investasi bisnis yang bodoh)
26
c. Gejala tidak memeuhi kriteria episode campuran.
d. Gangguan mood cukup berat hingga menyebabkan hendaya nyata
fungsi pekerjaan maupun aktivitas atau hubungan sosial yang
biasa dengan orang lain, atau memerlukan rawat inap untuk
mencegah mencelakakan diri sendiri atau orang lain, atau terdapat
ciri psikotik.
e. Gejala tidak disebabkan pengaruh fisiologis langsung suatu zat
atau kondisi medis umum.
27
psikotik
Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria
untuk mania dengan gejala psikotik (F30.2); dan
Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif
lain (hipomanik, manik, depresif atau campuran) di
masa lampau
DIAGNOSI 1. Hipomania
S 2. Mania tanpa gejala psikotik
KERJA
3. Mania dengan gejala psikotik
4. Episode manik lainnya
5. Episode manik YTT
1. Skizoafektif tipe manik
DIAGNOSI
S 2. Gangguan afektif bipolar
BANDING
TERAPI
28
2. injeksi haloperidol 5 mg ( IM )
3. injeksi olanzapin 10mg (IM)
4. injeksi aripiprazole 9,75mg (IM)
29
MODUL 5
BAGIAN PSIKIATRI
EPISODE DEPRESIF
FK UNAND
TOPIK : SUBTOPIK: KOMPETENSI: 3A
GANGGUAN EPISODE
AFEKTIF DEPRESIF
1. Kognitif
TUJUAN
a. Menjelaskan definisi dan kriteria diagnosis
PEMBELAJARAN
episode depresif
b. Menjelaskan pembagian episode depresif
c. Menjelaskan etiologi episode depresif
d. Menjelaskan tanda dan gejala episode depresif
e. Menjelaskan penatalaksanaan episode depresif
f. Menjelaskan prognosis episode depresif
2. Psikomotor
a. Mampu melakukan auto anamnesis dan
alloanamnesis
b. Mampu memperoleh data mengenai keluhan/
masalah utama
30
c. Mampu memperoleh data mengenai riwayat
perjalanan penyakit sekarang dan dahulu
d. Mampu memperoleh data bermakna mengenai
riwayat perkembangan, pendidikan, pekerjaan,
perkawinan dan kehidupan keluarga
e. Mampu menilai status mental: kesadaran,
orientasi, intelegensia secara klinis, bentuk dan isi
pikiran, mood dan afek, motorik, pengendalian
impuls, kemampuan menilai realita, insight,
judgement
f. Mampu menilai kemampuan fungsional ( general
assessment of functioning)
g. Mampu menegakkan diagnosis kerja berdasarkan
diagnosis multiaksial
h. Mampu membuat diagnosis banding
i. Mampu mengidentifikasi kedaruratan psikiatri
j. Mampu mengidentifikasi masalah di bidang fisik,
psikologis dan sosial
k. Mampu memberikan terapi pendahuluan
l. Mampu membuat prognosis
m. Mampu menentukan indikasi rujuk
n. Mampu menindaklanjuti setelah kembali dari
rujukan
3. Attitute
a. Memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga
b. Menjelaskan tujuan wawancara dan pemeriksaan
c. Melakukan Rapport
d. Berempati kepada pasien dan keluarga
e. Mendengarkan keluhan pasien dan keluarga
f. Menghargai pasien dan keluarga
31
g. Menghargai keputusan keluarga terhadap pasien
h. Mengakhiri wawancara
i. Memberikan edukasi kepada keluarga mengenai
diagnosis, pengobatan dan prognosis
j. Memberikan informed consent kepada keluarga
PENGERTIAN Merupakan gangguan mental dimana yang menonjol adalah
suasana perasaan yang depresif, kehilangan minat dan
kegembiraan, dan berkurangnya energi yang menuju
meningkatnya keadaan mudah lelah dan berkurang nya aktifitas.
Meliputi :
1. Episode depresif ringan
2. Episode depresif sedang
3. Episode depresif berat tanpa gejala psikotik
4. Episode depresif berat dengan gejala psikotik
ANAMNESIS Riwayat perubahan tingkah laku dengan suasana perasaan yang
depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, dan berkurangnya
energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan
berkurang nya aktifitas.
PEMERIKSAAN Pemeriksaan Psikiatri Khusus
FISIK DAN A. Penampilan :
Kesadaran : kompos mentis
PSIKIATRI
Cara berpakaian : biasanya poor grooming, tidak rapi,
kesan tidak dapat mengurus diri
Sikap: koperatif, pasif
B. Psikomotor:
hipoaktif
C. Pembicaraaan
Produktivitas pembicaraan menurun, perbendaharaan
menurun, nada melemah
D. Emosi
Afek
afek appropiate
Mood
mood depresif
E. Proses Pikir
32
10. Gangguan Umum dalam Bentuk Pikiran
Gangguan mental, psikosis (+), psikosis (-), tes
realitas terganggu/ tidak
11. Gangguan Spesifik dalam Bentuk
Pikiran Tidak ada
12. Gangguan Spesifik dalam Isi Pikiran
Delusi/ waham: waham nihilistik (bila psikotik).
F. Persepsi
Halusinasi (bila psikotik)
Halusinasi auditorik ( ), halusinasi visual ( ), halusinasi
olfaktorik ( ), halusinasi gustatorik ( ), halusinasi taktil ( ),
halusinasi perintah (command halusination),
Ilusi ( )
G. Tilikan
Derajat I (penyangkalan) pasien skizofrenia paranoid
Derajat II (ambigu)
Derajat III (sadar, melemparkan kesalahan kepada orang/
hal lain):
Derajat IV ( sadar, tidak mengetahui penyebab)
Derajat V (tilikan intelektual)
Derajat VI (tilikan emosional sesungguhnya)
I. Discriminative Judgement :
Judgment tes : terganggu
Judgment sosial : terganggu
Laboratorium rutin
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Menurut PPDGJ III
KRITERIA
DIAGNOSIS EPISODE DEPRESIF (F32)
Gejala Utama:
1. Afek depresif
2. Kehilangan minat dan kegembiraan, dan
3. Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya
keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata
sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya
aktivitas.
33
Gejala lainnya :
a) Konsentrasi dan perhatian berkurang
b) Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
c) Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
d) Pandangan masa depan yang suram dan
pesimistis
e) Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau
bunuh diri
f) Tidur terganggu
g) Nafsu makan berkurang
34
(3) Lamanya seluruh episode berlangsung minimum
2 minggu(4) Menghadapi kesulitan nyata untuk
meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan, dan
urusanrumah tangga.
35
diberikan pada usia >45 tahun dan atau dengan gangguan
jantung.
Regimen III : Maprotilin 25-50 mg/hr po dalam dosis terbagi
Gejala Ekstrapiramidal :
Trihexipenidil 2x2mg selama 2-6 hari
36
th
Psychiatry. 10 ed. Philadelphia : Lippincont Williams & wilkins,
MODUL 6
GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR
BAGIAN PSIKIATRI
FK UNAND
SUBTOPIK : GANGGUAN KOMPETENSI : 3A AFEKTIF
TOPIK : BIPOLAR
GANGGUAN
AFEKTIF
TUJUAN
PEMBELAJARA 1. Kognitif
N a. Menjelaskan definisi dan kriteria diagnosis Gangguan
Afektif Bipolar
b. Menjelaskan pembagian Gangguan Afektif Bipolar
c. Menjelaskan etiologi Gangguan Afektif Bipolar
d. Menjelaskan pemeriksaan fisik dan psikiatrik Gangguan
Afektif Bipolar
e. Menjelaskan penatalaksanaan Gangguan Afektif Bipolar
Menjelaskan prognosis Gangguan Afektif Bipolar
2. Psikomotor
a. Mampu melakukan auto anamnesis dan alloanamnesis
b. Mampu memperoleh data mengenai keluhan/ masalah
37
utama
c. Mampu memperoleh data mengenai riwayat perjalanan
penyakit sekarang dan dahulu
d. Mampu memperoleh data bermakna mengenai riwayat
perkembangan, pendidikan, pekerjaan, perkawinan dan
kehidupan keluarga
e. Mampu menilai status mental: kesadaran, orientasi,
intelegensia secara klinis, bentuk dan isi pikiran, mood
dan afek, motorik, pengendalian impuls, kemampuan
menilai realita, insight, judgement
f. Mampu menilai kemampuan fungsional ( general
assessment of functioning)
g. Mampu menegakkan diagnosis kerja berdasarkan
diagnosis multiaksial
h. Mampu membuat diagnosis banding
i. Mampu mengidentifikasi kedaruratan psikiatri
j. Mampu mengidentifikasi masalah di bidang fisik,
psikologis dan sosial
k. Mampu memberikan terapi pendahuluan
l. Mampu membuat prognosis
m. Mampu menentukan indikasi rujuk
o. Mampu menindaklanjuti setelah kembali dari rujukan
3. Attitute
a. Memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga
b. Menjelaskan tujuan wawancara dan pemeriksaan
c. Melakukan Rapport
d. Berempati kepada pasien dan keluarga
e. Mendengarkan keluhan pasien dan keluarga
f. Menghargai pasien dan keluarga
g. Menghargai keputusan keluarga terhadap pasien
38
h. Mengakhiri wawancara
i. Memberikan edukasi kepada keluarga mengenai
diagnosis, pengobatan dan prognosis
j. Memberikan informed consent kepada keluarga
PENGERTIA Gangguan afektif adalah gangguan mental dimana yang menonjol adalah
N gangguan afek yang mempengaruhi fungsi kognisi psikomotor. Gangguan
Afektif dapat terjadi secara bipolar atau unipolar. Gangguan afektif bipolar
bersifat episode berulang (sekurang-kuranya 2 episode), pada waktu
tertentu terjadi peningkatan afek (Mania/Hiponia), dan waktu lain berupa
penurunan afek (Depresi). Yang khas ada penyembuhan sempurna antar
episode.
Episode Manik (kriteria mengikuti PPK gangguan afektif manik) : Biasanya
mulai tiba-tiba berlangsung antara 2 minggu sampai 4-5
bulan
Episode Depresi (kriteria mengikuti PPK episode depresi) : Bisa
Berlangsung lebih lama ( 6 bulan ).
Meliputi :
1. Gangguan afektif bipolar episode kini hipomanik
2. Gangguan afektif bipolar episode kini manik tanpa gejala psikotik
3. Gangguan afektif bipolar episode kini manik dengan gejala psikotik
4. Gangguan afektif bipolar episode kini depresi ringan atau sedang
5. Gangguan afektif bipolar episode kini depressi berat tanpa gejala
psikotik
6. Gangguan afektif bipolar episode kini depressi berat dengan gejala
psikotik
7. Gangguan afektif bipolar episode kini campuran
8. Gangguan afektif bipolar saat ini remisi
9. Gangguan afektif bipolar lainnya
10. Gangguan afektif bipolar YTT
39
dan waktu lain berupa penurunan afek (Depresi). Yang khas ada
penyembuhan sempurna antar episode.
Kedua episode terjadi setelah terjadinya stress atau trauma mental lain.
40
G. Tilikan
Derajat I (penyangkalan) pasien skizofrenia paranoid
Derajat II (ambigu)
Derajat III (sadar, melemparkan kesalahan kepada orang/ hal lain):
Derajat IV ( sadar, tidak mengetahui penyebab)
Derajat V (tilikan intelektual)
Derajat VI (tilikan emosional sesungguhnya)
I. Discriminative Judgement :
Judgment tes : terganggu
Judgment sosial : terganggu
41
Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk
mania tanpa gejala psikotik (F30.1); dan
Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain
(hipomanik, manik, depresif, atau campuran) di masa
lampau.
TERAPI Penatalaksanaan
A. Farmakoterapi
Antipsikotik atipikal atau tipikal
Mood stabilizer
B. Non Farmakoterapi
ECT
42
C. Psikoterapi
Psikoedukasi, Psikoterapi suportif
43
MODUL 7
4. Iritabilitas
5. Ketegangan otot
45
penyakit serius ( seperti pada hipokondriasis) serta kecemasan
dan kekhawatiran tidak terjadi semata-mata selama gangguan
stres pasca trauma
e. Kecemasan, kekhawatiran atau gejala fisik menyebabkan
penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan pada
fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lain
f. Gangguan yang terjadi adalah bukan karena efek
fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya penyalahgunaan zat,
medikasi) atau kondisi medis umum (misalnya hipertiroidisme)
dan tidak terjadi semata-mata selama suatu gangguan mood,
gangguan psikotik atau gangguan perkembangan pervasif
Gangguan Ansietas Menyeluruh
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS 1. gangguan somatoform
BANDING
2. gangguan afektif
TERAPI
TERAPI
Psikoterapi
Benzodiazepin
Buspiron
SSRI
MODUL 8
GANGGUAN PANIK
BAGIAN PSIKIATRI
FK UNAND
SUB TOPIK : GANGGUAN KOMPETENSI : 3A
TOPIK : PANIK
GANGGUAN
ANSIETAS Serangan Panik (Panic Attack) ditandai dengan suatu periode
PENGERTIAN ketakutan yang berat atau ketidaknyamanan, di mana empat (atau
lebih) gejala berikut berkembang tiba-tiba dan mencapai
puncaknya dalam waktu 10 menit, antara lain;
1) palpitasi, jantung berdebar, atau detak jantung dipercepat
2) berkeringat
5) perasaan tersedak
47
terpisah dari diri sendiri)
48
DAN PSIKIATRI Psikomotor : tidak bisa duduk tenang, agak gelisah
Pembicaraan : lancar, volume dan artikulasi cukup
Mood : anticipatory anxiety
Afek : luas
Tilikan : derajat 4
Gangguan panik
DIAGNOSIS KERJA
1. Gangguan somatoform
DIAGNOSIS 2. Gangguan Ansietas Menyeluruh
3. Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi
BANDING Pengobatan yang diberikan :
1. Anti anxietas :
TERAPI 49
2. SSRI
3. Psikoterapi
MODUL 9
BAGIAN PSIKIATRI
GANGGUAN SOMATOFORM
FK UNAND
SUB TOPIK: GANGGUAN KOMPETENSI: 4A
TOPIK: SOMATOFORM
GANGGUAN
ANSIETAS Suatu gangguan di mana terdapat keluhan gejala fisik yang
PENGERTIAN berulang yang disertai dengan permintaan pemeriksaan medis,
meskipun sudah berkali kali terbukti hasilnya negatif.
Keluhan gejala fisik yang berulang yang disertai dengan
ANAMNESIS permintaan pemeriksaan medis, meskipun sudah berkali kali
terbukti hasilnya negatif.
Menolak upaya-upaya untuk membahas kemungkinan adanya
penyebab psikologis yang nyata.
1. Banyak keluhan fisik yang tidak dapat dijelaskan atas dasar
PEMERIKSAAN adanya kelainan fisik yang sudah berlangsung sedikitnya 2
FISIK DAN tahun
PSIKIATRI 2. Tidak mau menerima nasehat atau penjelasan dari beberapa
50
dokter bahwa tidak ada keluhan fisik.
3. Terdapat distabilitas dalam fungsinya di masyarakat dan
keluarga yang berkaitan dengan sifat keluhan-keluhan dan
dampak dari perilakunya.
4. Sering menunjukkan perilaku histirionik (mencari perhatian)
51
(seperti gangguan buatan atau pura-pura).
52
Jiwa. 2012. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran
Jiwa/Psikiatri.
3. Sadock BJ, Sadock VA. 2003. Kaplan & Sadocks Synopsis of
Psychiatry. 10th ed. Philadelphia : Lippincont Williams & wilkins,
MODUL 10
RETARDASI MENTAL
SUB TOPIK : RETARDASI KOMPETENSI : 3A
TOPIK MENTAL
PENGERTIAN Menurut International Stastistical Classification of Diseases and
Related Health Problem (ICD-10), Retardasi Mental adalah suatu
keadaan perkembangan mental yang terhenti atau tidak lengkap,
yang terutama ditandai oleh adanya keterbatasan ( impairment)
keterampilan (kecakapan, skills) selama masa perkembangan,
sehingga berpengaruh pada semua tingkat inteligensia yaitu
kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial.
Retardasi mental dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa
atau gangguan fisik lainnya.
ETIOLOGI 1. Faktor Prenatal, ex: kerusakan jaringan otak (infeksi
interakranial atau zat toksis: paralitis epidemika, rubela,
sipilis, toksimia gravidarum); ruda paksa dari/sebab fisik
53
lainnya (sinar X umur 2-3 minggu [mempengaruhi jaringan
otak], usaha melakukan abortus); akibat gangguan
metabolisme atau gizi (malnutrisi ibu hamil);
2. Faktor Natal, ex: asfiksia, anoksia, prematur, trauma lahir.
3. Faktor Post natal, ex: malnutrisi, infeksi otak, trauma otak,
75% faktor sosial-kultural-psikologis (rangsangan kurang
dari pihak orangtua [kasih sayang, perhatian, komunikasi],
keluarga tidak mampu memberi perlindungan terhadap stres
yang terjadi, ibu yang tidak dapat berfungsi [psikosis]
4. Abnormal kromosom dan gen ex: Down Syndrome,
Sindroma Fragile X, Phenylketonuria (PKU) dll
1. Racun yang berasal dari lingkungan ex: Keracunan
timbal, mercuri
2. Konsumsi Alkohol
3. Malnutrisi kehamilan atau saat bayi
4. Penyakit Infeksi
5. Trauma kepala saat bayi
6. Dan lain-lain
54
atau dibawah pada seorang individu melakukan tes IQ.
2. Kekurangan yang terjadi bersamaan atau hendaya yang
muncul pada fungsi adapatif (keefektifan seseorang
dalam memenuhi standar yang diharapkan untuk
usianya oleh kelompok masyarakat) dalam minimal dua
dari bidang berikut: komunikasi, perawatan diri,
pemenuhan kebutuhan hidup, kemampuan
sosial/interpersonal, penggunaan sumber komunitas,
kemandirian, kemampuan fungsi akademik, pekerjaan,
waktu luang, kesehatan, keamanan.
3. Terjadi sebelum umur 18 tahun
DIAGNOSIS KERJA 1. Retardasi Mental Ringan
2. Retardasi Mental Sedang
3. Retardasi Mental Berat
4. Retardasi Mental Sangat Berat
DIAGNOSIS 1. Gangguan belajar
BANDING
2. gangguan pendengaran
3. gangguan penglihatan
4. gangguan bicara
5. cerebral palsy
55
EDUKASI 1. Penjelasan mengenai penyakit pasien.
2. Rencana ,terapi.
Rawat jalan
LAMA
PERAWATAN Quo ad Vitam : Dubia ad Bonam
PROGNOSIS Quo ad Sanationam : Dubia ad Malam
Quo ad Fungsionam : Dubia ad Bonam
MODUL 11
INSOMNIA
BAGIAN PSIKIATRI
FK UNAND SUB TOPIK: INSOMNIA KOMPETENSI: 4A
56
TOPIK:
GANGGUAN
TIDUR Menurut DSM-IV, Insomnia didefinisikan sebagai keluhan dalam
PENGERTIAN hal kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur yang
berlangsung setidaknya satu bulan dan menyebabkan gangguan
signifikan atau gangguan dalam fungsi individu.
Dalam ICD 10, insomnia dibagi menjadi 2 yaitu:
Organik
Non organik
Stres, ansietas, depresi
Etiologi
Penggunaan obat-obatan seperti anti depresan,
kortikosteroid, stimulan (ritalin), obat alergi, obat jantung
dll
Penggunaan nikotin, alkohol, kafein, psikostimulan
Kondisi medis umum: sering buang air kecil, nyeri
kronik, sulit bernafas
Perubahan lingkungan, jadwal kerja, jetlag
57
etiologi insomnia
58
DIAGNOSIS KERJA Insomnia non organik
Non farmakologi
Menerapkan Sleep Hyegiene
TERAPI
Teknik Relaksasi
Teknik kognitif
Farmakologi
Benzodiazepine (Nitrazepam,Trizolam, dan
Estazolam)
Non benzodiazepine (Chloral-hydrate,
Phenobarbital, ramelteon, zolpidem)
1. Penjelasan mengenai penyakit pasien.
59
wilkins,
MODUL 12
60
untuk mendapatkan khasiat yang sama dengan dosis
sebelumnya yang lebih rendah
5. Secara terus menerus menolak minat atau kesenangan
alternatif karena penggunaan zat, memerlukan banyak
eaktu untuk memperoleh zat, menggunakan zat atau
pulih dari efek zat.
6. Tetap menggunakan obat walaupun terbukti jelas akan
konsekuensi buruk/ bahayanya.
Habituasi : Suatu keadaan kebiasaan tanpa disertai adanya
ketergantungan fisik.
BAHAN-BAHAN YANG Alkohol.
DAPAT Gol. Amfetamin.
MENYEBABKAN Gol. Barbiturat dan obat-obat tertentu dengan efek
KETERGANTUNGAN sedasi (fenobarbital, benzodiazepine).
Gol. Cannabis.
Gol. Kokain.
Gol. Halusinogenik.
Gol. Khat.
Gol. Opiat.
Gol. Inhalant.
61
TANDA-TANDA 1. Prestasi sekolah .
KETERGANTUNGA 2. Adanya penyimpangan tingkah laku dari yang biasa:
N ZAT Hilangnya minat untuk bergaul, berolahraga, dsb.
Suka berbohong.
Mengabaikan dirinya sendiri.
Kurang rapi penampilannya.
Suka menyendiri, hilang nafsu makan, selalu mau minum
saja, dsb.
3. Dijumpai keadaan sebagai berikut :
Mudah tersinggung, mudah marah, menarik diri dari
tanggung jawab, penampilan diri semakin tidak teratur,
suka berbuat curang, selalu berteman dengan orang yang
juga melakukan penyalahgunaan zat, suka mencuri di
rumah di sekolah atau di tempat kerja, selalu menghindari
diri dari Eprhatian orang banyak, suka menyendiri di
tempat yang tidak biasa, dll.
62
gangguan mental lainnya.
.
PEMERIKSAAN Laboratorium untuk deteksi zat psikoaktif
PENUNJANG Evaluasi kepribadian
EEG
Brain mapping
CT Scan
KONSULTASI Consultation Liasion Psychiatry
Dokter Spesialis Anestesi
Dokter Spesialis Saraf
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
TERAPI Sesuai dengan zat penyebab\
Penatalaksanaan intoksikasi akut akibat alkohol
ABCD
Naloxone, Flumazenil, Naltrexone
63